ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.
|
|
- Liani Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PROSES BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Ani SATUN FADILAH 1), GARDJITO 1), Jodion SIBURIAN 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi Ani_satunfadilah@yahoo.co.id Abstrak. Berfikir kreatif adalah proses (tindakan) yang menjadi sarana untuk merangsang dan memunculkan berbagai potensi maupun bakat yang tersembunyi dari dalam diri seseorang menjadi sebuah talenta, gagasan maupun hasil karya. Kreativitas merupakan salah satu bentuk transfer karena melibatkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah diketahui sebelumnya kepada situasi yang baru. Proses belajar mengajar adalah suatu aspek berfikir dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Kota Jambi. Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Data diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada siswa (sebagai data utama), observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan wawancara dengan guru bidang studi biologi (sebagai data penunjang). Setelah angket dikembalikan data dianalisis secara deskriptif dengan metode kuantitatif, observasi dianalisis secara kuantitatif dan wawancara dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi yaitu termasuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 17 orang siswa dengan persentase 40,5%, kategori tinggi sebanyak 25 orang siswa dengan persentase 59,5%, sedangkan pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah tidak ada. Data tersebut memberikan gambaran bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi termasuk tinggi. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar guru harus bisa lebih memperhatikan cara berpikir kreatif siswa karena penting dalam meningkatkan daya imajinasi siswa dan membimbing siswa agar menjadi pribadi yang kreatif. Disamping itu hendaknya ada kerja sama antara kepala sekolah dengan guru untuk mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa. Kata kunci: Berpikir, Belajar, Kreatif, Proses 1
2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2005: 3). Pendidikan ada dua yaitu pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang didapat dari sekolah sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan di luar sekolah seperti keluarga, dan lingkungan masyarakat. Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya (Musfiqon, 2012: 2). Dengan belajar seseorang yang tadinya tidak tahu akan menjadi tahu dengan belajar seseorang akan menjadi pintar. Belajar tidak hanya didapat dari sekolah atau guru tetapi juga bisa belajar sendiri seperti baca buku dan melalui media lain seperti internet. Pikiran kreatif merupakan proses (tindakan) yang menjadi sarana untuk merangsang dan memunculkan berbagai potensi maupun bakat yang tersembunyi dari dalam diri seseorang menjadi sebuah talenta, gagasan maupun hasil karya (Surya, 2013: 122). Berpikir kreatif mampu mengaktualisasikan (memunculkan) potensi diri (bakat yang tersembunyi) dari dalam diri manusia, sehingga mampu dalam berbuat sesuatu. Berpikir kreatif dapat memberikan jangkauan keluwesan dan keleluasaan cara berpikir. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Kota Jambi yang diambil sebagai tempat penelitian, karena SMA ini termasuk salah satu sekolah favorit di Kota Jambi yang telah banyak meraih prestasi di bidang pendidikan. Dimana berpikir kreatif ini berhubungan dengan tingkat kecerdasan (IQ) siswa jika tingkat kecerdasan seseorang lebih tinggi maka daya kreatifnya akan tinggi dan sebaliknya jika tingkat kecerdasan seseorang rendah maka daya kreatifnya akan rendah pula tapi tidak dipungkiri orang yang memiliki kemampuan rendah juga bisa menjadi seseorang yang kreatif. Kreativitas merupakan salah satu bentuk transfer karena melibatkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah diketahui sebelumnya kepada situasi yang baru (Latipah, 2012: 121). Kreativitas merupakan bakat yang telah 2
3 dibawa dalam diri seseorang sejak lahir dan tidak bisa dipungkiri kreativitas juga bisa didapat dari faktor keturunan. Kalau salah satu dari orang tuanya kreatif kemungkinan anaknya juga bisa kreatif. Tahap berpikir kreatif menurut Campbell David (Surya, 2013: 126): 1. Persiapan: merupakan peletakan dasar, mempelajari masalah seluk beluk dan problematiknya. 2. Konsentrasi: memikirkan, meresapi masalah yang dihadapi. 3. Inkubasi: mengambil waktu untuk meninggalkan masalah, istirahat, waktu santai. 4. Iluminasi: tahap menemukan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja dan jawaban baru. 5. Verifikasi atau produksi: menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian dan cara kerja. Dalam prosesnya, hasil kreativitas meliputi ide-ide yang baru, cara pandang berbeda, memecahkan rantai permasalahan, mengkombinasi kembali gagasangagasan. Empat komponen kreativitas yaitu: (1) Kelancaran (fluency) yaitu mempunyai banyak gagasan dalam berbagai kategori. (2) Keluwesan (flexibility) mempunyai gagasan-gagasan yang beragam; (3) Keaslian (originality) yaitu mempunyai gagasan-gagasan baru untuk memecahkan persoalan; (4) Elaborasi (elaboration) yaitu mampu mengembangkan gagasan untuk memecahkan masalah secara rinci (Budiman, 2011: 2). Kelancaran merujuk pada kemudahan untuk menghasilkan ide atau menyelesaikan masalah. Keluwesan merujuk pada memunculkan ide-ide atau cara berpikir baru, ditunjukkan juga dengan adanya ide yang beragam. Keaslian merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang tidak biasa, juga terkait dengan seberapa unik ide yang dihasilkan. Elaborasi merujuk pada kemampuan untuk memberikan penjelasan secara detail atau rinci. Menurutnya Mihaly Csikszentmihalyi (Amarta, 2013: 38) ciri-ciri orang kreatif sebagai berikut: a. Orang-orang kreatif memiliki tingkat energi yang tinggi, tetapi mereka juga membutuhkan waktu yang lama untuk beristirahat. 3
4 b. Orang-orang kreatif pada umumnya juga cerdas, namun, mereka tidak segansegan untuk berpikir seperti orang biasa dalam memandang persoalan. c. Orang-orang kreatif tidak hanya mampu menjadi orang yang suka humor, tetapi juga penuh disiplin dan tekun. d. Pikiran orang-orang kreatif selalu penuh imajinasi dan fantasi. e. Orang-orang kreatif cenderung bersifat introvert dan ekstrovert. f. Orang-orang kreatif biasanya rendah hati. g. Orang-orang kreatif sering kali mendobrak batas-batas yang kaku. h. Orang-orang kreatif adalah pemberontakan. i. Orang-orang kreatif sangat bersemangat dalam menjalani pekerjaannya. j. Orang-orang kreatif biasanya lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan sensitif pada lingkungan. Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran terjemahan dari teaching. Perbedaan diantara keduanya tidak saja pada arti leksikal, namun juga pada implementasi kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan arti kamus, pengajaran adalah proses penyampaian (Suprijono, 2009: 11). Pembelajaran juga merupakan penyampaian ilmu yang diberikan guru kepada siswa dan siswa tidak hanya menerima penjelasan dari guru saja tetapi juga berusaha mencari kebenarannya dengan membaca buku. Proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena itu adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid-murid (Hamalik, 2001: 27). Lingkungan belajar juga mempengaruhi minat belajar murid jika ruangan kelas kotor atau sudah rusak murid tidak akan semangat melangsungkan proses belajar mengajar dan akan mengurangi minat belajarnya. Berpikir kreatif lebih mengarah dari cara berpikir, memecahkan masalah dan mewujudkan suatu ide karena sebagian siswa ada yang takut untuk mencoba atau memulai hal baru dan ada yang tidak berani untuk mengeluarkan bakatnya banyak siswa yang mempunyai bakat tapi bakatnya terpendam tidak 4
5 dikembangkan. Dalam proses belajar ada siswa yang pintar tapi tidak berani mengeluarkan pendapat karena malu, tidak percaya diri dan takut salah. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Proses Belajar Biologi di Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dimana penelitian deskriptif. Menurut Margono (2010: 106) dimaksudkan untuk memberikan ciri-ciri orangorang tertentu, kelompok-kelompok atau keadaan. Keterangan untuk penelitian seperti ini dapat dikumpulkan dengan bantuan observasi, kuesioner (angket) dan wawancara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dan kualitatif Populasi dalam penelitian ini, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010: 173). Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Arikunto (2006: 134) apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Dikarenakan jumlah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi berjumlah 226 orang siswa maka subjek yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 15 % dari setiap kelas menjadi 42 orang siswa. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui data angket tertutup pada skala likert. Terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan 30 pernyataan dan observasi dengan 2 kategori jawaban yaitu ya dan tidak. Data kualitatif diperoleh melalui data wawancara pada guru mata pelajaran biologi kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi. 5
6 Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer diperoleh langsung dari jawaban angket siswa, wawancara kepada guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota jambi dan observasi untuk mengamati kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi. 1. Aanalisis angket Teknik analisis data pada penelitian kuesioner (angket) dianalisis secara kuantitatif. Item soal dalam penelitian ini adalah item positif dan negatif. Persentase analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi sebagai berikut: P = x 100% (Riduwan, 2011: 89) Dimana: P = persentase analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi F = skor jawaban responden N = skor total maksimum. Tabel 3.4 Kategori penapsiran angket No Persentase (%) Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 2. Analisis observasi Teknik analisis data pada observasi dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan daftar cek (check list). Persentase analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi sebagai berikut: P = x 100% (Riduwan, 2011: 89). Dimana: P = persentase analisis kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi F = skor jawaban responden N = skor total maksimum. 6
7 3. Analisis wawancara Teknik analisis data pada penelitian wawancara dianalisis secara kualitatif. Penelitian ini pengelolaan data hasil wawancara dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Membuat pertanyaan wawancara tentang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi. 2. Semua hasil wawancara yang didapat dalam bentuk tulisan. 3. Menganalisis hasil wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil angket Tabel 4.6 Distrubusi frekuensi data keseluruhan responden kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi No Kategori kemampuan berpikir kreatif Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi Frekuensi (f) responden Persentase 1 Sangat tinggi 17 40,5 2 Tinggi 25 59,5 3 Sedang Rendah Sangat rendah 0 0 Jumlah Tabel 4.6 menunjukkan distribusi data kemampuan berpikir kreatif siswa dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi dimana kemampuan berpikir kreatif meliputi empat indikator yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi. Menunjukkan bahwa 42 siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi sebagai responden, memiliki kemampuan berpikir kreatif sangat tinggi sebanyak 17 orang siswa dengan persentase 40,5%, memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi sebanyak 25 orang siswa dengan persentase 59,5%. Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi. Hasil analisis distribusi data keseluruhan responden kemampuan berpikir kreatif siswa dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi sebagai berikut: 7
8 Persentase (%) Distribusi data keseluruhan responden S. Tinggi Tinggi Sedang Rendah S. Rendah Gambar 4.5. Diagram garis distribusi frekuensi data keseluruhan responden kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi 2. Hasil observasi Tabel 4.8 Distrubusi frekuensi observasi kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi di kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi No Kemampuan berpikir kreatif siswa Siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi Frekuensi Persentase 1 Sangat Tinggi 1 16,7 2 Tinggi 5 83,3 3 Sedang Rendah Sangat Rendah 0 0 Jumlah Hasil wawancara Tabel 4.9 Hasil wawancara guru biologi kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi No Pertanyaan Guru Mata Pelajaran A B 1 Sebelum mengikuti pelajaran biologi apakah siswa sudah membaca buku atau mempelajari materi sebelum pelajaran dimulai? Sudah karena sebelum pembelajaran berikutnya selalu disuruh belajar dan Ada tapi tidak semua siswa 2 Apabila mengalami kesulitan dalam belajar biologi apakah ada siswa yang menanyakan kembali pada guru? 3 Jika guru memberikan pertanyaan didalam kelas adakah siswa yang segera mengerjakan dan dikasih soal Ada Ada tapi tidak semua menjawab Ada Ada 8
9 menjawabnya? 4 Adakah siswa yang senang mengerjakan dengan banyak cara setelah mengikuti proses pembelajaran dikelas? 5 Adakah siswa yang membuat catatan kecil (poin-pin) tentang hal yang penting atau pelajaran yang dijelaskan guru? 6 Apakah siswa meminta petunjuk dan bimbingan dari guru jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran? 7 Apakah siswa lebih senang mengerjakan tugas sendiri dari pada meminta bantuan temannya atau menyontek? 8 Apakah siswa mengerjakan tugas dengan teliti dan mengoreksi kembali tugas yang sudah dibuatnya? Ada tapi harus dirangsang terlebih dahulu Ada Iya, siswa selalu menanyakan Ada sebagian yang senang mengerjakan sendiri, jika tidak bisa menjawab ada nomor yang dikosongkan Ada, tapi tidak semua siswa ada kelas tertentu mngoreksi kembali ada yang tidak Ada tapi tidak semua Ada Ia kalau tidak jelas anak pasti nanya Tidak semua ada yang senang dan ada yang tidak Ada yang iya dan ada yang tidak Berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang cepat untuk mencetus ide atau gagasan. Siswa yang kreatif siswa yang percaya diri, tidak pernah putus asa, selalu ingin tahu, tidak takut untuk mencoba hal baru. Penelitian ini membahas tentang kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi dikelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi. Angket yang digunakan dalam penelitian ini Meliputi 4 indikator yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi. Pada lembar hasil penelitian telah dibahas sebelumnya tentang kemampuan berpikir kreatif melalui jawaban siswa, dapat diketahui frekuensi kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian frekuensi yang diperoleh pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam proses belajar biologi yang termasuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 17 orang siswa dengan persentase sebesar 40,5%, yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 25 orang siswa dengan persentase 59,5% dan tidak ada satupun siswa yang termasuk dalam kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Disini dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki kemampuan berpikir kreatif yang tinggi dalam proses belajar biologi. 9
10 Pada hasil penelitian yang telah diperoleh dari frekuensi observasi pada tabel 4.8 dapat diketahui kelas yang termasuk dalam kategori sangat tinggi berjumlah 1 kelas dengan persentase 16,7%, kelas yang termasuk dalam kategori tinggi berjumlah 5 kelas dengan frekuensi 83,3% sedangkan kelas yang termasuk dalam kategori sedang, rendah dan sangat rendah tidak ada. Ini menunjukkan bahwa jika dilihat dari kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi juga sudah termasuk kategori tinggi. PENUTUP Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Jambi memiliki kemampuan berpikir kreatif tinggi dalam proses belajar biologi. 2. Tingkat kemampuan berpikir kreatif sangat tinggi pada indikator kelancaran dan elaborasi dan tingkat kemampuan berpikir kreatif tinggi pada indikator keluwesan dan keaslian. 3. Kemamampuan tingkat berpikir kreatif dalam proses belajar biologi setiap siswa berbeda-beda. Saran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan sebagai berikut: 1. Guru harus bisa lebih memperhatikan cara berpikir kreatif siswa karena penting dalam meningkatkan daya imajinasi siswa dan membimbing siswa agar menjadi pribadi yang kreatif. 2. Hendaknya ada kerja sama antara kepala sekolah dengan guru untuk mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa. DAFTAR PUSTAKA Amarta, R Agar Kamu menjadi Pribadi Kreatif. Yogyakarta: Sinar Kejora. Arikunto, S Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. 10
11 Budiman, H Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Software Cabri 3d. Jurnal Pendidikan MIPA 13 (1): Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, O Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Margono Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Musfiqon Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka. Margono Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Musfiqon Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka. Riduwan Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta. Suprijono CooperativeLearning. Yogyakarta: Putaka Belajar. 11
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Jenis penelitian ini ditinjau
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.
PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Leni MAYASARI 1), Jodion SIBURIAN 1), Retni S. BUDIARTI 1) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Astuti WAHYUNI 1), GARDJITO 1), Bambang HARIYADI 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses komunikasi transaksional yang melibatkan guru, siswa, media, bahan ajar dan komponen lainnya sehingga tercipta proses interaksi belajar
Lebih terperinciANALISIS MINAT BELAJAR BIOLOGI PADA RUMPUN LINTAS MINAT BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI
ANALISIS MINAT BELAJAR BIOLOGI PADA RUMPUN LINTAS MINAT BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Christin Panjaitan Universitas Jambi c_ulipanjaitan@yahoo.co.id
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNKHAIR Hasan Hamid Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan
Lebih terperinciPEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH
PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika
Lebih terperinciANALISIS PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X IPA DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI SKRIPSI
ANALISIS PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X IPA DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH WENNI ROSALINA A1C409028 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPuspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X-MIA 1 SMA Negeri 1 Gondang Tulungagung Puspa Handaru Rachmadhani,
Lebih terperinciANALISIS MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI IPA DALAM PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 KABUPATEN BATANG HARI
ANALISIS MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS XI IPA DALAM PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 KABUPATEN BATANG HARI Sri Wahyuni Universitas Jambi Sriwahyuni_june@yahoo.com Abstrak. Motivasi berprestasi
Lebih terperinciANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI
ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH YUNI KARTIKA A1C409014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI
ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Sutini ), Gardjito 1), Retni S. Budiarti 1) Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi
Lebih terperinciPengaruh Kreativitas dan Minat Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Pengaruh Kreativitas dan Minat Belajar Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Oleh : Erny Untari Dosen STKIP PGRI Ngawil Emai: erny1703@gmail.com/081335672166 Abstrak Di dalam kegiatan belajar mengajar
Lebih terperinciKreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel Siti Gia Syauqiyah Fitri, Vina Septifiana
Lebih terperinciMENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL
MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL Suci Nurwati Program Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciKEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SIDOARJO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Nuril Maghfiroh 1, Herawati Susilo 2, Abdul Gofur 3 Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang No.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM (MASALAH TERBUKA) Fatimah 1*) 1 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciMIND MAP SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MENILAI PENGUASAAN KONSEP DAN ALAT EVALUASI MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
MIND MAP SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN MENILAI PENGUASAAN KONSEP DAN ALAT EVALUASI MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Lukita Octavia Lukman Putri, S.Pd Jurusan Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi dan budaya masyarakat. Pendidikan dari masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang berbeda-beda dan tidak ada yang sama persis baik dari tingkat berpikir kreatif secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran a. Pengertian Model pembelajaran Menurut Muhaimin dalam Yatim Riyanto (2010: 131) Pembelajaran adalah upaya membelajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam meningkatkan kualitas hidup kreativitas sangatlah penting, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam meningkatkan kualitas hidup kreativitas sangatlah penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan. Apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, setiap perusahaan bersaing dengan sangat ketat untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Mandastana Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mandastana yang terletak di Jln. Tabing
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI
ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI Merry Chrismasta SIMAMORA 1), Jodion SIBURIAN 1), GARDJITO 1) 1) Program Studi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasan kehidupan bangsa,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdasan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia modern seperti saat ini, diperlukan sikap dan kemampuan yang adaptif terhadap
Lebih terperinciKey Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41
TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII DI SMP NEGERI 6 JEMBER, SMP AL FURQAN 1, SMP NEGERI 1 RAMBIPUJI, DAN SMP PGRI 1 RAMBIPUJI Nurul Hidayati Arifani 40, Sunardi 41, Susi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Reciprocal Teaching, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 1 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Kistya Rindika, Puji Nugraheni,
Lebih terperinciANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA Hisdamayanti Djupanda, Yusuf Kendek dan I Wayan Darmadi hisdamayanti45@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fery Ferdiansyah, Penerapan Model Pembelajaran Osborn Untuk Meningkatkan Literasi Dan Disposisi Matematis Siswa SMP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan dari individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara (Munandar, 2009:
Lebih terperinciE.ISSN P.ISSN Vol.3 No.1 Edisi Januari 2018
UPAYA MENINGKATKAN KREATIFITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL POLYA DI SEKOLAH DASAR Oleh : Sukriadi Hasibuan Fakultas IPS dan
Lebih terperinciEka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Pada SMK Telekomunikasi Tunas Harapan terdapat tiga orang pengajar yang mengajar pada kosentrasi TKJ (Teknik Koputer
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang
9 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kreatif Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang dimiliki sebagai hasil dari kemampuan berpikir kreatif merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri 3
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri 3 Pringsewu. B. Populasi dan Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4) metologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak ada manusia yang hidup tanpa mengalami masalah dan rintangan yang harus dicari jalan keluarnya. Sama halnya dalam dunia pendidikan yang selalu berkembang
Lebih terperinciKemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar
PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar Amidi Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNNES
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU BIOLOGI PADA KEGIATAN BELAJAR SISWA DI KELAS X IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI
ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU BIOLOGI PADA KEGIATAN BELAJAR SISWA DI KELAS X IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI Rahmawati 1), Gardjito 2), Upik Yelianti 2) Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teoritik 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a. Pengertian Berpikir Kreatif Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta dari suatu populasi. Desain penelitian yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas 1. Pengertian Kreativitas Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu mengarang atau membuat sesuatu yang berbeda baik
Lebih terperinciKata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA
Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman, ketua pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah dengan terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPEMETAAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK LABORATORIUM PG-PAUD UNIVERSITAS RIAU
PEMETAAN KREATIVITAS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI TK LABORATORIUM PG-PAUD UNIVERSITAS RIAU Program Studi PG-PAUD FKIP Universitas Riau email: enda.puspitasari@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi
Lebih terperinciMENERAPKAN PRINSIP PEMBELAJARAN QUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA. Nurhasanah 2
MENERAPKAN PRINSIP PEMBELAJARAN QUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA Nurhasanah 2 Abstrak. Telah dilakukan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan semboyan learning by doing. Berbuat untuk mengubah tingkah laku
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran aktivitas siswa merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat atau dikenal dengan semboyan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIK
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Kajian Teori 1. Deskripsi konseptual a. Berpikir kreatif Santrock (2011) mengemukakan bahwa berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori.
Lebih terperinciKata Kunci :Berpikir Kreatif, Kreatif, Kemampuan Berpikir Kreatf
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS XI PADA MATERI PELUANG DI SMA NEGERI I SUWAWA Salim Huludu, Franky A. Oroh, Nursiya Bito ABSTRAK Salim Huludu, 2013: Deskripsi Kemampuan Berpikir
Lebih terperinciANALISIS AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI
ANALISIS AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI BERDASARKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI Rauli Angelina Gultom¹ ), Gardjito¹ ), Upik Yelianti¹ ) ¹ ) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciKETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP
KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP Fransiskus Gatot Iman Santoso Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ABSTRAK.Tujuan matematika diajarkan
Lebih terperinciANALISIS PROFIL KESIAPAN SISWA KELAS XII IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TAHUN 2014 DI SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI.
ANALISIS PROFIL KESIAPAN SISWA KELAS XII IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL TAHUN 2014 DI SMA NEGERI 3 KOTA JAMBI Sherli YUNITA 1), Jodion SIBURIAN 1), GARDJITO 1) 1) Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Berpikir adalah suatu keaktipan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai suatu kemampuan
Lebih terperinciTINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG
TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG THE LEVEL OF STUDENTS' INTEREST TOWARD FORWARD ROLL LEARNING ON CLASS VIII IN JUNIOR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan paling mendasar yang dapat dilaksanakan sebaik-baiknya karena menjadi landasan bagi pendidikan di tingkat selanjutnya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir asli (originality),
Lebih terperinci2015 KEEFEKTIFAN TEKNIK EXAMPLE NON EXAMPLE BERMEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran berbahasa Indonesia, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yakni mendengarkan, berbicara, menyimak, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut
Lebih terperinci*Keperluan korespondensi, HP: ,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 132-138 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pengertian Berpikir Kreatif Kreatif merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Umumnya orang menghubungkan kreatif dengan sesuatu
Lebih terperinciHUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Miftahul Jannah 1, Ade Susanti 2, dan Benni 3
MENDIDIK: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran Volume 2, No. Hubungan 1, April 2016: Kecerdasan Page 29-35 Emosional Terhadap Prestasi Belajar Matematika ISSN: 2443-1435 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Era globalisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif. Hal ini berkaitan dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Era globalisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan kompetitif. Hal ini berkaitan dengan peran serta pendidikan yang mempunyai prioritas penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai prioritas penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemecahan Masalah Matematis Setiap individu selalu dihadapkan pada sebuah masalah dalam kehidupan sehari harinya. Mereka dituntut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Lebih terperinciPerbedaan Kreativitas Pada Fotografer Ditinjau Dari Jenis Kelamin
Perbedaan Kreativitas Pada Fotografer Ditinjau Dari Jenis Kelamin DISUSUN OLEH: AYU RITYA.SIREGAR 12509678 LATAR BELAKANG MASALAH Dunia seni fotografi semakin berkembang, maka semakin banyak orang yang
Lebih terperinciNaskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
KEMANDIRIAN BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR DAN KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM ORGANISASI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII DAN VIII SMP NEGERI 2 KEDUNGJATI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi
Lebih terperinciKONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI
KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KIMIA SISWA SMA DI KOTA MANOKWARI Iwan 18, Achmad Rante Suparman 19 Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciMEMBANGUN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI MODEL T3C DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
MEMBANGUN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI MODEL T3C DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik yang bertujuan untuk memperoleh data secara sistematis dan faktual sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fathimah Bilqis, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah peradaban yang gemilang menghasilkan kemajuan dalam dunia pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,
Lebih terperinciANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI SEL KELAS XI SMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL
ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI SEL KELAS XI SMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Andi Rahndiyas Pratama Nim 130384205002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciJPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman 33-43 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PENGETAHUAN GURU IPS TERPADU SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN BANJARMASIN
Lebih terperinciPenerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Attin Warmi, Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Singaperbangsa Karawang email attin.warmi@yahoo.com
Lebih terperinci2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dapat diwujudkan melalui
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI
EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna menempuh derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: FITRI
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.
Lebih terperinciPENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012
PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar Motivasi belajar siswa dijaring dengan hasil observasi siswa selama pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia IPTEK telah membawa perubahan yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dalam dunia IPTEK telah membawa perubahan yang besar terhadap perubahan sistem pendidikan dan kurikulum yang berlaku dalam negara tertentu. Sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses yang kompleks yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil belajar dapat ditujukan dalam berbagai
Lebih terperinciDESKRIPSI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KIMIA PADA MATERI HIDROKARBON
DESKRIPSI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU KIMIA PADA MATERI HIDROKARBON Putri Rochayati 1), Andari Puji Astuti 2), Tuti Hendrawati 3) 1 Program Studi S1 Pendidikan Kimia 3 SMA Negeri 11 Semarang E-mail: Putrirochayati3@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI. Pipin Dalora Universitas Negeri Jambi
ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI Pipin Dalora Universitas Negeri Jambi Pipin.dalora@yahoo.com Abstrak. Ilmu pengetahuan selalu mengalami pembaharuan dan perkembangan sebagai
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI
PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI Enita Evilia, Drs. Nelyahardi Gutji, M.Pd, Drs. Joni Afri, M.Pd Program Studi Bimbingan Konseling Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk dideskripsikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu hal yang tengah berlangsung pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna serta mandiri. Selain itu, pendidikan sangat
Lebih terperinciHUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH.
HUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH Betris Sonita PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN JURUSAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri 7 Bandung karena sekolah tersebut termasuk ke dalam sekolah kluster 2 yang sudah menggunakan Kurikulum 2013
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: MAS ARIS IBNU KHAKIM Dibimbing oleh : 1. BUDIMAN AGUNG PRATAMA, M.Pd. 2. YULINGGA NANDA HANIEF, M.Or.
JURNAL SURVEI MOTIVASI SISWI KELAS XI DAN XII TERHADAP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI MA BAHRUL ULUM DESA CERME KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: MAS ARIS IBNU KHAKIM
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR Haris Munandar* dan Fandi Ahmad Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada
Lebih terperinciMeningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai
Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi penelitian bertempat di SMK Pertanian di Lembang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Pertanian di
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL
PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel
Lebih terperinci