ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI SEL KELAS XI SMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PENUGASAN PADA SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 MARE

LESTARI OCTAVIANI NIM

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

Abstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN

PROFIL PERTANYAAN SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 6 TANJUNGPINANG PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH BERDASARKAN QUESTION CATEGORY SYSTEM FOR SCIENCE

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Skripsi. Oleh NURFITRIYANA NIM Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

ANALISIS PROFIL KESIAPAN SISWA KELAS XII IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TAHUN 2014 DI SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI.

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU BIOLOGI PADA KEGIATAN BELAJAR SISWA DI KELAS X IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Soraya Wendi Merdeka Sari

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB II KAJIAN TEORI. Slameto, 2010 : 59) adalah : Preparedness to respond or react. Kesiapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

1. Fitriah Khoirunnisa 2. Maasje C.W 3. Nurlaili

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

PERSEPSI SISWA TENTANG KEGIATAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI LABORATORIUM SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI

SURVEI MOTIVASI SISWA KELAS XI TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KERAJINAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

Erlisa Pertiwi, Syahril Bardin, Masitah Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

MENERAPKAN PRINSIP PEMBELAJARAN QUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA. Nurhasanah 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru Ekonomi dan Keberadaan... (Ana Setyowati & Bambang Ismanto)

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V DI SD 218/IV KECAMATAN JAMBI SELATAN SKRIPSI OLEH MANRA IVAN FARISTINO NIM : AIDI09154

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

UPAYA GURU DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 22 BANDA ACEH. Rafika, Israwati, Bachtiar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENINGKATAN MINAT DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAPE

ANALYSIS OF FACTORS CAUSE OF LEARNING DIFFICULTIES OF BIOLOGY CLASS VII MTsS PGAI PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

LKS Berbasis KonstruktivismeDapat Meningkatkan Aktivitas danhasil Belajar Siswa Kelas IX SMP N 3 Tanjungpinang

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri. Sawunggaling, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK FKIP UNP Kediri OLEH :

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X DI BEBERAPA SMA NEGERI KOTA JAMBI

Sartika Tolingguhu NIM :

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Key words: method, activity, achivement i

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

ARTIKEL ILMIAH SKRIPSI. Oleh : ROBIATUL HADAWIYAH GJA12D113095

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI KONSEP DIRI SISWA YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah pengolahan data selesai dan telah dianalisa, kesimpulan yang

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh BELLINA MARDIANA BAKKARA NIM

Eri Novalinda 1, Sri Kantun 1, Joko Widodo 1 1 Program Studi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember.

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR SISWA BERPRESTASI RENDAH DI KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN NGEMPLAK

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

HUBUNGAN KELENGKAPAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NEGERI KEBONAGUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Komet Banjarbaru yang

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

KARYA ILMIAH OLEH SITI KUMALA SARI A1C110046

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMANTAPAN KARIR SISWA KELAS X TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SMKN

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai t

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ATMOSFER KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI. Oleh : SRI ARFINA YULIA NENGSIH ERA1D010025

V. PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

ISSN: Herman

Universitas Muhammadiyah Purwokerto. J l Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto Telp. (0281)

Margunani 1 Siti Fatimah 2

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

Transkripsi:

ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI SEL KELAS XI SMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Andi Rahndiyas Pratama Nim 130384205002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI SEL KELAS XI SMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG Andi Rahndiyas Pratama, Erda Muhartati, Nevrita Pendidikan Biologi FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji Email : andirahndiyas16@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran biologi kelas XI SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Instrumen yang digunakan angket tertutup, wawancara dan lembar observasi. Data dianalisis dengan menghitung skor yang diperoleh dan mendeskripsikan hasilnya berdasarkan rentang kategori persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi sel kelas XI SMA Negeri 5 Tanjungpinang dengan indikator kondisi fisik 77,4% dengan kategori baik, kondisi mental 58,5 % dengan kategori cukup, kondisi emosional 60,3 % dengan kategori baik, kebutuhan 67,6 % dengan kategori baik pengetahuan 56,8 % dengan kategori cukup. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan guru biologi dapat terus memberikan informasi kepada siswa mengenai pentingnya kesiapan dalam belajar. Selain itu sekolah meningkatkan kualitas serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesiapan belajar siswa. Kata kunci :Analisis Kesiapan belajar, pembelajaran biologi

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sejumlah pengalaman dari seseorang atau kelompok untuk dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungan. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kecerdasan setiap individu dalam menguasai ilmu pengetahuan serta menjadi pribadi yang dewasa dan bertangungjawab. untuk dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Dari proses pendidikan tidak lepas dari proses belajar yang merupakan interaksi aktif di lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Setiap individu selalu mengalami proses belajar dalam kehidupannya, dengan belajar akan memungkinkan individu terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan ini dapat beruapa penguasaan suatu kecakapan tertentu, perubahan sikap, memiliki ilmu pengetahuan yang berbeda sebelum seseorang melakukan proses pembelajaran. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran disekolah terjadi apabila terdapat interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar yang di atur oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif dapat dipengaruhi oleh kesiapan belajar siswa, kondisi siswa yang siap menerima pelajaran dari guru akan berusaha merespon pertanyaan yang telah

diberikan oleh guru diungkapkan oleh Novita (2014:4). Kesiapan belajar merupakan salah satu kondisi yang harus dimilki siswa. Kesiapan belajar perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena proses belajar yang disertai dengan adanya kesiapan akan memudahkan siswa untuk menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru serta dapat mendorong siswa untuk memberikan respon positif dimana keadaan tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh. Kondisi siswa yang siap menerima pelajaran dari guru juga akan membawa dampak positif bagi siswa, kondisi belajar ini terdiri dari perhatian, motivasi, dan perkembangan persiapan. Kesiapan siswa akan membawa siswa tersebut untuk siap memberikan respon terhadap situasi yang dihadapi melalui caranya sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2013:113) bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban dengan cara tertentu terhadap situasi tertentu. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah kondisi fisik dan psikisnya. Untuk mencapai tingkat kesiapan maksimal untuk dapat menunjang siswa tersebut dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Tanjungpinang peneliti melihat bahwa dari proses bembelajaran biologi siswa tidak memiliki buku acuan untuk dipelajari dirumah tetapi hanya menggunakan media LKS. Dalam belajar masih ada siswa yang takut untuk bertanya, siswa takut untuk memberikan tanggapan atas permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran biologi. Kurangnya perhatian siswa dalam proses belajar sehingga siswa tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru dan sulit untuk memahami pelajaran. Guru menggunakan metode ceramah yang bersifat menonton karena suasana kelas yang tidak kondusif menjadi sulit untuk siswa

memahami pelajaran tersebut. Serta kurang adanya motivasi yang mengacu siswa agar aktif dikelas membuat siswa kurang untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah guru menyampaikan pelajaran tersebut. Kesiapan belajar perlu di perhatikan dalam proses belajar mengajar, karena jika siswa belajar dan sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan lebih baik. Menurut Jamies Drever dalam Slameto (2013:59) bahwa kesiapan adalah persiapan memberi respon atau reaski. Artimya kesiapan belajar, maka hasil belajarnya akan lebih baik. Kesiapan diperlukan pada proses belajar mengajar karna siswa cendrung lebih mudah mengikuti pembelajaran. Namun pada kesiapan belajar tidak didapatkan pada diri setiap indivudu. Sehingga pembelajaran dalam kelas tidak berjalan efektif. Ada beberapa yang meliputi kesiapan belajar yaitu kondisi fisik, mental, kebutuhan dan pengetahuan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kesiapan Belajar Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Biologi pada Materi Sel Kelas XI SMA NEGERI 5 Tanjungpinang METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Agustus 2017 di SMA Negeri 5 Tanjungpinang tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif. Penelitian kualitatif. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen penelitian berupa angket, wawancara dan observasi. Prosedur pengumpulan data meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap penyelesaian. Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui tingkat kesiapan belajar siswa menggunakan rumus persentase yang kemudian dikategorikan berdasarkan kriteria persentase kesiapan belajar siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pada penelitian ini meliputi : 1. Kesiapan belajar berdasarkan angket siswa kelas XI SMA Negeri 5 Tanjungpinang hasil angket kesiapan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran biologi pada materi sel. Persentase rata-rata indikator yaitu 71,64 termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata siswa kelas XI SMA Negeri 5 Tanjungpinang memiliki kesiapan belajar yang baik. Hasil keseluruhan tersebut merupakan perolehan dari skor pernyataan masingmasing indikator kesiapan belajar siswa. Adapun pernyataan dalam setiap indikator kesiapan belajar siswa yaitu kondisi fisik sebesar 77,4%, kondisi mental sebesar 58,8%, kondisi emosinal sebesar 60,3%, kebutuhan sebesar 80,1% dan pengetahuan 81,9%. Rendahnya kesiapan belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa cukup baik pada kesiapan belajar siswa. 2. Kesiapan belajar siswa berdasarkan wawancara Berdasarkan hasil wawancara pada indikator kondisi fisik dapat disimpulkan bahwa siswa jarang sekali sakit, selalu melakukan olahraga dengan rutin dan mengatur pola makan serta siswa. Pada kondisi mental dapat disimpulakan bahwa kalau ada materi yang belum mereka pahami mereka memilih untuk bertanya dengan teman dulu dan tidak percaya diri. Pada kondisi emosional rata-rata siswa meminjam buku dari perpustakaan serta dalam menjawab soal siswa lebih memilih menjawab apa adanya dan bertanya pada teman dari masih tidak percaya diri dengan jawaban yang dipilihnya sendiri. Pada indikator kebutuhan bahwa siswa mengatakan pelajaran biologi sangat penting untuk kehidupan sehari-hari, siswa lebih banyak mencari referensi dari internet dibandingkan dengan buku dan ketika nilai rendah siswa meminta untuk melakukan ujian ulang atau remedial. Pada indikator pengetahuan dapat disimpulkan bahwa siswa belum maksimal memahami materi biologi yang disampaikan tidak semua materi yang dipahami dan ketika akhir pembelajaran siswa menyimpulkan materi yang mereka pahami. 3. Kesiapan belajar siswa berdasarkan observasi

Pada aspek kesiapan siswa untuk menerima materi materi pelajaran sudah cukup baik. Pada aspek antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok sudah cukup baik. Pada aspek aktivitas dalam kegiatan diskusi kelompok sudah baik. Pada aspek aktivitas siswa dalam memecahkan masalah sudah cukup baik. Pada aspek aktivitas siswa dalam mengerjakan soal latihan sudah cukup baik dan pada aspek partisipasi siswa dalam menutup kegiatan pembelajaran sudah cukup baik. Pembahasan 1. Kesiapan belajar siswa kelas XI SMA Negrri 5 Tanjungpinang Kondisi Fisik Pada indikator kondisi fisik adalah kondisi awal suatu kegiatan belajar. Sebelum melakukan aktivitas belajar siswa dalam kondisi fresh (segar) untuk belajar. Contoh kondisi fisik misalnya mudah lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan menjaga kesehatan. Terdapat beberapa pernyataan yang pertama beristirahat cukup setiap hari dengan hasil persentase angket sebesar 70,27% dikategorikan baik. Jika siswa tidak dapat mengatur waktu istrahat maka siswa pada proses belajar akan berpengaruh pada konsentrasi siswa akibatnya siswa mudah kelelahan, kurang bersemangat dan mengantuk. Agar badan menjadi sehat maka pola istrahat harus dijaga dengan makan yang teratur, olahraga yang cukup. Pada pernyataan yang kedua penglihatan dan pendengaran dengan hasil presentase angket sebesar 72,97% dikategorikan baik. Penglihatan dan pendengeran yang di sebut dengan cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Contohnya seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan lain-lainnya. Keadaan caat ini juga mempengaruhi proses pembelajaran disekolah. Selanjutnya pernyataan yang ketiga mengenai kelelahan dan mengantuk dengan persentase angket sebesar 89,19% dikategorikan sangat baik. Agar

siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai kelelahan dan mengantuk dalam belajarnya. Sehingga perlu diusahan kondisi yang bebas dari kelelahan dan mengantuk. Dari hasil angket tersebut maka kondisi fisik siswa dikategorikan baik dengan rata rata persentase 77,45%. Berdasarkan hasil wawancara siswa bahwa siswa selalu menjaga pola makan dan olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah sakit. Dan apabila siswa sakit maka langsung periksa kedokter agar sakitnya membaik dan dapat mengikuti proses belajar dikelas. Kondisi Mental Pada indikator kondisi mental siswa yang baik akan membuat siswa senang dan santai dalam mengikuti pelajaran. Materi yang disampaikan oleh guru akan mudah dipahami dan memberikan kesan dalam dirinya. Sehingga setelah pelajaran selesai siswa lebih mudah mengingat. Pada indikator ini terdapat beberapa deskriptor. Pernyataan pertama yaitu berani bertanya di kelas dengan persentase 59,5% dengan kategori cukup baik. Mengungkapkan pendapat saat berdiskusi dengan presentase 54,1% dengan kategori cukup baik. Serta percaya diri dengan kemampuan yang dimilki dengan persentase 62,7% dengan kategori baik. Kesiapan belajar dengan kondisi mental siswa perlu ditingkatkan lagi. Kondisi mental siswa perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dibuktikan dalam observasi siswa dengan keikutseraan siswa dalam forum diskusi yang masih kurang. Siswa kurang berani atau merasa takut untuk berbicara pada suatu forum. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh angka sebesar 58,5% dengan kategori cukup. Kondisi Emosional Indikator pada kondisi emosional siswa merupakan salah satu hal yang penting dalam proses belajar. Kesiapan belajar yang tinggi kaitannya dengan kondisi emosional

masing-masing siswa. Kondisi emosional terdapat beberapa pernyataan yaitu menyiapkan diri sebelum belajar dengan persentase sebesar 45,9% dikategorikan cukup. Mengerjakan soal sendiri walaupun tidak ada guru dengan persentase sebesar 37,8% dikategorikan cukup. Serta belajar lebih giat ketika nilai rendah dengan persentase 97,3% dikategorikan sangat baik. Pada kondisi emosional ini dengan rata rata persentase sebesar 60,3% dikategorikan cukup baik. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kesiapan belajar siswa kelas XI SMA Negeri 5 Tanjungpinang masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara bahwa siswa kurang mempersiapkan diri sebelum belajar dikarenakan buku tidak tersedia dan sebelum memulai pelajaran harus meminjam buku diperpuskataan. Serta kalau tidak ada guru dan tidak bisa menjawab soal mereka bertanya keteman. Jarang sekali mereka bertanya keguru. Dan siswa lebih giat belajar ketika nilai rendah sehingga dapat tercipta motivasi belajar yang positif. Hal ini dibuktikan dengan angket dan wawancara yang menyatakan kondisi emosional siswa yang masih rendah. Kebutuhan Indikator kebutuhan termasuk dalam kategori baik yaitu sebesar 67,6%. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kesiapan belajar yang baik. Hasil ini dibutuhkan dengan kebutuhan siswa yang berusaha mencari informasi atau materi yang masih kurang terhadap pentingnya mencari bahan informasi atau materi yang belum disampaikan oleh guru. Deskriptor pada indikator kebutuhan dengan pernyataan yaitu belajar tanpa disuruh oleh orang tua hasil angket menunjukkan 67,6% dengan kategori baik. Membaca buku dan mencari informasi tentang materi yang belum

dipahami hasil angket dengan persentase sebesar 75,67% dengan kategori baik dan hasil wawancara yang menunjukkan bahwa siswa lebih mencari materi dari internet karena keterbatasan buku. Serta siswa berusaha mendapatkan hasil yang maksimal dengan hasil angket sebesar 97,3% dengan kategori sangat baik dan hasil wawancara menunjukkan bahwa ketika nilai rendah siswa meminta untuk ujian kembali atau remedial untuk memperbaiki nilai yang rendah tersebut. Pengetahuan Pada indikator pengetahuan dengan rata rata 56,8% dengan kategori cukup. Pada pernyataan siswa mencari referensi lain untuk belajar dengan hasil angket sebesar 56,7% dikategorikan cukup berdasarkan hasil wawancara bahwa siswa tidak selalu mencari referensi lain karna mereka hanya mencari referensi dari internet saja. Pada pernyataan berusaha memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan hasil angket 59,5% dikategorikan cukup berdasarkan hasil wawancara bahwa siswa masih belum memahami materi biologi hanya beberapa saja yang dipahami. Selanjutnya pada pernyataan siswa menyimpulkan materi setelah selesai belajar dengan hasil angket sebesar 59,5% dikategorikan cukup berdasarkan hasil wawancara siswa sangat jarang mereka menyimpulkan materi pada saat akhir pembelajaran hanya kadang kadang saja atau hanya yang dipahami oleh siswa saja. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa siswa cukup menguasai dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sswa kelas XI SMA Negeri 5 Tanjungpinang memiliki kesiapan belajar yang cukup baik dalam mengikuti proses pembelajaran biologi dengan rata rata 64,12%.kesiapan belajar siswa yaitu

pada kondisi fisik sebesar 77,4%. Kondisi mental 58,5%, kondisi emosional 60,3%, kebutuhan 67,6% dan pengetahuan 56,8%. Indikator tersebut termasuk dalam kategori baik. Saran 1. Untuk siswa dalam proses belajar khususnya pada mata pelajaran biologi siswa agar lebih mempersiapkan diri serta bahan yang akan dipelajari agar lebih mudah dipahami dan mencapai hasil yang maksimal. 2. Untuk guru Khususnya bidang studi biologi selama proses belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan belajar siswanya, karena kesiapan belajar dapat menunjang hasil yang lebih baik 3. Untuk sekolah Untuk dapat mempersiapkan semua yang diperlukan dalam proses belajar siswa dan kesiapan belajar guru agar tercapainya tujuan yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi., dan Jabar, 2014, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara Baharudin, 2015. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Darso, 2015. Kesiapan Belajar Siswa dan Interaksi Belajar Mengajar Terhadap Prestasi Belajar. Djamarah, S,B. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Dimiyati. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hakim,T. 2014. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara. Hamalik,O. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Khairani, 2013. Psikologi umum. Yogyakarta:Aswaja Pressindo. Mudjiono, 2013. Faktor-faktor belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Novita, S., 2014. Analisis Kesiapan Belajar Siswa Pada Proses Pembelajaran. Skripsi, Universitas Jambi. Nasution, 2011. Faktor kesiapan belajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nor, 2011. Analisis penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Padmowiharjo,soedijanto. 2014. Psikologi Belajar Mengajar. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Riduwan, 2011. Dasar dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Republik Indonesia. 2007. Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Transmedia Pustaka. Sadirman, A.M., 2011, Interaski dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono, 2015. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Slameto, 2013. Belajar dan Faktor- Faktor yang Memepengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Soemanto, 2013. Kesiapan belajar. Bandung: Alfabeta. Suharsaputra, 2012. Metodelogi penelitian. Bandung: PT Refika Aditama. Tohirin, 2012. Metodelogi Penelitian. Bandung: Alfabet Wahyu, D., 2013, Pengaruh Kesiapan Belajar, Motivasi Belajar dan Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi, Skripsi, Universitas Negeri Semarang