BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil studi di kawasan sekitar Jalan Sardjito. Lokasi ini dipengaruhi oleh:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Ruas Jalan A. Data Umum, Kondisi Geometrik, Gambar dan Detail Ukuran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JL. KUPANG INDAH JL. RAYA KUPANG JAYA JL. DUKUH KUPANG UTARA 1 SURABAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari analisis simpang empat bersinyal Jl.Yos Sudarso Jl.Pahlawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas perekonomian terus meningkat begitu pula dengan aktifitas kendaraan guna

EVALUASI KINERJA DAN KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL JL.EMBONG MALANG JL.TIDAR & JL.BLAURAN JL.KEDUNG DORO DAN JL.BLAURAN JL.BUBUTAN & JL.

Mulai. Studi pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Survei pendahuluan. Pelaksanaan survei dan pengumpulan data Rekapitulasi data

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan transportasi. Akibatnya terjadilah peningkatan pengguna jaringan. hambatan bila tidak ditangani secara teknis.

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisa Kinerja Simpang Bersinyal Pingit Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Observasi awal. Proposal disetujui. Ya Survei Pendahuluan

BATASAN MASALAH. Arah pergerakan lalu lintas adalah sama dengan existing. Ruas jalan, persimpangan dan jalinan yang ditinjau adalah sekitar lokasi

SIMPANG TANPA APILL. Mata Kuliah Teknik Lalu Lintas Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pembangunan suatu daerah maka semakin ramai pula lalu

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Kondisi Lingkungan Jalan Simpang Bersinyal Gejayan KODE PENDEKAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rencana pelaksanaan tugas akhir Analisa Simpang Bersinyal di Jl.Cideng dimulai

TINJAUAN KINERJA PERSIMPANGAN PRIORITAS KAMPUNG KALAWI KOTA PADANG (Studi Kasus: Simpang Tiga Kampung Kalawi)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bergerak bersamaan. Persimpangan pun menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan

ANALISIS LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (STUDI KASUS PADA PERTIGAAN JALAN AHMAD YANI, KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR) Laporan Tugas Akhir

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SECARA TEORITIS DAN PRAKTIS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMPANG PINGIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2.1 ANALISIS DAN OPTIMALISASI SIMPANG

BAB I PENDAHULUAN. instansi swasta, pemerintahan, pendidikkan, dan perbelanjaan yang memiliki

EVALUASI KINERJA SIMPANG HOLIS SOEKARNO HATTA, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktifitas suatu kota menyebabkan peningkatan pergerakan orang dan

BAB III LANDASAN TEORI. lebih sub-pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Masukan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 6 (Enam)

ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JALAN KALIGARANG JALAN KELUD RAYA JALAN BENDUNGAN RAYA

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

ANALISIS KINERJA SIMPANG TIGA PADA JALAN KOMYOS SUDARSO JALAN UMUTHALIB KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KINERJA JALINAN JALAN IMAM BONJOL-YOS SOEDARSO PADA BUNDARAN BESAR DI KOTA PALANGKA RAYA

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

BAB IV METODE PENELITIAN

ALTERNATIF (Waktu Sinyal Manajemen Lalu Lintas)

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB 4 ANALISIS DATA. 1) Pergerakan yang menuju luar kota Tangerang (Batu Ceper, Bandara, Kober, Kota Bumi dan sekitarnya) maupun sebaliknya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kinerja bundaran tidak bersinyal

PENGARUH PEMBALIKAN ARAH ARUS LALU LINTAS TERHADAP KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Simpang Nonongan Kota Surakarta)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Ada banyak tujuan dilakukannya pengaturan simpang sebagai berikut:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sistem transportasi berperan sangat penting dalam perkembangan dan

ANALISIS PANJANG ANTRIAN SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 (STUDI KASUS SIMPANG GAPLEK JALAN R.E MARTADINATA,TANGERANG SELATAN)

BAB III METODA PENELITIAN. pengamatan langsung dilapangan dengan maksud untuk mengetahui :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi kinerja simpang tiga Jl. A. Yani Jl. Pangeran Antasari

KAJIAN KEBUTUHAN LAMPU LALU LINTAS PADA SIMPANG 6 KUTABLANG LHOKSEUMAWE

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN PASURUAN)

STUDI KINERJA SIMPANG LIMA BERSINYAL ASIA AFRIKA AHMAD YANI BANDUNG

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus Jalan Persatuan - Jalan Terban - Jalan C Simanjuntak Jalan Prof. Dr. Sardjito, Yogyakarta)

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

GITA VINDI HARDIANIDA

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 SIMPANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Pilot Survey (Survey Pendahuluan) Reduksi dan Kompilasi Data Lalu lintas

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (16-21)

ANALISA KINERJA LALU LINTAS SIMPANG BERSINYAL, STUDI KASUS SIMPANG EMPAT SRIKANDI DAN SIMPANG TIGA KARANGJATI, KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

KINERJA LALU LINTAS JALAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL EMPAT LENGAN PATUNG KUDA PAAL DUA MANADO. Johanis E. Lolong ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN LALU LINTAS DENGAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL

MANAJEMEN LALU-LINTAS DAN EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jl. Semolowaru-Jl. Klampis Semolo Timur-Jl.Semolowaru- Jl.

diperoleh nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,73 dan tundaan (D) simpang

BAB III LANDASAN TEORI Kondisi geometri dan kondisi lingkungan. memberikan informasi lebar jalan, lebar bahu, dan lebar median serta

STUDI ARUS JENUH PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL JALAN ACEH JALAN BANDA BANDUNG

ANALISIS BUNDARAN PADA SIMPANG EMPAT JALAN A. YANI KM 36 DI BANJARBARU. Rosehan Anwar 1)

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

PERENCANAAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JALAN SULTAN HASANUDIN DAN JALAN ARI LASUT MENGGUNAKAN METODE MKJI

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi kinerja Ruas Jalan Prof. dr. Sardjito, Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM dan Simpang Bersinyal Jetis menggunakan metode survey traffic counting dan mengevaluasi menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: A. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja Ruas Jalan Prof. dr. Sardjito yaitu kondisi geometrik, volume lalu lintas, kapasitas jalan dan derajat kejenuhan. Karena faktor tersebut dapat mempengaruhi penilaian pelayanan ruas jalan, dimana apabila volume arus lalu lintas tinggi, kapasitas jalan rendah maka derajat kejenuhan akan tinggi. B. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM yaitu kondisi geometrik, kondisi lingkungan, volume lalu lintas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan panjang antrian dan tundaan. Karena faktor tersebut dapat mempengaruhi penilaian pelayanan simpang, dimana apabila volume arus lalu lintas tinggi, kapasitas jalan rendah maka derajat kejenuhan akan tinggi dan mengakibatkan tundaan dan antrian akan tinggi C. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja Simpang Bersinyal Jetis yaitu kondisi geometrik, kondisi lingkungan, volume lalu lintas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan panjang antrian dan tundaan. Karena faktor tersebut dapat mempengaruhi penilaian pelayanan simpang, dimana apabila volume arus lalu lintas tinggi, kapasitas jalan rendah 87

88 maka derajat kejenuhan akan tinggi dan mengakibatkan tundaan dan antrian akan tinggi 2. Hasil dari penelitian: A. Berdasarkan faktorfaktor yang mempengaruhi Ruas Jalan Prof. dr. Sardjito, maka diperolehlah hasil sebagai berikut: 1. Hari Sabtu Arus lalu lintas 1069.734 smp/jam Kapasitas 2864 smp/jam Derajat kejenuhan 0.374 termasuk tingkat pelayanan B berarti baik seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.17 2. Hari Senin Arus lalu lintas 1036.666 smp/jam Kapasitas 2864 smp/jam Derajat kejenuhan 0.362 termasuk tingkat pelayanan B berarti baik seperti yang dijelaskan pada Tabel 3.17 B. Berdasarkan faktorfaktor yang mempengaruhi Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM, maka diperolehlah hasil sebagai berikut: 1. Hari Sabtu a. Arus lalu lintas pada lengan Utara 770 smp/jam, pada lengan Timur 901 smp/jam, pada lengan Barat 519 smp/jam. b. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 0.881, pada lengan Timur 0.700, pada lengan Barat 0.984. c. Panjang antrian pada lengan Utara 98 m, pada lengan Timur 140 m, pada lengan Barat 169 m. d. Tundaan ratarata pada lengan Utara 59.993 det/smp, pada lengan Timur 5.601det/smp, pada lengan Barat 69.176det/smp. e. Nilai tundaan simpang 35.1det/smp sehingga tingkat pelayanan D seperti Tabel 3.9

89 2. Hari Senin a. Arus lalu lintas pada lengan Utara 833 smp/jam, pada lengan Timur 1349 smp/jam, pada lengan Barat 5617 smp/jam. b. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 0.962, pada lengan Timur 1.003, pada lengan Barat 1.188. c. Panjang antrian pada lengan Utara 123 m, pada lengan Timur 280 m, pada lengan Barat 311 m. d. Tundaan ratarata pada lengan Utara 82.837 det/smp, pada lengan Timur 55.581 det/smp, pada lengan Barat 374.269 det/smp. e. Nilai tundaan simpang 124.2 det/smp sehingga tingkat pelayanan F seperti Tabel 3.9 C. Berdasarkan faktorfaktor yang mempengaruhi Simpang Bersinyal Jetis, maka diperolehlah hasil sebagai berikut: 1. Hari Sabtu a. Arus lalu lintas pada lengan Utara 467 smp/jam, pada lengan Selatan 695 smp/jam, pada lengan Timur 426 smp/jam, pada lengan Barat 534 smp/jam. b. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 0.818, pada lengan Selatan 0.714, pada lengan Timur 1.176, pada lengan Barat 1.216. c. Panjang antrian pada lengan Utara 88 m, pada lengan Selatan 90 m, pada lengan Timur 330 m, pada lengan Barat 233 m. d. Tundaan ratarata pada lengan Utara 53.283 det/smp, pada lengan Selatan 6.538 det/smp, pada lengan Timur 362.284 det/smp, pada lengan Barat 417.104 det/smp. e. Nilai tundaan simpang 172.5 det/smp sehingga tingkat pelayanan F seperti Tabel 3.9

90 2. Hari Senin a. Arus lalu lintas pada lengan Utara 729 smp/jam, pada lengan Selatan 866 smp/jam, pada lengan Timur 663 smp/jam, pada lengan Barat 503 smp/jam. b. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 1.291, pada lengan Selatan 0.864, pada lengan Timur 1.764, pada lengan Barat 1.076. c. Panjang antrian pada lengan Utara 280 m, pada lengan Selatan 185 m, pada lengan Timur 233 m, pada lengan Barat 147 m. d. Tundaan ratarata pada lengan Utara 599.983 det/smp, pada lengan Selatan13.17 det/smp, pada lengan Timur 1408.724 det/smp, pada lengan Barat 188.391 det/smp. e. Nilai tundaan simpang 447.8 det/smp sehingga tingkat pelayanan F seperti Tabel 3.9 3. Mengingat sudah tidak maksimalnya Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM dan Simpang Bersinyal Jetis maka diperlukan alternatif dengan sebagai berikut: A. Alternatif 1 (Perancangan Ulang Waktu Siklus) Tabel 6.1 Perancangan Ulang Waktu Siklus KONDISI EKSISTING ALTERNATIF 1 KODE PENDEKAT HARI HARI HARI HARI SABTU SENIN SABTU SENIN SIMPANG BERSINYAL MIROTA KAMPUS UGM WAKTU SIKLUS UTARA 25 25 25 25 TIMUR 50 50 50 50 BARAT 25 25 30 30

91 a. Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM pada Hari Sabtu 1. Arus lalu lintas pada lengan Utara 770 smp/jam, pada lengan Timur 901 smp/jam, pada lengan Barat 519 smp/jam. 2. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 0.919, pada lengan Timur 0.730, pada lengan Barat 0.856. 3. Panjang antrian pada lengan Utara 105 m, pada lengan Timur 144 m, pada lengan Barat 124 m. 4. Tundaan ratarata pada lengan Utara 70.248 det/smp, pada lengan Timur 6.251 det/smp, pada lengan Barat 17.858 det/smp. 5. Nilai tundaan simpang 27.8 det/smp sehingga tingkat pelayanan D seperti Tabel 3.9 b. Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM pada Hari Senin 1. Arus lalu lintas pada lengan Utara 833 smp/jam, pada lengan Timur 1349 smp/jam, pada lengan Barat 5617 smp/jam. 2. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 1.004, pada lengan Timur 1.046, pada lengan Barat 1.033. 3. Panjang antrian pada lengan Utara 150 m, pada lengan Timur 280 m, pada lengan Barat 244 m. 4. Tundaan ratarata pada lengan Utara 118.882 det/smp, pada lengan Timur 112.398 det/smp, pada lengan Barat 118.024 det/smp. 5. Nilai tundaan simpang 107.1 det/smp sehingga tingkat pelayanan F seperti Tabel 3.9

92 Tabel 6.2 Perancangan Ulang Waktu Siklus KONDISI EKSISTING ALTERNATIF 1 KODE PENDEKAT HARI HARI HARI HARI SABTU SENIN SABTU SENIN SIMPANG BERSINYAL JETIS WAKTU SIKLUS UTARA 21 21 21 21 SELATAN 30 30 30 30 TIMUR 16 16 20 20 BARAT 15 15 20 20 c. Simpang Jetis pada Hari Sabtu 1. Arus lalu lintas pada lengan Utara 467 smp/jam, pada lengan Selatan 695 smp/jam, pada lengan Timur 426 smp/jam, pada lengan Barat 534 smp/jam. 2. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 0.890, pada lengan Selatan 0.777, pada lengan Timur 1.024, pada lengan Barat 0.992. 3. Panjang antrian pada lengan Utara 104 m, pada lengan Selatan 100 m, pada lengan Timur 185 m, pada lengan Barat 127 m. 4. Tundaan ratarata pada lengan Utara 70.038 det/smp, pada lengan Selatan 8.773 det/smp, pada lengan Timur 120.309 det/smp, pada lengan Barat 74.112 det/smp. 5. Nilai tundaan simpang 55 det/smp sehingga tingkat pelayanan E seperti Tabel 3.9 d. Simpang Jetis pada Hari Senin 1. Arus lalu lintas pada lengan Utara 729 smp/jam, pada lengan Selatan 866 smp/jam, pada lengan Timur 663 smp/jam, pada lengan Barat 503 smp/jam.

93 2. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 1.405, pada lengan Selatan 0.940, pada lengan Timur 15.35, pada lengan Barat 0.878. 3. Panjang antrian pada lengan Utara 280 m, pada lengan Selatan 153 m, pada lengan Timur 350 m, pada lengan Barat 80 m. 4. Tundaan ratarata pada lengan Utara 811.210 det/smp, pada lengan Selatan 27.58 det/smp, pada lengan Timur 994.361 det/smp, pada lengan Barat 22.148 det/smp. 5. Nilai tundaan simpang 389.6 det/smp sehingga tingkat pelayanan F seperti Tabel 3.9: B. Alternatif 2 (Penambahan Lebar Efektif dan Perancangan Ulang Waktu Siklus) Tabel 6.3 Penambahan Lebar Efektif dan Perancangan Ulang Waktu Siklus KONDISI EKSISTING ALTERNATIF 2 KODE PENDEKAT HARI HARI HARI HARI SABTU SENIN SABTU SENIN SIMPANG BERSINYAL MIROTA KAMPUS UGM WAKTU SIKLUS UTARA 25 25 25 25 TIMUR 50 50 50 50 BARAT 25 25 30 30 LEBAR EFEKTIF UTARA 8 8 9 9 TIMUR 5 5 6.2 6.2 BARAT 4.5 4.5 5.5 5.5

94 a. Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM pada Hari Sabtu 1. Arus lalu lintas pada lengan Utara 770 smp/jam, pada lengan Timur 901 smp/jam, pada lengan Barat 519 smp/jam. 2. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 0.871, pada lengan Timur 0.589, pada lengan Barat 0.700. 3. Panjang antrian pada lengan Utara 95 m, pada lengan Timur 136 m, pada lengan Barat 107 m. 4. Tundaan ratarata pada lengan Utara 55.688 det/smp, pada lengan Timur 4.208 det/smp, pada lengan Barat 6.870 det/smp. 5. Nilai tundaan simpang 20.2 det/smp sehingga tingkat pelayanan C seperti Tabel 3.9 b. Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM pada Hari Senin 1. Arus lalu lintas pada lengan Utara 833 smp/jam, pada lengan Timur 1349 smp/jam, pada lengan Barat 5617 smp/jam. 2. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 0.893, pada lengan Timur 0.844, pada lengan Barat 0.845. 3. Panjang antrian pada lengan Utara 108 m, pada lengan Timur 240 m, pada lengan Barat 142 m. 4. Tundaan ratarata pada lengan Utara 63.385 det/smp, pada lengan Timur 8.891 det/smp, pada lengan Barat 14.440 det/smp. 5. Nilai tundaan simpang 24.4 det/smp sehingga tingkat pelayanan C seperti Tabel 3.9

95 Tabel 6.4 Penambahan Lebar Efektif dan Perancangan Ulang Waktu KODE PENDEKAT Siklus KONDISI EKSISTING ALTERNATIF 2 HARI SABTU HARI SENIN HARI SABTU HARI SENIN SIMPANG BERSINYAL JETIS WAKTU SIKLUS UTARA 21 21 21 21 SELATAN 30 30 30 30 TIMUR 16 16 20 20 BARAT 15 15 20 20 LEBAR EFEKTIF UTARA 5 5 7.5 7.5 SELATAN 6 6 7 7 TIMUR 4 4 7 7 BARAT 6 6 7 7 c. Simpang Jetis pada Hari Sabtu 1. Arus lalu lintas pada lengan Utara 467 smp/jam, pada lengan Selatan 695 smp/jam, pada lengan Timur 426 smp/jam, pada lengan Barat 534 smp/jam. 2. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 0.593, pada lengan Selatan 0.666, pada lengan Timur 0.585, pada lengan Barat 0.850. 3. Panjang antrian pada lengan Utara 65 m, pada lengan Selatan 97 m, pada lengan Timur 63 m, pada lengan Barat 93 m. 4. Tundaan ratarata pada lengan Utara 45.711 det/smp, pada lengan Selatan 5.478 det/smp, pada lengan Timur 4.531 det/smp, pada lengan Barat 16.812 det/smp. 5. Nilai tundaan simpang 19.3 det/smp sehingga tingkat pelayanan C seperti Tabel 3.9

96 d. Simpang Jetis pada Hari Senin 1. Arus lalu lintas pada lengan Utara 729 smp/jam, pada lengan Selatan 866 smp/jam, pada lengan Timur 663 smp/jam, pada lengan Barat 503 smp/jam. 2. Derajat kejenuhan pada lengan Utara 0.937, pada lengan Selatan 0.806, pada lengan Timur 0.877, pada lengan Barat 0.753.. 3. Panjang antrian pada lengan Utara 123 m, pada lengan Selatan 127 m, pada lengan Timur 100 m, pada lengan Barat 80 m. 4. Tundaan ratarata pada lengan Utara 74.739 det/smp, pada lengan Selatan 9.076 det/smp, pada lengan Timur 17.805 det/smp, pada lengan Barat 9.240 det/smp. 5. Nilai tundaan simpang 23.9 det/smp sehingga tingkat pelayanan C seperti Tabel 3.9 4. Keadaan lalu lintas yang ada disekitar Jalan Prof. dr. Sardjito tidak berpengaruh besar atas berpindahnya Pembangunan Apartemen Taman Melati dikarenakan pada kondisi eksisting kondisi lalu lintas memang tidak terlalu baik tetapi bisa dilakukan perbaikan dengan perancangan ulang waktu siklus dan penambahan lebar efektif. 6.2 Saran Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan pada Ruas Jalan Prof.dr. Sardjito, Simpang Bersinyal Mirota Kampus UGM dan Simpang Bersinyal Jetis disarankan: A. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan evaluasi dengan metode dan referensi lain selain MKJI 1997 karena metode ini sudah terlalu lama dan sudah mulai tidak sesuai dengan kondisi saat ini.

97 B. Untuk penelitian yang akan datang sebaiknya dilakukan dengan program komputer yang dapat menampilkan hasil visual sehingga bisa dilihat konflik yang terjadi dan melihat pergerakan kendaraan. C. Untuk instansi terkait dilakukan evaluasi kinerja untuk simpang bersinyal yang ada.