IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA-KOTA PANTAI INDONESIA (STUDI KASUS KOTA PADANG, DENPASAR, DAN MAKASSAR) IAN PRANITA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
RINGKASAN IAN PRANITA. A44050993. Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Hijau di Kota-Kota Pantai Indonesia (Studi Kasus: Kota Padang, Denpasar, dan Makassar). (Dibimbing oleh ALINDA F. M. Zain) Negara Indonesia terletak di daerah tropis dengan variasi ekosistem dan bentukan lahannya. Indonesia juga merupakan negera kepulauan yang sekitar 75% luasannya adalah laut/perairan. Kondisi ini membentuk karakteristik lanskap Indonesia, termasuk di dalamnya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Karakteristik lanskap tersebut berbeda dengan negara subtropis atau negara bukan bentuk kepulauan, juga berbeda antara satu kota dengan kota lain. Kota pantai merupakan suatu daerah kota yang sebagian batas administratifnya bersinggungan dengan tepian laut. Karakteristik lanskap kota pantai juga sangat berbeda dengan lanskap kota lainnya yang non pesisir sehingga membentuk karakter penggunaan dan penutupan lahan di dalamnya. Begitu juga sebaliknya, penggunaan dan penutupan lahan di kota pantai dapat membentuk karakteristik lanskap kota tersebut. Karakteristik penggunaan dan penutupan lahan diidentifikasi menggunakan Geographical Information System (GIS) dan Remote Sensing (RS) dengan pendekatan pada penutupan lahan saat ini. Dari metode tersebut dihasilkan pola, distribusi, serta proporsi penutupan lahan. Kemudian karakteristik lanskap kota pantai dan karakteristik RTH juga diidentifikasi dan diperoleh dengan metode desk study dan analisis deskriptif pada literatur. Penggunaan dan penutupan lahan di kota pantai mengalami perubahan yang signifikan karena kota tumbuh dengan cepat sehingga kebutuhan ruang meningkat tajam. Penggunaan dan penutupan lahan kelas Ruang Terbangun (RTB) cenderung memusat di dekat tepi pantai di mana topografi relatif landai. Proporsi dan distribusi RTH secara umum sangat sedikit di pusat kota, tetapi jumlahnya mulai meningkat memasuki daerah pinggiran pusat kota. Proporsi RTH dan RTB di kota-kota pantai, yaitu Kota Padang (RTH 65,37% dan RTB 29,05%), Kota Denpasar (RTH 41,17% dan RTB 55,63%), dan Kota Makassar (RTH 17,37% dan RTB 76,29%). Karakteristik umum lanskap kota pantai, ditinjau dari aspek fisik, yaitu topografi relatif landai, dengan kecenderungan kemiringannya ke arah pantai; memiliki iklim tropis lembab. Posisi kota pantai di tepi laut menciptakan kerentanan lingkungan kota terhadap dampak langsung/tidak langsung perubahan lingkungan akibat pengaruh aktivitas laut. Dampak langsung antara lain: tsunami, erosi tepi pantai, intrusi air laut, banjir air laut, kenaikan permukaan air laut. Dampak tidak langsung, yaitu: kerusakan ekosistem, infrastruktur, fasilitas, dan utilitas kota, serta penyebaran penyakit. Bentukan lahan di kota pantai sangat terpengaruh oleh aktivitas laut. Gelombang laut lemah membentuk lahan yang lebih stabil sehingga kondisi kota pantai stabil. Sedangkan gelombang laut kuat membentuk kondisi kota pantai menjadi rentan. Kota pantai stabil yaitu Kota Makassar, sedangkan Kota Padang dan Kota Denpasar termasuk kota rentan. Karakteristik RTH di kota pantai antara lain kondisi vegetasinya tumbuh konstan di manapun dan sepanjang waktu. Vegetasi tersebut memiliki adaptasi terhadap salinitas garam dan evapotranspirasi tinggi. Mengacu pada UU No.26
Tahun 2007, RTH Kota Padang dan Denpasar terbilang stabil karena memenuhi syarat minimal, sedangkan RTH Kota Makassar tergolong less. Fungsi khusus RTH di kota pantai lebih mengarah ke aspek ekologis sebagai greenbelt dari kenaikan air laut dan tsunami, abrasi pantai, dan intrusi air laut. Berdasarkan analisis terhadap RTH ketiga kota pantai, diperlukan bentuk RTH hutan kota untuk mencegah intrusi air laut dengan cara memenuhi kebutuhan air tanah agar pori-pori tanah tidak kosong. Kebutuhan total luas minimal RTH hutan kota untuk Kota Padang seluas -0,008%, Kota Denpasar seluas 23,98%, dan Kota Makassar seluas 12,20%. Nilai tersebut ditambahkan pada masing-masing proporsi RTH saat ini di ketiga kota pantai sehingga RTH ketiga kota pantai menjadi stabil karena memenuhi persyaratan proporsi nilai minimal. Jumlah RTH menurun untuk Kota Padang menjadi 60,34%, namun proporsi meningkat untuk Kota Denpasar menjadi 65,15%, dan Kota Makassar menjadi 29,57%. Pola RTH yang disarankan untuk kota pantai adalah pola sabuk hijau (greenbelt) di semua keliling kota dan pola menyebar di tengah kota.
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA-KOTA PANTAI INDONESIA (STUDI KASUS KOTA PADANG, DENPASAR, DAN MAKASSAR) IAN PRANITA A44050993 Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul Nama NRP : Identifikasi Ruang Terbuka Hijau di Kota-Kota Pantai Indonesia (Studi Kasus Kota Padang, Denpasar, dan Makassar) : Ian Pranita : A44050993 Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Alinda F.M. Zain, M. Si. NIP. 19660126 199103 2 002 Mengetahui, Kepala Departemen Arsitektur Lanskap Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001 Tanggal disetujui:
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA-KOTA PANTAI INDONESIA merupakan karya tulis saya pribadi dengan arahan dosen pembimbing, kecuali yang dengan jelas disebutkan rujukannya. Bogor, Maret 2010 Yang membuat pernyataan Nama : Ian Pranita NRP : A44050993
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga Skripsi berjudul Identifikasi Karakteristik Ruang Terbuka Hijau di Kota-Kota Pantai Indonesia (Studi Kasus Kota Padang, Denpasar, dan Makassar) dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Alinda F.M. Zain, M.Si. selaku pembimbing skripsi atas segala arahan, bimbingan, dan dukungannya selama penyusunan skripsi. 2. Ir. Qodarian Pramukanto, M.Si. dan Dr. Ir. Afra D.N. Makalew, M.Sc. selaku penguji yang telah memberi banyak saran dalam memperbaiki isi skripsi. 3. BTIC atas bantuan data citra dan informasinya, terutama Bapak Armaiki Yusmur, S.Si atas bantuan informasi dan pembelajaran di kelas GISnya. 4. Keluarga: Ibu, Bapak, Zulfa, Mayang, Afifa, dan Aulia untuk segala pengertian, perhatian, kasih sayang, doa, dan dukungannya. 5. Unee, Dhofir, Hudi yang sama-sama berjuang; untuk Sammy dan Icha atas bantuan foto-fotonya; untuk Oteph dan kakak angkatan atas share-nya. 6. Indah, Rindha, Puput, dan teman-teman ARL 42 untuk tahun-tahun penuh inspirasi, kerja sama, pengertian, dan dukungan yang penuh semangat. 7. Teman-teman kost: Dini, Phite, Linux, Cikun, Chom, Ao, JuOn, Wina, Duma, Galih, Lili dan Sofi atas kebersamaan yang berharga. Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi Pemerintah Kota Padang, Denpasar, dan Makassar, dan pihak-pihak terkait dalam memperbaiki kualitas lingkungan kota-kota pantai di Indonesia, serta pihak-pihak yang membutuhkannya. Bogor, Maret 2010 Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis yang dilahirkan dan dibesarkan di Kota Tangerang sejak tanggal 7 Mei 1987 merupakan putri pertama dari pasangan Ibu Sukriyah dan Bapak Kasman. Mengikuti pendidikan awal di TK Al-Kautsar Tangerang selama setahun sampai tahun 1993, menamatkan pendidikan dasarnya pada tahun 1999 di SDN Pabuaran II Tangerang, lalu melewatkan pendidikan menengah di Pesantren As- Shiddiqiyah Batu Ceper Tangerang sampai tahun 2002. Setelah itu, penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan atasnya pada tahun 2005 di SMAN 5 Tangerang. Melalui Saringan Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2005, penulis kemudian diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai mahasiswa baru Tahapan Pembelajaran Bersama (TPB), dan pada tahun 2006 terdaftar sebagai mahasiswa di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama masa perkuliahan, penulis berorganisasi di HIMASKAP dan tergabung dalam bagian Divisi Keprofesian. Dalam lingkup universitas, penulis pernah tergabung dalam kepanitiaan Fotranusa (Gema Nusantara) dan aktif dalam Divisi Publikasi dan Dekorasi. Penulis juga menjadi asisten pada Mata Kuliah Analisis Tapak (ARL 310) pada tahun ajaran 2009-2010. Selain itu, penulis aktif dalam kepanitiaan lain yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur Lanskap.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1.2 Tujuan Penelitian... 1.3 Manfaat Penelitian... 1.4 Kerangka Pemikiran... 1 1 3 3 3 II TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Kota dan Kota Pantai... 5 2.2 Sejarah Perkembangan Kota Pantai... 6 2.3 Ruang Terbuka Hijau Kota dan Fungsinya... 8 2.4 Lanskap Pantai dan Pesisir, serta Karakteristiknya... 9 2.5 Penggunaan dan Penutupan Lahan, serta Perubahannya... 11 2.6 Karakteristik Lanskap Kota... 11 2.7 Geographic Information System dan Remote Sensing... 12 III METODOLOGI... 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 3.2 Alat dan Bahan Penelitian... 3.3 Metode Penelitian... 13 13 15 16 IV KONDISI UMUM... 4.1 Kota Padang... 4.1.1 Sejarah Perkembangan Kota... 4.1.2 Wilayah Administratif... 4.1.3 Aspek Fisik... 4.1.4 Aspek Sosial Ekonomi... 4.2 Kota Denpasar... 4.2.1 Sejarah Perkembangan Kota... 4.2.2 Wilayah Administratif... 4.2.3 Aspek Fisik... 4.2.4 Aspek Sosial Ekonomi... 4.3 Kota Makassar... 4.3.1 Sejarah Perkembangan Kota... 4.3.2 Wilayah Administratif... 4.3.3 Aspek Fisik... 4.3.4 Aspek Sosial Ekonomi... 21 21 21 21 24 27 28 28 28 31 33 33 34 34 37 39
ix V HASIL DAN PEMBAHASAN... 41 5.1 Identifikasi Penggunaan dan Penutupan Lahan Kota-Kota Pantai (Padang, Denpasar, dan Makassar)... 41 5.2 Identifikasi Karakteristik Lanskap Kota-Kota Pantai di Indonesia.. 49 5.3 Identifikasi Karakteristik RTH Kota-Kota Pantai di Indonesia... 56 5.3.1 Fungsi dan Bentuk RTH... 56 5.3.2 Proporsi dan Luas Minimal RTH... 59 5.3.3 Pola Distribusi RTH... 62 5.3.4 Struktur Vegetasi RTH... 63 VI SIMPULAN DAN SARAN... 68 6.1 Simpulan... 68 6.2 Saran... 69 DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN... 73