PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS KELOMPOK B TK SIDODADI 01 MASARAN, SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GUNA PENINGKATAN PENGENALAN POLA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARANG INDRIYA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK B3 TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PENGOLAHAN BAHAN BEKAS PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA SURAKARTA AJARAN 2013/2014.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK/RA CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PROJECT BASED LEARNING PADA ANAK KELOMPOK B TK SIWI PENI XI LAWEYAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

Farin Kusanggraeni Fardilla 1, Chumdari 2, Karsono

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI MELUKIS DENGAN MIXED MEDIA PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI 02 NGIJO, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN PUZZLE

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI MEDIA REALIA SISWA KELAS II SD NEGERI KARANGWARU 1, PLUPUH, SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Melipat Kertas Asturo Pada Anak Kelompok A Tk Dewi Sartika

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN WOODBALL

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK A1 Reni Dewi Nur Isnaini 1, Yudianto Sujana 1, Djaelani 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK


PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-20 MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK AISYIYAH 21 PREMULUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE BATIK PADA ANAK USIA DINI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TK GENTUNGAN 01 MOJOGEDANG TAHUN 2015/2016

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Paulan, Colomadu. Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013) SKRIPSI. Oleh : Aldila Kurniati K

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Halus Melalui Media Realia pada Anak Kelompok A TK Tunas Bangsa Pati Tahun Ajaran 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE OVERVIEW, ASK, READ, WRITE, EVALUATE, TEST (OARWET) PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016



Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Melalui Kegiatan Meronce Biji-bijian Di Kelompok Bermain Ceria Gondang Kecamatan Gondang Mojokerto

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

Diyah Hajarwati 1, Amir 2, Joko Daryanto 2.

PENGGUNAAN MEDIA BONEKA TANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN BASA KRAMA ALUS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I PURWOSARI WONOGIRI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL WORD SQUARE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGURUTKAN POLA BENTUK GEOMETRI DENGAN MEDIA PAPAN BULETIN PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH SANGGRAHAN TAHUN AJARAN 2015/ 2016

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF KOTAK ALFABET PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 55 TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

Program studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

UMITRI ASTUTI K

SKRIPSI. Oleh : ZAENI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober 2015 commit to user

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA KEMBALI

Fitria Andriyani 1, Retno Winarni 2, Hadiyah 3 ¹Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN 2015/2016

PENDAHULUAN. Tri Widiyaningsih 1, Matsuri 2, Joko Daryanto 2

PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS III

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS KELOMPOK B TK SIDODADI 01 MASARAN, SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Dwi Andriyastuti 1, Retno Winarni 2, Kartono 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret Surakarta Email :dwi_ andriyastuti@yahoo.com, winarniuns@yahoo.com, kartonouns@gmail.com ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat kertas. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dan terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil peningkatan kemampuan motorik halus dari 37 anak, pada pratindakan menunjukkan nilai 40,5%. Siklus I meningkat menjadi 59,45%, dan mencapai optimal pada siklus II sebesar 81%. Simpulan penelitian ini yaitu kegiatan melipat kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Kata kunci : Kemampuan motorik halus, kegiatan melipat kertas ABSTRACT : This research aims to improve fine motor skill through paper folding activies. This is a classroom action research (CAR) and it consist of two cycles. Each cycle conducted four phase, namely planning, action, observation, and reflection. Data collection technique conducted by interview, observation, and documentation. The data validation used technique triangulation. The data analyzing technique used interactive model that consisted of three components there were data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. The enchancement of fine motor skill of 37 children, In pre-action showed of the value was 40,5%. In action first cycle, the value increased to 59,45%, and achieving optimal in cycle 2 to 81%. The conclusion of the research that paperfolding activities could improve the fine motor skill in children. Keyword : fine motor skill, paperfolding activities PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang tinggi mengenai objek tertentu. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) merupakan salah satu satuan tingkat pendidikan. Sebagaimana yang dimaksud dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Permendiknas, 2009 ). PAUD merupakan pondasi awal anak untuk mengembangkan kemampuannya yang meliputi kognitif, motorik, bahasa, sosial emosional, dan nilai agama dan moral. Anak usia dini sering disebut masa keemasan atau golden age karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang berkembang. Salah satu kemampuan anak yang sangat penting pada usia Taman Kanak-Kanak yaitu perkembangan motorik. Kemampuan motorik terdiri dari 2, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Kemampuan motorik dapat menjadi faktor penting dalam menentukan prestasi akademik sekolah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bart et al, 2007 (John, Suzanne, 2013) yang mengatakan bahwa, Fine motor

skills are an important foundational skill and can positively impact a student's progress in school. Researchers have found a relation between well-developed motor skills and better school achievement, as well as a relation to positive social behaviors. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa keterampilan motorik halus merupakan dasar penting dalam keterampilan dan berdampak positif bagi siswa dalam kemajuan sekolah. Para peneliti menemukan hubungan antara kemampuan motorik berkembang dengan baik dan prestasi sekolah yang lebih baik, serta kaitannya dengan perilaku sosial yang positif. Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting. Kemampuan anak dalam motorik halus, seperti menggunting, mewarnai, menulis, dan lipat, dapat menjadikan fondasi yang kuat di mana siswa dapat membangun kemampuan akademik. Menurut Case-Smith (John, Suzanne, 2013) mengatakan bahwa anak yang memiliki keterlambatan dalam motorik halus akan mengalami kesulitan dalam menggerakkan jari-jemari tangan. Anak yang mengalami kesulitan dalam kemampuan motorik halus seperti mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, makan sendiri akan berdampak pada konsep diri anak yang mengakibatkan anak memiliki harga diri yang rendah, dan kurang dalam lingkungan sosial. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelompok B TK Sidodadi 01 Masaran, Sragen diperoleh fakta bahwa kemampuan motorik halus anak masih rendah. Dari 37 anak, hanya 15 anak atau 40,5% yang mencapai ketuntasan, dan 22 anak atau 59,5% belum mencapai ketuntasan. Dari temuan tersebut, maka perlu adanya upaya peningkatan kemampuan motorik halus anak. Salah satu alternatif yang digunakan adalah dengan kegiatan melipat kertas. Berdasarkan temuan dan data-data tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah melalui kegiatan melipat kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak?. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat kertas kelompok b di TK Sidodadi 01 Masaran, Sragen. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang diprasyaratkan sesuai kondisi yang diharapkan (Sutikno : 2013). Sehubungan dengan hal tersebut Desmita (2006) menyatakan bahwa kemampuan merupakan suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu ketrampilan. Motorik halus adalah upaya mengembangkan kemampuan anak dalam menggunakan jarijarinya, khususnya ibu jari dan jari telunjuk (Yamin dan Sanan, 2013:101). Kemampuan motorik halus berjalan seiring adanya kematangan otot dan saraf. Gerakan tersebut belum dapat dikuasai sebelum mekanisme otot anak berkembang. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suyadi (2010: 69) yang mengatakan bahwa Motorik halus adalah meningkatnya pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebih kecil atau detail. Case-Smith (John, Suzanne, 2013) mengatakan bahwa, Fine motor skills are the coordination of groups of small muscles to complete a task or to participate in an activity. Keterampilan motorik halus adalah koordinasi kelompok otot kecil untuk menyelesaikan tugas atau untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak.tahapan Tingkat Pencapaian Perkembangan Motorik Halus menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) No 58 Tahun 2009 meliputi : (1) Menggambar sesuai gagasannya, (2) Meniru bentuk, (3) Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan, (4) Menggunakan alat tulis dengan benar,(5) Menggunting sesuai dengan pola, (6) Menempel gambar dengan tepat, (7) Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara

detail. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak menurut Wiyani (2014 : 38) yaitu : (1) Faktor makanan, (2) Faktor Pemberian Stimulus, (3) Kesiapan fisik, (4) Faktor Jenis Kelamin. Melipat kertas (origami) merupakan salah satu pengembangan motorik halus yang membutuhkan keterampilan, ketelitian, dan bimbingan. Sumanto (2005 :99) mengemukakan Melipat kertas atau origami merupakan suatu teknik berkarya seni/ kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas, dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga, dan kreasi lainnya. Hal tersebut juga sejalan dengan Widayati (2014 :7) yang mengemukakan bahwa Pembelajaran melipat adalah salah satu kegiatan yang umumnya mengarah pada melipat kertas yang hasil lipatannya membentuk suatu benda tertentu (seperti bunga, kepala anjing, burung, dsb) baik dari bentuk-bentuk dimensi yang sederhana hingga menjadi bentuk benda 3 dimensi. Melipat pada hakikatnya merupakan kegiatan keterampilan tangan untuk menciptakan bentuk-bentuk tertentu tanpa menggunakan bahan perekat (lem) (Sumantri, 2005 :151). Suratno (2005 :130) yang menyatakan bahwa kegiatan melipat merupakan kegiatan yang kompleks. Artinya kegiatan ini tidak hanya melibatkan aktivitas motorik tentang bagaimana melipat tetapi juga aktivitas pikiran anak, dan rasa estetis pada diri anak. Pada dasarnya, Kegiatan melipat adalah salah satu kegiatan yang sangat disukai anak meskipun pada penerapannya anak kesulitan ketika melakukan kegiatan tersebut. Dalam pelaksananaan kegiatan melipat, guru harus memperhatikan petunjuk pengajaran kegiatan melipat dengan baik agar kemampuan motorik halus anak dapat berkembang optimal. Penelitian yang dilakukan Sze (2005) mengatakan bahwa Mengajarkan origami atau melipat, guru perlu mempersiapkan model yang besar. Untuk langkah sulit, guru mungkin harus menyiapkan beberapa penjelasan yang tepat. Mungkin butuh tiga kali lebih lama untuk mengajarkan model seperti halnya untuk lipat, sehingga harus diawasi. Selain itu, guru memutuskan pada ukuran dan jenis kertas yang dibutuhkan untuk menjadi cukup besar untuk dilihat dari barisan belakang. Dari kejauhan, kontras antara sisi putih dan warna terang atau foil tidak selalu dapat dibedakan.manfaat kegiatan melipat kertas yaitu (1) meningkatkan motorik halus anak, (2) mengembangkan kemampuan visual spasial anak, (3) mengembangkan kreativitas, dan (5) melatih konsentrasi anak. Penelitian yang relevan yakni Penelitian Mulyani (2012) membuktikan dalam penelitiannya yang berjudul Upaya Meningkatkan Kreativitas Melalui Melipat Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi Tegalrejo Tahun Ajaran 2012/2013. Simpulan yang terdapat dalam penelitian ini adalah adanya kreativitas anak kelompok B TK Pertiwi Tegalrejo. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari hasil pada setiap siklus yaitu Siklus I sebanyak 42,70%, Siklus II sebanyak 70,20% dan Siklus III sebanyak 83,13%. Letak relevansi dengan penelitian ini terdapat pada Melipat untuk meningkatkan kreativitas. METODE Penelitian ini dilaksanakan di TK Sidodadi 01 Masaran, Sragen. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2014/ 2015 selama 8 bulan yaitu pada bulan Desember-Juli. Subyek yang akan diteliti pada penelitian tindakan kelas adalah anak TK Sidodadi 01 Masaran, Sragen kelompok B Tahun Ajaran 2014/2015 dengan jumlah anak 37 anak, yang terdiri 15 anak laki-laki dan 22 anak perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap sikls terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data yang digunakan meliputi data kuantitatif yaitu data nilai hasil belajar kemampuan motorik halus dianalisis secara deskriptif, sedangkan data kualitatif yaitu data yang

diperoleh dari hasil wawancara, hasil observasi, dokumentasi, dan instrumen pembelajaran yang berupa RKH, bahan ajar, dan skenario. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, tes unjuk kerja, pemberian tugas dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi tindakan. Adapun hal-hal yang dipersiapkan pada tahap perencanaan yaitu (1) Menyusun RKH (Rencana Kegiatan Harian), (2) Menyiapkan media Pembelajaran, (3) Menyiapkan lembar kegiatan yang akan digunakan untuk tes unjuk kerja anak dan tempat untuk menempel hasil lipatan, (4) Menyiapkan lembar penilaian dan lembar observasi. Selain itu, indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu (1) Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit, (2) Menempel gambar dengan tepat, (3) Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail. Sebelum melaksanakan siklus I, dilaksanakan pretest yang dapat dibuat tabel frekuensi nilai ketuntasan kemampuan motorik halus anak tahap pratindakan yang tertera pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Nilai Ketuntasan Kemampuan motorik halus anak tahap pratindakan No Penilaian F % Keterangan 1. v 15 (40,5%) Tuntas 2. x 22 (59,5 %) Tidak Tuntas Jumlah 37 100 % Keterangan : v = Tuntas x = Tidak tuntas f = frekuensi/ jumlah anak % = Persentase anak Berdasarkan penyajian data dari tabel di atas, dapat dianalisis bahwa kemampuan motorik halus pada anak kelompok B masih perlu ditingkatkan. Dari 37 anak, hanya 15 anak atau 40,5% yang mencapai ketuntasan. Sisanya 22 anak atau 59,5% belum mencapai ketuntasan. Sebelum melaksanakan siklus II, diperoleh data frekuensi nilai ketuntasan kemampuan motorik halus anak siklus I yang dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Nilai Ketuntasan Kemampuan motorik halus anak siklus I No Penilaian F % Keterangan 1. v 22 (59,5 %) Tuntas 2. x 15 (40,5%) Tidak Tuntas Jumlah 37 100 % Keterangan : v = Tuntas f = frekuensi/ jumlah anak

x = Tidak tuntas % = Persentase anak Berdasarkan penyajian data dari tabel di atas, diperoleh nilai hasil kemampuan motorik halus anak siklus I sebesar 59,5 % atau 22 anak mencapai ketuntasan, 15 anak atau 40,5% belum mencapai ketuntasan. Data frekuensi nilai ketuntasan kemampuan motorik halus anak siklus II dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Nilai Ketuntasan Kemampuan motorik halus anak siklus II No Penilaian F % Keterangan 1. v 30 81% Tuntas 2. x 7 19% Tidak Tuntas Jumlah 37 100 % Keterangan : v = Tuntas x = Tidak tuntas f = frekuensi/ jumlah anak % = Persentase anak Berdasarkan penyajian data dari tabel di atas, diperoleh nilai hasil kemampuan motorik halus anak siklus II sebesar 81 % atau 30 anak mencapai ketuntasan, 7 anak atau 19% belum mencapai ketuntasan. Perbandingan nilai ketuntasan kemampuan motorik halus anak antar siklus dapat dilihat pada tabel 4 berikut : Tabel 4. Perbandingan Nilai Ketuntasan Kemampuan motorik halus anak Antar Siklus Keterangan Tuntas Tidak Tuntas F % f % Pratindakan 15 40,5% 22 59,5 % Siklus I 22 59,5 % 15 40,5% Siklus II 30 81% 7 19% Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat disimpulkan bahwa pada pratindakan anak yang mendapatkan nilai ketuntasan sebanyak 15 atau 40,5%. Sisanya sebanyak 22 anak atau 59,5% belum mencapai ketuntasan. Setelah diterapkannya kegiatan melipat kertas, terjadi peningkatan pada siklus I dan terus meningkat pada siklus II. Pada siklus I, sebanyak 22 anak atau 59,5% mencapai ketuntasan, dan sebanyak 15 anak atau 40,5% belum mencapai ketuntasan. Nilai ketuntasan ini terus meningkat pada siklus II sebanyak 30 anak atau 81%, dan sebanyak 7 anak atau 19% belum mencapai ketuntasan. Selain meningkatkan kemampuan motorik halus, melipat kertas juga dapat meningkatkan kreativias anak. Hal ini sejalan dengan penelitian Mulyani yang berjudul Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak melalui Melipat pada Anak Kelompok B di TK Pertiwi Twgalrejo tahunajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kreativitas anak dari pratindakan yang hanya sebesar 34,37%, pada siklus I meningkat menjadi 42,70%, siklus II menjadi 70,20% dan siklus II meningkat menjadi 83,13%. Peningkatan kemampuan motorik halus juga sejalan dengan peningkatan hasil observasi guru dan aktivitas anak. Berdasarkan hasil aktivitas anak, Pada Pratindakan skor yang diperoleh 1,91

yang termasuk kategori cukup. Siklus I aktivitas anak sebanyak 2,56 termasuk kategori baik dan meningkat pada siklus II sebanyak 3,29 yang termasuk kategori sangat baik. Pada pratindakan guru memperoleh skor rata-rata 1,71 yang termasuk kategori kurang. Siklus I kinerja guru sebanyak 2,95 yang termasuk kategori baik dan meningkat pada siklus II sebanyak 3,48 yang termasuk kategori sangat baik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suratno (2005 :130) yang menyatakan bahwa kegiatan melipat merupakan kegiatan yang kompleks. Artinya kegiatan ini tidak hanya melibatkan aktivitas motorik tentang bagaimana melipat tetapi juga aktivitas pikiran anak, dan rasa estetis pada diri anak. Pendapat yang sejalan juga disampaikan Tolman (Sze, 2005) yang mengatakan bahwa belajar adalah berorientasi pada tujuan. Belajar origami adalah, proses konstruktif aktif. Siswa harus bekerja secara aktif dan sengaja untuk belajar ide-ide baru, keterampilan, atau informasi. Mereka tidak hanya mengambil ide-ide baru. Mereka menciptakan sesuatu yang baru dengan informasi dan ide-ide. Berdasarkan data-data dari hasil penelitian, uraian perbandingan tiap siklus, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kegiatan melipat kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Sidodadi 01 Masaran, Sragen tahun ajaran 2014/2015. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan melipat kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B TK Sidodadi 01 Masaran, Sragen Tahun Ajaran 2014/2015. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil nilai kemampuan motorik halus pada kondisi awal, diperoleh nilai ketuntasan kemampuan motorik halus sebesar 15 anak atau 40,5%. Pada siklus I, nilai ketuntasan kemampuan motorik halus anak meningkat menjadi 22 anak atau 59,5% dan mencapai optimal pada siklus II sebesar 30 anak atau 81%. Berpijak pada kesimpulan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan melipat kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus Kelompok B TK Sidodadi 01 Masaran, Sragen Tahun Ajaran 2014/2015. Saran yang ditujukan kepada guru untuk dapat diperbaiki pada tahun ajaran selanjutnya meliputi : (1) Guru hendaknya lebih menguasai materi yang akan disampaikan pada anak dengan mempersiapkan rencana pembelajaran terlebih dahulu, (2) Guru TK harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomer 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Depdikbud Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung : Rosda John, St & Suzanne. (2013). Factoring in Fine Motor: How Improving Fine Motor Abilities Impacts Reading and Writing. Illinois Reading Council Journal, 41(4). Diperoleh 4 Maret 2015, dari http://web.a.ebscohost.com/ehost/ Mulyani, S. (2012). Upaya Meningkatkan Kreativitas Melalui Melipat Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi Tegalrejo Tahun Ajaran 2012/ 2013. Diperoleh 22 Maret 2015, dari www. Eprint.ums.ac.id. pdf

Sumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Sumantri. (2005). Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta : Depatemen Pendidikan Nasional Sutikno, M.S. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Lombok : Holistika Suyadi. (2010). Psikologi Belajar Paud. Yogyakarta : Pedagogia Sze, S. (2005). Constructivism and the ancient art of origami. Proceeding of the Academy of Creativity and Innovation, Memphis, 2(1).PP. Diperoleh 23Mei 2015, dari http ://schoolar.com Widayati, S. (2014). Panduan Dasar Melipat Kertas. Yogyakarta : Gava Media Wiyani, N. A. (2014). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Gava Media Yamin, M dan Sanan, J. S. (2013). Panduan PAUD Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Gaung Persada Press Grup