Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara ataupun daerah. Peran UKM dalam mendorong percepatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Perusahaan Profil Perusahaan Gambar 1.1 Ruang Produksi Pioncini

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak perusahaan sulit mengikuti arus perubahan yang terjadi karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Strategi Peningkatan Daya Saing Produksi Sentra Kaos Suci di Kota Bandung

BAB V HASIL PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS POSISI STRATEGIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PERLOGAMAN DI KOTA TEGAL

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. v DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR LAMPIRAN.. x

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Teknologi Digital Terhadap Perkembangan Sentra Industri Kaos Suci Kota Bandung

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

STRATEGI PENANGANAN KREDIT MACET TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PADA PT. BPR TUNAS ARTHA JAYA PARE KEDIRI

USULAN STRATEGI PENGEMBANGAN UKM SENTRA PENGOLAHAN KICIMPRING DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS PERUMUSAN STRATEGI *

III. METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

BAB IV PENUTUP. lingkungan internal peneliti menggunakan value chain analysis untuk

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, sebab pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Meningkatnya

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Koppontren. Pengembangan Rami

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

lingkungan bisnis yang dihadapi pemsahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya lapangan pekerjaan yang dapat menyediakan pekerjaan bagi

BAB II KERANGKA TEORI

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR)

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

IV. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN 1.6. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada Era Globalisasi sekarang kebutuhan akan asuransi bukan

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

ANALISIS SWOT SEBAGAI PENENTU STRATEGI BERSAING PERUSAHAAN (Studi Pada Salon Carissa di Kota Mataram)

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

4. IDENTIFIKASI STRATEGI

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

BAB III METODE PENELITIAN. mengidentifikasi jenis-jenis makanan tradisional, persepsi wisatawan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

BAB III METODE KAJIAN

BAB V PEMBAHASAN. BMT Berkah dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Jaya Printing Garment, Jakarta

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BAB I PENDAHULUAN. bisa dipastikan perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkomunikasi, bertukar informasi, dan bertransaksi bisnis. Sebagian besar orang telah

DAYA SAING PRODUK-PRODUK INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (KELOMPOK BARANG KAYU DAN HASIL HUTAN) DI KOTA TARAKAN

Transkripsi:

Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu Surviving Strategy of Small Business of Tofu Merchants in Cibuntu 1 Haris Ardiansyah, 2 Dr. Ima Amaliah, 3 Noviani 1,2,3 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No.1 Bandung 40116 Email : 1 haris121092@gmail.com, 2 amalia.razi@gmail.com, noviani_tanjung@yahoo.co.id Abstract. Cibuntu is one of tofu central businesses area in the city of Bandung which absorbed thousand of workers. Tofu production in Cibuntu is the biggest one in Bandung. Most of the merchants of Cibuntu tofu is small scale businessmen viewed from numbers of workers ranged from 5 to 10. Small businesses are considered have more capacities to survive than those bigger scale businesses with condition of having capability to overcome internal or external obstacles. The problem is many small businessmen have no strategic decisions to solve those obstacles. Population of tofu merchants is 420 and 165 came as research respondents with the usage of sample collecting method based on Issac and Michael' s tabel with error margin of 10%. Technic uses in this research is interview and quesioner. SWOT analysis and SWOT matrix used to determine which surviving strategy can be utilize as referrence for tofu merchants in Cibuntu to help their businesses survive in facing internal and external ostacles. Keywords : Strategy, Small Business, Tofu Abstrak. Cibuntu adalah salah satu sentra usaha tahu di Kota Bandung yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja. Produksi tahu Cibuntu adalah yang terbesar di Kota Bandung. Pelaku usaha tahu Cibuntu kebanyakan berskala kecil dilihat dari jumlah tenaga kerja yang rata-rata mempunyai tenaga kerja 5-10 orang. Usaha kecil dianggap mempunyai kemampuan bertahan lebih dibandingkan dengan usaha sejenis yang berskala lebih besar, dengan ketentuan dapat mengatasi berbagai kendala baik internal maupun eksternal. Masalahnya, banyak pelaku usaha kecil tidak mempunyai keputusan-keputusan yang strategis dalam menghadapi berbagai kendala tersebut. Populasi usaha kecil tahu Cibuntu sebanyak 420, dengan metode pengambilan sampel berdasarkan tabel Issac dan Michael dengan tingkat kesalahan 10%, diperoleh 165 responden untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara dan kuesioner. Sedangkan analisis swot dan matriks swot digunakan untuk mengetahui strategi bertahan yang tentunya bisa menjadi referensi bagi pelaku usaha kecil tahu Cibuntu supaya usahanya dapat bertahan atau survival terhadap kendala internal maupun eksternal. Kata Kunci : Strategi, Usaha Kecil, Tahu 127

128 Haris Ardiansyah, et al. A. Pendahuluan Cibuntu adalah salah satu sentra usaha tahu di Kota Bandung yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja. Produksi tahu Cibuntu adalah yang terbesar di Kota Bandung. Hampir 70% tahu yang ada di Kota Bandung adalah dari industri tahu Cibuntu. Tetapi perkembangan usaha tahu dan tempe Cibuntu pada tahun 2015 mengalami penurunan yang dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Potensi Sentra Industri Tahu dan Tempe Cibuntu Kota Bandung Potensi 2014 2015 - Unit Usaha 1150 932 - Investasi (Ribuan) 8.100.000 7.857.000 - Tenaga Kerja 4400 3475 Sumber : Koperasi pengusaha sentra industri tahu Cibuntu Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan jumlah unit usaha, investasi dan tenaga kerja pada tahun 2015. Penyebab terjadinya penurunan jumlah unit usaha pada tahun 2015 adalah pertama, banyaknya pengusaha kecil yang terlilit hutang pribadi. Kedua, tidak adanya pelanggan yang tetap sehingga tingkat kepastian pasar rendah. Ketiga, harga-harga input si yang terus berfluktuasi seperti kacang kedelai, BBM, listrik dan kayu bakar. Keempat, biaya sewa tempat si yang terus meningkat. Kenaikan harga bahan baku dan energi tentu berpengaruh terhadap biaya operasi unit-unit usaha. Pada dasarnya kenaikan harga bahan baku dan energi akan mendorong meningkatnya biaya si. Selain itu, masalah pemodalan, pemasaran dan ketenagakerjaan masih menjadi kendala bagi pelaku usaha kecil. Permodalan yang digunakan oleh pengusaha tahu Cibuntu adalah modal yang berasal dari tabungan pribadi. Namun, ada juga beberapa pengusaha yang menggunakan modal pinjaman dari lembaga keuangan bank dan bukan bank. Masalah lain yang dihadapi adalah sumber daya manusia (ketenagakerjaan). Hasil observasi menunjukan bahwa sebagian besar pelaku usaha kecil tahu Cibuntu menggunakan tenaga kerja yang berasal dari keluarga pelaku usaha dan sangat sulit memperoleh tenaga kerja dari luar daerah. Selain itu, pemasaran yang masih terbatas juga menjadi kendala bagi pelaku usaha kecil tahu Cibuntu. Pemasaran hanya dilakukan di pasar tradisional dan pada umumnya pelaku usaha tidak mempunyai pelanggan yang tetap sehingga tingkat kepastian penjualan sangat rendah. Persaingan juga terjadi dengan pelaku usaha menengah-besar tahu Cibuntu, dimana mereka lebih memiliki manajamen yang lebih baik, pasar yang jelas, tempat dan permodalan yang kuat. Oleh karena itu, pelaku Volume 2, No.2, Tahun 2016

Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu 129 usaha kecil harus dapat bertahan (survival) dari berbagai kendala baik yang berasal dari internal maupun eksternal karena kemampuan bertahan lebih dimiliki oleh industri kecil karena sifat bisnis itu sendiri yang dikelola oleh pemiliknya sehingga fleksibel dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (Audretsch et al.,1997). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana strategi bertahan pelaku usaha kecil tahu Cibuntu dalam menghadapi kendala internal dan eksternal? Selanjutnya, tujuan dalam penelitian ini diuraikan dalam pokok-pokok sebagai berikut : 1. Mengetahui kekuatan dan kelemahan usaha tahu Cibuntu. 2. Mengetahui peluang dan ancaman usaha tahu Cibuntu. 3. Mengetahui strategi bertahan (survival) pelaku usaha kecil tahu Cibuntu (Matriks SWOT). B. Landasan Teori Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua, menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjannya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih (sumber: Badan Pusat Statistik). Strategi dalam manajemen bisnis adalah tentang bagaimana mengidentifikasi kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk memenangkan persaingan dalam pasar (Dirgantoro, 2011). Pada dasarnya strategi merupakan berbagai tahapan dari jawaban yang optimal terhadap tantangan-tantangan baru yang mungkin dihadapi, baik akibat dari langkah sebelumnya maupun karena adanya tekanan dari luar. Strategi bertahan yang diterapkan oleh perusahaan terkait erat dengan kemampuan bertahan perusahaan. Kemampuan bertahan lebih dimiliki oleh industri kecil-menengah karena sifat bisnis itu sendiri yang langsung dikelola oleh para pemiliknya sehingga fleksibel dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan mempunyai kecepatan secara tekad. Kemampuan bertahan industri kecil-menengah sejalan dengan pendapat Audretsch et al.(1997) yang menyatakan bahwa survival suatu perusahaan tergantung dari : 1. The startup size, banyak jumlah karyawan yang dimiliki pada waktu perusahaan dimulai, 2. Capital intensity, mencerminkan biaya si yang harus dikeluarkan terutama untuk biaya-biaya tetapnya, 3. Debt structure, struktur modal terutama yang disebabkan oleh banyaknya bunga hutang sebagai beban tetap yang harus ditanggung. Perubahan nilai dari ketiga unsur tersebut diatas menyebabkan perubahan tingkat bertahan suatu perusahaan. Ilmu Ekonomi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

130 Haris Ardiansyah, et al. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner terhadap pelaku usaha kecil tahu Cibuntu. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh variabel-variabel pada faktor internal dan eksternal usaha tahu Cibuntu yang sangat penting peranannya terhadap keberlangsungan usaha, diantaranya : tenaga kerja, modal, bahan baku, energi, tempat usaha, manajemen dan pemasaran (internal). Sedangkan pada faktor eksternal yaitu persaingan, kondisi ekonomi domestik dan dunia, persaingan. Kondisi pada variabel-variabel diatas tentunya sangat menentukan terhadap kemampuan bertahan usaha kecil. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Audretsch (1997) dimana kemampuan bertahan usaha kecil tergantung pada tiga unsur, yaitu : startup size, capital intensity, dan debt structure. Hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan dari ketiga unsur tersebut dengan tujuh variabel internal, dimana startup size berhubungan dengan kondisi tenaga kerja, capitalintensity dengan bahan baku, energi, tempat usaha, manajemen dan pemasaran. Sedangkan debt structure berhubungan dengan modal. Setelah dilakukan penelitian melalui wawancara dan kuesioner, diperoleh hasil kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap usaha tahu kecil Cibuntu. Setelah diperoleh hasil tersebut, penulis menentukan strategi-strategi yang tepat melalui matriks SWOT yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pelaku usaha kecil tahu Cibuntu dalam mempertahankan usahanya dari berbagai kendala internal dan eksternal. Tabel 1.2 Matriks SWOT Eksternal Internal OPPORTUNIES ( O ) 1. Pertumbuhan pasar terus meningkat 2. Perusahaan pesaing yang sudah merasa puas diri 3. Terbukanya pemasaran luar negeri 4. Ekonomi yang meningkat 5. Kebijakan pemerintah yang mendukung Volume 2, No.2, Tahun 2016 STRENGTHS ( S ) 1. Kepemilikan modal sendiri 2. Kepemilikan nama yang sudah dikenal 3. Peringkat 1 dalam jenis industrinya 4. Proses yang paten 5. Superior talenta manajemen 6. Kualitas yang superior 7. Karyawan yang berkomitmen 8. Kemampuan distribusi yang baik STRATEGI SO 1. Menjaga kualitas 2. Meningkatkan kerjasama dengan pelaku usaha lain 3. Memaksimalkan bantuan pemerintah 4. Membeli peralatan yang lebih modern 5. Menembus pasar luar negeri WEAKNESSES ( W ) 1. Kurangnya pengaturan strategi 2. Terbatasnya sumber daya finansial 3. Pengeluaran yang kurang dalam pemasaran dan promosi 4. Terbatasnya distribusi 5. Teknologi yang ketinggalan jaman 6. Lemahnya bekerjasama dengan pelaku usaha lain 7. Terbatasnya SDM STRATEGI WO 1. Melakukan diversifikasi 2. Meningkatkan kegiatan promosi 3. Melakukan ekspansi pasar 4. Pengembangan SDM

Strategi Bertahan Pelaku Usaha Kecil Tahu Cibuntu 131 6. Penolakan subtitusi TREATHS ( T ) 1. Perubahan keinginan konsumen 2. Kepercayaan konsumen berkurang 3. Peningkatan peraturan pemerintah 4. Perubahan demografi 5. Hambatan perdagangan asing 6. Ekonomi yang menurun 7. Teknologi baru 8. Pesaing mengadopsi strategi baru STRATEGI ST 1. Menetapkan strategi baru 2. Meningkatkan kualitas dan mutu misal inovasi 3. Kerjasama dengan lembaga terkait 4. Melakukan sosialisasi proses si 5. Memaksimalkan pelatihan diversifikasi STRATEGI WT 1. Pembenahan intern perusahaan 2. Menetapkan strategi bisnis baru yang lebih efektif 3. Memberi pengarahan dan motivasi untuk mengubah perilaku bisnis yang lebih profit oriented 4. Melakukan sosialisasi proses si 5. Kerjasama dengan pelaku usaha lainnya D. Kesimpulan Dari hasil penelitian, diperoleh informasi dari 165 responden mengenai kondisi internal dan eksternal pada usaha kecil tahu Cibuntu. Sebagian besar dari mereka tidak mempunyai keputusan-keputusan yang strategis dalam menghadapi kendala baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Oleh karena itu, setelah memperoleh informasi tersebut, penulis membuat analisa pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada variabel-variabel yang diperoleh dari faktor internal dan eksternal tersebut sehingga dapat disusun matriks SWOT yang diharapkan bisa memberikan referensi bagi para pelaku usaha kecil tahu Cibuntu dalam menghadapi berbagai kendala baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Ketika pelaku usaha mempunyai keputusan-keputusan yang strategis pada variabel-variabel yang terkait (variabel internal : tenaga kerja, bahan baku, energi, modal, tempat usaha, manajemen, pemasaran) dan (variabel eksternal : kondisi ekonomi domestik dan dunia, persaingan usaha sejenis, peraturan pemerintah), maka pelaku usaha kecil tahu Cibuntu dapat membuat usahanya bertahan dari berbagai kendala internal maupun eksternal sehingga tidak ada hambatan bagi perkembangan usahanya. Walaupun ada hambatan, pelaku usaha kecil tahu Cibuntu sudah bisa mengatasinya. DAFTAR PUSTAKA Susilo. 2005. Strategi Bertahan Industri Makanan Skala Kecil Pasca Kenaikan Harga Pangan dan Energi di Kota Yogyakarta Hadriani Eka. 2011. Pengaruh Faktor Internal, Eksternal dan Kinerja Terhadap Daya Saing UKM di Kabupaten Semarang Ilmu Ekonomi, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016