BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

Organisasi di PT. Telkom Indonesia Witel Solo

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

Bab IV Analisis dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adversity Quotient dan Problem Focused Coping berdasarkan jenis

ABSTRAK. Kata kunci : Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, Kinerja Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. umum, dan dianggap memiliki tingkat keparahan paling tinggi. Berdasarkan data

BAB 4 Analisis Hasil

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Provinsi dan tercatat kedalam Rumah Sakit Tipe D. RS ini telah terdaftar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam

BAB III KERANGKA PENELITIAN. bagaimana mekanisme koping lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. : Sense of Purpose dan Dukungan Sosial

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan Rumah Sakit tipe A yang berada di Propinsi Jawa Tengah

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN/SKEMA... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Masalah... 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB 4 ANALISA HASIL Gambaran Umum Responden Penelitian. Deskripsi data responden berdasarkan usia akan dijeleskan pada tabel dibawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Azwar (2012 a, h. 5), penelitian kuantitatif

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

5. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang dioleh

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Doplang, yang beralamat di jalan Bangklean

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. tergantung, adapun variabel-variabel tersebut adalah:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEVIN HENDRO. (Universitas Bina Nusantara) ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN PENELITIAN. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian. Identitas Subjek Frekuensi Presentase.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS SUKMAJAYA KOTA DEPOK TAHUN 2009

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. Analisa Hasil Penelitian. (karyawan yang bekerja di Kantor Cabang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Lhoksukon dan rumah pasien rawat jalan Puskesmas Lhoksukon.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon

BAB 3 METEDOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis. Variabel 2 = Intensitas penggunaan facebook

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. memiliki anak dengan riwayat gangguan skizofrenia

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dimana dalam

BAB IV PENGUJIAN HIPOTESIS. perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian. putra di pondok pesantren Haji Ya qub Lirboyo Kediri.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. anggaran dengan budaya organisasi, gaya kepemimpinan, ketidakpastian

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebar di ke 5 Kabupaten Provinsi D.I. Yogyakarta. Puskesmas Bambang

Total 202 orang 100 %

BAB III METODE PENELITIAN. data, (6) uji instrumen, (7) teknik analisis data dan pengujian hipotesis. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Responden Penelitian Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum responden penelitian berdasarkan data demografis seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan tingkat pendidikan; dan data-data yang berkaitan dengan gangguan spektrum skizofrenia seperti jenis diagnosis, jenis pengobatan, lama responden mengalami gangguan, dan apakah responden pernah mengalami perawatan di rumah sakit atau tidak. Gambaran umum responden secara lengkap dapat dilihat pada tabel 10 dan 11. Responden dalam penelitian ini adalah individu yang memiliki gangguan spektrum skizofrenia. Jumlah responden sebanyak 58 orang dengan rentang usia 18 51 tahun. Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki, yaitu sebanyak 69% (n = 40), sedangkan perempuan hanya sebanyak 31% (n = 18). Sebagian besar responden dalam penelitian ini berada pada rentang usia young adulthood, yaitu sebanyak 81% (n = 47), sisanya berada pada rentang usia emerging adulthood sebanyak 5.2% (n = 3) dan middle adulthood sebanyak 13.8% (n = 8). Mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA dan S1, masing-masing sebanyak 39.7% (n = 23). Responden dalam penelitian ini lebih banyak yang tidak bekerja, yaitu sebanyak 31% (n = 18). Berdasarkan jenis diagnosa, sebagian besar responden memiliki gangguan skizofrenia, sebanyak 70.7% (n = 41). Mayoritas responden mendapatkan pengobatan dengan obat-obatan, yaitu sebanyak 65.5% (n = 38) dan mengalami 28

gangguan selama 6 10 tahun, yaitu sebanyak 28% (n = 17), selama 0 5 tahun sebanyak 25.9% (n = 15) dan selama 11 15 tahun sebanyak 20.7% (n = 12). Sebagian besar responden pernah mengalami perawatan di rumah sakit, yaitu sebanyak 65.5% (n = 38). 1.2. Analisis Deskriptif 1.2.1. Analisis Deskriptif Kualitas Hidup Table 1 Deskripsi Skor Kualitas Hidup Kualitas Hidup Perolehan Harapan X tinggi 104 150 X rendah 13 0 Mean 66.638 75 Std. Deviation 18.818 25 Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa rata-rata skor perolehan skor kualitas hidup sebesar 66.638, lebih kecil dari skor harapan sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa sampel pada penelitian ini menunjukkan tingkat kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan populasi pada umumnya. 1.2.2. Analisis Deskriptif Strategi Coping Table 2 Analisis Deskriptif Strategi Coping Strategi Coping M (Perolehan) SD (Perolehan) M (Harapan) SD (Harapan) Active Coping 6.603 1.621 3 1 Planning 6.586 1.499 3 1 Positive Reframing 6.500 1.525 3 1 Acceptance 6.810 1.290 3 1 Humor 4.466 1.828 3 1 29

Emotional Support 6.431 1.557 3 1 Instrumental Support 6.103 1.784 3 1 Self-Distraction 6.603 1.498 3 1 Venting 4.897 1.926 3 1 Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan signifikan di antara tipe strategi coping yang digunakan, hanya saja coping humor dan venting lebih jarang digunakan dibandingkan coping lainnya. 1.3. Analisis Data 1.3.1. Hasil Uji Normalitas Berdasarkan hasil perhitungan dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22.0, hasil dari data yang diperoleh memiliki tingkat normalitas.200 >.05. Maka, data yang diperoleh dalam penelitian ini memiliki distribusi normal. 1.3.2. Hasil Uji Validitas Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22.0, alat ukur Self-Report Quality of Life for People with Schizophrenia (SQLS) yang terdiri dari 30 item memiliki validitas yang bergerak di antara.355 sampai dengan.822, dan satu item dinyatakan tidak valid, yaitu item 15 dengan validitas.190. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program yang sama, alat ukur Brief COPE yang memiliki 28 item memiliki validitas yang bergerak di antara.289 sampai dengan.676, dan 9 item dinyatakan tidak valid, yaitu item 11, 12, 19, 20, 23, 24, 25, 26, dan 28. 30

1.3.3. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22.0. Berdasarkan hasil perhitungan, alat ukur SQLS memiliki reliabilitas.923 dan alat ukur Brief COPE memiliki reliabilitas.677. Jika item yang dinyatakan tidak valid dihapuskan, maka reliabilitas alat ukur SQLS menjadi.926 dan alat ukur Brief COPE menjadi.818. 1.3.4. Uji Korelasi Uji korelasi dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antar variabel. Adapun hasil perhitungan uji korelasi dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22.0 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara strategi coping dan kualitas hidup sebesar r =.344 (p <.01). Selanjutnya, uji korelasi dilakukan terhadap kualitas hidup dan jenis strategi coping yang merupakan dimensi dari Brief COPE, dan hasilnya adalah sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara active coping dan kualitas hidup sebesar r =.462 (p <.01). 2. Ada hubungan yang signifikan antara planning dan kualitas hidup sebesar r =.284 (p <.05). 3. Ada hubungan yang signifikan antara positive reframing dan kualitas hidup sebesar r =.462 (p <.01). 4. Ada hubungan yang signifikan antara acceptance dan kualitas hidup sebesar r =.522 (p <.01). 31

5. Tidak ada hubungan yang signifikan antara humor dan kualitas hidup sebesar r =.00 (p >.01). 6. Ada hubungan yang signifikan antara using emotional support dan kualitas hidup sebesar r =.296 (p <.05). 7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara using instrumental support dan kualitas hidup sebesar r =.128 (p >.01). 8. Ada hubungan yang signifikan antara self-distraction dan kualitas hidup sebesar r = 274 (p <.05). 9. Ada hubungan yang signifikan antara venting dan kualitas hidup sebesar r =.360 (p <.01). Table 3 Korelasi Kualitas Hidup dan Jenis Strategi Coping Dimensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Quality of Life 2 Active Coping.462 ** 3 Planning.284 *.675 ** 4 Positive Reframing.462 **.479 **.522 ** 5 Acceptance.522 **.592 **.412 **.602 * 6 Humor.000.022.001.016.284 * 7 Emotional Support.296 *.354 **.296*.514 **.452 *.230 8 Instrumental Support.128.312 *.233.361 **.321 *.033.710 ** 9 Self- Distraction.274 *.368 **.363 **.472 **.441 **.152.421 **.423 ** 10 Venting.360 ** -.025.027 -.269 * -.107.188.156.213.095 * p <.05; ** p <.01 32

1.3.5. Uji Regresi Uji regresi dilakukan untuk melihat bagaimana peran strategi coping terhadap kualitas hidup. Berdasarkan hasil uji regresi antara kualitas hidup dan strategi coping, diketahui bahwa strategi coping menjelaskan 11.8% dari varian kualitas hidup (R 2 =.118, F (1, 56) = 7.524, p <.01). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi coping signifikan dengan kualitas hidup (β =.344, p <.05). Table 4 Analisis Regresi Sederhana Kualitas Hidup dengan Strategi Coping Variabel R 2 Β Strategi Coping.118.344 Correlation is significant at the 0.01 1.3.6. Analisis Tambahan Analisiss tambahan ini dilakukan untuk melihat perbedaan kualitas hidup berdasarkan data demografis dan karakteristik klinis yang berkaitan dengan gangguan. 1.3.6.1. Uji beda berdasarkan usia Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara individu yang berada dalam rentang usia emerging adulthood (M = 44, SD = 18.52), young adulthood (M = 68.83, SD = 17.00), dan middle age (M = 62.25, SD = 24.71) terhadap kualitas hidup. Begitu juga terhadap strategi coping yang digunakan, tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan rentang usia emerging adulthood (M = 52.67, SD = 6.81), young adulthood (M = 55.51, SD = 6.60), dan middle age (M = 52.88, SD = 17.06), baik secara keseluruhan maupun setiap strategi coping. 33

1.3.6.2. Uji beda berdasarkan jenis pengobatan Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan terhadap kualitas hidup, berdasarkan jenis pengobatan dengan obat-obatan (M = 66.39, SD = 19.18), terapi (M = 35, SD = 0), obat dan terapi (M = 70.19, SD = 16.59, dan tidak diketahui (M = 61.33, SD = 24.09). Begitu juga terhadap strategi coping yang digunakan, baik secara keseluruhan maupun setiap jenis coping, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis pengobatan dengan obat-obatan (M = 53.92, SD = 9.51), terapi (M = 56, SD = 0), obat dan terapi (M =57.63, SD = 6.45), dan tidak diketahui (M = 54.33, SD = 6.03). 1.3.6.3. Uji beda berdasarkan lama gangguan Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan terhadap kualitas hidup, berdasarkan lama gangguan dengan rentang 0 5 tahun (M = 62.13, SD = 24.06), 6 10 tahun (M = 68.59, SD = 19.57), 11 15 tahun (M = 65.33, SD = 17.70), 16 20 tahun (M = 68.00, SD = 10.38), 21 25 tahun (M = 83.00, SD = 6.56), 31 35 tahun (M = 61.00, SD = 16.97). Begitu juga terhadap strategi coping yang digunakan, baik secara keseluruhan maupun setiap strategi coping yang digunakan, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan berdasarkan lama gangguan dengan rentang rentang 0 5 tahun (M = 53.93, SD = 11.96), 6 10 tahun (M = 56.12, SD = 7.71), 11 15 tahun (M = 54.42, SD = 3.99), 16 20 tahun (M = 54.44, SD = 8.19), 21 25 tahun (M = 52.33, SD = 12.50), 31 35 tahun (M = 63.50, SD = 3.54). 34

1.3.6.4. Uji Beda Berdasarkan Perawatan Rumah Sakit Berdasarkan pertanyaan mengenai pernah atau tidaknya pasien mengalami perawatan di rumah sakit, hasil uji beda menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap kualitas hidup individu yang pernah mengalami perawatan di rumah sakit (M = 71.34, SD = 14.13) dan yang tidak pernah mengalami perawatan di rumah sakit (M = 57.70, SD = 23.35). Sedangkan hasil uji beda terhadap strategi coping yang digunakan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan, baik secara keseluruhan maupun setiap strategi coping yang digunakan berdasarkan pernah (M = 55.42, SD = 6.85) dan tidak pernah (M = 54.20, SD = 11.34) mengalami perawatan di rumah sakit. 1.4. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peran strategi coping terhadap kualitas hidup. Namun, sebelumnya peneliti melakukan uji korelasi untuk melihat apakah terdapat hubungan di antara strategi coping dan kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antar variabel, yaitu terdapat hubungan positif yang signifikan antara strategi coping dan kualitas hidup, artinya semakin baik strategi coping yang digunakan akan meningkatkan kualitas hidup individu. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Holubova dan rekan-rekannya (2015), yang menyatakan bahwa kualitas hidup dan strategi coping memiliki hubungan yang kuat. Hasil uji korelasi juga menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis strategi coping yang memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap kualitas hidup (p 35

< 0.05), yaitu active coping, planning, positive reframing, acceptance, using emotional support, self-distraction, dan venting. Artinya, kualitas hidup akan meningkat jika penggunaan tujuh jenis strategi coping ini juga meningkat. Dengan kata lain, individu akan memiliki kualitas hidup yang baik jika mereka menggunakan jenis strategi coping ini. Sedangkan dua jenis lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup, yaitu jenis coping humor dan using instrumental support. Artinya, kualitas hidup individu tidak mengalami kenaikan atau penurunan dengan menggunakan kedua jenis coping tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara active coping, planning, dan kualitas hidup (Brenner, dkk., 2011; Holubova, dkk., 2015). Selain itu, dalam pembuatan alat ukur COPE Inventory, Carver dan rekan-rekannya (1989) menyebutkan bahwa emotional dan instrumental coping termasuk ke dalam kategori dukungan sosial. Maka, dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa orang dengan gangguan skizofrenia di Indonesia lebih membutuhkan dukungan sosial yang bersifat emosional dibandingkan dengan instrumental, melihat bahwa using instrumental support tidak memiliki hubungan dengan kualitas hidup. Setelah menemukan hubungan di antara kedua variabel penelitian, hasil perhitungan statistik juga menemukan bahwa strategi coping memiliki peran atau kontribusi terhadap kualitas hidup, yaitu sebesar 11.8% dan sisanya ditentukan oleh faktor lain. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Caron dan rekan-rekannya (2005) juga menemukan bahwa coping hanya memiliki kontribusi sebesar 7% dari varian kualitas hidup. 36

Kontribusi yang tidak besar ini bisa disebabkan karena strategi coping bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan kualitas hidup seseorang, khususnya orang dengan gangguan spektrum skizofrenia. Ada banyak faktor yang memengaruhi kualitas hidup individu, di mana berdasarkan Distress/Protection Model of HRQL yang dikemukakan oleh Ritsner dan rekan-rekannya (2000), strategi coping merupakan satu di antara sekian banyak faktor yang memengaruhi kualitas hidup orang dengan gangguan spektrum skizofrenia. Menurut Ritsner (2000, 2007), kualitas hidup merupakan hasil interaksi dari faktor distress dan faktor proteksi, dan strategi coping merupakan salah satu dari faktor proteksi. Melihat bahwa kualitas hidup responden dalam penelitian ini yang lebih kecil dari harapan, maka bisa dikatakan bahwa lebih banyak faktor distress yang memengaruhi kualitas hidup mereka dibandingkan dengan faktor proteksinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Górna dan rekan-rekannya (2008) juga ditemukan bahwa simtom negatif yang berperan paling besar dalam varian kualitas hidup. Walaupun strategi coping bukan merupakan satu-satunya faktor penentu kualitas hidup orang dengan gangguan spektrum skizofrenia, namun dalam penelitian ini strategi coping memiliki peran terhadap kualitas hidup. Maka, penting untuk meningkatkan penggunaan strategi coping yang fungsional dan adaptif guna meningkatkan kualitas hidup orang dengan gangguan spektrum skizofrenia. Dengan usaha peningkatan dalam penggunaan strategi coping yang fungsional, strategi coping diharapkan dapat menjadi faktor proteksi yang baik untuk mengurangi faktor distress sehingga kualitas hidup orang dengan gangguan spektrum skizofrenia bisa menjadi lebih baik. 37

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kualitas hidup dan strategi coping yang digunakan berdasarkan usia, jenis pengobatan, dan lama gangguan. Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kualitas hidup berdasarkan data demografis dan lama gangguan (Chan & Yu, 2004; Hsiung, Pan, Liu, & Chen, 2010; Ritsner, Gibel, & Ratner, 2006) Perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kualitas hidup hanya ditemukan pada pengalaman mereka akan perawatan di rumah sakit. Dari hasil perhitungan, individu yang pernah mengalami perawatan di rumah sakit memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak pernah mengalami perawatan di rumah sakit. Ritsner dan Gibel (2007) mengatakan bahwa pasien yang mengalami perawatan di rumah sakit untuk waktu yang lama lebih mampu untuk mendapatkan stabilitas pada tingkat dan struktur kualitas hidup subjektif. 38