BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan dan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan sebagai dasar peningkatan produktivitas perusahaan pada periode berikutnya. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat perbedaan performance pekerja shift pagi dan shift malam yang diukur dari output pekerja dan prosentase working pekerja. Pekerja shift pagi rata-rata memiliki output dan prosentase working yang lebih besar dibandingkan pekerja shift malam. 2. Penyebab dari perbedaan performance pekerja shift pagi dan shift malam adalah keluhan-keluhan yang dikelompokkan dalam empat kriteria, yaitu faktor fisik, fakor psikis, faktor sosial, dan faktor lingkungan. 3. Metode AHP dengan software Expert Choice memberikan hasil bobot untuk tingkat pengaruh masing-masing kriteria faktor keluhan. Untuk shift pagi secara berurutan mulai dari faktor keluhan yang paling berpengaruh memiliki bobot : faktor fisik (0.459), faktor lingkungan (0.322), faktor sosial (0.176), dan faktor psikis (0.043). Sedangkan untuk shift malam secara berurutan mulai dari faktor keluhan yang paling berpengaruh memiliki bobot : faktor fisik (0.445), faktor sosial (0.316), faktor lingkungan (0.178), dan faktor psikis (0.061). Dengan demikian yang paling mempengaruhi performance pekerja shift pagi maupun shift malam adalah faktor keluhan fisik. 109
110 4. Faktor keluhan fisik shift pagi dibagi lagi menjadi beberapa sub kriteria keluhan yang masing- masing memiliki bobot : lelah (0.226), mengantuk (0.158), dan menderita penyakit akibat bekerja shift (0.074). Dengan demikian keluhan adanya lelah memberikan pengaruh paling besar terhadap performance pekerja shift pagi karena memiliki bobot yang terbesar. 5. Faktor keluhan fisik shift malam juga dibagi lagi menjadi beberapa sub kriteria keluhan yang masing- masing memiliki bobot : lelah (0.161), mengantuk (0.244), dan menderita penyakit akibat bekerja shift (0.04). Dengan demikian performance pekerja shift malam sangat dipengaruhi oleh keluhan mengantuk yang mempunyai bobot paling besar. 6. Dari segi lingkungan kelelahan diakibatkan oleh suhu udara yang terlalu panas, dan suasana kerja yang monoton. Dari segi metode penyebabnya adalah adanya jam lembur dan rotasi kerja yang terlalu panjang sedangkan dari segi manusia lelah disebabkan oleh kurang waktu istirahat, beban kerja berlebih, aktivitas kerja lain di siang / malam hari, badan tidak fit, dan kurang tidur. 7. Untuk keluhan mengantuk, penyebab dari segi lingkungan adalah suasana kerja yang monoton dan suasana kerja di malam hari yang lebih sepi. Sedangkan dari segi metode diakibatkan oleh metode kerja yang monoton dan dari segi manusia diakibatkan oleh kurang tidur dan bosan. 8. Perancangan shift kerja sebagai rekomendasi perbaikan meliputi perubahan dalam hal panjang rotasi, durasi jam kerja tiap shift, jumlah hari libur (dayoff) setiap minggunya, adanya treatment khusus untuk pekerja, dan jumlah jam lembur tiap shift 9. Pada rekomendasi perancangan shift kerja yang baru panjang rotasi diubah jadi tiap satu minggu, durasi jam kerja menjadi 8 jam sehari sehingga waktu pulang menjadi mundur satu jam, jumlah hari libur (dayoff) menjadi dua hari setiap minggu, treatment khusus yang diberikan yaitu food intake selama 15
111 menit (rest pause), dan hari lembur diubah menjadi maksimal 3 jam setiap harinya. 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan sebagai masukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut adalah : 1. Untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya dilakukan implementasi shift kerja hasil rancangan sehingga bisa diketahui apakah keluhan-keluhan yang selama ini dirasakan dapat mempengaruhi performance pekerja shift dapat terakomodasi dan apakah penerapan shift kerja baru hasil perancangan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan 2. Penjadwalan shift kerja melalui media sistem informasi akan lebih baik lagi jika mempertimbangkan banyak variabel yang bersifat dinamis sehingga bisa digunakan dalam berbagai kondisi.
DAFTAR PUSTAKA Costa, Giovanni (1996). The Impact of Shift and Night Work on Health. Applied Ergonomics Vol 27, No. 1, pp. S/6. Grandjean, E (1986). Fitting The Task To The Man : An ergonomic Approach. Taylor and Francis, London and Philadelphia. Kroemer, K.H.E, Kroemer H.B, dan Kroemer-Elbert, K.E (1994). Ergonomics, How to Design for Ease and Efficiency. Prentice International Hall, Inc., New Jersey. Kurniawan, I Gede Wahyu Antara (2004). Dampak Night and Shift Works terhadap Kesehatan Tubuh. (Studi Kasus pada Karyawan Hotel KPH Bali). Proceeding Seminar Nasional Ergonomi 2, buku 1 hal 86-92. Kurniawati, Tri (2004). Manajemen Shift Kerja (Studi Kasus Departemen Heavy Maintenance PT Merpati Maintenance Facility). Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Rosa, Roger R dan Colligan, Michael J (1997). Plan Language about Shift Work. U.S Department of Health and Human Services, Public Health Service, Centers for Disease Control and Prevention, National Institute for Occupational Safety and Health, Cincinnati, Ohio. Singarimbun, Masri, dan Effendi, Sofian (1989). Metode Penelitian Survai. PT Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta. Shifts : Health Effect and Solution. Occupational Health Clinics for Ontario Workers Inc. <URL:http://www.ohcow.on.ca>. 113
114 Tarrayi, Fariborz dan Smith, James L (1997). Occupational Ergonomics, Principle and Application. Chapman and Hall, UK. Undang-undang Republik Indonesia no. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Wignjosoebroto, Sritomo (2000). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Penerbit Guna Widya, Surabaya.