BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA GELATINASI (PERENDAMAN) AIR TERHADAP NILAI PERMEABILITAS POLYETHERSULFONE (PES) DENGAN BERAT MOLEKUL 5900 TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HALAMAN MOTO. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI N-METHYL-2-PYRROLIDONE (NMP) DI MEDIA GELATINISASI PADA PERFORMA MEMBRAN POLYETHERSULFONE (PES) MOLECULAR WEIGHT 5200

Gambar (a) Pemisahan selektif menggunakan membran berpori pada proses hemodialisis, (b) Struktur dari Microfilter berlapis (Gu dan Miki, 2009)

BAB III METODE PENELITI. Mulai. Identifikasi Masalah a. Kajian Pustaka 1. Membran semipermeabel 2. Microfiltration

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

KARAKTERISASI KINERJA MEMBRAN POLISULFON DENGAN VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN PELARUT DMAc DAN CO-PELARUT KLOROFORM

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

4 Hasil dan Pembahasan

Bab III Metodologi Penelitian

Gambar 4.1 Hasil Formulasi Nanopartikel Polimer PLGA Sebagai Pembawa Deksametason Natrium Fosfat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tahap 1. Analisis sifat fisika dan komposisi kimiawi selulosa pulp kayu sengon (Paraserianthes falcataria)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

PENGARUH BERBAGAI PARAMETER PADA PROSES PEMINTALAN TERHADAP KARAKTERISTIK MEMBRAN SERAT BERONGGA DARI POLISULFON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS MEMBRAN SELULOSA ASETAT UNTUK DESALINASI AIR PAYAU

VOLUME 4 NO. 4, DESEMBER 2008

KARAKTER MEMBRAN SELULOSA ASETAT AKIBAT PENAMBAHAN ZAT ADITIF MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

PENGGUNAAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN PERMEABILITAS (FLUKS) DAN PERMSELEKTIVITAS (KOEFISIEN REJEKSI) MEMBRAN SELULOSA ASETAT

PENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai November

Pengaruh Konsentrasi dan Preparasi Membran Terhadap Karakterisasi Membran Kitosan

Pengaruh Rasio Aditif Polietilen Glikol Terhadap Selulosa Asetat pada Pembuatan Membran Selulosa Asetat Secara Inversi Fasa

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Variasi Komposisi Pelarut Terhadap Kinerja dan Sifat Fisikokimia Membran Selulosa Asetat ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Membran Komposit Kitosan-PVA dan Pemanfaatannya pada Pemisahan Limbah Pewarna Rhodamin-B. Abstrak

Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

PENGARUH PVA TERHADAP MORFOLOGI DAN KINERJA MEMBRAN KITOSAN DALAM PEMISAHAN PEWARNA RHODAMIN-B

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN ASIMETRIK MEMBRAN UNTUK PENGOLAHAN AIR : PENGARUH WAKTU PENGUAPAN TERHADAP KINERJA MEMBRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nanas

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Dwi Indarti, Tri Mulyono, Lia Kartika Sari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalir ke tempat yang lebih rendah sehingga akhirnya kembali lagi ke laut. Lebih dari 98

PENGARUH KOMPOSISI Poly Ethylene Glycol (PEG) DALAM SINTESIS MEMBRAN PADAT SILIKA DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA UNTUK DEKOLORISASI LIMBAH CAIR BATIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS DAN TEMPERATUR KOAGULAN TERHADAP MORFOLOGI DAN KARAKTERISTIK MEMBRAN SELULOSA ASETAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS DAN OPTIMASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT PADA PROSES MIKROFILTRASI BAKTERI

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

Analisa Pengaruh Variasi Penambahan Massa Nilon pada Preparasi Membran Nilon terhadap Karakteristik Fisik Membran

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

PENGGUNAAN KARBONDIOKSIDA SUPERKRITIS UNTUK PEMBUATAN KOMPOSIT OBAT KETOPROFEN POLIETILEN GLIKOL 6000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 Metodologi Penelitian

KARAKTERISASI SIFAT FISIS MEMBRAN PADAT SILIKA (SiO 2 ) UNTUK FILTRASI AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB III METODE PENELITIAN

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

PENINGKATAN KINERJA MEMBRAN SELULOSA ASETAT UNTUK PENGOLAHAN AIR PAYAU DENGAN MODIFIKASI PENAMBAHAN ADITIF DAN PEMANASANN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 5.1 Hasil Mikroskop nanofiber PEO 5 wt%

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMISAHAN MEKANIS (mechanical separations)

Pengaruh Medium Perendam...(Senny W dan Hartiwi D) PENGARUH MEDIUM PERENDAM TERHADAP SIFAT MEKANIK, MORFOLOGI, DAN KINERJA MEMBRAN NATA DE COCO

PEMURNIAN ETANOL SECARA MIKROFILTRASI MENGGUNAKAN MEMBRAN SELULOSA ESTER

PROC. ITB Sains & Tek. Vol. 36 A, No. 1, 2004,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Penambahan PEG Terhadap Ketebalan Membran Fabrikasi membran menggunakan PES dengan berat molekul 5900, dengan PEG sebagai zat aditif dan menggunakan DMAc sebagai pelarut dengan rasio perbandingan masing-masing bahan yaitu PES 17.5 (gram), PEG (14,5) dan DMAc 68 (ml) menghasilkan casting solution yang memiliki viskositas tinggi. Meskipun pada penelitian ini ketebalan membran di atur 100 µm, dengan pemasangan cutting sticker pada film kaca dengan metode glass slide, tetapi media gelatinasi dengan penambahan NMP dan juga zat aditif berupa PEG memberikan peranan terhadap ketebalan yang terbentuk dari membran. Hal tersebut karena parogen PEG yang memiliki sifat mudah larut terhadap pelarut sehingga molekul PEG terdifusi ke dalam bak koagulasi. Banyaknya molekul PEG yang meninggalkan membran selulosa asetat secara tidak langsung ketebalan membran juga ikut menurun. (Chou dkk, 2007 dalam Rosnelly, 2012). Pada penelitian ini metode yang di gunakan untuk mengetahui ketebalan membran dengan cara mengukur langsung menggunakan micrometer yang di lakukan sebanyak tiga kali dengan metode ragam acak. Tebal tidaknya sebuah membran dapat sangat mempengaruhi nilai koefisien difusinya. PES Akuades 100 % PES NMP 2 %

53 PES NMP 4 % PES NMP 6 % PES NMP 8 % Gambar 4. 1. Pengukuran ketebalan terhadap masing-masing membran dengan menggunakan mikrometer Tabel 4. 1. Data hasil pengukuran ketebalan terhadap masing-masing membran 1 mm = 1000 NO NMP (%) Akuades (%) Tebal (mm) um um 1 2 0.102 1000 102 0.097 1000 97 0.093 1000 93

Ketebalan membran (µm) 54 NO NMP (%) Akuades (%) Tebal (mm) 2 4 3 6 4 8 5 100 1 mm = 1000 µm µm 0.099 1000 99 0.093 1000 93 0.097 1000 97 0.091 1000 91 0.086 1000 86 0.093 1000 93 0.081 1000 81 0.076 1000 76 0.093 1000 93 0.098 1000 98 0.094 1000 94 0.092 1000 92 100 95 90 85 80 75 NMP 2% NMP 4 % NMP 6 % NMP 8 % Akuades Gambar 4. 2. Grafik perbandingan ketebalan membran terhadap variasi media gelatinasi 4.2 Pengaruh Luas Area Membran Terhadap Nilai Water Flux Luas area efektif dari membran merupakan salah satu parameter yang memberikan pengaruh besar terhadap kenaikan nilai atau penurunan nilai permeabilitas. Semakin luas area yang membran yang dilewati larutan umpan (feed) pada structure layer maka semakin banyak permeate yang di hasilkan (Setyawan, 2016).

55 4.3 Perhitungan Water flux Dari hasil pengujian difusi tes yang dilakukan pada membran dengan variasi media gelatinasi berupa akuades dengan penambahan NMP 2%, 4%, 6%,8% serta akuades tanpa penambahan NMP, dengan besarnya tekanan yang digunakan yaitu 10 kpa atau sesuai dengan 75.006 mmhg sedangkan untuk luas area efektif membran adalah 144 mm² sesuai dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Gu dan Miki (2009) untuk mengetahui besarnya nilai permeabilitas atau yang juga dikenal water flux. Besarnya nilai permeabilitas dapat di hitung menggunakan persamaan 2.1 yang telah dibahas sebelumnya pada dasar teori. Water flux = Dimana: Wf = Water flux (ml/h/mmhg) L = Volume permeate (ml) A = Luas area membran (m 2 ) h p L A h p = Lama waktu proses difusi (hour) = Tekanan pada syringe pump (mmhg) Contoh Perhitungan menggunakan data percobaan NMP 2 % (terlampir) Diketahui: L = 8 (ml) A = 144 (m 2 ) h p =2.23 (jam) Water flux = =75.006 (mmhg) 8 (ml) 144m 2 2.23(jam) 75.006(mmHg) = 332.144 (ml/m²/h.mmhg)

56 Tabel 4. 2. Hasil Percobaan untuk mencari nilai water flux No 1 2 3 4 5 Jumlah Percobaan Variasi Media Gelatinasi Volume NaCl Terdifusi (ml) Waktu (Jam) Luas Area Membran (m²) Tekanan Syringe Pump (mmhg) Nilai Water Flux (ml/m²/h.mmhg) A 16 2.23 0.000144 75.006 664.288 Akuades B 14 2.23 0.000144 75.006 581.252 100% C 15 2.23 0.000144 75.006 622.77 Rata-rata 15 622.77 A 8 2.23 0.000144 75.006 332.144 B NMP 2 % 7 2.23 0.000144 75.006 290.626 C 9 2.23 0.000144 75.006 373.662 Rata-rata 8 332.144 A 4 2.23 0.000144 75.006 166.072 B NMP 4 % 5 2.23 0.000144 75.006 207.59 C 4.5 2.23 0.000144 75.006 186.831 Rata-rata 4.5 186.8 A 16.5 2.23 0.000144 75.006 685.047 B NMP 6 % 15 2.23 0.000144 75.006 622.77 C 16.5 2.23 0.000144 75.006 685.047 Rata-rata 16 664.288 A 21 2.23 0.000144 75.006 871.878 B NMP 8 % 20 2.23 0.000144 75.006 830.36 C 22 2.23 0.000144 75.006 913.396 Rata-rata 21 871.878

Water Flux (ml/m²//h.mmhg) 57 Tabel 4.3. Hasil Perhitungan nilai water flux terhadap beberapa media gelatinasi yang divariasikan Media gelatin yang Volume Permeate Waktu Luas area Tekanan Water flux No divariasikan hasil difusi (ml) (Jam) membran (m²) (mmhg) (ml/m²/h.mmhg) 1 NMP 2% 8 2.23 0.00014 75 332.1 2 NMP 4% 4.5 2.23 0.00014 75 186.8 3 NMP 6% 16 2.23 0.00014 75 664.2 4 NMP 8% 21 2.23 0.00014 75 871.8 5 Akuades 100% 15 2.23 0.00014 75 622.7 1000.0 900.0 800.0 700.0 600.0 500.0 400.0 300.0 200.0 100.0 0.0 Nmp 2% Nmp 4% Nmp 6% Nmp 8% Aquades 100% Gambar 4. 3. Grafik perbandingan nilai water flux terhadap masing-masing media gelatinasi

58 dilihat dari hasil analisis pada Tabel 4.2. dan juga Gambar 4.3. pada grafik dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai konsentrasi dari NMP yang diberikan berpengaruh terhadap nilai water flux yang dihasilkan. hal tersebut karena, dipengaruhi oleh casting solution PES pada saat perendaman bak koagulasi. namun pada penelitian ini membran dengan variasi media gelatin NMP 4% memiliki nilai water flux yaitu 186.8 (ml/m²/h.mmhg) yang mengalami penurunan dibandingkan dengan variasi media gelatin NMP 2 % memiliki nilai water flux yaitu 332.1 (ml/m²/h.mmhg). Besarnya penurunan tersebut disebabkan oleh pori-pori yang terbentuk pada media gelatinasi NMP 4% memiliki diameter yang lebih kecil serta bentuknya tidak merata, yang artinya ada bagian tertentu dari pada membran tidak terdapat pori-pori. Sehingga banyaknya volume permeate yang dihasilkan juga mengalami penurunan. Berbeda halnya pada variasi media gelatinasi NMP 2 % karakteristik pori-pori yang dimiliki berdiameter jauh lebih besar, bentuknya yang lebih seragam, serta keteraturannya yang lebih rapat sehingga mempengaruhi volume permeate yang dihasilkan. Perbedaan tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.4. dan 4.5. Pori-pori mikro Permukaan membran tidak terdapat pori-pori Gambar 4. 4. Diameter pori yang terbentuk beserta keseragamannya pada membran dengan media gelatinasi NMP 2 %

59 Pori-pori mikro Permukaan membran tidak terdapat pori-pori Gambar 4. 5. Diameter pori yang terbentuk beserta keseragamannya pada membran dengan media gelatinasi NMP 4 % Nilai water flux yang paling tertinggi terdapat pada membran dengan variasi media gelatinasi NMP 8%,6%, akuades 100 %, 2%, dan 4%. Sedangkan untuk media gelatinasi akuades 100% tanpa penambahan NMP nilai water flux-nya yaitu sebesar 622.7 (ml/m²/h.mmhg) cenderung dapat mendekati dari nilai water flux dari media gelatinasi NMP 6% yaitu sebesar 664.2 (ml/m²/h.mmhg). 4.4 Koefisien Difusi (Dc) Adalah salah satu parameter yang digunakan dalam penelitian ini, untuk mengetahui seberapa banyak jumlah dari partikel hasil larutan permeate yang dapat terdifusi oleh membran selama proses pengujian difusi tes dalam kurun waktu tertentu. Besarnya nilai dari Dc juga erat hubungannya denga karakteristik dari pori-pori yang terbentuk pada masing-masing membran, serta besarnya ukuran partikel yang mampu terdifusi atau tidak. Semakin besar nilai Dc maka semakin permeabilitas sifat dari suatu membran tersebut. Data yang di peroleh dari hasil perhitungan Dc, digunakan untuk menentukan mana diantara kelima media

60 gelatinasi NMP 2%, 4%, 6%, 8% dan akuades yang memiliki nilai Dc paling besar. Besarnya nilai Dc dapat ditentukan menggunakan persamaan sebagai berikut: Dc = QxH A CB CA x ln[ CB CA ] Dimana: Dc : Koefisien difusi (mm ² /s) H : Ketebalan membran (µm) Q : Flow rate (ml/menit) A : Luas area membran (mm²) CB : Konduktivitas akuades (µs) CB : Konduktivitas Akuades hasil difusi (µs) CA : Konduktivitas NaCl (µs) CA : Konduktivitas NaCl hasil difusi (µs) Contoh perhitungan menggunakan data percobaan NMP 2% (terlampir) Diketahui: Q : 0.333333333 (ml/menit) H : 97.333333 (µm) A : 144 (mm²) CB : 0 (µs) CB : 45 (µs) CA : 280(µs) CA : 251.6666667 (µs) 0.333(ml/menit) x 97.333 (µm) Dc = 144 (mm²) Dc = 0.068422272 (mm²/s) x ln[ 0 (µs) 280(µs) ] 45 (µs) 251.666 (µs)

61 Tabel 4. 4. Hasil Percobaan untuk mencari nilai Koefisien Difusi NO Jumlah Percobaan Variasi Media Gelatin Flow rate Q (ml/mnt) Ketebalan Membran (h) (mm) Luas Area Membran (A) (mm²) Kondutivi tas Nacl Sebelum percobaan (CA) (µ/s) Kondutivit as Nacl Sesudah percobaan (CA') (µ/s) Kondutivit as Akuades Sebelum percobaan (CB) (µ/s) Kondutivi tas Akuades Sebelum percobaan (CB) (µ/s) NilaiDc (mm²/s) A 0.333333 98 144 280 250 0 60 0.08796 1 B Akuades 0.333333 94 144 280 259 0 50 0.06363 C 0.333333 92 144 280 270 0 52 0.05330 Rata-rata 94.666666 259.66666 54 0.06830 A 0.333333 102 144 280 250 0 50 0.07944 2 NMP 2 B 0.333333 97 144 280 250 0 45 0.07000 % C 0.333333 93 144 280 255 0 40 0.05686 Rata-rata 97.333333 251.66666 45 0.06877 3 A NMP 4 % 0.333333 99 144 280 250 0 40 0.06592

62 B 0.333333 93 144 280 260 0 50 0.06193 C 0.333333 97 144 280 269 0 57 0.06246 Rata-rata 96.333333 259.66666 49 0.06344 A 0.333333 91 144 280 260 0 50 0.0606 4 NMP 6 B 0.333333 86 144 280 258 0 60 0.06898 % C 0.333333 93 144 280 260 0 61 0.07351 Rata-rata 90 259.33333 57 0.06769 A 0.333333 81 144 280 250 0 60 0.07270 5 NMP 8 B 0.333333 76 144 280 244 0 60 0.07386 % C 0.333333 93 144 280 245 0 55 0.08347 Rata-rata 83.333333 246.33333 58.333333 0.07668

Koefisien Difusi (mm²/s) 63 Tabel 4. 5. Nilai Dc dari hasil perhitungan pada semua media gelatinasi pada membran Media gelatin Nilai Dc NO Q (ml/mnt) H (µm) A mm² CB (µ/s) CB' (µ/s) CA (µ/s) CA' (µ/s) yang divariasikan (mm²/s) 1 NMP 2 % 0.33 97.33 144 0 45.00 280 251.7 0.07 2 NMP 4 % 0.33 96.33 144 0 49.00 280 259.7 0.06 3 NMP 6 % 0.33 90.00 144 0 57.00 280 259.3 0.07 4 NMP 8 % 0.33 83.33 144 0 58.33 280 246.3 0.08 5 Akuades 0.33 94.67 144 0 54.00 280 259.7 0.07 0.09 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00 Nmp 2 % Nmp 4 % Nmp 6 % Nmp 8 % Akuades Gambar 4. 6. Grafik perbandingan nilai Dc terhadap variasi media gelatinasi

64 Nilai koefisien difusi yang didapatkan dari hasil pengujian menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil dari nilai pada water flux. Dari Gambar 4.6. grafik perbandingan nilai Dc terhadap media gelatinasi dapat disimpulkan dari beberapa media gelatinasi yang divariasikan, media gelatinasi dengan NMP 8% tetap memiliki nilai Dc yang paling tinggi di antara variasi yang lain. Besar kecilnya nilai tersebut, sangat dipengaruhi dari pada struktur dan karakteristik pori-pori yang terbentuk pada permukaan membran, luas efektif membran yang digunakan (A), besarnya nilai konduktivitas hasil tes difusi (CB, CB, CA, CA ), kecepatan flow rate (Q) yang ditentukan dan tebal tipisnya membran yang digunakan (H). 4.5 Pengaruh Penambahan Pelarut NMP Terhadap Morfologi Membran Membran yang terbentuk pada penelitian ini menggunakan metode phase inversion dimana perubahan bentuk polimer dari fase cair menjadi padatan dengan kondisi terkendali. Hal tersebut di tandai dengan adanya media gelatinasi sebagai koagulasi antara pelarut berupa NMP dan no pelarut berupa akuades. Morfologi dari membran yang terbentuk, sangat di pengaruhi oleh sistem pelarut, dan non pelarut, konsentrasi polimer, komposisi bak koagulasi dan komposisi larutan polimer (Mulder, 1996 dalam indarti, dkk 2012) menurut Mulder, (1996) ada dua mekanisme pembentukan morfologi terhadap membran yaitu mekanisme instantaneous demixing yang artinya bahwa struktur membran akan terbentuk segera setelah lapisan film di masukan ke dalam media gelatinasi. Sedangkan delayed demixing adalah keadaan dimana karakteristik membran tidak dapat langsung terbentuk ketika lapisan film di masukan ke dalam media gelatinasi. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa pembuatan membran pada penelitian ini menggunakan mekanisme instantaneous demixing, karena membran PES akan segera terbentuk setelah lapisan film di masukan pada media gelatinasi. Penambahan jenis pelarut berupa NMP memiliki peran yang penting untuk mendestabilkan partikel koloid, dengan cara mengikat senyawa dari non pelarut berupa akuades sehingga terbentuknya larutan yang bersifat homogen. Pada saat casting solution PES di masukan kedalam bak koagulasi, zat aditif berupa PEG yang terlebih dahulu mengisi matriks dari polimer PES pada skala nano akan

65 terlepas dari matriks, selanjutnya akuades dan NMP akan terdifusi masuk mengisi matriks yang telah kosong. Karena sifat dari NMP mudah melarutkan, NMP yang terdifusi bersama dengan Akuades u akan berusaha melarutkan polimer PES sehingga akan terbentuknya pori-pori pada membran. (Arahman, 2014). 4.6 Analisis Morfologi Membran Menggunakan Scanning Elektron Microscope (SEM) Morfologi pada membran kerat kaitannya dengan tinggi tidaknya nilai permeabilitas suatu membran. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukannya analisis menggunakan SEM. Prinsip kerja dari SEM yang dapat melakukan pembesaran sampai dengan ribuan kali perbesaran, membuat karakteristik pori-pori dengan skala nano yang tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop digital dapat diperjelas. Sehingga dengan mudah dapat dilakukan proses analisis terhadap poripori membran yang erat hubungannya terhadap nila permeabilitas membran itu sendiri. Membran PES yang dibuat dengan menggunakan zat aditif PEG dan jenis pelarut DMAc pada penelitian ini, memiliki dua jenis karakteristik pori-pori yang terbentuk. Hal menunjukkan bahwa membran tersebut merupakan membran asimetrik karena struktur pori bagian atas lebih rapat dibandingkan struktur pori bagian bawah, pori-pori yang terbentuk pada bagian atas membran memiliki ukuran nano sedangkan bagian bawah membran berukuran mikro (Prihandana, 2013). Masing-masing sampel dari pada media gelatinasi NMP 2%, 4%, 6%, 8% serta akuades 100%, di ambil untuk dilakukan proses analisis menggunakan SEM JSM- 7500 dengan perbesaran 5000x. Membran dengan media gelatinasi menggunakan akuades memiliki pori-pori yang terbentuk jauh lebih rapat dan memiliki diameter yang lebih kecil. Sedangkan media yang menggunakan media gelatinasi dengan penambahan NMP menyebabkan perubahan bentuk dari pada karakteristik membran PES Pori-porinya yang terbentuk memiliki diameter yang lebih besar dan keseragaman yang lebih teratur.

66 Gambar 4. 7. Nano pori pada lapisan atas membran PES Akuades 100% dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran Gambar 4. 8. Nano pori pada lapisan bagian atas membran PES NMP 2 % dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran

67 Gambar 4. 9. Nano pori pada lapisan bagian atas membran PES NMP 4 % dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran Gambar 4. 10. Nano pori pada lapisan bagian atas membran PES NMP 6 % dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran

68 Gambar 4. 11. Nano pori pada lapisan bagian atas membran PES NMP 8 % dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran Gambar 4. 12. Mikro pori pada bagian bawah membran PES dilihat menggunakan SEM dengan 5000 x perbesaran

69 4.7 Water Contact Angle (WCA) Besar kecilnya nilai dari water flux dan koefisien difusi berbanding terbalik terhadap nilai WCA yang di peroleh. Dari hasil pengujian di dapatkan membran yang dibuat dengan variasi media gelatinasi NMP 4% memiliki sudut kontak yang cenderung mendekati 90º atau tegak lurus yaitu sebesar 78º, kemudian NMP 2% (75º), NMP 6% (62º), NMP 8% (56º) dan akuades (72º). Membran dengan media gelatin NMP 4% menujukan sifat yang cenderung hidrofobik dimana air yang diteteskan pada permukaan tidak dapat dengan mudah meresap masuk kedalam pori-pori dari membran sehingga dibutuhkan gaya dorong yang relatif besar untuk membuat air mampu meresap dengan baik kedalam pori-pori membran. Berbeda halnya dengan membran yang dibuat dengan media gelatinasi NMP 8% yang memiliki sifat yang cenderung hidrofilik, itu artinya air dapat dengan mudah meresap kedalam pori-pori membran sehingga tidak dibutuhkan driving force untuk membuat air meresap kedalam pori-pori membran. Gambar 4. 13. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin Akuades

70 Gambar 4. 14. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin NMP 2% Gambar 4. 15. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin NMP 4%

71 Gambar 4. 16. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin NMP 6% Gambar 4. 17. Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi media gelatin NMP 8%

Sudut kontak (º) 72 Tabel 4. 6. Data Hasil Pengujian Water contact angle terhadap variasi media gelatinasi NO Variasi media Gelatinasi Water Contact Angle 1 NMP 2% 75 2 NMP 4% 78 3 NMP 6% 62 4 NMP 8% 56 5 Akuades 100 72 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 NMP 2% NMP 4% NMP 6% NMP 8% Akuades 100 Gambar 4. 18. Grafik Perbandingan nilai water contact angle terhadap media gelatinasi yang divariasikan

73