BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil dahulu, dapat memberikan kesadaran kita akan hal-hal yang telah kita capai untuk sebuah koreksi menuju hal-hal yang akan kita lakukan saat ini dan dimasa yang akan datang, karena dorongan psikologis kita. Keluguan seorang anak di dalam kehidupan biasanya tidak terbebani oleh pemikiran yang muluk-muluk sehingga dalam penyampaian pesan yang tergores melalui ekspresi wajah atau mimik akan memberi petunjuk tentang minat mereka terhadap sesuatu. Oleh sebab itu ekspresi wajah anak adalah sebuah ide yang ingin pencipta tuangkan ke dalam karya. Karya ini akan difokuskan pada subjek ekspresi anak dalam karya seni lukis, yaitu visualisasi yang menggambarkan bahasa tentang keindahan dan pertanggung jawaban sebagai seorang perupa. Sesuai dengan bidang penulis yang menempuh studi pada jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS Surakarta, maka penulis menuangkan ide gagasan untuk menciptakan sebuah karya seni lukis berdasarkan teknik yang diperoleh selama masa studi baik secara formal mulai dari Studio Lukis I yang ditempuh pada semester lima sampai dengan Studio Lukis IV pada semester delapan, dan juga non formal selama penulis berkesenian khususnya seni rupa di luar wilayah akademis. Penulis berharap Ekspresi Wajah atau Mimik Pada Anak yang menjadi konsep penciptaan karya seni lukis di sini dapat memberikan gambaran tentang 21
22 realita kehidupan dan masalah-masalah sosial yang aktual sebagai masalah yang lebih penting untuk dikemukakan. Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Dalam proses penciptaan karya lukis ini, penulis terinspirasi oleh anak. Penulis merasakan adanya dorongan perasaan yang tersentuh oleh suatu keunikan dari ekspresi anak. Saat melihat sosok anak berekspresi, ekspresi wajah anak sangat berbeda sekali dengan ekspresi yang ditampilkan oleh orang dewasa. Ekspresi anak terlihat lebih spontan dan tidak mengada-ngada, dan dari realitas ini pulalah penulis kemudian mendapatkan gagasan ekspresi seorang anak untuk dijadikan sebuah kajian karena memiliki sisi menarik dari seorang anak dibalik karakter ekspresi yang di keluarkan. Sebelum Penulis melakukan proses melukis, terkadang Penulis menelusuri terlebih dahulu realita yang terjadi, merasakan dan mengamati secara langsung interaksi seorang anak dalam berekspresi, proses interaksi ini pun kemudian membuahkan ide dan jiwa yang jernih sebelum memulai proses melukis. Penulis merasakan pengalaman pribadi pada momen-momen sepanjang proses kerja kreatif merupakan bagian dari proses penciptaan karya lukis ini dengan melihat secara langsung dunia anak dan mengamati segala aktivitas yang berhubungan dengan anak. Proses apresiasi terhadap karya seni pun sangat memengaruhi penulis dalam membentuk dan memvisualisasikan objek, dengan melihat pameran lukisan ataupun melihat karya seni yang sudah terlebih dahulu dibuat oleh para seniman, Untuk merangsang penulis untuk membuat karya seni yang lebih segar dan
23 memuat konsep yang lebih kontekstual. Karya yang penulis ciptakan yaitu berupa sepuluh buah karya dengan ukuran 150 x 115 cm. Dalam proses pembuatan lukisan terdapat proses kreasi yang timbul dari sebuah imajinasi untuk mendapatkan proporsi yang baik. B. Implementasi Visual 1. Konsep Perwujudan Dalam pembuatan karya seni lukis ini penulis sebagai penciptanya menghadirkan sepuluh buah lukisan dengan kanvas sebagai bidang lukisnya dan menggunakan teknik cetak stensil dengan bantuan proyektor. Dari konsep Ekspresi Wajah atau Mimik Pada Anak maka ide-ide yang dituangkan adalah tentang ekspresi dari diri penulis yang akan divisualisasikan dalam karya seni lukis satu sampai sepuluh. Pada karya ini, penulis sebagai perupa membuang sejauh mungkin pembatasan seni rupa murni hanya di sekitar wilayah seni lukis. Oleh karena itu pemilihan media kanvas dan teknik stensil dirasakan paling tepat untuk menampung gagasan tersebut. Karya yang akan diciptakan menggunakan visualisasi yang digambarkan dengan bantuan proyektor. Sebuah penciptaan karya membutuhkan sebuah media untuk megimplementasikan ide dan gagasanya, baik itu dengan menggunakan kanvas, kertas, papan dan sebagainya agar karya tersebut dapat dinikmati dan diamati. Sehingga tidak hanya sekedar pemikiran dan angan-angan yang ada tetapi ada bentuk kongkritnya yaitu sebuah karya seni. Pemilihan media yang tepat sangat mempengaruhi hasil akhir sebuah karya seni, pesan yang disampaikan seorang seniman juga dapat diwakilkan dengan menggunakan media jadi (ready made),
24 media yang salah akan mempengaruhi komunikasi antara seniman dengan penikmat seni. 2. Teknik Pengerjaan Sebelum pencipta melakukan proses pengerjaan karya, pencipta menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam melukis. Keseluruhan alat dan bahan disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai tehnik yang digunakan. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses penciptaan karya antara lain: a. Alat-Alat Melukis Adapun alat-alat yang digunakan atau dipersiapkan yakni: 1) Proyektor Berfungsi sebagai alat untuk membantu membuat sketsa di kanvas. 2) Guntaker Berfungsi sebagai perekat kain kanvas diatas spanram. Steples yang dipakai 24/6-1M. 3) Spanram Spanram yang digunakan terbuat dari kayu damar dengan tebal 3x4 cm dan panjang empat meter sebanyak dua belas buah yang digunakan sebagai span ram. 4) Kuas Untuk alat yang digunakan dalam proses pengerjaan karya penulis menggunakan kuas Eterna dengan berbagai macam ukuran.
25 b. Bahan- bahan melukis Adapun bahan bahan yang digunakan dalam proses berkarya seni : 1) Kain Kanvas Kain kanvas yang teksturnya lebih halus, bisa di beli di toko- toko kain terdekat. Kain kanvas yang digunakan adalah dengan 0,3 mm sebanyak lima buah, dengan ukuran panjangnya 150 cm dan lebar 110 cm 2) Pensil Pensil yang digunakan adalah pensil 2B yang digunakan untuk proses drawing. 3) Cat Tembok Cat Tembok yang digunakan cat tembok Inulex warna putih lima kilogram, binder dua kilogram. 4) Pigmen Supaya didapatkan gradasi warna untuk menciptakan bentuk pada kain kanvas yang dipakai sebagai media melukis. Pigmen dengan warna primer yaitu merah, kuning, biru, dan warna hitam masing-masing dua ons. Dalam prosesnya, perangkat komputer juga menjadi alat dalam pengerjaan karya penulis. Untuk proses pengerjaannya ada beberapa langkah sebagai berikut; a. Langkah pertama dalam pembuatan karya lukis adalah dengan membuat sketsa dari ide dan gagasan penulis. b. Langkah ke dua, kanvas sebagai bidang yang akan dilukis dipasangi kerangka di bagian belakangnya dengan menggunakan kayu reng dan
26 diamplas permukaanya. Kemudian di dasari warna putih, dengan menggunakan cat akrilik yang dicampur dengan binder. c. Langkah ke tiga, edit gambar yang akan menjadi objek lukisan dengan menggunakan software photoshop Cs5, kemudian dilanjutkan dengan membuat desain teknik stensil. d. Langkah ke empat, melukiskan karya yang sudah di proses photoshop ke kanvas dengan bantuan alat proyektor. e. Langkah ke lima membuat sket objek yang merupakan bagian dari lukisan dengan cat akrilik. f. Langkah ke enam, blok warna objek dengan menggunakan cat akrilik dan digoreskan dengan kuas. g. Langkah ke tujuh yaitu, mengecat background dengan cat akrilik sesuai dengan karakter dan sifat warna sesuai dengan ekspresi dari tiap karya. 3. Proses Visualisasi Karya a. Sketsa gambar Setelah mendapatkan ide dan gagasan bentuk dari konsep penciptaan karya lukis, lalu mulai membuat sketsa rancangan gambar yang akan dilukis. Ada banyak alternatif sketsa yang berikutnya dipilih yang paling sesuai dengan gagasan bentuk yang dikehendaki. Dalam proses pembuatan karya ini sketsa hanya sebagai rancangan bentuk yang akan divisualisasikan, karena objek yang akan dimunculkan adalah ekspresi wajah anak yang diambil dari foto, baik dari internet maupun hasil memotret model yang telah disesuaikan dengan sketsanya.
27 b. Pewarnaan dan pembentukan objek Dalam proses pewarnaan karya yang akan dilukis yaitu menggunakan cat akrilik. Setelah pewarnaan pada objek maka berikutnya menggambar background. Objek yang akan divisualisasikan yang berupa foto sebelumnya diedit di photoshop untuk membuat negatif cetak sablon/stensil multi, dan bagian dalam objek diwarnai dengan cat akrilik sesuai dengan warna yang dikehendaki. c. Pembuatan back ground Dalam pembuatan background kesepuluh karya akan disesuaikan dengan karakter dan sifat warna sesuai dengan ekspresi dari tiap karya. Untuk tekhniknya menggunakan teknik melukis dengan menggunakan kuas seperti pada umumnya. Untuk pewarnaannya menggunakan cat akrilik dan pigmen. Dalam proses pembuatan karya satu sampai dengan sepuluh semuanya menggunakan teknik yang sama hanya visualisasinya saja yang berbeda. Dan warna-warna yang digunakan pada objek gambar juga sama, kecuali warna background berbeda karena disesuaikan dengan gagasan visual pada tiap karya.
28 d. Sketsa-sketsa 1. Sketsa Karya I Gambar 3. Sketsa karya I. 2. Sketsa Karya II Gambar 4. Sketsa karya II.
29 3. Sketsa Karya III Gambar 5. Sketsa karya III. 4. Sketsa Karya IV Gambar 6. Sketsa karya IV.
30 5. Sketsa Karya V Gambar 7. Sketsa karya V. 6. Sketsa Karya VI Gambar 8. Sketsa karya VI.
31 7. Sketsa Karya VII 8. Sketsa Karya VIII Gambar 9. Sketsa karya VII. Gambar 10. Sketsa karya VIII.
32 9. Sketsa Karya IX 10. Sketsa Karya X Gambar 11. Sketsa karya IX. Gambar 12. Sketsa karya X.
33 e. Perwujudan Karya Gambar 13. Proses Proyeksi Gambar Ke Kanvas.
Gambar 14. Proses sketsa gambar dengan bantuan proyektor. 34
Gambar 15. Hasil sketa di kanvas. 35
Gambar 16. Proses pewarnaan obyek. 36
Gambar 17. Hasil jadi pewarnaan objek. 37
Gambar 18. Hasil akhir karya. 38
39 C. Deskripsi Karya Pada proses pembuatan karya, penulis menciptakan lima buah lukisan dan berikut ini akan dituliskan deskripsi dari karya pertama sampai dengan karya yang ke sepuluh. a. Karya pertama Gambar 19. Karya Pertama Ekspresi anak penasaran Judul : Ekspresi Anak Penasaran Ukuran : 150 x 110 cm Medium : Acrylic on canvas Teknik : Lukis Tahun : 2015
40 Pada karya anak ini tampak anak seorang perempuan dengan rambut sebahu sedang melirik kearah kanan. Dengan background merah keunguan. Merah keunguan menggambarkan sifat ekspresi penasaran ( penuh teka-teki). b. Karya kedua Judul : Ekspresi Anak Malu Ukuran : 150 x 110 cm Medium : Acrylic on canvas Teknik : Lukis Tahun : 2015 Gambar 20. Karya Kedua Ekspresi Anak Malu
41 Pada karya ini menggambarkan seorang anak perempuan sedang memegang kepala dengan tangan kirinya yang menandakan anak perempuan ini menunjukkan ekspresi malu-malu. Background untuk menggambarkan ekspresi malu-malu adalah warna kuning. c. Karya ketiga Judul : Ekspresi Anak Sedih Ukuran : 150 x 110 cm Medium : Acrylic on canvas Teknik : Lukis Tahun : 2015 Gambar 21. Karya Ketiga Ekspresi Anak Sedih Pada karya ini menggambarkan seorang anak kecil laki-laki yang sedang sedih. Untuk background ekspresi sedih berwarna Ungu.
42 d. Karya keempat Judul : Ekspresi Anak Marah Ukuran : 150 x 110 cm Medium : Acrylic on canvas Teknik : Lukis Tahun : 2015 Gambar 22. Karya Keempat Ekspresi Anak Marah. Pada karya ini menggambarkan seorang anak perempuan yang mengerutkan wajahnya, gambar ini berarti anak perempuan itu sedang marah. Backgroung sendiri berwarna merah.
43 e. Karya kelima Gambar 23. Karya Kelima Ekspresi Anak Takut. Judul : Ekspresi Anak Takut Ukuran : 150 x 110 cm Medium : Acrylic Teknik : Lukis dan Stensil Tahun : 2015 Pada gambar ini terlihat seorang laki-laki berusaha menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Gambar ini menandakan bahwa anak ini sedang ketakutan dengan backround warna hitam yang menunjukan sifat ekspresi takut.
44 f. Karya keenam Gambar 24. Karya Keenam Ekspresi Anak Terkejut. Judul : Ekspresi Anak Terkejut Ukuran : 150 x 110 cm Medium : Acrylic on canvas Teknik : Lukis Tahun : 2015 Pada gambar ini menjelaskan seorang anak nampak terkejut dengan membelalakkan matanya juga membuka mulutnya lebar-lebar. Sifat ekspresi terkejut digambarkan dengan background warna merah jingga.
45 g. Karya ketujuh Gambar 25. Karya Ketujuh Ekspresi Anak Senang. Judul : Ekspresi Anak Senang Ukuran : 150 x 110 cm Medium : Acrylic on canvas Teknik : Lukis Tahun : 2015 Pada gambar ini memgambarkan seorang anak laki-laki kecil sedang merasa gembira. Background sendiri berwarna kuning yang menunjukan sifat ekspresi senang atau gembira.
46 h. Karya kedelapan Gambar 26. Karya Kedelapan Ekspresi Anak Mengantuk. Judul : Ekspresi Anak Mengantuk Ukuran : 150 x 110 cm Medium : Acrylic on canvas Teknik : Lukis Tahun : 2015 Pada gambar ini menggambarkan anak perempuan sedang menguap dan menutup mulut dengan tangannya. Background berwarna hijau muda untuk menunjukan ekspresi mengantuk.
47 i. Karya kesembilan Gambar 27. Karya Kesembilan Ekspresi Anak Bercanda. Judul : Ekspresi Anak Bercanda Ukuran : 130 x 90 cm Medium : Acrylic on canvas Teknik : Lukis Tahun : 2015 Pada gambar ini menunjukan seorang anak perempuan sedang menjulurkan lidahnya dan meletakkan kedua tangannya di pipi. Dengan background berwarna kuning, karena warna kuning menggambarkan ekspresi senang (mengejek).
48 j. Karya kesepuluh Gambar 28. Karya Kesepuluh Ekspresi Anak Jijik. Judul : Ekspresi Anak Jijik Ukuran : 150 x 110 cm Medium : Acrylic on canvas Teknik : Lukis Tahun : 2015 Pada gambar ini digambarkan seorang anak sedang melirikkan matanya kekiri sambil memerotkan mulut. Dengan background warna hijau tua yang menunjukkan sifat ekspresi menjijikan.