Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik

II. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

II. BAHAN DAN METODE

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Metode pengukuran kadar protein kasar pada pakan, ikan dan feses (Takeuchi, 1988)

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

MATERI DAN METODE. Materi

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

Desikator Neraca analitik 4 desimal

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

MATERI DAN METODE PENELITIAN

4. Total Soluble Carbohydrate (Metode Phenol-AsamSulfat)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

No. Perlakuan. Lampiran 3. Metode Pengukuran gosipol bebas (FAO, 1994)

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Lampiran 1. Data Proyeksi Peningkatan Produksi Patin Nasional

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

Transkripsi:

Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein Media kultur agar yang mengandung kasein 2% disiapkan di dalam cawan petri. Wilayah agar dibagi menjadi 4 bagian (kuadran) yang sama, dan empat buah kertas cakram ditempatkan di bagian tengah setiap kuadran. Sebanyak 0.1 ml kultur cair isolat yang akan diuji dipipet dan diteteskan di satu kertas cakram, sehingga satu cawan petri dapat digunakan untuk 4 isolat yang berbeda. Biakan diinkubasi pada suhu 29 o C selama 24 sampai 48 jam. Jika terjadi proses hidrolisis protein, maka daerah bening akan terlihat di sekeliling koloni mikrob, sebaliknya bila tidak terjadi hidrolisis daerah sekitar koloni tetap berwarna keruh. Diameter wilayah yang dihidrolisis (daerah bening) diukur. lxvii

Lampiran 2. Prosedur analisis aktivitas enzim protease (Bergmeyer dan Graβ1, 1986). Pereaksi Blanko (µl) Standar (µl) Sampel (µl) 1. Buffer phosphat 0.05 M ph 7 250 250 250 2. Substrat kasein 2% (b/v) ph 7 250 250 250 3. Enzim protease - - 50 4. Tirosin standar 5 mmol/l - 50-5. Aquadest 50 - - Di-vortex, kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C selama 10 menit. 6. TCA 0,1 M 500 500 500 7. Aquadest - - 50 8. Enzim protease 50 50 - Di-vortex, kemudian diinkubasi pada suhu 37 o C selama 10 menit lalu disentrifus 6000 g selama 10 menit dengan suhu 4 o C. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 280 nm. Aktivitas enzim dihitung dengan rumus : U = (Abs Sample Abs blanko) x konsentrasi tirosin (mm) x 181 (Abs standar Abs blanko) x waktu inkubasi (menit) x vol. enzim (ml) Di mana : U = aktivitas enzim dalam µg/ (menit.ml) atau unit Abs = absorbansi T = waktu inkubasi (menit) lxviii

Lampiran 3. Prosedur analisis proksimat (kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar serat kasar) mengikuti metode Takeuchi (1988). a. Prosedur analisis kadar air - Cawan dipanaskan pada suhu 110 o C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (A). - Sampel ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam cawan, kemudian ditimbang (B). - Cawan dan sampel dipanaskan tanpa penutup pada suhu 110 o C selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator sampai suhu ruang dan timbang. Proses tersebut diulang sampai beratnya konstan (C). - Kadar air (%) = (B-C) x 100 (B-A) b. Prosedur analisis kadar abu - Cawan porselin dipanaskan pada suhu 600 o C selama 1 jam di dalam muffle furnase, kemudian dibiarkan suhu muffle furnase turun sampai 110 o C, selanjutnya cawan porselin dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (A). - Sampel ditimbang sebanyak 1 sampai 2 gram dan dimasukkan ke dalam cawan, kemudian ditimbang (B). - Cawan porselin dan sample dipanaskan di dalam muffle furnase pada suhu 600 o C selama 1 jam, kemudian dibiarkan sampai samalam. - Cawan porselin + sample dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian ditimbang (C). - Kadar abu (%) = C x 100 (B-A) c. Prosedur analisis protein c.1. Tahap Oksidasi - Sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjehldahl, salah satu dari labu digunakan sebagai blanko dan tidak diisi dengan sample. - Tiga gram katalis (K 2 SO 4 + Cu SO 4.H 2 O dengan rasio 9:1) dan 10 ml H 2 SO 4 pekat ditambahkan. - Labu Kjeldahl dipanaskan pada suhu 400 o C selama 0,5 sampai satu jam, kemudian pemanasan dilanjutkan lagi selama 3 sampai 4 jam sehingga terjadi perubahan warna menjadi hijau bening. - Larutan ditambah dengan 20 ml air destilata dan didinginkan. - Setelah dingin diencerkan dengan air destilata sampai 100 ml. lxix

c.2.tahap Destilasi - Beberapa tetes H 2 SO 4 ditambahkan ke dalam botol A yang sebelumnya telah diisi setengah bagian dengan air destilata untuk menghindari amoniak lingkungan, kemudian dididihkan selama 10 menit. - Botol erlenmeyer (F) yang berisi 10 ml H 2 SO 4 0,05 N ditetesi 2 sampai 3 tetes indikator (methyl red / methyl blue), disiapkan untuk menampung NH 3 yang dibebaskan. - 5 ml larutan sampel dimasukkan ke botol D melalui corong C, kemudian corong C dicuci dengan air destilata. - 10 ml larutan NaOH 30% ditambahkan melalui corong C dan corong C dicuci kembali dengan air destilata, kemudian antara corong C dan botol D ditutup dengan cara dijepit. - Campuran alkalin dalam botol destilasi dipanaskan dengan uap selama minimum 10 menit estela kondensasi terlihat pada kondensor. - Larutan dalam erlenmeyer dititrasi dengan larutan NaOH 0,05 N dan catat hasilnya. - Prosedur titrasi yang sama juga dilakukan pada blanko. - Kadar protein (%) = 0,0007 *1 x (Vb Vs) x F x 6,25 *2 x 20 x 100 S Di mana : Vs = volume NaOH 0,05 N untuk sampel F = faktor koreksi untuk larutan standar NaOH 0,05 N S = berat sampel (g) *1 = setiap ml NaOH 0,05 N equivalent dengan 0,0007 g nitrogen *2 = faktor nitrogen, protein diasumsikan pada 16% nitrogen, faktor 6,25 (100/16) digunakan untuk mengkonversi total nitrogen ke total protein. d. Prosedur Analisis Lemak - Labu ekstraksi dipanaskan pada suhu 110 o C selama 1 jam, setelah itu didinginkan selama 30 menit dalam desikator. Labu dipanaskan kembali selama 30 menit dan dinginkan, kemudian ditimbang. Proses tersebut diulang sampai tidak ada perbedaan bobot labu (lebih kecil dari dari 0,3 mg). Bobot labu ekstraksi (A). - Sampel ditimbang sebanyak 1 sampai 2 gram dan dimasukkan ke dalam tabung filter kemudian ditutup dengan lapisan tipis dari katon absorbent dan dikeringkan dalam oven pada suhu 90 sampai 100 o C selama 2 sampai 3 jam. - Tabung filter ditempatkan di dalam ruang ekstraksi dari alat soxhlet dan dihubungkan dengan kondensor labu ekstraksi yang telah diisi dengan 100 ml petrolium ether, sebelumnya ether dipanaskan terlebih dahulu pada labu ekstraksi dalam water bath pada suhu 60 sampai 70 o C selama 16 jam. - Labu ekstraksi dipanaskan pada suhu 100 o C, kemudian ditimbang (B) - Kadar lemak (%) = (B-A) x 100 Berat sampel lxx

e. Prosedur analisis serat kasar - Kertas filter dipanaskan dalam oven pada suhu 110 o C, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Dipanaskan kembali selama 30 menit dan dinginkan, kemudian ditimbang. Proses tersebut diulang sampai tidak ada perbedaan bobot (lebih kecil dari 0,3 mg). - Cawan porselin dipanaskan pada suhu 550 o C selama 1 jam di dalam muffle furnase, kemudian dibiarkan suhu muffle furnase turun sampai 110 o C, selanjutnya cawan porselin dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit. - Sampel sebanyak 1 sampai 2 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, (kalau kandungan lemak sampel > 1% dilakukan ekstraksi dengan larutan ether untuk memindahkan lemak), tambahkan 200 ml H 2 SO 4 1,25% panas dan 1 ml iso-amyl alkohol sebagai agen antifoam. - Labu dihubungkan dengan kondensor dan dididihkan selama 30 menit, labu diputar secara periodik agar bahan tidak mengendap. - Labu dipindah dan cairan disaring melalui filter fiber nilon dalam sebuah corong, kemudian dicuci sebanyak 3 kali berturut-turut dengan 40 sampai 50 ml air panas. - Residu yang terdapat dalam filter dipindahkan ke dalam labu original yang berisi sedikit air panas dan ditambahkan dengan 50 ml NaOH 5% panas dan 1 ml iso-amyl alkohol, kemudian diencerkan dengan 200 ml air panas. - Selanjutnya labu dididihkan dan cairan disaring kembali dengan filter fiber nilon, kemudian dicuci sebanyak 5 kali berturut-turut dengan 40 sampai 50 ml air panas. - Residu yang terdapat pada filter dipindahkan dalam kertas filter dan dicuci dengan air, tambahkan 15 ml alkohol dan 10 ml ether. Selanjutnya dikeringkan pada suhu 110 o C sampai tercapai bobot konstan. - Kertas saring dimasukkan ke dalam cawan porselin dipanaskan dalam muffle furnace pada suhu 550 o C selama 1 jam atau sampai beratnya konstan, kemudian didinginkan. - Kadar serat kasar (%) = Berat yang hilang selama pembakaran x 100 Berat sampel lxxi

Lampiran 4. Komposisi pakan buatan untuk ikan nila Komposisi Bahan Prosentase (% bobot kering) Komposisi Proksimat Pakan Formulasi (%) Nutrien Basah Kering Tepung ikan 10.00 Kadar Protein 28.00 31.12 TBK 20.77 Kadar Lemak 7.29 8.10 Tp darah 6.13 Kadar Serat Kasar 6.03 6.71 Dedak 19.78 Kadar Abu 9.15 10.17 Polard 34.62 Kadar BETN 39.50 43.90 Minyak ikan 2.12 Kadar Air 10.02 0.00 Minyak jagung 2.12 C/P (kkal/g protein) 9.14 Premix 2.97 DE (kkal/kg) 2842.99 CMC 1.48 Total 100.00 Keterangan : total energi tercerna (DE) dihitung berdasarkan : protein 3.5 kkal; lemak 8.1 kkal, BETN 2.5 kkal (NRC 1977). Lampiran 5. Hasil analisis proksimat pakan percobaan (% bobot basah) Perlakuan Protein Lemak Abu Serat Kasar BETN Air A 28.00 7.29 9.15 6.03 39.50 10.02 B 28.00 7.48 9.11 6.14 37.82 11.45 C 28.10 7.71 8.97 6.14 37.79 11.29 D 31.00 6.16 9.53 5.05 39.00 9.25 E 31.10 8.11 9.42 5.28 35.15 10.93 F 31.10 7.67 9.50 5.32 36.16 10.25 G 28.30 7.37 9.27 5.41 39.31 10.35 (% bobot kering) Perlakuan Protein Lemak Abu Serat Kasar BETN Air A 31.12 8.10 10.17 6.71 43.90 0.00 B 31.62 8.45 10.29 6.93 42.71 0.00 C 31.68 8.69 10.11 6.93 42.60 0.00 D 34.16 6.79 10.51 5.57 42.97 0.00 E 34.92 9.11 10.58 5.93 39.47 0.00 F 34.65 8.55 10.59 5.93 40.29 0.00 G 31.57 8.22 10.34 6.03 43.84 0.00 lxxii

Lampiran 6. Prosedur pengukuran derajat hidrolisis pakan Pakan sebanyak 15-20 gram dihidrolisis dengan enzim A1 atau L1 dengan dosis sesuai perlakuan. Pakan sebanyak 0.5 gram yang telah terhidrolisis oleh enzim protease ditambah 3 ml Tris HCl ph 6.5 dan disentrifus dengan kecepatan 10.000 rpm selama 20 menit. Supernatan diambil, dan endapan yang dihasilkan digunakan untuk analisis kadar protein total dengan metode Kjehldahl mengikuti metode Takeuchi (1988). Pengukuran kadar protein total juga dilakukan pada sampel yang tidak dihidrolisis. DHP = P0 Pt x 100% P0 Di mana : DHP = derajat hidrolisis protein P 0 = kadar protein pakan pada waktu awal P t = kadar protein pakan yang tidak dihidrolisis lxxiii

Lampiran 7. Prosedur analisis kadar kromium pakan dan feses (Takeuchi 1988) Analisis kadar cromium oksida (Cr 2 O 3 ) Feses ditimbang sebanyak 0.1-0.2 gram (sampel kering) dimasukkan ke dalam labu Kjehldahl. 5 ml asam nitrat 65 % ditambahkan pada sampel. Larutan campuran kemudian dipanaskan pada suhu sekitar 300 o C sampai volume larutan menjadi ± 1 ml, kemudian larutan campuran didinginkan. 3 ml asam perklorat 72% ditambahkan, kemudian larutan dipanaskan kembali hingga terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning atau jingga. Larutan dipanaskan kembali selama 10 menit dan didinginkan. Larutan dipindahkan dalam wadah 100 ml, akuades ditambahkan hingga 100 ml dan dibaca serapannya pada panjang gelombang 350 nm. Berat Cr 2 O 3 dalam sampel dihitung berdasarkan persamaan: Y = 0.2089X + 0.0032 Dimana : Y = absorbansi X = mg Cr 2 O 3 dalam 100 ml larutan (= dalam sampel yang ditimbang) lxxiv

Lampiran 8. Luas zona hidrolisis kasein sepuluh isolat bakteri No Isolat Diameter hidrolisis (mm) 1 A1 30 2 L1 28 3 L4 28 4 L3 25 5 L7 11 6 L2 10 7 L6 8 8 A2 8 9 A3 6 10 L5 5 Lampiran 9. Hasil uji patogenisitas isolat bakteri proteolitik Isolat JNA JNM SR Keterangan uji (ekor) (ekor) (%) A1 5 0 100 Sehat hingga akhir masa pemantauan L1 5 0 100 Sehat dan gesit hingga akhir masa pemantauan L4 5 4 20 Ikan yang masih hidup kurang gesit di akhir masa pengamatan. L3 5 3 40 Ikan yang masih hidup kurang gesit di akhir masa pengamatan Kontrol 5 0 100 Sehat JNA : jumlah nila awal, JNM : jumlah nila mati, SR: survival rate lxxv

Lampiran 10. Kerapatan optis isolat bakteri proteolitik A1 dan L1 dalam 4 hari pengamatan No Jam Kerapatan Optis Urut Kultur ke- A1 L1 1 0 0.045 0.044 2 4 0.105 0.119 3 8 0.179 0.186 4 12 0.257 0.266 5 16 0.278 0.312 6 20 0.414 0.383 7 24 0.505 0.512 8 28 0.615 0.547 9 32 0.683 0.634 10 36 0.820 0.696 11 40 0.850 0.776 12 44 1.050 1.065 13 48 1.055 0.953 14 52 1.050 1.022 15 56 0.927 0.990 16 60 0.835 0.997 17 64 0.721 0.968 18 68 0.790 0.990 19 72 0.771 0.975 20 76 0.759 0.959 21 80 0.721 0.899 22 84 0.724 0.851 23 88 0.735 0.773 24 92 0.715 0.819 25 96 0.721 0.645 lxxvi

Lampiran 11. Aktivitas enzim protease (µg/menit.ml) isolat A1 dan L1 dalam 4 hari pengamatan. Absorbansi (λ = 280 nm) Aktivitas enzim (µg/menit ml) No Pengamatan Urut jam ke- Enzim A1 Enzim A1 Enzim A1 Enzim L1 1 0 0.000 0.000 0.00 0.00 2 4 0.030 0.020 37.19 24.79 3 8 0.020 0.086 24.79 106.03 4 12 0.010 0.025 12.40 30.99 5 16 0.030 0.028 37.19 34.57 6 20 0.040 0.056 49.59 69.42 7 24 0.050 0.041 61.99 50.96 8 28 0.055 0.044 68.18 54.55 9 32 0.045 0.079 55.79 97.94 10 36 0.056 0.080 69.42 99.18 11 40 0.150 0.070 185.96 86.78 12 44 0.250 0.090 309.93 111.58 13 48 0.390 0.090 483.49 111.58 14 52 0.430 0.120 533.08 148.77 15 56 0.440 0.330 545.48 409.11 16 60 0.450 0.450 557.88 557.88 17 64 0.510 0.500 632.26 619.86 18 68 0.580 0.660 719.04 818.22 19 72 0.570 0.646 706.64 800.87 20 76 0.590 0.630 731.44 781.03 21 80 0.570 0.643 706.64 797.14 22 84 0.588 0.680 728.96 843.01 23 88 0.533 0.612 660.77 758.41 24 92 0.561 0.650 695.49 805.82 25 96 0.420 0.520 520.68 644.66 Absorbansi tirosin standar 5 mm = 0,365 Lampiran 12. Derajat hidrolisis protein pakan oleh enzim A1 dan L1 Dosis Derajat Hidrolisis Protein (%) (ml/kg Enzim A1 Enzim L1 pakan) Ulangan Ulangan 1 2 Rataan SD 1 2 Rataan SD 0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 200 30.67 35.75 33.21 3.59 40.26 37.82 39.04 1.73 400 50.56 55.98 53.27 3.83 53.79 58.92 56.36 3.63 600 62.88 66.96 64.92 2.88 58.95 55.70 57.33 2.30 800 72.98 77.64 75.31 3.30 68.42 73.36 70.89 3.49 1000 90.23 91.65 90.94 1.00 91.53 92.45 91.99 0.65 lxxvii

Lampiran 13. Perhitungan kecernaan total dan protein Parameter U Perlakuan A B C D E F G Kadar kromium 1 0.71 0.52 0.72 0.68 1.01 0.50 0.58 pakan 2 0.71 0.52 0.72 0.68 1.01 0.50 0.58 (% bobot kering) 3 0.71 0.52 0.72 0.68 1.01 0.50 0.58 Rata-rata 0.71 0.52 0.72 0.68 1.01 0.50 0.58 Standar Deviasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Kadar kromium 1 1.42 1.74 2.89 2.28 3.25 3.72 1.51 feses 2 1.33 1.86 3.08 2.24 3.21 3.80 1.44 (% bobot kering) 3 1.37 1.99 2.99 2.21 3.28 3.64 1.47 Rata-rata 1.37 1.86 2.98 2.24 3.25 3.72 1.47 Standar Deviasi 0.04 0.12 0.09 0.04 0.03 0.08 0.03 Kecernaan total 1 50.14 70.12 75.18 70.11 68.80 86.65 61.65 (%) 2 46.92 72.00 76.69 69.55 68.47 86.92 59.92 3 48.16 73.79 75.97 69.13 69.10 86.36 60.73 Rata-rata 48.41 71.97 75.95 69.59 68.79 86.64 60.77 Standar Deviasi 1.62 1.83 0.76 0.49 0.31 0.28 0.86 Kadar protein 1 31.12 31.62 31.68 34.16 34.92 34.65 31.57 pakan 2 31.12 31.62 31.68 34.16 34.92 34.65 31.57 (% bobot kering) 3 31.12 31.62 31.68 34.16 34.92 34.65 31.57 Rata-rata 31.12 31.62 31.68 34.16 34.92 34.65 31.57 Standar Deviasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Kadar protein 1 16.24 17.22 12.12 21.93 21.85 17.88 20.95 feses 2 14.10 18.31 13.76 20.02 20.56 18.96 19.22 (% bobot kering) 3 15.26 19.45 12.90 18.09 22.88 16.76 19.87 Rata-rata 15.20 18.33 12.93 20.01 21.76 17.87 20.01 Standar Deviasi 1.07 1.12 0.82 1.92 1.16 1.10 0.87 Kecernaan protein 1 73.98 83.73 90.50 80.81 80.48 93.11 74.55 (%) 2 75.95 83.79 89.88 82.15 81.44 92.84 75.59 3 74.58 83.88 90.21 83.65 79.75 93.40 75.28 Rata-rata 74.84 83.80 90.20 82.20 80.56 93.12 75.14 Standar Deviasi 1.01 0.08 0.31 1.42 0.85 0.28 0.54 lxxviii

Lampiran 14. Perhitungan jumlah konsumsi pakan, efisiensi pakan, laju pertumbuhan spesifik (LPS) dan kelangsungan hidup ikan nila Parameter U Perlakuan A B C D E F G Bobot Ikan Awal (g) 1 40.05 40.25 40.56 40.37 40.97 40.76 40.53 2 41.27 41.20 41.57 41.35 41.65 41.87 41.78 3 40.85 40.72 40.55 40.01 40.61 40.34 40.66 Rata-rata 40.72 40.72 40.89 40.58 41.08 40.99 40.99 Standar Deviasi 0.62 0.48 0.59 0.69 0.53 0.79 0.69 Bobot ikan akhir (g) 1 143.50 212.67 198.90 249.70 209.01 276.40 169.90 2 164.93 194.30 216.20 296.60 271.10 225.18 182.65 3 170.30 208.00 192.20 204.00 219.33 220.90 189.71 Rata-rata 159.58 204.99 202.43 250.10 233.15 240.83 180.75 Standar Deviasi 14.18 9.55 12.38 46.30 33.27 30.88 10.04 Jumlah Ikan Akhir 1 10 9 10 10 10 10 10 (jumlah awal 10 ekor 2 9 10 10 10 10 9 10 Per akuarium) 3 10 10 10 10 9 10 10 Bobot ikan mati (g) 1 0.00 23.63 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2 18.33 0.00 0.00 0.00 0.00 25.02 0.00 3 0.00 0.00 0.00 0.00 24.37 0.00 0.00 Konsumsi Pakan (g) 1 136.96 245.10 204.86 253.11 201.36 276.47 171.71 2 186.59 185.06 212.46 298.55 272.12 259.23 176.63 3 162.92 196.06 190.34 184.01 252.16 235.89 202.98 Rata-rata 162.16 208.74 202.55 245.22 241.88 257.20 183.77 Standar Deviasi 24.82 31.97 11.24 57.68 36.48 20.37 16.81 Efisiensi Pakan (%) 1 75.53 79.99 77.29 82.70 83.45 85.23 75.34 2 72.77 82.73 82.19 85.50 84.32 80.36 79.75 3 79.46 85.32 79.67 89.12 80.54 76.54 73.43 Rata-rata 75.92 82.68 79.72 85.77 82.77 80.71 76.18 Standar Deviasi 3.36 2.67 2.45 3.22 1.98 4.35 3.24 LPS (%) 1 2.13 2.95 2.65 3.04 2.72 3.19 2.39 2 2.48 2.58 2.75 3.28 3.12 2.98 2.46 3 2.38 2.72 2.59 2.71 2.99 2.83 2.57 Rata-rata 2.33 2.75 2.66 3.01 2.94 3.00 2.47 Standar Deviasi 0.18 0.18 0.08 0.29 0.21 0.18 0.09 Kelangsungan 1 100.0 90.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 Hidup (%) 2 90.0 100.0 100.0 100.0 100.0 90.0 100.0 3 100.0 100.0 100.0 100.0 90.0 100.0 100.0 Rata-rata 96.7 96.7 100.0 100.0 96.7 96.7 100.0 Standar Deviasi 5.8 5.8 0.0 0.0 5.8 5.8 0.0 lxxix

Lampiran 15. Perhitungan retensi protein Parameter Perlakuan U A B C D E F G Bobot Ikan Awal (g) 1 40.05 40.25 40.56 40.37 40.97 40.76 40.53 2 41.27 41.20 41.57 41.35 41.65 41.87 41.78 3 40.85 40.72 40.55 40.01 40.61 40.34 40.66 Kadar protein ikan 1 10.94 10.94 10.94 10.94 10.94 10.94 10.94 awal (% bobot basah) 2 10.94 10.94 10.94 10.94 10.94 10.94 10.94 3 10.94 10.94 10.94 10.94 10.94 10.94 10.94 Protein tubuh 1 82.19 79.99 82.73 79.67 85.32 77.29 84.32 ikan awal (g) 2 75.53 80.54 85.23 72.77 80.36 76.54 82.70 3 78.77 85.50 89.12 75.34 74.65 76.20 73.43 Bobot ikan akhir (g) 1 143.50 212.67 198.90 249.70 209.01 276.40 169.90 2 164.93 194.30 216.20 296.60 271.10 225.18 182.65 3 170.30 208.00 192.20 204.00 219.33 220.90 189.71 Kadar protein ikan akhir (% bobot basah) 1 15.01 15.69 15.85 15.24 15.45 15.52 15.52 2 15.01 15.69 15.85 15.24 15.45 15.52 15.52 3 15.01 15.69 15.85 15.24 15.45 15.52 15.52 Protein tubuh ikan 1 21.54 33.37 31.53 38.05 32.29 42.90 26.37 hidup akhir (g) 2 23.82 30.49 34.27 45.20 41.88 34.95 28.35 3 25.56 32.64 30.46 31.09 33.89 34.28 29.44 Bobot ikan mati (g) 1 0.00 23.63 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2 18.33 0.00 0.00 0.00 0.00 25.02 0.00 3 0.00 0.00 0.00 0.00 24.37 0.00 0.00 Protein tubuh ikan 1 0.00 3.71 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 mati (g) 2 2.75 0.00 0.00 0.00 0.00 3.88 0.00 3 0.00 0.00 0.00 0.00 3.77 0.00 0.00 Deposit protein 1 17.16 32.67 27.09 33.64 27.81 38.44 21.9345 tubuh (g) 2 22.06 25.98 29.72 40.68 37.33 34.25 23.7765 3 21.09 28.18 26.03 26.71 33.21 29.87 24.9948 Konsumsi pakan (g) 1 136.96 245.10 204.86 253.11 201.36 276.47 171.71 2 186.59 185.06 212.46 298.55 272.12 259.23 176.63 3 162.92 196.06 190.34 184.01 252.16 235.89 202.98 Kadar protein pakan 1 28.00 28.00 28.10 31.00 31.10 31.10 28.30 (% bobot basah) 2 28.00 28.00 28.10 31.00 31.10 31.10 28.30 3 28.00 28.00 28.10 31.00 31.10 31.10 28.30 Protein dikonsumsi 1 38.35 68.63 57.57 78.46 62.62 85.98 48.59 (g) 2 52.25 51.82 59.70 92.55 84.63 80.62 49.99 3 45.62 54.90 53.49 57.04 78.42 73.36 57.44 Retensi Protein (%) 1 44.74 47.61 47.06 42.87 44.41 44.70 45.14 2 42.22 50.14 49.78 43.95 44.11 42.48 47.57 3 46.24 51.33 48.66 46.83 42.35 40.72 43.51 Rata-rata 44.40 49.69 48.50 44.55 43.62 42.64 45.41 Standar Deviasi 2.03 1.90 1.37 2.05 1.11 2.00 2.04 lxxx

Lampiran 16. Analisis ragam dan uji Duncan laju pertumbuhan spesifik ikan nila selama pemeliharaan. Analisis Ragam SK db JK KT F hitung F tabel 5% (6, 14) Perlakuan 6 1.29 0.21 6.29 2.848 Galat 14 0.48 0.03 Total 20 1.76 Uji Duncan Perlakuan Rata2 Selisih Antara Rata-rata Perlakuan 2p 3p 4p 5p 6p 7p D (c) 3.01 F (c) 3.00 0.01 E (c) 2.94 0.06 0.07 B (bc) 2.75 0.19 0.25 0.26 C (abc) 2.66 0.09 0.28 0.34 0.35 G (ab) 2.47 0.19 0.28 0.47 0.53 0.54 A (a) 2.33 0.14 0.33 0.42 0.61 0.67 0.68 r (0,05; p; 14) 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 Rp = r (KTG/r) 0.32 0.34 0.35 0.35 0.36 0.36 Lampiran 17. Analisis ragam dan uji Duncan jumlah konsumsi pakan ikan nila selama pemeliharaan Analisis Ragam SK db JK KT F hitung F tabel 5% (6, 14) Perlakuan 6 22129.34 3688.22 3.63 2.848 Galat 14 14238.67 1017.05 Total 20 36368.01 Uji Duncan Perlakuan Rata2 Selisih Antara Rata-rata Perlakuan 2p 3p 4p 5p 6p 7p F (c) 257.20 D (c) 245.22 11.97 E (bc) 241.88 3.34 15.32 B (abc) 208.74 33.14 36.48 48.46 C (abc) 202.55 6.19 39.33 42.67 54.64 G (ab) 183.77 18.78 24.97 58.11 61.45 73.42 A (a) 162.16 21.62 40.40 46.58 79.72 83.07 95.04 r (0,05; p; 14) 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 Rp = r (KTG/r) 55.79 58.55 60.21 61.31 62.05 62.42 lxxxi

Lampiran 18. Analisis ragam dan uji Duncan kecernaan total pakan ikan nila selama pemeliharaan Analisis Ragam SK db JK KT F hitung F tabel 5% (6, 14) Perlakuan 6 2581.51 430.25 389.16 2.848 Galat 14 15.48 1.11 Total 20 2596.98 Uji Duncan Perlakuan Rata2 Selisih Antara Rata-rata Perlakuan 2p 3p 4p 5p 6p 7p F (f) 86.64 C (e) 75.95 10.69 B (d) 71.97 3.98 14.67 D (c) 69.59 2.37 6.35 17.05 E (c) 68.79 0.80 3.18 7.15 17.85 G (b) 60.77 8.03 8.83 11.20 15.18 25.88 A (a) 48.41 12.36 20.39 21.19 23.56 27.54 38.24 r (0,05; p; 14) 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 Rp = r (KTG/r) 1.84 1.93 1.99 2.02 2.05 2.06 Lampiran 19. Analisis ragam dan uji Duncan kecernaan protein pakan ikan nila selama pemeliharaan Analisis Ragam SK db JK KT F F tabel 5% (6, 14) hitung Perlakuan 6 868.99 144.83 239.66 2.848 Galat 14 8.46 0.60 Total 20 877.45 Uji Duncan Perlakuan Rata2 Selisih Antara Rata-rata Perlakuan 2p 3p 4p 5p 6p 7p F (f) 93.12 C (e) 90.20 2.92 B (d) 83.80 6.40 9.32 D (c) 82.20 1.59 7.99 10.91 E (b) 80.56 1.65 3.24 9.64 12.56 G (a) 75.14 5.41 7.06 8.66 15.06 17.98 A (a) 74.84 0.31 5.72 7.37 8.96 15.36 18.28 r (0,05; p; 14) 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 Rp = r (KTG/r) 1.36 1.43 1.47 1.49 1.51 1.52 lxxxii

Lampiran 20. Analisis ragam dan uji Duncan efisiensi pakan ikan nila selama pemeliharaan Analisis Ragam SK db JK KT F hitung F tabel 5% (6, 14) Perlakuan 6 234.126 39.02 4.01 2.848 Galat 14 136.325 9.74 Total 20 370.450 Uji Duncan Perlakuan Rata2 Selisih Antara Rata-rata Perlakuan 2p 3p 4p 5p 6p 7p D (c) 85.77 E (bc) 82.77 3.00 B (bc) 82.68 0.09 3.09 F (abc) 80.71 1.97 2.06 5.06 C (ab) 79.72 0.99 2.96 3.05 6.05 G (a) 76.18 3.54 4.54 6.50 6.59 9.60 A (a) 75.92 0.26 3.80 4.79 6.76 6.85 9.85 r (0,05; p; 14) 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 Rp = r (KTG/r) 5.46 5.73 5.89 6.00 6.07 6.11 Lampiran 21. Analisis ragam dan uji Duncan retensi pakan ikan nila selama pemeliharaan Analisis Ragam SK db JK KT F hitung F tabel 5% (6, 14) Perlakuan 6 121.25 20.21 6.10 2.848 Galat 14 46.38 3.31 Total 20 167.63 Uji Duncan Perlakuan Rata2 Selisih Antara Rata-rata Perlakuan 2p 3p 4p 5p 6p 7p B (c) 49.69 C (bc) 48.50 1.19 G (ab) 45.41 3.09 4.29 D (a) 44.55 0.86 3.95 5.14 A (a) 44.40 0.15 1.00 4.10 5.29 E (a) 43.62 0.78 0.93 1.78 4.88 6.07 F (a) 42.64 0.99 1.77 1.92 2.77 5.87 7.06 r (0,05; p; 14) 3.03 3.18 3.27 3.33 3.37 3.39 Rp = r (KTG/r) 3.18 3.34 3.44 3.50 3.54 3.56 lxxxiii

Lampiran 22. Analisis ragam dan uji Duncan tingkat kelangsungan hidup ikan nila selama pemeliharaan Analisis Ragam SK db JK KT F hitung F tabel 5% (6, 14) Perlakuan 6 57.14 9.52 0.50 2.848 Galat 14 266.67 19.05 Total 20 323.81 Lampiran 23. Kualitas air media pemeliharaan ikan nila selama penelitian No Parameter Kisaran 1 ph 7 2 DO 5.5-6.5 3 Alkalinitas 80-100 4 Kesadahan 58-71 5 NH3 0.02 6 NO2 lxxxiv