A. TATARAN LINGKUNGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Batik merupakan warisan budaya dari Indonesia yang sudah disahkan oleh pihak UNESCO. Batik Yogyakarta atau Batik Jogja merupakan bagian dari budaya Jawa. Setiap motif batik tulis Jogja tersebut yang ada di setiap daerah memiliki arti/makna dan bentuknya sendiri. Motif dan bentuk itu sendiri mencerminkan filosofi hidup masyarakat itu sendiri sehingga sangat berbeda dari yang lain. Batik tradisional di lingkungan keraton Yogyakarta mempunyai ciri khas dalam tampilan warna dasar putih yang mencolok bersih. Pola geometri keraton Yogyakarta sangat khas, besar-besar, dan sebagian diantaranya diperkaya dengan parang dan nitik. 1. Material Plat SPCC atau plat galvanis merupakan plat yang finishing produksinya digulung dalam kondisi dingin (cold rolled carbon steel sheets). Plat ini sering dilapisi galvanis, sehingga dijuluki plat galvanis. Galvanis adalah istilah untuk baja ringan yang diberi lapisan seng (zinc). Finishingnya terdiri dari: 98% unsur coatingnya adalah seng/zinc dan 2% adalah unsur alumunium). Lapisan tersebut ditujukan untuk mencegah korosi galvanis berkarat. Plat ini berwarna abu abu terang sehingga hampir terlihat seperti plat berwarna putih. 24
B. TATARAN SISTEM Jenis lampu dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan kegunaannya. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Lampu hias berdiri (standing lamp) Lampu hias berdiri merupakan model lampu hias yang diletakkan di atas lantai. Ciri-ciri lampu hias model ini adalah memiliki kaki/tiang yang cukup panjang, yaitu sekitar 120 cm hingga 150 cm (Aryanto, Yunus, 2009: 12). Gambar 4.1 Lampu Berdiri (standing lamp) (Sumber: internet, 2016 ) 25
2. Lampu hias meja (table lamp) Dalam penataan interior, lampu hias model ini selalu diletakkan diatas meja atau perabot pendek lainnya. Oleh karena itu, lampu hias ini disebut lampu hias meja (table lamp). Ukuran lampu hias model ini tak setinggi lampu hias berdiri sehingga tidak memungkinkan untuk diletakkan di atas lantai. Adapun tinggi kaki lampu hias meja hanya sekitar 30 cm sampai 40 cm (Aryanto, Yunus, 2009: 16). Gambar 4.2 Lampu Meja (table lamp) (Sumber: Internet, 2016 ) 3. Lampu hias langit-langit (ceiling lamp) Lampu hias model ini dipasang dengan cara digantungkan dilangit-langit ruangan. Lampu hias langit-langit (ceiling lamp) juga dikenal sebagai lampu hias gantung. Pada lampu hias model ini, bagian kaki digantikan oleh penggantung atau vertical yang menghubungkan lampu dengan 26
langit-langit. Di dalam penggantung instalasi kabel diletakkan dan kemudian dihubungkan dengan saklar di dinding melewati plafon (Aryanto, Yunus, 2009 : 24) Gambar 4.3 Lampu gantung (ceiling lamp) (Sumber: Internet, 2016 ) B. TATARAN PRODUK 1. Konsep Perancangan Bentuk pada sebuah ruang dirancang sesuai dengan unsur estetika dan dengan nilai yang sesuai dengan produk, sehingga membuat produk tersebut dapat terwujud pada perancangan yang memenuhi kriteria pemilihan bahan, aktifitas gerak dalam ruang, dan pengaturan ruang juga harus menyesuaikan kebutuhan dan keinginan pengguna. Seperti kegunaan atau fungsi lampu pada hal penerangan di ruang sekitar, juga dapat meningkatkan nilai keindahan yang dipancarkan cahaya dari motif lampu pada ruangan di sekitarnya. 27
Lampu juga berfungsi dapat menghiasi ruangan dan memberikan aksen sesuai tema rumah yang ingin ditampilkan, saat ini juga modelmodel lampu yang berkembang di pasaran sudah sangat variatif dengan berbagai ukuran dan model seperti yang digunakan oleh perancang adalah unsur dari batik Jogja yaitu Truntum, Kawung dan Parang. Dalam perancangan bentuk desain produk lampu hias ini mengaplikasikan motifmotif batik yang terinspirasi dari batik Jogja yaitu: Batik Truntum, Batik Kawung dan Batik Parang. Bentuk motif-motif batik tersebut disederhanakan (simplikasi) dan kemudian diaplikasikan kedalam objek, dalam pengaplikasiannya, perancang menggunakan plat yang digunakan untuk menjadi kap lampu hias. 2. Proses Perancangan a. Sketsa Desain 1) Sketsa lampu duduk 1 Gambar 4.4 Sketsa lampu duduk 1 28
2) Sketsa lampu duduk 2 Gambar 4.5 Sketsa lampu duduk 2 3) Sketsa lampu gantung 1 Gambar 4.6 Sketsa lampu gantung 1 29
4) Sketsa lampu ganutng 2 Gambar 4.7 Sketsa lampu gantung 2 5) Sketsa lampu berdiri 1 Gambar 4.8 Sketsa awal lampu berdiri 1 30
6) Sketsa lampuberdiri 2 Gambar 4.9 Sketsa awal lampu berdiri 2 3. Gambar Teknik 1) Gambar teknik lampu duduk 1 Gambar 4.10 Sketsa Gambar teknik lampu duduk 1 31
2) Gambar teknik lampu duduk 2 Gambar 4.11 Sketsa Gambar teknik lampu duduk 2 3) Gambar teknik lampu gantung 1 Gambar 4.12 Sketsa Gambar teknik lampu gantung 1 32
4) Gambar teknik lampu gantung 2 Gambar 4.13 Sketsa Gambar teknik lampu gantung 2 5) Gambar teknik lampu berdiri 1 Gambar 4.14 Sketsa Gambar teknik lampu berdiri 1 (Sumber Pribadi, 2016) 33
6) Gambar teknik lampu berdiri 2 Gambar 4.15 Sketsa Gambar teknik lampu berdiri 1 4. Gambar Potongan 1) Gambar potongan lampu duduk 1 Gambar 4.16 Gambar potongan lampu duduk 1 34
2) Gambar potongan lampu duduk 2 Gambar 4.17 Gambar potongan lampu duduk 2 3) Gambar potongan lampu gantung 1 Gambar 4.18 Gambar potongan lampu gantung 1 35
4) Gambar potongan lampu gantung 2 Gambar 4.19 Gambar potongan lampu gantung 2 5) Gambar potongan lampu berdiri 1 Gambar 4.20 Gambar potongan lampu berdiri 1 36
6) Gambar potongan lampu berdiri 2 Gambar 4.21 Gambar potongan lampu berdiri 2 5. Pengaplikasian Produk a. Foto produk lampu duduk 1 Gambar 4.22 Gambar pengaplikasian produk lampu duduk 1 37
b. Foto produk lampu duduk 2 Gambar 4.23 Gambar pengaplikasian produk lampu duduk 2 c. Foto produk lampu gantung 1 Gambar 4.24 Gambar pengaplikasian produk lampu gantung 1 38
d. Foto produk lampu gantung 2 Gambar 4.25 Gambar pengaplikasian produk lampu gantung 2 e. Foto produk lampu berdiri 1 Gambar 4.26 Gambar pengaplikasian produk berdiri 1 39
f. Foto produk lampu berdiri 2 Gambar 4.26 Gambar pengaplikasian produk berdiri 2 6. Proses Produksi No. Foto Produksi Keterangan 1. Pola lampu duduk 1 Pada tahap ini perancang membuat pola laser yang nantinya akan dicutting sesuai bentuk pola menggunakan mesin laser. 40
Pola lampu duduk 2 Pola lampu gantung 1 Pola lampu gantung 2 41
Pola lampu berdiri 1 Pola lampu berdiri 2 2. Pada proses ini plat dilubangi menggunakan mesin cutting laser untuk membentuk pola yang sudah ditentukan. 42
3. Lempengan plat yang sudah melalui tahap cutting laser. 43
4. Penggerindaan plat untuk menghaluskan permukaan plat. 5. Plat yang sudah melewati tahap cutting laser kemudian ditekuk sesuai dengan bentuk yang sudah ditentukan. Setelah plat ditekuk, 5. Plat yang sudah melewati tahap cutting laser kemudian ditekuk sesuai dengan bentuk yang sudah ditentukan. Setelah plat ditekuk, kemudian plat dipatri atau direkatkan dengan menggunakan menggunakan timah dan air keras. 44
Pembuatan tiang dan tatakan lampu. Pada proses ini dilakukan pengelasan untuk menyambung setiap potongan pola. 45
6. Setelah proses patri, dilakukan proses pengecatan. Proses pertama ialah pengecatan dasar (poxy). Proses ini dilakukan agar pada proses pengecatan warna, cat tersebut dapat merekat sempurna. 7. Hasil akhir, setelah melalui proses pengecatan, dilakukan proses perakitan rangkaian dalam lampu, yaitu pemasangan fitting, kabel dan bohlam. 46
47
Tabel 4.1 Dokumentasi proses produksi C. TATARAN ELEMEN 1. Warna Unsur warna yang digunakan adalah warna netral yaitu warna cokelat dan hitam. Perpaduan dua jenis warna tersebut membuat produk memiliki warna yang senada. Pemakaian warna pada lampu ini menggunakan cat duco Nippon Paint dengan kode warna NP N 1890 A /Newtowne Brown. Cat tersebut dicampur dengan glitter berwarna emas agar produk lampu ini terkesan elegan. pemilihan warna pada tiang lampu menggunakan warna hitam dengan kode warna NP N 2044 A /Nippon Paint Black Swan, karena warna tersebut adalah warna yang netral untuk dikombiasikan dengan warna cokelat. Selain itu warna hitam pada tiang adalah sebagai penegas agar tiang lampu terlihat kokoh. 48
No. Warna Kode Warna 1. NP N 1890 A /Newtowne Brown 2. NP N 2044 A /Nippon Paint Black Swan Tabel 4.2 Tabel warna 2. Titik Titik adalah unsur dasar seni yang terkecil, semua wujud dihasilkan dimulai dari titik. Unsur titik pada produk dapat ditemui dibagianpola laser yang membentuk lubang serta terdapat juga pada bagian fitting lampu yang dibentuk oleh kepala skrup agar fitting lampu tetap pada posisinya (tidak bergeser). Gambar 4.27 Unsur titik 49
3. Garis Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, textur, dan lainnya. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah tertentu, garis mempunyai berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus, tipis, vertikal, horizontal, melengkung, berombak, halus, tebal, miring, patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain. Unsur garis yang terdapat pada produk membentuk rangka bagian dalam pada kap lampu. Gambar 4.28 Unsur garis 4. Bidang dan bentuk Bidang terbentuk dari hubungan beberapa garis, bidang tersebut dibatasi oleh kontur. Sedangkan bentuk dapat disebut pula dengan bangun (shape) atau bentuk plastis (form). Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sekedar untuk menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Dalam produk bentuk dan bidang yang terlihat pada gambar dibawah sebelah kiri, terdapat bidang yang berbentuk segiitiga pada kap lampu 50
dan tatakan lampu. Dan gambar dibawah sebelah kanan dapat dilihat bentuk (shape) dari motif parang yang dijadikan tiang. Gambar 4.29 Unsur bidang dan bentuk 5. Tekstur Tekstur ialah sifat permukaan pada setiap benda yang bisa dilihat juga diraba. Dimana sifatnya terkesan halus, kusam, kasar, licin, mengkilap, dan lainnya. Sifat tersebut bisa dirasakan melalui indera pengelihatan dan juga rabaan. Tekstur pada produk yang dirancang terdiri dari: a) Halus Tektur halus dirasakan pada tiang lampu, tektur ini dihasilkan dari proses finishing produk yang menggunakan cat duco.selain bertektur halus, bagian tiang ini terlihat mengkilat karena dilakukan dengan pengecatan glossy. 51
Gambar 4.30 Unsur tekstur halus b) Kasar Tekstur kasar pada produk dirasakan pada bagian kap lampu, karena pada bagian ini kap lampu dicat menggunakan cat duco dengan finishing doff dan terdapat tekstur kasar yang ditimbulkan oleh campuran glitter. Gambar 4.31 Unsur tekstur kasar 52
c) Gelap terang Gelap terang pada produk dapat dilihat pada bagian kap lampu saat lampu dihidupkan. Pada bagian dalam kap lampu menjadi lebih terang sehingga warna kap lampu pada bagian dalam terlihat jelas. Sedangkan pada bagian luar kap lampu terlihat lebih gelap. Dikarenakan adanya cahaya yang dihasilkan oleh bohlam dari bagian dalam kap lampu. Gambar 4.32 Unsur gelap terang 53