BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS. A. Riset Ide

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS. A. Riset Ide"

Transkripsi

1 BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS A. Riset Ide Gayatri merupakan sosok historis dari masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan focusing dari eksplanasi historis di atas. Penulis mengangkat tokoh dari Kerajaan Majaapahit yaitu Gayatri Rajapantni sebagai sumber ide dalam karya seni lukis, karena tokoh Gayatri merupakan salah satu dari banyaknya tokoh-tokoh dalam kerajaan Majapahit yang sangat jarang sekali disebut namanya. Gayatri merupakan tokoh yang memiliki jiwa pemimpin seperti ayahnya, dari beberapa kejadian besar dikerajaan tersebut, hampir semua ada Gayatri di belakangnya. Sifatnya yang bijaksana dan sangat ahli dalam hal menata kekuasaan menjadikannya seorang yang sangat disegani dalam kerajaan. Kelebihan inilah yang membuat penulis tertarik untuk menjadikan Gayatri Rajapatni sebagai sumber ide dalam karya seni lukis. Saat puncak kejayaan dari kerajaan Majapahit, sebenarnya terdapat Gayatri di belakangnya. Gayatri adalah istri dari raja pertama Majapahit yaitu Raden Wijaya. Gayatri adalah anak dari raja Singosari bernama Kertanegara. Diceritakan bahwa Gayatri memiliki wajah yang cantik seperti nenek buyutnya Ken Dedes, namun berbeda dengan empat saudarinya yang lain Gayatri lebih tertarik dengan ilmu kenegaraan. Ia sering kali menghabiskan waktu bersama ayahnya untuk mempelajari hal-hal tentang kenegaraan, taktik perang, dan juga agama. 30

2 31 Gayatri adalah tokoh yang sangat penting di dalam kerajaan, beberapa kali ia membuat keputusan-keputusan yang sangat kontroversial namun berakibat baik demi kelangsungan kerajaan. Dari beberapa alasan yang dijelaskan di atas, penulis sangat tertarik dengan gaya kepemimpinan Gayatri, cerita-cerita tentang beberapa kejadian yang ia dalangi. Beberapa kejadian tersebut sangat kontroversial sehingga sangat menarik untuk di reinterpretasi dalam bentuk visual yang lebih kekinian sehingga dapat diterima dengan baik. B. Riset Bentuk 1. Konsep Bentuk Dalam Pewujudan Karya Bentuk-bentuk yang dimunculkan oleh penulis merupakan hasil dari reinterpretasi sebuah arca yang merupakan satu-satunya acuan dalam bentuk fisik. Penulis melakukan pengamatan terhadap arca tersebut dan melakukan studi guna mendapatkan hasil yang diinginkan. Penulis memunculkan bentukbentuk yang mengami distorsi, seperti objek yang dimunculkan memiliki kaki seperti seekor kera, selain itu anatomi kaki, tangan dan kepala sangat mengalami perubahan. Sosok Gayatri yang menakjubkan dalam posisi kenegaraan, dalam hal ini bukan Gayatri dengan kecantikannya yang penulis lukiskan, melainkan Gayatri dengan gaya yang lebih enak untuk dilihat dan dinikmati, lepas dari karakter wanita terpandang. Penulis bermaksud memunculkan hal-hal yang baru dan sedikit kebebasan. Pada setiap karya, penulis juga menampilkan stilasi yaitu penggayaan pada setiap ornamenornamen yang dilukiskan. Ornamen tersebut dimaksudkan untuk melengkapi sekaligus memperindah objek-objek secara ekspresif. Ornamen merupakan hal

3 32 paling banyak ditemukan di setiap karya penulis. Ornamen yang dimunculkan merupakan hasil goresan ekspresif tanpa ada kaitan dengan arti-arti simbolis ataupun kaitan dengan masa-masa tertentu. Ornamen yang dimunculkan secara ekspresif muncul untuk memperindah setiap bagian yang ada pada objek. Karya-karya ini juga menampilkan metamorfosis. Metamorfosis disini merupakan perubahan penampilan, berusaha menampilkan sifat ketokohan seorang Gayatri dengan tampilan yang sangat berbeda, tetapi penulis tetap mempunyai dasar dan acuan yaitu cerita, buku-buku, dan juga arca peninggalan. Bentuk-bentuk yang dimunculkan penulis cenderung menggunakan anatomi hewan kera, namun penulis tidak benar-benar menggambarkan kera, karena menurut penulis wujud seperti kera ini dapat mendukung pose-pose yang ingin digambarkan oleh penulis. Simbolisme pada karya penulis ini lebih dikaitkan dengan warna, penulis menggunakan warna-warna untuk memaknai hal-hal atau sifat tertentu, seperti merah yang berarti berani, biru yang berarti sejuk, tenang. Penulis ingin memberi kesan-kesan tertentu dalam penggunaan warna meskipun tidak semua warna yang dipakai penulis memiliki makna, hanya di beberapa bagian tertentu. Bentuk-bentuk yang dimunculkan penulis juga meerupakan hasil representasi dari tubuh manusia dan binatang. Penulis ingin memunculkan sosok figur dengan kesan-kesan tenang, tanpa beban, datar namun berkarakter demi mewujudkan hasil reinterpretasi dari arca Gayatri dengan mengambil kejadian-kejadian yang pernah ia lalui sebagai latar belakangnya.

4 33 2. Unsur-unsur Dalam Pewujudan Karya a. Garis Dalam karya-karya yang disajikan nantinya, penulis menggunakan tiga jenis garis untuk menghasilkan visual yang diinginkan. Garis tersebut adalah garis nyata yang akan digunakan untuk menggambarkan ornamen-ornamen yang ada pada objek, garis semu dimana garis ini muncul karena adanya batasan antara bidang dan warna, kemudian ada garis ekspresif yang dimunculkan secara spontan. Garis yang ada pada karya penulis adalah garis lengkung dan garis lurus yang nantinya digunakan untuk menggambarkan bulu dan ornamen-ornamen pada objek lukisan, sedangkan untuk background penulis lebih banyak menggunakan garis lengkung untuk menggambarkan pepohonan dan objek-objek lainnya. b. Bidang Bidang dalam karya penulis terdiri dari bidang geometric dan biomorphic. Bidang geometric yang penulis gunakan lebih ke arah bentuk bentuk tiga dimensi, seperti kubus, balok, namun bentuk-bentuk mengalami sedikit distorsi sehingga lebih ekspresif. Bidang biomorphic digunakan untuk memunculkan bentuk yang lebih natural, dan bebas. c. Warna Warna yang digunakan oleh penulis merupakan warna-warna pop yang sangat berbeda jauh dengan warna yang ada pada masa-masa kerajaan Majapahit. Warna tersebut dimaksudkan dapat memberi rasa baru pada cerita-cerita lama tentang kerajaan, selain itu warna-warna tersebut

5 34 juga mengandung makna yang menurut penulis sangat tepat. Warna pada background menggunakan warna-warna solid atau satu warna tertentu, untuk menghasilkan kesan ruang pada lukisan ini nantinya akan ada beberapa objek tambahan seperti pepohonan. Penulis juga menggunakan warna-warna dengan intensitas lebih terang seperti kuning, hijau, biru muda, merah muda, dimana warna-warna yang digunakan sangat banyak dan terkesan kekinian. Dalam pemberian warna, penulis menggunakan teknik tertentu yaitu mencampurkan sedikit warna tertentu pada setiap penggunaan warna. Misal, penulis ingin memberi warna biru untuk bagian background, tetapi penulis mencampurkan warna hijau meskipun hanya setetes, begitu juga untuk warna-warna lain penulis tetap memberikan warna hijau meskipun hanya sedikit sekali, hal ini dimakasudkan agar hasil karya nantinya memiliki kesatuan warna. d. Tekstur Tekstur dalam karya penulis kali ini adalah tekstur semu. Tekstur ini terbentuk karena penumpukan warna berkali-kali sehingga membentuk kesan seperti kelembutan yang dapat diraba. 3. Komposisi Komposisi yang penulis gunakan pada karya nya ini adalah komposisi terbuka dimana figur-figur dan objek yang dimunculkan tidak hanya terpusat, namun juga dalam beberapa karya akan berubah-ubah.

6 35 4. Medium dan Teknik Penulis mengangkat tokoh Gayatri dalam karya tugas akhir ini dalam sebuah karya seni lukis dengan teknik basah dan menggunakan medium kanvas. Penulis memilih kanvas tebal dengan model kayu spanram minimalis, hal ini dikarenakan kanvas jenis ini dapat menyerap dengan baik cat yang di goreskan sehingga mempermudah proses pengerjaannya. Kayu spanram yang dipilih juga melalui proses oven sehingga lebih tahan lama. Bentuk dari kayu spanram sendiri minimalis sehingga lebih enak dipandang walaupun tanpa bingkai. Karya yang dikerjakan penulis menggunakan teknik basah yaitu teknik yang menggunakan sapuan cat diatas kanvas. Beberapa karya penulis menggunakan sketsa diatas kertas terlebih dahulu untuk memastikan komposisi dan juga lebih mengakuratkan hasil imajinasi diatas kanvas nantinya, tetapi ada juga beberapa lukisan yang tanpa sketsa diatas kertas. Sketsa ini dikerjakan penulis langsung diatasa kanvas dengan menggunakan kuas dan cat. Penulis merasa saat melakukan sketsa langsung diatas kanvas lebih bebas dan tidak terikat dengan apa yang telah digambarkan diatas kertas. Proses pembuatan karya juga menggunakan cat akrilik yang berbasis air, alat yang digunakan seperti kuas berbagai macam jenis, dan alat pendukung lainnya. 5. Proses Pembuatan Karya Proses pembuatan karya ini, penulis beberapa menggunakan sketsa yang diatas kertas, namun kebanyakan sketsa tidak dilakukan diatas kertas

7 36 tetapi ekspresif langsung diatas kanvas. Adapun proses pembuatan karya seni lukis penulis sebagai berikut: a. Proses paling awal adalah membuat sketsa, penulis biasa mengerjakan sketsa diatas kertas dengan media pensil atau pensil warna, tetapi pada beberapa karya penulis tidak menggunakan sketsa diatas kertas tetapi langsung diatas kanvas menggunakan cat berwarna terang seperti kuning, hijau, atau biru muda, meskipun hanya goresan-goresan yang lebih ekspresif. b. Proses selanjutnya penulis membuat background pada kanvas dengan menggunakan cat yang encer sebanyak tiga kali pelapisan, sehingga background pada kanvas kosong dapat tertutup sempurna. c. Proses selanjutnya, setelah kanvas kering penulis memindahkan sketsa yang sudah dikerjakan di atas kertas ke kanvas, untuk karya yang tanpa proses sketsa di atas kertas penulis langsung menggambar sketsa diatas kanvas dengan menggunakan cat berwarna terang sehingga lebih mudah tertutup dengan cat lain yang digunakan untuk mewarnai objek. d. Proses selanjutnya adalah mengerjakan background, dimana penulis lebih sering menggunakan background dengan satu warna, tetapi ada beberapa karya yang juga menggunakan objek-objek sebagai background. Tahap selanjutnya penulis mengerjakan objek yang letaknya didepan background. Penulis melukis hingga selesai bagian yang paling jauh dalam sudut pandang perspektif, jika objek tersebut sudah selesai maka dilanjutkan objek di depannya hingga selesai.

8 37 6. Penyajian Penyajian merupakan hal paling penting dalam sebuah karya untuk melengkapi sebuah karya seni yang akan disajikan kepada penikmat. Penyajian karya penulis ini memanfaatkan media spanram yang minimalis. Penulis hanya mengecat dengan warna yang senada dengan warna background untuk mendapatkan kesan unity.

9 38 7. Deskripsi Karya Karya 1 Gambar 3.1 Kelahiran acrylic on canvas 120x120 cm 2015

10 39 Karya pertama ini berjudul Kelahiran berukuran 120x120 cm. Karya ini menggambarkan kelahiran dari sosok Gayatri yang nantinya akan menjadi sosok pemimpin di kerajaan Majapahit. Dalam karya ini penulis memunculkan sosok kura-kura yang menopang bayi. Kura-kura disini merupakan lambang dari lingga yoni. Penulis sangat terinspirasi oleh peninggalan Majapahit di Candi Cetho yang terletak di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang banyak sekali memunculkan bentuk kura-kura tersebut sebagai simbol Lingga dan Yoni. Pada sebelah kanan terdapat kristal dan daun-daun, disini penulis ingin menggambarkan kemuliaan dan ada tengkorak disebelah kiri yang melambangkan kematian. Pembuatan karya ini menggunakan background warna coklat muda dengan maksud menggambarkan semua akan kembali ke tanah. Sosok kura-kura yang dimunculkan memiliki tempurung warna dominan hijau yang menurut penulis menggambarkan pertumbuhan dan perubahan menjadi semakin baik. Gayatri yang nantinya tumbuh menjadi sosok paling berpengaruh di kerajaan juga akhirnya memutuskan menjadi Bhikuni atau Bhiksu wanita untuk mempelajari keagamaan yang lebih tinggi. Karya ini menggunakan banyak sekali garis ekspresif untuk menggambarkan ornamen-ornamen. Ornamen yang dimunculkan dalam karya ini didominasi oleh bentuk ekspresif, namun ada beberapa yang mengadopsi ornamen khas Jawa. Karya ini juga menggunakan warna hijau disetiap warna yang digunakan dengan cara mencampurkan warna hijau ke setiap warna yang digunakan meskipun hanya setetes, hal ini dimaksudkan agar lukisan memiliki kesatuan warna.

11 40 Karya 2 Gambar 3.2 Tantra acrylic on canvas 120x150 cm 2015

12 41 Karya kedua ini berjudul Tantra dengan ukuran 120x150 cm. karya ini menggambarkan sebuah ritual kuno penganut agama Budha pada masa kerajaan Majapahit. Tantra merupakan ritual yang dipercaya dapat membangkitkan kekuatan khusus pada pelakunya. Ritual ini biasa disebut ritual erotis dimana semua pelaku ritual melakukan hal-hal tidak senonoh sebagai persyaratannya. Penulis terinspirasi oleh bentuk-bentuk relief dan arca Candi Sukuh yang terletak di wilayah Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pada candi tersebut menggambarkan ritual-ritual tantra, sosok yang dimunculkan oleh penulis merupakan interpretasi dari relief-relief tersebut. Dari relief tersebut penulis memvisualisasikan interpreatasi dalam bentuk sketsa di atas kertas. Karya ini menggunakan latar belakang warna merah muda, dimana penulis ingin menggambarkan suasana romantis pada karya ini namun tanpa memunculkan adegan yang vulgar. Penulis juga memunculkan sosok-sosok seperti orang yang berwarna hitam dibawah dan digambarkan ikut bersenangsenang. Sosok-sosok kecil tersebut merupakan objek tambahan yang melengkapi objek utama. Badan yang berwarna hitam dimaksudkan wujud yang tidak sempurna, memiliki kesan jahat, namun kepalanya berwarna putih yang menggambarkan kesucian.penulis menggunakan keseimbangan asimetris dengan menggunakan sosok-sosok makhluk kecil yang menjadi titik beratnya. Sosok yang dimunculkan tersebut juga menjadi kunci dari komposisi pada karya ini karena pose pada objek pertama yang asimetris.

13 42 Karya 3 Gambar 3.3 Our enemy acrylic on canvas 120x150 cm 2015

14 43 Karya ketiga ini berjudul Our Enemy dengan ukuran 120x120 cm. Karya ini menggambarkan sesosok makhluk yang dalam perjalanan untuk menyerang suatau wilayah, disini penulis ingin menggambarkan pasukan dari kerajaan Mongol yang hendak menyerang tanah Jawa namun dihambat oleh pasukan-pasukan dari setiap sekutu kerajaan Singasari. Penulis mengambil sosok anjing sebagai inspirasi dari objek dalam karya ini. Sosok kemudian mengalami distorsi dan stilasi pada bagian-bagian tubuhnya, selain itu karya ini terinspirasi dari penyerangan pasukan Mongol ke kerajaan Singasari. Latar belakang pada lukisan ini menggunakan warna biru yang menggambarkan ketenangan, dan dingin, dimana pada saat penyerangan kerajaan Singasari menggunakan siasat untuk menolak setiap kapal dari pasukan Mongol yang hendak berlabuh sehingga pada saat sampai di Jawa para pasukan sudah sakit-sakitan dan lemah. Penulis juga memunculkan sosok-sosok manusia kecil yang berwarna hitam, sosok ini merupakan objek pendukung sebagaimana penulis terinspirasi oleh peristiwa penyerangan tersebut sosok tersebut adalah penggamabaran perlawanan. Proses pengerjaan karya ini menggunakan sketsa langsung di atas kanvas secara ekspresif. Karya ini menggunakan banyak sekali ornamen, dimana beberapa merupakan ornamen yang penulis adopsi dari ornamen suku maya di Amerika Selatan, namun juga ada ornamen-ornamen khas dari Indonesia. Karya ini menggunakan tekhnik tambahan yaitu aquarel dimana teknik ini biasa digunakan dalam penggunaan cat air.

15 44 Karya 4 Gambar 3.4 Brotherhood acrylic on canvas 120x120 cm 2015

16 45 Karya keempat berjudul Brotherhood berukuran 120x120cm. Karya ini merupakan visualisasi dari perpecahan kerajaan-kerajaan di era Singasari dan Kediri yang sebenarnya masih mempunyai garis keturunan yang sama dari Ken Dedes dan Ken Arok. Penulis terinspirasi oleh kutukan keris Empu Gandring yang akan membunuh tujuh keturunan. Karya ini menggambarakan lima tangan yang berebeda-beda yang berarti lima generasi dari setiap keturunan dari Singasari dan Kediri yang selalu saling membunuh satu sama lain demi sebuah kejayaan. Teratai yang digambarkan berada di tengah dan menjadi rebutan tangan-tangan tersebut menggambarkan sebuah kesucian dan tempat tertinggi dimana tangan-tangan tersebut tidak pernah menggapainya. Proses pengerjaan karya ini melalui sketsa-sketsa diatas kertas dahulu kemudian dipindah diatas kertas untuk mencari komposisi yang tepat. Pada karya ini menggunakan latar belakang warna hijau tosca dengan artian dalam setiap pertempuran dan aksi balas dendam setiap keturunan tersebut masih ada kelahirankelahiran dari generasi berikutnya. Pada karya ini penulis memunculkan sosok manusia-manusia kecil yang bersujud mengelilingi bunga teratai dan juga menjadi pasukan seperti pelindung dari kesucian tersebut. Ornamen-ornamen yang dimunculkan pada karya ini bervariatif, beberapa dimunculkan ornamen dari daerah Jawa, namun ada juga ornamen-ornamen ekspresif dari penulis yang terinspirasi dari ornamen suku Maya di Amerika. Bendera-bendara yang dimunculkan oleh penulis terinspirasi oleh panji-panji dari kerajaan Majapahit yang berwarna merah dan putih.

17 46 Karya 5 Gambar 3.5 Gayatri Rajapatni Prajnaparamitha acrylic on canvas 120x150 cm 2015

18 47 Karya kelima ini berjudul Gayatri Rajapatni Prajnaparamitha dengan ukuran 120x150 cm. Karya ini merupakan reinterpretasi dari satu-satunya arca Gayatri yang masih terawat baik yaitu dengan wujud Dewi kebijaksanaan tertinggi atau Prajnaparamitha. Pada karya ini sosok Gayatri sedang duduk dengan pose bersila di atas sebuah teratai, hampir sama dengan arca aslinya namun penulis ingin menggambarkan sebuah teratai yang mekar dengan tangkai nya, hal ini menggambarkan perjalanan atau proses seorang Gayatri dari awal hingga menjadi sosok yang paling berpengaruh. Proses pengerjaan karya ini penulis mengerjakan sketsa di atas kertas dahulu kemudian dipindahkan di atas kertas untuk mendapatkan komposisi yang diinginkan. Karya ini menggunakan latar belakang warna orange dengan campuran merah muda. Pada karya ini, penulis ingin menggambarkan sosok Gayatri dalam wujud Dewi Kebijaksanaan Tertinggi. Sosok yang dimunculkan merupakan reinterpretasi dari arca Gayatri yang juga berpose sama, namun penulis memvisualkan dengan pengalaman-pengalaman estetis dan imajinasi. Penulis banyak sekali merubah atribut-atribut yang ada pada arca dengan atribut baru seperti pakaian dan corak ornamen yang digunakan merupakan hasil reinterpretasi. Pakaian yang dikenakan oleh sosok tersebut terinspirasi oleh kostum yang dikenakan oleh salah satu anggota komunitas Red Batik Solo yang merupakan sahabat dari penulis. Ornamen yang dimunculkan pada pakaian didiominasi oleh ornamen Jawa, namun ada juga kombinasi dari ornamen dari suku Maya.

19 48 Karya 6 Gambar 3.6 Gayatri Rajapatni dan kecintaannya acrylic on canvas 120x150 cm 2015

20 49 Karya keenam berjudul Gayatri Rajapatni dan Kecintaannya berukuran 120x150 cm. Karya ini menggambarkan kecintaan dari sosok Gayatri akan ilmuilmu kenegaraan dan juga tentang ilmu agama. Penulisterinspirasi oleh kegiatan berdoa setelah beribadah dimana cara berdoa setiap orang berbeda-beda, dari sini penulismenggambarkan sosok Gayatri yang sedang menengadahkan tangannya yang berarti meminta atau berdoa kepada Sang Kuasa. Dua sosok burung yang dimunculkan merupakan penggambaran dari hal-hal yang dicintainya yaitu ilmu kenegaraan dan juga ilmu keagamaan. Burung yang bersayap empat merupakan perwujudan dari ilmu keagamaan dimana menurut penulis tingkatannya lebih tinggi sehingga membutuhkan sayap yang lebih banyak untuk menggapai nya, sedangkan burung yang bersayap dua merupakan ilmu kenegaraan, selain itu penulis juga menggambarkan sosok burung yang terinspirasi burung cenderawasih dari Papua yang di daerah sana burung Cenderawasih disebut juga burung para Dewa. Proses pengerjaan karya ini menggunakan sketsa diatas kertas lebih dahulu untuk memperoleh komposisi yang diinginkan. Karya ini menggunakan latar belakang warna hijau muda, penulis menjadikan warna pada karya ini sebagai simbol, dimana warna ini secara psikologis menyimbolkan adanya tekanan dari sikap permusuhan yang ada pada lingkungannya. Penulis menggunakan warna ini dengan maksud menggambarkan tekanan-tekanan yang ada pada lingkungan kerajaan dimana Gayatri tinggal.

21 50 Karya 7 Gambar 3.7 Kematian acrylic on canvas 120x150 cm 2015

22 51 Karya ketujuh ini berjudul Kematian berukuran 120x150 cm. Karya ini merupakan penggambaran dari kematian sosok Gayatri sendiri. Sosok yang dimunculkan oleh penulis pada karya ini adalah penggambaran dari anak perempuan Gayatri yaitu Tribuwana Tunggadewi. Karya ini menceritakan peletakan abu dari Gayatri oleh anak perempuannya. Penulis menggambarkan kesedihan namun ada keinginan dari sosok anak yang ingin melanjutkan cita-cita dari ibunya. Dari objek-objek yang digambargan oleh penulis, terdapat mahkota yang dikenakan oleh sosok tersebut. mahkota tersebut terinspirasi dari mahkota salah satu tokoh pewayangan yaitu Puntadewa yang merupakan saudara paling tua diantara kelima Pandawa. Proses pengerjaan karya ini tanpa menggunakan sketsa diatas kertas dahulu, penulis secara ekspresf membuat sketsa diatas kanvas. Karya ini menggunakan dominasi warna merah, dimana merah dalam artian keberanian. Penulis memilih warna abu-abu sebagai background karya ini dengan alasan menggunakan warna abu-abu sebagai simbol. Menurut penulis abu-abu merupakan warna yang memiliki arti cemas, terkepung dan ingin menghindari konflik dan menginginkan kondisi lingkungan yang damai, dalam karya ini sebelum kematian Gayatri terjadi beberapa kejadian yag membuat kerajaan yang sementara dipimpin oleh putrinya sedikit terganggu. Kelahiran seorang putera dari Tribuwana yang dinantikan akhirnya lahir dan tumbuh dewasa sesaat sebelum Gayatri meninggal.

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tematik Kisah dongeng tentang Raja Arthur memiliki sesuatu yang membuat penulis memiliki sebuah pandangan tertentu yang membawa penulis untuk melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam IV. ANALISIS KARYA KARYA 1 Judul : Gajah Sirkus Media : Acrylic pada kanvas ukuran : 60x 130cm Tahun : 2016 Karya pertama yang berjudul Gajah Sirkus dengan menunjukkan suasana pertunjukan sirkus. Gajah

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis BAB III A. Implementasi Teoritis Penciptaan karya seni merupakan usaha untuk merealisasikan suatu keinginan, pikiran, perasaan dan sebuah harapan tertentu yang ada dalam batin seniman yang diwujudkan melalui

Lebih terperinci

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan masa kanak-kanak dalam penciptaan karya seni grafis, karena masa

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA 2017 Judul : "Kakak dan Adik" Nama seniman : Basuki Abdullah tahun : 1971 ukuran : 65 x 79 cm. Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul Kakak dan Adik (1978) ini merupakan

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Penemuan ide berkarya diawali ketika penulis teringat sewaktu masih kecil yang pernah diceritakan oleh ibu, tentang kisah sosok Puteri yang cantik dari negeri

Lebih terperinci

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN digilib.uns.ac.id BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN A. Implementasi Teoritis Bardasarkan uraian dari bab 2, terdapat pokok-pokok temuan mengenai bunga teratai, mengenai bentuk bunga, pola hidup, serta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoristis Penulis mengangkat Ikan Lele sebagai tema dalam seni grafis, karena ikan lele adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk

Lebih terperinci

GAYATRI RAJAPATNI SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

GAYATRI RAJAPATNI SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS GAYATRI RAJAPATNI SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Program Studi Seni Murni Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB III. METODE PENCIPTAAN 34 BAB III. METODE PENCIPTAAN Seni merupakan media yang tepat dalam menyampaikan apa yang hendak kita ungkapkan, entah itu perasaan jiwa, isu sosial, juga termasuk kritik sosial. Khususnya seni lukis realis,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Wijaya Kusuma PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Exchange Program ISI Art Exhibition (Okinawa Prefectural University

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP VISUAL DAN KONSEP KOMUNIKASI. : Silu meminta Ayus menjaga kéncéng dan Ayus tidak boleh membuka kéncéngnya, Ayus menyanggupinya

BAB IV KONSEP VISUAL DAN KONSEP KOMUNIKASI. : Silu meminta Ayus menjaga kéncéng dan Ayus tidak boleh membuka kéncéngnya, Ayus menyanggupinya berikutnya, Silu menengok ke kiri dan daerah Selatan, maka daerah itupun panen. Sedangkan ketiga gunung tersebut hingga kini masih ada berada di sepanjang sungai dimana Silu menaiki perahunya menuju laut.

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA 42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar

Lebih terperinci

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DIPAMERKAN PADA PAMERAN SENIRUPA IKATAN KELUARGA ALUMNI SEKOLAH SENI RUPA INDONESIA 20-26 NOVEMBER 2011 DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA SK DEKAN : 0614/UN.34.12/KP/2011

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 52 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " Trajan" yang memiliki cita rasa klasik dan elegan. Warna yang digunakan adalah hitam atau putih tergantung

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa

Lebih terperinci

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan

Lebih terperinci

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Teknik komposisi biasanya berkaitan dengan... a. Garis Horizon b. Gelap Terang c. keselarasan d. Garis tebal-tipis e. Jauh dekat 2. Warna asli dan bukan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font " Bird of Paradise" yang dekoratif untuk memunculkan kesan melodi yang mengalir. Judul dibuat bergelombang

Lebih terperinci

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa 2009 Judul Karya: Keharmonisan Dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling berdampingan dan menghormati, memiliki rasa toleransi yang tinggi dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Komunikasi Memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum tentang kesenian Reog Ponorogo. Agar masyarakat lebih mengenal lebih jauh tentang kesenian

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan BAB. III PROSES PENCIPTAAN A. Data Acuan Penulis menjadikan pengalaman pribadi dalam menciptakan karya seni kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan pembuatan motif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

2015 LANGIT SENJA PALAGAN BUBAT SAKSI BELA PATI CITRARESMI SEBAGAI IDE BERKARYA SENI LUKIS DENGAN TEKNIK LAYER PADA MEDIUM AKRILIK

2015 LANGIT SENJA PALAGAN BUBAT SAKSI BELA PATI CITRARESMI SEBAGAI IDE BERKARYA SENI LUKIS DENGAN TEKNIK LAYER PADA MEDIUM AKRILIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan karya ini akan membuat karya lukis dengan tema kisah seorang Puteri dari kerajaan Sunda Galuh yang bernama Ratna Ayu Citraresmi Dyah Pitaloka. Latar

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font Georgia yang memiliki visualisasi yang simple dan elegan. Warna yang digunakan adalah kuning dan orange untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu

BAB I PENDAHULUAN. Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak hal penting dalam menjalankan sebuah kehidupan yaitu satu diantaranya berupa interaksi. Makhluk hidup perlu berinteraksi, berinteraksi merupakan suatu aktifitas

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh IV. ANALISIS KARYA Pada Bab ini, penulis menampilkan hasil karya beserta deskripsi dari masing-masing judul karya. Karya-karya ini terinspirasi dari upacara minum teh Jepang yang sering dijumpai pada festival

Lebih terperinci

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal

Lebih terperinci

PERSEMBAHAN. Karya Tugas Akhir ini kupersembahkan. kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu. memberikan berkat. 2. Ayah dan Ibu tercinta.

PERSEMBAHAN. Karya Tugas Akhir ini kupersembahkan. kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu. memberikan berkat. 2. Ayah dan Ibu tercinta. PERSEMBAHAN Karya Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan berkat. 2. Ayah dan Ibu tercinta. 3. Saudaraku yang tercinta. 4. Teman-teman dan almamaterku. v MOTTO

Lebih terperinci

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada

5.1 Visualisasi Gajah Mada. Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada 5.1 Visualisasi 5.1.1 Gajah Mada Gambar 5.1 Visualisasi Gajah Mada 24 25 Konsep dasar dari visualisasi Gajah dari visualisasi Gajah Mada adalah seorang yang keras, tegas, dan kuat. Kostum Gajah Mada dibuat

Lebih terperinci

Hal tersebut dapat kita lihat dari bentuk daun telinga menyeeupai daun telinga dari binatang

Hal tersebut dapat kita lihat dari bentuk daun telinga menyeeupai daun telinga dari binatang Analisis Non Narrative Film 1. Kostum Kostum yang digunakan dalam kedua film ini memiliki kesamaan nuansa yang hampir serupa. Dalam film Avatar, kita mendapatkan kaum navy menggunakan kostum asli pribumi.

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Desain Logo dan Pylon A care Dental Clinic dan Dimas Ayu Salon & Spa. Dalam

BAB V IMPLEMENTASI KARYA. Desain Logo dan Pylon A care Dental Clinic dan Dimas Ayu Salon & Spa. Dalam BAB V IMPLEMENTASI KARYA Karya yang dibuat dalam proses Kerja praktek ini adalah perancangan Desain Logo dan Pylon A care Dental Clinic dan Dimas Ayu Salon & Spa. Dalam implementasi ini ada prosedur pelaksanaan

Lebih terperinci

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn GAMBAR ORNAMEN Dwi Retno SA., M.Sn PENGERTIAN ORNAMEN berasal dari kata ORNARE (bahasa Latin) yang berarti menghias. juga berarti dekorasi atau hiasan sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian mengenai novel Ken Arok Ken Dedes: Sebuah Roman Epik Cinta Penuh Darah dan legenda Gunung Kemukus serta implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMK telah selesai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis

Lebih terperinci

BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING. A. Implementasi Teoritis

BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING. A. Implementasi Teoritis BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya ini karena ketertarikan penulis terhadap kebiasaankebiasaan dalam

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Pada pembuatan judul film pendek animasi "REXI : The Great Return" ini, penulis terinspirasi dan mengambil esensi dari bentuk aksara lontara, dimana aksara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sering dipersepsikan dan selalu diasosiasikan sebagai hewan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia sering dipersepsikan dan selalu diasosiasikan sebagai hewan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sering dipersepsikan dan selalu diasosiasikan sebagai hewan, namun kenyataannya manusia sering juga dianggap sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,

Lebih terperinci

1. Abstrak. 2. Peluang bisnis. Nama ; MUKHLISON HAKIM

1. Abstrak. 2. Peluang bisnis. Nama ; MUKHLISON HAKIM Nama ; MUKHLISON HAKIM 1. Abstrak Pusat kebudayaan reog ponorogo merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk memamerkan,melatih dalam rangka melestarikan kebudayaan reog ponorogo adapun fasilitas yang

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini adalah lukisan Tetet Cahyati yang bertema Bandung merupakan lukisan ekspresivisme-abstrak yang bersumber gagasan dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING. A. Implementasi Teoritis

BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING. A. Implementasi Teoritis BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING A. Implementasi Teoritis Setiap mahluk hidup salah satunya manusia memiliki keindahan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. kepada sang karakter utama, Nova, seorang gadis kecil yang menuntuk

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. kepada sang karakter utama, Nova, seorang gadis kecil yang menuntuk BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Desain Title Judul yang dipilih adalah The Little Bullet of Justice. Judul ini mengacu kepada sang karakter utama, Nova, seorang gadis kecil yang menuntuk balas(keadilan).

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 21 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Langkah-Langkah Proses Berkarya Legenda yang dulu lahir dan tumbuh dalam masyarakat sendiri perlahan hilang atau dilupakan karena tak ada pola pewarisan yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk Desain judul Penulis menggunakan font Caviar dreams dan pada huruf a di beri garis agar tampak seperti mata kucing dan, pemberian kuping kucing

Lebih terperinci

GUS DUR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN

GUS DUR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN 31 E-Journal Prodi : Pendidikan Seni Rupa Edisi : Oktober 2016 GUS DUR SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN Gus Dur As The Inspiration Of Painting Creation Oleh : Arif Wijayanto, psr fbs uny. Email: arif_wj31@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN Manusia membuat suatu karya seni dengan maksud atau tujuan yang berbeda-beda, perkembangan karya seni dan daya guna nya sendiri tidak lepas dari perkembangan kebutuhan manusia.

Lebih terperinci

DISKRIPSI LUKISAN DUA PENARI

DISKRIPSI LUKISAN DUA PENARI DISKRIPSI LUKISAN DUA PENARI Dipamerkan Pada Pameran Dies Natalis Universitas Negeri Yogyakarta ke-43 Tahun 2007 Oleh Sigit Wahyu Nugroho,M.Si Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2007

Lebih terperinci

SULIT Manakah antara penyataan berikut benar tentang kontra? A Warna sewarna. B Warna panas. C Warna penggenap. D Warna sejuk.

SULIT Manakah antara penyataan berikut benar tentang kontra? A Warna sewarna. B Warna panas. C Warna penggenap. D Warna sejuk. Jawab Semua Soalan 1 Antara berikut, kenyataan tentang garisan yang manakah tidak benar? A Garisan yang disusun rapat-rapat menghasilkan ton yang gelap. B Ulangan garisan sama tebal berbeza jarak menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan, BAB IV ANALISIS KARYA Melalui proses penemuan ide, pengamatan, pengkajian, pemahaman, serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi kerusakan lingkungan yang di simbolkan pada hewan kupu-kupu sejumlah

Lebih terperinci

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah di dalamnya. Kisah Ken Arok dan Ken Dedes adalah salah satunya. Kisah ini cukup populer dengan intrik-intrik

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

BAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis

BAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis 29 BAB IV VISUALISASI Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis yang eksklusif, dengan merancangmotif dari sumber ide cerita pewayangan Dewi Sinta melalui teknik batik

Lebih terperinci

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI I Wayan Dirana Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar diranawayan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Gambar 5.1 Logo Pertunjukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Gambar 5.1 Logo Pertunjukan 28 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Logo Pertunjukan Gambar 5.1 Logo Pertunjukan Logo merupakan identitas pertunjukan Teater Koma Sie jin Kwie Kena Fitnah. Logotype ini mengadaptasikan bentuk tulisan

Lebih terperinci