BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada bab ini peneliti mengemukakan beberapa kesimpulan dari pembahasan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif, Metode Deskriptif adalah metode yang membicarakan beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kepada responden, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Kemampuan mahasiswa tingkat III dalam menggunakan kakujoshi no

Bab 1. Pendahuluan. Jepang telah dianggap sebagai bahasa yang patut diperhitungkan, mengingat negara

BAB I PENDAHULUAN. apalagi dalam mempelajari bahasa terutama bahasa asing. Bunyi ujar dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode Pair Respons

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai. manusia kedalam era persaingan global yang semakin ketat.

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah orang asing yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PENUTUP. dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa

Oleh: Halimah Wahyuningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat, serta hubungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk

Bab 1. Pendahuluan. Manusia berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Menurut Sutedi (2004:2),

Bab 3. Analisis Data. 3.1 Analisis Nilai Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata majemuk diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. disebarkan kepada mahasiswa kelas 06 PAN dan 06 PBN pada tanggal 11 Mei 2006,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sudaryanto, metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membantu memahami pokok bahasan dan untuk menghindari salah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Manusia menggunakan kata-kata dan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat dalam berkomunikasi. Berbagai macam definisi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang, ungkapan disebut dengan hyougen. Menurut Ishimori (1994:710),

DAFTAR ISI. Purnama Sari Sirait, 2015 PENGGUNAAN METODE RESPON FISIK TOTAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA PERANCIS

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan fokus penelitian ini, penutur Indonesia memerlukan ketrampilan

BAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara

ANALISIS PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM KARYA ILMIAH. Nurismilida Dosen Koopertis Medan Surel:

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mahasiswa semester III Departemen Pendidikan Bahasa Perancis FPBS

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TANYA DAN TANDA BACA TITIK PADA TEKS DIALOG SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ular naga dalam menghafal dan mengerti arti kosakata bahasa Jepang. Untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah yang sedang diteliti. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran sakubun dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Akhir Semester Genap Mata Diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK. Muhammadiyah Gamping dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. BAB I PENDAHULUAN 1 A. Pengukuran dalam Pendidikan 1 B. Teori Sekor Klasik dan Teori Sekor Modern 4

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kesatuan dari komponen-komponen pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

Bab 1. Pendahuluan. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani kata Pedagogia yang terdiri dari kata paedos

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

Angket. Hambatan Mahasiswa dalam menerjemahkan teks bahasa Jepang beserta Solusinya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan dan dikuasai. Di antaranya, diatesis (tai), aspek (sou), kala (jisei), dan

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data. Produk. Massal. Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan persamaan atau perbedaan antara diatesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan secara optimal. Metode penelitian erat kaitannya dengan tehnik dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penguasaan teori penerjemahan merupakan variabel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

Bab 4. Simpulan. Melalui penelitian ini, penulis telah menganalisa proses pembelajaran Sakubun di tiga

Transkripsi:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab III mengenai kesalahan pemakaian verba ~te kara dan verba ~ta ato de mahasiswa semester 4 dan 6 Fakultas Sastra Jurusan Sastra Jepang Universitas Darma Persada. Penulis membuat kesimpulan, seperti berikut : 1. Jenis kesalahan yang dilakukan oleh responden dalam pemakaian verba ~te kara dan verba ~ta ato de terdapat empat (4) jenis kesalahan khusus verba ~te kara dan verba ~ta ato de dan terdapat jenis kesalahan lain yang ditemukan pada jawaban responden, seperti kesalahan perubahan bentuk kata (konjugasi), kesalahan pemakaian partikel dalam menerjemahkan ke bahasa Jepang, penghilangan kata dalam menerjemahkan ke bahasa Jepang. serta pemilihan kata dan penyusunan kalimat yang tidak sesuai dengan terjemahan dan makna yang diminta. Kesimpulan ini penulis memfokuskan kesalahan khusus, diantaranya adalah : a. Pemilihan ungkapan penghubung verba ~te kara dan verba ~ta ato de. Contoh kesalahan ini merata pada setiap butir soal yang penulis sajikan, responden terkecoh karena kesamaan arti setelah untuk kedua ungkapan penghubung tersebut. b. Tertukarnya pemahaman dalam pemakaian dan fungsi dari verba ~te kara dan verba ~ta ato de. Dapat dilihat dari hasil tes responden salah satu contoh kesalahan ini ialah responden beranggapan bahwa pemakaian verba ~te kara menyatakan urutan kegiatan yang dilakukan dengan tidak langsung ada jeda waktu sebelum akhirnya kegiatan kedua dilakukan. Hal tersebut menunjukkan adanya kesalahan menghipotesiskan konsep atau false concepts hypothesized dalam perkembangan bahasa yang didapat

95 oleh responden ini ada kesalahpahaman atau tertukarnya pemahaman terhadap pembeda-pembeda mengenai verba ~te kara dan verba ~ta ato de dalam kalimat bahasa Jepang. c. Kesalahan akan ketidaktahuan pembatasan kaidah verba ~te kara dan verba ~ta ato de. Salah satu contohnya, responden beranggapan jika menggunakan verba ~ta ato de bermakna kejadian, tindakan atau peristiwanya sudah lampau. Padahal letak lampau atau bukan lampaunya suatu kejadian atau peristiwa terletak pada akhir kalimat dari induk kalimat bukan ungkapan penghubung verba ~te kara maupun verba ~ta ato de sebagai penanda lampau atau tidak lampaunya kejadian tersebut. d. Responden tidak dapat menjelaskan alasan pilihan jawabannya. Contoh kesalahan ini ialah pada soal bagian II responden tidak dapat memberikan alasan dari jawaban pernyataan benar dan salah. Penulis menyimpulkan responden hanya sekedar menjawab, tidak didasari pemahaman yang baik atau asal menjawab. Sehingga tidak ada bedanya dengan responden yang jawaban pernyataannya salah tanpa alasan. Responden yang jawabanya benar tanpa alasan dan jawabannya salah tanpa alasan sama-sama merupakan suatu kebetulan, kebetulan jawabannya tepat dan kebetulan jawabannya tidak tepat. 2. Terdapat beberapa faktor penyebab mahasiswa melakukan kesalahan pemakaian verba ~te kara dan verba ~ta ato de yang dapat diketahui dari hasil tes dan angket pertanyaan. Menariknya pada angket pertanyaan mengenai pemahaman teori verba ~te kara dan verba ta ato de, rata-rata responden merasa memahaminya, mengenai cara belajar lebih dari setengah responden menyatakan mengulang pelajaran di rumah, sebagian besar responden menyatakan meminta penjelasan kepada dosen ketika belum mengerti materi kedua ungkapan penghubung, sebagian besar responden juga menyatakan pentingnya mempelajari kedua ungkapan penghubung dan setengah dari responden menyatakan dosen telah menjelaskan secara mendetil dari segi gramatikal maupun fungsi verba ~te kara dan verba ~ta ato de.

96 Meskipun demikian ternyata pernyataan yang dibuat responden tidak sejalan dengan hasil tes soal yang kurang baik. Berdasarkan hasil tes soal, penulis berkesimpulan bahwa pada soal bagian pilihan ganda, banyak responden yang mampu menjawab dengan benar sedangkan pada bagian esai, sangat sedikit responden yang mampu menjawab dengan jawaban yang tepat. Hal ini dapat terlihat dari taraf kesukaran soal dimana soal pilihan ganda memiliki taraf kesukaran sedang dan soal esai adalah sulit. Responden terlihat kesulitan untuk menjelaskan alasan atas jawaban pilihannya hal ini disebabkan karena responden tidak memahami pemakaian verba ~te kara dan verba ~ta ato de secara mendalam. Sedangkan pada soal jenis pilihan ganda, responden bebas memilih tanpa harus menjelaskan alasan pilihan jawabannya. Adapula beberapa faktor penyebab terjadinya kesalahan yang dapat diketahui berdasarkan pernyataan responden pada angket pertanyaan yang selaras dengan hasil tes soal, adalah sebagai berikut : a. Responden menyatakan hanya cukup mengetahui arti dari verba ~te kara dan verba ~ta ato de adalah setelah. Sehingga muncul dua kesalahan yakni kesalahan penyamarataan berlebihan dimana responden memakai kedua ungkapan penghubung berdasarkan persamaan arti setelah dan meskipun responden mengetahui adanya persamaan dan perbedaan fungsi keduanya, responden menanggalkan kaidah pembeda-pembeda dalam kedua ungkapan penghubung yang pada akhirnya terjadi kesalahan ketidaktahuan akan pembatasan kaidah. b. Responden menyatakan memakai verba ~te kara dan verba ~ta ato de secara suka-suka dalam membuat kalimat bahasa Jepang yang menyebabkan banyaknya kesalahan yang dilakukan responden pada tes soal yang diberikan pada soal bagian II dan soal terjemahan. c. Menurut responden tidak terdapat banyak penjelasan mengenai pengertian, fungsi dan contoh-contoh kalimat verba ~te kara dan verba ~ta ato de di dalam buku ajar.

97 d. Responden tidak menggunakan referensi lain untuk mempelajari verba ~te kara dan verba ~ta ato de selain materi di dalam kelas, dengan kata lain responden hanya mengandalkan pelajaran di kelas sehingga pengetahuan mengenai materi kedua ungkapan penghubung tidak meningkat. e. Responden tidak mengupayakan membuat kalimat sebanyak-banyaknya sebagai bentuk latihan. Hal ini dapat terlihat dari hasil terjemahan respoden. Terdapat banyak kesalahan memilih ungkapan penghubung, pemakaian partikel, pemilihan kata, penyusunan kalimat yang maknanya tidak sesuai dengan soal yang diminta.

98 1. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, ada beberapa saran yang akan dikemukakan dalam upaya mengurangi kesalahan yang berkenaan dengan penggunaan verba ~te kara dan verba ~ta ato de. Saran tersebut dikelompokkan dalam dua kategori yaitu: 1. Untuk mahasiswa a. Agar lebih memperhatikan faktor pembeda yang menjadikan suatu kalimat harus menggunakan verba ~te kara atau verba ~ta ato de. b. Agar banyak membuat kalimat sebagai bentuk latihan dengan menerapkan kaidah pembeda-pembeda kedua ungkapan penghubung. c. Menggunakan referensi lain selain dari buku ajar agar dapat memperdalam pemahaman mengenai fungsi kedua ungkapan penghubung yakni bagaimana dan konteks seperti apa kedua ungapan penghubung tersebut dipakai. d. Memperkaya pembendaharaan kosa kata pribadi, salah satunya dengan cara membaca artikel bahasa jepang karena dengan membaca artikel biasanya akan ditemukan kosa kata baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya. e. Mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya misalnya perubahan bentuk kata kerja (konjugasi), partikel, pola kalimat. Sehingga saat menyusun kalimat tidak terjadi pengurangan atau penambahan unsur kalimat yang membuat makna kalimat tidak sesuai dengan makna yang diinginkan. 2. Untuk pengajar a. Melakukan review ulang materi verba ~te kara yang ada pada buku Minna No Nihongo I, bab 16 ketika mempelajari verba ~ta ato de yang ada pada buku Minna No Nihongo II bab 34 agar mahasiswa mampu membedakan dengan baik penggunaan antara kedua verba tersebut. b. Memberikan latihan soal dan pengajaran remedial. Hasil latihan soal yang telah dikoreksi kemudian dibahas bersama untuk memberi penjelasan kepada mahasiswa jawaban yang benar dan letak kesalahannya.

99