Materi : Asidi-alkalimetri Titrasi bebas air

dokumen-dokumen yang mirip
Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

LOGO TEORI ASAM BASA

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

Standarisasi Larutan

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

BAB 7. ASAM DAN BASA

kimia TITRASI ASAM BASA

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Dikenal : - Asidimetri : zat baku asam - Alkalimetri : zat baku basa DASAR : Reaksi penetralan Asam + Basa - hidrolisis - buffer - hal lain ttg lart

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

VOLUMETRI / TITRIMETRI

MATERI KIMIA KELAS XI SEMESTER 2 Tinggalkan Balasan

Bab II Studi Pustaka

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

wanibesak.wordpress.com 1

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

Soal dan Pembahasan Asam Basa, Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, dan K SP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

Teori Asam-Basa Arrhenius

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H + ) menyebabkan kesetimbangan. CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) (9.1) asam lemah

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

TUGAS KIMIA SMA NEGERI 1 BAJAWA TITRASI ASAM BASA. Nama : Kelas. Disusun oleh:

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

2/14/2012 LOGO Asam Basa Apa yang terjadi? Koma Tulang keropos Sesak napas dll

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

-- INDRI KUSUMA DEWI, S.Farm.,M.Sc.,Apt--

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

GALAT TITRASI. Ilma Nugrahani

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Judul Percobaan II. Tujuan Percobaan III. Tanggal Percobaan IV. Selesai Percobaan Dasar Teori:

Reaksi dalam larutan berair

KIMIA LARUTAN LARUTAN ELEKTROLIT ASAM DAN BASA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

H + + OH - > H 2 O. Jumlah mol asam (proton) sama dengan jumlah mol basa (ion hidroksida). Stoikiometri netralisasi

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

PENENTUAN KADAR KLORIDA

Titrasi asam kuat-basa kuat

Metodologi Penelitian

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

Pokok Bahasan. Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS


TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

MODUL KA.ANA.U.013.A PENGANTAR ANALISIS TITRIMETRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LAPORAN PERCOBAAN. HARI/ TANGGAL PERCOBAAN Hari Jum at/ Tanggal 04 Desember 2015 Pukul WIB

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

ASAM DAN BASA. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II TURUNAN ASAM HIDROKSI BENZOAT

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

PRESENTASI POWERPOINT PENGAJAR OLEH PENERBIT ERLANGGA DIVISI PERGURUAN TINGGI. BAB 16. ASAM DAN BASA

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

Asam-Basa. Kimia. Kelas XI. B usiness Name. Indikator: A. Teori Asam-Basa

Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013 Page 1

BAB 5. Larutan Asam dan Basa. Kata Kunci. Pengantar Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari

Larutan Asam-Basa. Sifat Larutan Asam dan Basa. Penentuan ph Larutan Asam Kuat dan Basa Kuat. Penentuan ph Larutan Asam Lemah dan Basa Lemah

FARMASI ANORGANIK. Sophi Damayanti

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

Transkripsi:

Materi : Asidi-alkalimetri Titrasi bebas air Pustaka; 1. Farmakope Indonesia edisi IV 2. J.Bassett, R.C. Denney, J.Mendham,.1991, Vogel s Textbook of Quantitative inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analisis, 4 ed, Longman Group UK Limited, London.

Analisis Kuantitatif : Volumetri pengukuran volume : Gravimetri pengukuran berat Analisis titrimetri adalah analisis kimia kuantitatif dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat (larutan standart), yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan. Larutan standart biasanya ditambahkan dari buret dan proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap disebut titrasi.

Titik atau saat reaksi itu tepat sempurna disebut titik ekivalen atau titik akhir teoritis (titik akhir stokiometri). Analisis titrimetri dulu disebut analisis volumetri, tetapi karena volumetri meliputi pengukuran volume seperti gas-gas, maka istilah analisis titrimetri yang paling tepat karena lebih menyatakan proses titrasi. Pereaksi yang diketahui konsentrasinya disebut titran, dan zat yang sedang dititrasi disebut titrand.

Volumetri : Analisis kuantitatif dengan mengukur volume, analit direaksikan dengan larutan baku (standar) yaitu larutan yang sudah diketahui kadarnya. titrasi analisis titrimetri

Reaksi-reaksi pada analisis titrimetri harus memenuhi kondisi berikut: 1.Reaksinya sederhana, dapat dinyatakan dengan persamaan kimia yang stoikiometrik (reaksi sempurna). 2. Reaksinya berlangsung cepat, pada kasus tertentu digunakan katalis untuk mempercepat reaksi. 3. Harus ada perubahan yang menyolok pada titik ekuivalen. 4. Harus ada indikatoruntuk menetapakan titik akhir reaksi. Bila tidak ada indikator untuk mengamati titik ekivalen dapat dilakukan dengan cara berikut : -Titrasi potensiometri -Titrasi konduktometri, perubahan konduktivitas listrik lar. itu -Titrasi amperometri - Perubahan absorbans larutan.

Kelebihan titrimeri dari pada gravimetri : - Ketelitiannya tinggi 1 bagian dalam 1000 bagian - Cepat dikerjakan, alat sederhana, tidak ada pemisahan yang rumit.

Alat yang diperlukan : - Alat-alat pengukur yang dikalibrasi: buret, pipet (volume, ukur), labu takar, neraca analitik. - Zat baku (standar) atau baku primer untuk pembakuan (standardisasi). - Indikator atau alat lain untuk menentukan titik akhir titrasi.

Penggolongan Reaksi dalam Analisis Titrimetri 1.Reaksi penetralan (atau asidimetri dan alkalimetri), asidimetri : titrasi dengan suatu asam standart. alkalimetri : titrasi dengan suatu basa standart. 2. Reaksi pembentukan komplek (kompleksometri). 2 CN - + Ag + [ Ag (CN) 2 ] - 3. Reaksi pengendapan (Argentometri) Ag + + Cl - AgCl 2 Ag + + CrO 4 -- Ag 2 CrO 4 4. Reaksi oksidasi-reduksi (Oksidimetri) Fe 2+ + Ce 4+ Fe 3+ + Ce 3+

Cara menyatakan kadar larutan: Persen bobot : banyaknya zat terlarut dalam gram per 100 gram larutan. Dalam farmakope Indonesia dikenal : % b/b, % b/v, % v/v, %v/b Molaritas (M) : Banyaknya mol zat terlarut per liter larutan = mol/dm 3 = mol/l larutan Normalitas (N) : Banyaknya ekuivalen zat terlarut per liter larutan = mol ekv/l larutan Formalitas (F) : Banyaknya bobot rumus zat terlarut per liter larutan, sinonim dengan konsentrasi analitik = mol/l larutan (bentuk molekul keseluruhan ppm = bagian per sejuta

Stoikiometri (Stokiometri) adalah cabang ilmu kimia yang membahas hubungan bobot antara unsur-unsur dan senyawa dalam reaksi kimia. Bobot ekivalen (BE) suatu zat yang terlibat dalam suatu reaksi, yang digunakan sebagai dasar untuk suatu titrasi, didefinisikan sbb: 1. Asam-basa. Bobot gram-ekuivalen adalah bobot dalam gram suatu zat yang diperlukan untuk memberikan / bereaksi dengan 1 mol ( 1,008 g) H + 2. Redoks. Bobot gram-ekivalen adalah bobot dalam gram suatu zat yang diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol elektron. 3. Pengendapan atau pembentukan kompleks. Bobot gram ekivalen adalah bobot dalam gram zat yang diperlukan untuk memberikan atau bereaksi dengan 1 mol kation univalen, ½ mol kation divalen, 1/3 mol kation trivalen, dst.

BE = BM n dengan n adalah jumlah mol ion hidrogen,elektron atau kation univalen yang diberikan atau diikat oleh zat yang bereaksi itu. Contoh: Asidi alkalimetri HCl H + + Cl - n = 1 H 2 SO 4 2 H + + SO 4 -- n = 2

Banyak senyawa yang mengalami lebih dari satu reaksi tunggal dan karenanya dapat mempunyai lebih dari satu bobot ekuivalen, misalnya, ion permanganat dapat mengalami reaksi berikut: MnO 4 - + e MnO 4 2-... (1) MnO 4 - + 4 H + + 3 e MnO 2 + 2H 2 O (2) MnO 4 - + 8 H + + 4 e Mn 3+ + 4H 2 O (3) MnO 4 - + 8 H + + 5 e Mn 2+ + 4H 2 O (4) Bobot ekuivalen garam permanganat, seperti KMnO 4, adalah bobot molekul dibagi 1, 3, 4 atau 5, tergantung pada reaksi tersebut di atas terjadi.

N = mol ekuivalen/l Mis : larutan HCl 2 N artinya larutan mengandung HCL 2 mol ekuivalen/l, atau HCL 2 mili mol ekivalen/ml Larutan NaOH 0,1 N artinya larutan mengandung NaOH 0,1 mol ekuivalen /L = Na OH 0,1 grek/l = 0,1 (gram) mol ekuivalen /L = 0,1/Val=n (gram) mol/ L = 0,1 x BM gram/ L = 0,1 x 40 gram/ L = 4 gram NaOH dlm 1 L larutan.

Keuntungan penggunaan sistem ekuivalen: - Perhitungan analisis titrimetri menjadi sederhana - Pada titik akhir titrasi jumlah ekivalen zat yang dititrasi = jumlah ekivalen larutan standar yang dipakai. V 1 x N 1 = V 2 x N 2 Jumlah ekivalen zat yang dititrasi = Jumlah ekivalen larutan baku

Contoh : Berapa ml HCl 0,2 N diperlukan untuk menetralkan 25,0 ml NaOH 0,1 N? HCl + NaOH NaCl + H 2 O V HCl x N HCL = V NaOH x N NaOH V HCL x 0,2 = 25,0 x 0,1 V HCL = 2,5/0,2 = 12,5 ml

Penyiapan larutan baku - Baku primer baku sekunder -Penimbangan menggunakan neraca analitik (terkalibrasi) : : kesalahan yang diizinkan maksimum 0,1% : Farmakope Indonesia Ed IV timbang saksama lebih kurang -Cara penimbangan : - Langsung - Kembali Pelarut: akuadest Pengukuran volume pelarut : - Labu takar (labu tentukur) - Pipet volum, pipet ukur - buret - mikrosyrange (Kromatografi)

Syarat-syarat Baku primer : 1. Mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan, mudah dipertahankan kemurnian. 2. Harus tak mudah berubah dalam udara (higroskopis, oksidasi, CO 2 ), tidak mudah berubah komposisi selama penyimpanan. 3. Dapat diuji pengotornya dengan uji yg kepekaaannya diketahui (0,01-0,02 %) 4. Harus mempunyai ekuivalen yang tinggi, sehingga error penimbangan dapat diabaikan. 5. Harus mudah larut pada kondisi digunakan. 6. Reaksi dengan larutan standar harus stoikiometrik.

Contoh baku primer untuk: Reaksi asidi alkalimetri : - natrium karbonat Na 2 CO 3 - natrium tetra borat Na 2 B 4 O 7 - kalium hidrogen ftalat KHC 8 H 4 O 4 - kalium hidrogen iodat KH (IO 3 ) 2 - asam benzoat C 7 H 6 O 2 Reaksi pembentukan kompleks perak - perak nitrat - natrium klorida Reaksi oksidasi-reduksi kalium dikromat, K 2 Cr 2 O 7 - kalium bromat KBrO 3 - natrium oksalat

Standar sekunder adalah suatu zat, yang dapat digunakan untuk standarisasi, dan yang kandungan zat aktifnya telah ditemukan dengan pembandingan terhadap suatu standar primer.

Netralisasi (Asidi-alkalimetri) Ada 3 batasan mengenai apa yg dimaksud : asam dan basa 1. Arrhenius : Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air terurai menjadi ion hidrogen (H + ) dan anion. Basa adalah senyawa jika dilarutkan dalam air terurai menjadi ion hidroksida (OH - ) dan kation. Hanya berlaku pada senyawa anorganik dalam pelarut air 2. Bronsted : Asam adalah senyawa yang dapat memberikan proton. Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton. 3. Lewis : Asam adalah senyawa aseptor pasangan = K elektron. Basa adalah senyawa pendonor pasangan elektron.

Teori Asam Basa Arrhenius donor proton (H + ) donor hidroksida (OH - ) Bronsted donor proton aseptor proton Lewis aseptor pasangan donor pasangan elektron elektron Keseimbangan asam basa H + + OH - H 2 O Menurut hk kegiatan massa (Law of Mass Action) : [ H + ] [ OH - ] = K [ H 2 O ]

[ H + ] [ OH - ] = K [ H 2 O ] [ H + ] [ OH - ] = K W Pada air murni, pada suhu kamar, [H + ] = [OH - ], dan K W = 10-14 Maka : [H + ] atau [OH - ] = K W = 10-14 = 10-7 [ H + ] [ OH - ] = 10-14 [H + ] > [OH - ] asam [ OH - ] > [H + ] basa [H + ] = [OH - ] = 10-7 netral p = - log p [H + ] + p [OH - ] = p Kw p [H + ] + p [OH - ] = 14 Menurut Sorensen : ph adalah logaritma dari kebalikan [H + ] ph = log 1 [H + ] ph = log 1 - log [H + ] ph = - log [H + ]

Perhitungan lain mencari [H + ] dari suatu asam lemah atau basa lemah CH 3 COOH CH 3 COO - + H + a a 1-a [H K a = + ] [CH 3 COO - ] [CH 3 COOH] [a] [a] [H K a = = + ] 2 [1-a] [asam] Diabaikan a<< [asam] [H + ] 2 = K a [asam] Asam lemah : [H + ] = K a [asam] ph= - log [H + ] Basa lemah : [OH - ] = K b [basa] ph = pkw - p[oh]

1. Asam kuat atau Basa kuat (a = 1) 2. Asam lemah atau Basa Lemah (a < 1) 3. Garam : - Yg berasal dari asam kuat dan basa kuat - yg berasal dari basa kuat dan asam lemah - Yg berasal dari asam kuat dan basa lemah - yg berasal dari basa lemah dan asam lemah 4. Bufer Indikator pada asidi-alkalimetri Tujuan titrasi : adalah menetapkan jumlah asam/basa secara kimiawi dengan tepat. Tepat yang dimaksud : tepat ekuivalen antara asam dan basa.keadaan ini disebut : titik ekuivalen = titik stoikiometri = titikakhir teoritis Pada titik ekuivalen ini bila asam dan basanya, keduanya mrpkn elektrolit kuat maka larutan yg dihasilkan ph = 7 (netral), namun bila asam atau basanya bersifat elektrolit lemah ph larutan yang terjadi mungkin bersifat basa atau asam. Pada titrasi setiap akhir titrasi selalu dpt ditandai dengan [H + ] tertentu. Ada sejumlah senyawa yang digunakan sebagai indikator asidialkalimetri, senyawa ini mempunyai warna tertentu tergantung [H + ].

Teori Indikator merah Fenolftalein (pp)

In A = indik bentuk asam In B = indik bentuk basa y = koefisien keaktifan dianggap y = 1 Mata dpt membedakan bila : [In A ] / [In B ] > 10 Mata dpt membedakan bila : [In B ] / [In A ] > 10

Pembuatan larutan asam klorida baku lebih kurang (+) 0,1 N Bila akan dibuat 1000,0 ml lart baku HCl 0,1 N, berapa ml HCL kadar 37% b/b Bobot jenis 1,19 harus diambil? Larutan asam klorida ini perlu dibakukan/standarkan dengan : - senyawa baku primer ( Na 2 CO 3 atau Na 2 B 4 O 7 ) - larutan basa yang telah dibakukan baku sekunder. Misalkan : bila ditimbang baku Na 2 CO 3 seberat 0,2500 g dan dititrasi memerlukan larutan baku HCl + 0,1 N sebanyak 45,00 ml. Berapakah Normalitas larutan baku HCl sebenarnya?

37% 37%b/b artinya ada 37 gram HCl di dlm 100 gram larutan 37 gram HCl di dlm 100: 1,19 ml larutan 37 gram HCl di dlm 84,0336 ml lart Kalau di dlm 1000 ml = (1000/ 84,0336) x 37 gram = 440,3000 gram HCl Di ubah ke mol (gram mol) = (440,300 / 36,5) gram mol/ L = 12,0630 gram mol / L Diubah ke grek (gram ekv) = 12.0630 x Val (I) = 12,0630 gram ekv/ L N (normalitas) = 12,0630 Diambil brp ml HCl 12, 0639 N untuk membuat 1000,0 ml HCl 0,1 N N 1 x ml 1 = N 2 x ml 2 12,0639 X ml 1 = 0,1 x 1000 ml 1 = (0,1 x 1000)/ 12,0639 = 8,2898 ml

Berapakah Normalitas larutan baku HCl sebenarnya? Baku primer Na 2 CO 3 = 250,0 mg Brp miligram ekv (miligrek) Na 2 CO 3 + 2 HCL 2 NaCl + H 2 0 + CO 2 Na 2 CO 3 val = 2. Na 2 CO 3 = 250/ 106 (BM) = 2,3585 miligrol diubah ke miligrol ekv = 2,3585 x 2 = 4,7170 miligram ekv N 1 x ml 1 = N 2 x ml 2 4,7170 = N 2 x 45 N 2 = 4,7170 / 45 = 0,1048

Kurva Penetralan

Titrasi Soda (Na 2 CO 3 ) dan Na bikarbonat (NaHCO 3 ) Porsi 1: dititrasi dengan HCL 0,1 N menggunakan indik fenolpfalein (pp) Na 2 CO 3 + HCl pp NaHCO 3 + HCl NaHCO 3 + HCl pp X Porsi 2 : dititrasi dengan HCL 0,1 N menggunakan indik jingga metil (mo) Na 2 CO 3 + HCl NaHCO 3 + NaCl NaHCO 3 + HCl NaCl + H 2 0 + CO 2 Mo ( metilorange) NaHCO 3 + HCl NaCl + H 2 0 + CO 2

Beberapa contoh Asidi-alkalimetri yang masih digunakan Farmakope Indonesia IV. 1. Acidum acetylosalicylicum 2. Acidum aceticum 3. Acidum aceticum glaciale 4. Acidum benzoicum 5. Acidum citricum 6. Acidum hydrochloridum 7. Acidum fusidicum 8. Acidum nitricum 9. Acidum phosphoricum 10. Acidum salicylicum 11. Acidum sulfuricum 12. Acidum sorbicum 13. Acidum tartaricum 14. Acidum undecylenicum 15. Ammonia 16. Magnesii hydroxydum 17. Magnesii oxydum 18. Natrii subcarbonas Dll.

Acidum acetylosalicylicum

COOH CH 3 COONa O O + 2 NaOH + CH3 COONa + H 2 O OH 2 NaOH + H 2 SO 4 Na 2 SO 4 + H 2 O 1 mol aspirin ~ 2 mol NaOH ~ 2 grion OH - Val aspirin = 2/1 = 2 BE = BM/val = 180/2 = 90 Kesetaraan 0,5 N = 0,5 x BE = 0,5 x 90 = 45 mg aspirin

Hidrolisis : antar aksi ion-ion dengan ion air menghasilkan asam lemah dan atau basa lemah Garam yg berasal dari asam lemah dan basa kuat ( Na asetat) CH 3 COO - + H 2 O CH 3 COOH + OH - ---- K h H 2 O H + + OH - K w = [H + ] [OH - ] = [CH 3 COOH] [OH - ] [CH 3 COO - ] CH 3 COOH CH 3 COO - + H + ---- K a = [CH 3 COO - ] [H + ] [CH 3 COOH] K w K a = [H + ] [OH - ] [CH 3 COOH] [CH 3 COO - ] [H + ] [OH K - ] 2 h = [garam] = K w K a [OH - ] [CH 3 COOH] = = K h [CH 3 COO - ] [OH - ] = [garam] K w K a K w [H + ] = K w [OH - ] K a = K h pk h = pk w - pk a [H + ] = K w [garam] K w K a

[H + ] 2 = 2 K w [garam] K w K a Garam yg berasal dari asam lemah dan basa kuat K w K a [H + ] = [garam] ph = 1/2 pk w +1/2 pk a + 1/2 log [garam] ph = 1/2 pk w +1/2 pk a - 1/2 p [garam] Garam yg berasal dari asam kuat dan basa lemah ph = 1/2 pk w - 1/2 pk b + 1/2 p[garam] Garam yg berasal dari asam lemah dan basa lemah ph = 1/2 pk w + 1/2 pk a - 1/2 pk b

Larutan Bufer Larutan bufer ialah larutan yang pada penambahan sedikit ion H 3 O + atau ion OH - tidak memberikan perubahan ph yang berarti. Jadi larutan bufer dapat menahan perubahan ph, karena itu larutan bufer juga disebut larutan penahan atau larutan penyangga. Campuran zat yang dapat menahan perubahan ph dinamakan sistem bufer atau disingkat bufer. Bufer merupakan campuran asam lemah dengan basa konjugatnya atau basa lemah dengan asam konjugatnya. Jadi misalkan campuran asam asetat dan natrium asetat, dapat dihitung ph nya seperti berikut:

Camp asam lemah dan garam Na/K nya : CH 3 COOH + CH 3 COONa Camp basa lemah dan garamnya : NH 4 OH + NH 4 Cl CH 3 COONa CH 3 COO - + Na + CH 3 COOH a<<< CH 3 COO - + H + [CH 3 COO - ] x [H + ] K a = [H + ] = K a [CH 3 COOH] [CH 3 COOH] [CH 3 COO - ] [H + [asam] ] = K a [garam] - Log [H + ] = - log K a - log [asam] [garam] [garam] ph = p K a + log [asam] poh = p K b + log [garam] [basa]

Dengan adanya ion asetat yang berasal dari natrium asetat maka kesetimbangan didorong kekiri. Hal ini berakibat semakin sedikitnya ion asetat yang berasal dari ionisasi asam asetat, sehingga jumlahnya dapat diabaikan. Jadi ion asetat yang terdapat didalam larutan dapat dianggap hanya berasal dari natrium asetat.

Kapasitas bufer Kemampuan larutan bufer untuk menahan perubahan ph dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi dan perbandingan konsentrasi asam/basa-konjugat yang membentuk sistem bufer. Contoh: Dua buah larutan masing-masing tediri dari camp. 100 ml, I. 0,1 molar asam asetat dan 0,1 molar natrium asetat II. 0,2 molar asam asetat dan 0,2 molar natrium asetat Kedua larutan menunjukkan ph yang sama, yaitu: ph I = 4,74 + log 0,1/0,1 = 4,74 ph II = 4,74 + log 0,2/0,2 = 4,74

Jika kedalam kedua larutan itu masing-masing ditambahkan 20 ml 0,1 molar NaOH maka terjadi reaksi berikut: Larutan I : CH 3 COOH + OH - n CH 3 COO - + H 2 O Tersedia : 10 mmol 2 mmol 10 mmol Bereaksi : 2 mmol 2 mmol Sisa : 8 mmol - 12 mmol 2 mmol Larutan II : CH 3 COOH + OH - CH 3 COO - + H 2 O Tersedia : 20 mmol 2 mmol 20 mmol Bereaksi : 2 mmol 2 mmol Sisa : 18 mmol - 22 mmol 2 mmol

Kedua larutan sekarang menunjukkan ph sebagai berikut: 21/120 ph I = 4,74 + log --------- = 4,92 8/120 22/120 ph II = 4,74 + log ----------- = 4,83 18/120 Jadi setelah penambahan 20 ml 0,1 molar NaOH maka terjadi perubahan ph sebagai berikut: ph I = 4,92-4,74 = 0,18 ph II = 4,83 4,74 = 0,09 Jadi larutan II lebih mampu menahan perubahan ph dibanding larutan I

Soal : 1. Hitung ph larutan yang mempunyai [H + ] = 4,0 10-5 mol/l Jawab : ph = - log [H + ] = log 1/ [H + ] = log 1 log [H + ] = 0 log [H + ] = - log 4,0 10-5 = 5 log 4 = 4,398 Soal : 2. Hitung ph larutan asam asetat 0,01M, bila diketahui derajat dissosiasi = 12,5% Jawab : [H + ] = 12,5% x 0,01 M = 1,25 10-3 mol/l ph = log 1/[1,25 10-3 ] = log 1 - log [1,25 10-3 ] = 3 - log 1,25 = 2,903

Volumetric pipets accurately deliver a fixed volume. A small volume remains in the tip. Measuring pipets are straight-bore pipets marked at different volumes. They are less accurate than volumetric pipets. Transfer or volumetric pipets. Measuring pipets.

A 50-mL buret is marked in 0.1 ml increments. Two readings are taken for every volume measurement. Typical buret. Gary Christian, Analytical Chemistry, 6 th Ed. (Wiley)

Place the flask on a white background. Place the buret tip in the neck of the flask while your swirl Proper technique for titration.

37% 37%b/b artinya ada 37 gram HCl di dlm 100 gram larutan 37 gram HCl di dlm 100: 1,19 ml larutan 37 gram HCl di dlm 84,0336 ml lart Kalau di dlm 1000 ml = (1000/ 84,0336) x 37 gram = 440,3000 gram HCl Di ubah ke mol (gram mol) = (440,300 / 36,5) gram mol/ L = 12,0630 gram mol / L Diubah ke grek (gram ekv) = 12.0630 x Val (I) = 12,0630 gram ekv/ L N (normalitas) = 12,0630 Diambil brp ml HCl 12, 0639 N untuk membuat 1000,0 ml HCl 0,1 N N 1 x ml 1 = N 2 x ml 2 12,0639 X ml 1 = 0,1 x 1000 ml 1 = (0,1 x 1000)/ 12,0639 = 8,2898 ml

Berapakah Normalitas larutan baku HCl sebenarnya? Baku primer Na 2 CO 3 = 250,0 mg Brp miligram ekv (miligrek) Na 2 CO 3 + 2 HCL 2 NaCl + H 2 0 + CO 2 Na 2 CO 3 val = 2. Na 2 CO 3 = 250/ 106 (BM) = 2,3585 miligrol diubah ke miligrol ekv = 2,3585 x 2 = 4,7170 miligram ekv N 1 x ml 1 = N 2 x ml 2 4,7170 = N 2 x 45 N 2 = 4,7170 / 45 = 0,1048