BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Rumah Sakit Internasional Bintaro Rumah Sakit Internasional Bintaro terletak di tengah kawasan terpadu Bintaro Jaya, Tangerang dan dibangun diatas areal seluas 12000 m 2 dengan konsep desain yang unik. Sejak awal berdiri tahun 1998 hingga Desember tahun 2001, Rumah Sakit Internasional Bintaro dikelola oleh PT Mitrajaya Medikatama yang merupakan perusahaan patungan antara PT Enseval (Kalbe Group) dengan Perusahaan Australia yaitu Mayne Nickless Limited (Health Care of Australia Group) dengan komposisi saham 40 % untuk PT Enseval dan 60 % untuk Mayne Nickless Limited. Rumah Sakit Internasional Bintaro memulai kegiatan operasionalnya pada tanggal 12 Oktober 1998 dengan mengoperasikan klinik spesialis terlebih dahulu dan membuka 20 kamar konsultasi. Sedangkan Fasilitas rawat inap baru mulai beroperasi pada tanggal 2 November 1998 ditandai dengan dibukanya ruang perawatan Cendrawasih dan Merpati. Setelah tiga tahun berjalan dan memasuki tahun keempat terjadi perubahan kepemilikan. Rumah Sakit Internasional Bintaro yang sejak awal berdirinya merupakan perusahaan patungan, pada akhir tahun 2001 diambil alih kepemilikan sepenuhnya oleh Mayne Health. Di Indonesia selain RS Internasional Bintaro, Mayne Health juga mengoperasikan dua rumah sakit lainnya yaitu RS Mitra Internasional dan RS Surabaya Internasional. 46
47 Sejalan dengan citra Internasional yang disandangnya, RS Internasional Bintaro terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyediakan pelayanan berkualitas internasional dengan biaya yang relatif terjangkau. 3.2. Struktur Organisasi RSIB Gambar 3.1. Struktur Organisasi RSIB (Sumber : Arsip Rumah Sakit InternasionalBintaro) 3.3. Wewenang dan Tanggung Jawab a. Presiden Direktur b. Direktur
48 Memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit c. Finance and Administration 1. Bertanggung jawab atas penyusunan program dan informasi keuangan, akuntansi dan administrasi rumah sakit 2. Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan administrasi rawat inap 3. Memberikan pelayanan kesekretariatan keuangan, akutansi dan administrasi kepada semua satuan organisasi di lingkungan rumah sakit 4. Membawahi 3 divisi : a. Back Office b. Front Office c. Account Receivable d. Medical Ancillary and Service 1. Bertugas memberikan pelayanan dan penunjang medis 2. Membawahi semua dokter yang ada di RSIB 3. Membawahi enam divisi : a. Pathology b. Medical Record c. Farmasi d. Radiologi e. Medical Rehabilitation
49 f. General Practitioner e. Human Resource Department (HRD) 1. Melakukan perekrutan staff RSIB 2. Bertanggung jawab atas manajemen sumber daya manusia di RSIB f. General Services 1. Melakukan kegiatan yang sifatnya mendukung / mensupport aktivitas di RSIB 2. Membawahi empat divisi : a. Maintenance b. Housekeeping and Laundry c. Security d. Food and Beverages g. Marketing Mempromosikan RSIB ke masyarakat h. Nursing (Keperawatan) 1. Bertanggung jawab untuk melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan 2. Mengkoordinasikan kebutuhan fasilitas dan kebutuhan pelayanan keperawatan 3. Bertanggung jawab atas Pengembangan SDM serta etika dan mutu keperawatan 4. Education and Requirement 5. Infection Control 6. Qualitiy Control and Accreditation
50 7. Bertanggung jawab atas unit-unit/bagian-bagian di bawah ini : a. Maternity (Unit Bersalin) b. Operating Theater (Unit Operasi) c. Medical Center d. Cendrawasih Ward e. Merak Ward f. ICU g. Camar Ward h. Kutilang Ward i. Merpati Ward j. Pinguin Ward i. Konsultan Klinik 1. Membawahi langsung divisi keperawatan 2. Memberikan konsultasi klinis kepada staff keperawatan yang membutuhkan 3. Sebagai supervisor dari keseluruhan kegiatan keperawatan j. Quality Management Representative Bertugas menangani akreditasi dan memberikan penilaian tentang kinerja Rumah Sakit k. Group IT 1. Merupakan tim gabungan dari tiga cabang Rumah Sakit Internasional Bintaro (di kawasan Jatinegara dan kota Surabaya), yang bertugas
51 menentukan kebijakan penerapan teknologi informasi di ketiga rumah sakit 2. Tiap cabang mempunyai koordinator IT masing-masing yang bertugas mengimplementasikan kebijakan kebutuhan teknologi Informasi yang diberikan oleh Group IT. 3. Mengkoordinir pengembangan Teknologi Informasi di rumah sakit yang dapat memenuhi kebutuhan operasional dan manjemen rumah sakit 4. Menentukan spesifikasi perangkat keras dan jaringan l.. Group Material 1. Merupakan tim gabungan dari tiga cabang Rumah Sakit Internasional Bintaro (di kawasan Jatinegara dan kota Surabaya), yang bertugas menentukan kebijakan keperluan purchasing di ketiga rumah sakit, seperti menangani pembelian stock peralatan dan menangani gudang 2. Tiap cabang mempunyai koordinator Material masing-masing yang bertugas mengimplementasikan kebijakan kebutuhan material yang diberikan oleh Group Material.
3.4 Diagram Aliran Dokumen Sistem yang Sedang Berjalan 52
53
54
Gambar 3.5 Bagan Alir Dokumen Sistem Permintaan Obat 55
56 3.5 Permasalahan yang dihadapi Permasalahan yang dihadapi oleh sistem yang sedang berjalan sekarang ini adalah : Data-data di unit rehabilitasi medik tidak terintegrasi. Data-data ini meliputi data pasien, dokter, perawat, persediaan obat, dan transaksi pembayaran. Akibat dari data yang tidak terintegrasi: Sulit untuk menampilkan informasi tertentu yang dibutuhkan, contohnya: menampilkan laporan jumlah kedatangan pasien berdasarkan jenis terapi yang dilakukan pasien dalam kurun waktu tertentu. Bila ingin menampilkan informasi ini, maka harus dilakukan tracking/search terhadap data-data pasien berdasarkan tanggal dan mengurutkannya berdasarkan jenis terapi yang diinginkan. Hal ini sulit dilakukan karena harus mengecek satu-persatu dari keseluruhan medical record pasien yang ada. Sulit untuk melakukan manipulasi basis data (update data) karena data-data tidak terintegrasi. Contohnya bila data pasien di medical record diupdate, maka harus dilakukan proses update pada sistem lain diunit rehabilitasi medik yang mengandung data pasien tersebut (update dilakukan berulang-ulang). Sulit membuat dan menyajikan laporan bulanan/tahunan, karena data-data harian tidak terintegrasi.
57 Kurangnya kontrol otorisasi user dalam mengakses data-data di unit rehabilitasi medik, contohnya akses data-data pasien (hasil diagnosa) dan data transaksi pembayaran 3.6 Analisis Kebutuhan Informasi Informasi yang dibutuhkan oleh rehabilitasi medik adalah : Medical record pasien, yang mencakup : 1. Data pribadi pasien, seperti kode pasien, nama, alamat, tempat / tanggal lahir 2. Record penyakit pasien, termasuk diagnosa dokter 3. Alat dan terapi yang pernah digunakan pasien 4. Record dokter yang pernah menangani pasien dan perawat yang pernah melakukan terapi pasien Data pribadi dokter, seperti kode dokter, nama, alamat, dan spesialisasi Jadwal praktek dokter Jadwal perjanjian (appointment) pasien dengan unit Rehabilitasi Medik Sistem urutan/ antrian pasien yang akan melakukan terapi Jenis terapi yang akan dilakukan pasien Data perawat dan staff, seperti kode karyawan, nama, alamat, dan nomor telepon Data obat, seperti kode obat, nama obat, satuan obat, stok obat Data alat, seperti kode alat, nama alat, satuan alat, stok alat
58 Informasi transaksi-transaksi yang terjadi di Unit Rehabilitas Medik, diantaranya transaksi penerimaan dan pengeluaran alat dan obat, serta transaksi pembayaran Informasi kedatangan pasien berdasarkan tanggal 3.7 Usulan Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang terbaik untuk dilakukan pada saat ini adalah dengan cara membangun suatu aplikasi basis data terintegrasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sebelumnya tersebar di berbagai sistem informasi konvensional yang belum terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik Aplikasi basis data ini menyimpan data yang bersifat historis, sehingga mempermudah pencarian data untuk kegiatan analisis. Waktu yang digunakan dalam pengaksesan data dalam basis data diharapkan akan lebih singkat dan tepat guna. Di dalam aplikasi juga akan tersedia fasilitas yang menghasilkan laporan, dimana laporan tersebut sesuai dengan standar dan kebutuhan pihak manajemen.