DESAIN FLY OVER PADA PERLINTASAN SEBIDANG JALAN KERETA API DI JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS

EVALUASI JALAN LAYANG NON TOL PAKET CASABLANCA KUNINGAN- JAKARTA. Alan Elang Filtrana, Ester Melina, Sri Tudjono *), Ilham Nurhuda *)

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

PERENCANAAN FLY OVER SIMPANG PELABUHAN PANJANG BANDAR LAMPUNG DENGAN PC-U GIRDER

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:

Perancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori

BAB III METODOLOGI PENULISAN

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

Bab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN PRATEGANG KALI SURU PEMALANG

JEMBATAN BOX GIRDER SEGMENTAL

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN FLY OVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN JALAN REL DI BENDAN PEKALONGAN. Semarang, Agustus 2009 Disetujui:

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SLAB ON PILE SUNGAI BRANTAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK PADA PROYEK TOL SOLO KERTOSONO STA STA.

Evaluasi Kekuatan Struktur Atas Jembatan Gandong Kabupaten Magetan Dengan Pembebanan BMS 1992

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Bab I. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN FLY OVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN JALAN REL DI BENDAN PEKALONGAN

Rico Daniel Sumendap Steenie E. Wallah, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN JALAN LAYANG AKSES TERMINAL A MANGKANG SEMARANG

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Insitut Teknologi Sepuluh Nopember 2014

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS

Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BAB I PENDAHULUAN. jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau hambatan lainnya. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR KONSULTASI MAGANG... iv. PERNYATAAN... v. PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR...

PENGGANTIAN JEMBATAN KALIGUNG TUWEL DENGAN MENGGUNAKAN KONSTRUKSI RANGKA BAJA

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS

PENGGANTIAN JEMBATAN KALIGUNG TUWEL DENGAN MENGGUNAKAN KONSTRUKSI RANGKA BAJA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

Universitas Sumatera Utara

STUDI BENTUK PENAMPANG YANG EFISIEN PADA BALOK PRATEGANG TERKAIT DENGAN BENTANG PADA FLYOVER

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

PERENCANAAN PELEBARAN JEMBATAN JATINGALEH KOTA SEMARANG

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN JEMBATAN TUKAD WOS DENGAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG.

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA Pre-Elemenary Desain Uraian Kondisi Setempat Alternatif Desain

ANALISIS BEBAN JEMBATAN

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

5.4 Perencanaan Plat untuk Bentang 6m

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

PERENCANAAN JEMBATAN BALOK PELENGKUNG BETON BERTULANG TUKAD YEH PENET, DI SANGEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

PERENCANAAN JALAN LINGKAR UTARA KOTA WONOSARI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram

Pengaruh Rasio Tinggi Busur terhadap Bentang Jembatan Busur pada Gaya Dalam dan Dimensi Jembatan

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 275-281 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 275 7 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts DESAIN FLY OVER PADA PERLINTASAN SEBIDANG JALAN KERETA API DI JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA Denta Purnama M, Wahyu Aktorina, Himawan Indarto *), Kami Hari Basuki *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Perencanaan fly over di Daerah Purwosari tepatnya Jalan Slamet Riyadi ini didasarkan oleh perlintasan sebidang dengan jalan kereta api yang menyebabkan lalu lintas di persilangan tersebut berhenti total ketika ada kereta api melintas. Dengan adanya pembangunan fly over pada perlintasan tersebut, diperhitungkan bahwa arus lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi akan menjadi semakin lancar, hal ini dapat dilihat dari nilai derajat kejenuhan ruas jalan tersebut yang dihitung berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, yang berkurang dari 1,26 menjadi 0,62 setelah direncanakannya fly over. Fly over ini direncanakan dengan tipe 2 lajur 2 arah tak terbagi dengan lebar 11 m dan panjang 410,8 m. Struktur atas fly over menggunakan balok prategang dengan profil I. Struktur bawah fly over menggunakan dua buah abutment, sembilan buah pilar dan pondasi jenis bore pile dengan diameter 0,6 m dan kedalaman 18 m. Kata kunci: Fly Over, Purwosari, Struktur, Persilangan Sebidang ABSTRACT In Purwosari, Slamet Riyadi Street to be exact, there is an intersection which intersect with railroad crossing, which when a train crossing the track, it causes an extremely dangerous traffic problems around Slamet Riyadi Street. The severe traffic problems can cause a total jam. With an overpass, it has been estimated that it will help a lot with traffic jam evidenced by the reduction in the degree of saturation of these roads from 1.26 to 0.62 after the overpass planned which counted based on Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. The overpass width designed as 11 m and the span is determined as 410.8 m. The upper structure of the overpass is designed by using prestressed beam with I form. The lower structure uses abutments, piers and foundation with bore pile type which the diameter is 0.6 m and 18 m depth. Keywords: Overpass, Purwosari, Structure, Intersection. PENDAHULUAN Transportasi adalah kegiatan memindahkan atau mengangkut orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan atau alat lain, dimana produk yang dipindahkan ke tempat tujuan yang dipindahkan. Disisi lain, peningkatan pergerakan penduduk dapat menyebabkan meningkatkan kebutuhan akan ketersediaan prasarana dan *) Penulis Penanggung Jawab 275

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 276 sarana transportasi. Kebutuhan sarana dan prasarana transportasi meliputi pertambahan panjang jalan, peningkatan kualitas jalan yang ada, pertambahan jumlah kendaraan serta fasilitas lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan transportasi tersebut. Jika pertambahan jalan baik dari segi kuantitas maupun kualitas tidak mampu mengimbangi peningkatan jumlah kendaraan, maka hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah transportasi. PERMASALAHAN Salah satu fasilitas perhubungan di daerah Jawa Tengah adalah Ruas Jalan Slamet Riyadi. Pada ruas tersebut tepatnya di daerah Purwosari terdapat persimpangan sebidang dengan rel kereta api yang menyebabkan lalu lintas jalan di persilangan tersebut berhenti total ketika ada kereta api melintas. Hal ini juga sangan membahayakan pengguna lalu lintas Jalan Slamet Riyadi. Fly over yang direncakan akan dilewati oleh kereta api. Oleh karena itu fly over Purwosari ini dibuat dengan mempertimbangkan ruang bebas kereta api, yaitu tinggi dan lebar yang dibutuhkan. Persilangan sebidang jalan raya dan jalan jalan rel di Daerah Purwosari ini tidak berpotongan tegak lurus, melainkan miring dengan sudut kemiringan yang cukup besar. Sehingga perencanaan fly over ini harus direncanak sedemikian rupa dan menyebabkan bentang antar pilar cukup lebar. METODOLOGI Persoalan awal yang dihadapi dalam perencanaan Flyover adalah penetapan panjang, bentang efektif, dan kebebasan ruang. Oleh karena itu hal pertama yang harus dilakukan adalah analisis geometrik fly over. Setelah didapat nilai panjang, bentang, dan kebebasan ruang dapat dilanjutkan dengan perhitungan konstruksi dengan metode Load and Resistance Factor Design. Perhitungan konstruksi meliputi perhitungan pembebanan, struktur atas, dan struktur bawah. Hasil akhir dari perhitungan ini adalah dimensi dari elemen struktur yang akan digunakan pada fly over. PERENCANAAN LEBAR FLY OVER Hal yang mempengaruhi lebar fly over adalah volume lalu lintas di ruas jalan tersebut. Untuk mengetahui kinerja lalu lintas, dibutuhkan volume lalu lintas, kapasitas jalan dan derajat kejenuhan. Acuan yang digunakan dalam menentukan lebar lajur kendaraan untuk fly over ini adalah Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No.13/1970. Penentuan lebar jalur dapat dilihat dalam Tabel 1. Lebar lajur yang digunakan pada fly over ini adalah 3,50 m. Tabel 1. Lebar Lajur Lalu Lintas Kelas Perencanaan Lebar Lajur (m) Kelas I 3,75 Kelas II 3,50 Kelas III 3,00 276

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 277 Berdasarkan MKJI 1997, nilai DS ideal adalah < 0,75. Nilai DS dapat dihitung menggunakan formula DS = = = 0,62. Maka jalan tipe 2/2 UD layak dipergunakan. Dimana: DS : Derajat kejenuhan Q : Volume lalu lintas total C : Kapasitas jalan Perencanaan Lebar Fly Over: Lebar jalur = 2 x 3,50 = 7 m Lebar bahu = 2 x 1,50 = 3 m Lebar Sandaran = 2 x 0,50 = 1 m Lebar fly over = 7 + 3 + 1 = 11 m PERENCANAAN RUANG BEBAS FLY OVER Ruang bebas adalah ruang di atas jalan rel yang senantiasa harus bebas dari segala rintangan dan benda penghalang, ruang ini disediakan untuk lalu lintas rangkaian kereta api. Ukuran ruang bebas untuk jalur tunggal dan jalur ganda, baik pada bagian lintas yang lurus maupun yang melengkung, untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi. Karena jalur kereta api yang ada di Jalan Slamet Riyadi ini merupakan jalur ganda, maka digunakan ruang bebas seperti Gambar 1. Gambar 1. Ruang Bebas Pada Jalur Kereta Api Ganda PERHITUNGAN PEMBEBANAN Berdasarkan buku RSNI T-02 tahun 2005 tentang jembatan, data pembebanan terdiri dari: 1. Beban Mati Berikut berat jenis material yang digunakan untuk menghitung beban mati: Beton Prategang = 2400 kg/m 3 Plat = 2400 kg/m 3 Aspal = 2500 kg/m 3 277

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 278 2. Beban Hidup (Beban lajur D dan beban garis KEL) Beban lajur D terdiri dari beban merata (uniformly distributed load atau UDL) yang digabung dengan beban garis (knife edge load atau KEL). Distribusinya dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Distribusi beban D dan beban KEL Beban D mempunyai intensitas 9 kn/m = 900 kg/m KEL mempunyai intensitas qp = 49 kn = 4900 kg STRUKTUR ATAS Struktur atas fly over ini terdiri dari enam buah girder, tampak potongan melintangnya ddapat dilihat pada Gambar 3. Jenis beton prategang yang digunakan adalah balok girder profil I dengan dimensi pada Gambar 4 berikut: Gambar 3. Potongan Melintang 278

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 279 Gambar 4. Dimensi Girder I Dalam penggunaan beton prategang, yang harus diperhitungkan pula kehilangan kehilangan tegangan. Jenis-jenis kehilangan tegangan pada balok prategang dan persentasenya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: STRUKTUR BAWAH Tabel 2. Persentase rata-rata kehilangan gaya prategang No. Kehilangan Prategang Pretension Post Tension 1 Perpendekan elastis beton 4% 1% 2 Rangkak pada beton 6% 5% 3 Susut beton 7% 6% 4 Relaksasi baja 8% 8% TOTAL 25% 20% Pada struktur bawah digunakan dua buah abutment dan sembilan buah pilar. Tahapan perhitungan konstruksi untuk abutment dan pilar sama, yaitu: 1. Perhitungan beban Beban yang diperhitungkan adalah beban mati yang terdiri dari beban struktur atas dan berat sendiri abutment atau pilar, beban hidup, dan tekanan tanah aktif. 2. Kontrol terhadap kestabilan konstruksi Stabilitas yang ditinjau: a. Tinjauan terhadap guling = > n : Stabilitas guling n : Total momen akibat gaya vertikal (kgm) : Total momen akibat gaya horizontal (kgm) : faktor keamanan (lebih besar 1,5 aman terhadap guling) 279

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 280 b. Tinjauan terhadap geser : Stabilitas geser : Total beban vertikal (kg) c : Kohesi (kg/m 2 ) B : Lebar abutment (m) D : Tebal abutment (m) : Total beban horizontal (kg) c. Tinjauan terhadap eksentrisitas = - < x B : Eksentrisitas B : Lebar abutment (m) : Total momen akibat gaya vertikal (kgm) : Total momen akibat gaya horizontal (kgm) : Total beban vertikal (kg) d. Tinjauan pada dasar abutment ± : Tegangan tanah pondasi : Total beban vertikal (kg) : Total momen akibat gaya vertikal (kgm) : Total momen akibat gaya horizontal (kgm) A : Luas abutment (m 2 ) W : Berat abutment (kg) : Daya dukung tanah (kg/m 2 ) 3. Penulangan Pada struktur bawah juga terdapat pondasi, pondasi yang digunakan pada fly over ini adalah jenis bore pile dengan diameter 0,6 m dan kedalaman 18 m, daya dukung satu tiang bore pile adalah 221,363 ton. Untuk menghitung daya dukung pondasi digunakan persamaan mayerhoff berikut: Qult = 40.. + 0,2..O.Li Dimana: Qult : daya dukung batas pondasi tiang pancang (ton) Nb : nilai N-SPT pada elevasi dasar tiang Ab : luas penampang dasar tiang (m 2 ) Nrt : nilai N-SPT rata-rata As : luas selimut tiang (m 2 ) O : keliling penampang tiang (m 2 ) Li : Kedalaman tiang (m) 280

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 281 KESIMPULAN Perlintasan sebidang antara jalan raya dan jalan rel di Jalan Slamet Riyadi Surakarta direncanakan dengan berbagai pertimbangan yaitu; kemacetan, kecelakaan, tidak adanya pembangunan jalan lingkar dan jalan alternatif di kota Surakarta, menghindari perlintasan sebidang, adanya perencanaan double track, dan estetika di kota Surakarta. Dengan adanya pembangunan fly over pada perlintasan tersebut diharapkan arus lalu lintas yang melalui Jalan Slamet Riyadi menjadi semakin lancar dan tidak terganggu dengan adanya kereta api yang melewati perlintasan tersebut, sehingga memperkecil resiko kecelakaan (lebih aman) dan menambah estetika di kota Surakarta. SARAN Sebelum kita merencanakan suatu konstruksi fly over, harus diadakan proses analisa yang seksama terlebih dahulu agar diperoleh desain yang paling sesuai dengan kebutuhan dan paling menguntungkan dalam segala hal. Dalam menentukan panjang fly over di Jalan Slamet Riyadi Surakarta ini harus dipertimbangkan ruang bebas kereta api, yaitu letak abutment harus berada di luar jangkauan ruang bebas kereta api agar tidak membahayakan kereta api yang melintas. Pada masa mendatang (2022) volume lalu lintas Jl. Slamet Riyadi sudah melebihi kapasitas jalan yang ditunjukkan dengan nilai DS terbesar 0,75 sehingga mulai terjadi kemacetan. Diperlukan pembangunan jalan alternatif lain untuk mengurangi kepadatan di jalan utama. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Pemerintah 2009, PP 72 lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Jati Utomo dkk, 2004, Buku ajar Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNDIP : Semarang. Lin Ned T.Y, H. Burns, 1996, Desain Struktur Beton Prategang Edisi Ketiga Versi S1 Jilid 1, Erlangga : Jakarta. Pudjianto Bambang dkk, 2004, Buku Ajar Perencanaan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro : Semarang. Sunggono Ir, 1995, Buku Teknik Sipil, Nova : Bandung. W.C.Vis dan Gideon Kusuma, 1997, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang, Erlangga : Jakarta., Standar Perancangan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, 1997, Dinas Pekerjaan Umum dan Direktorat Jenderal Bina Marga Republik Indonesia : Jakarta., Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Kompone, 1987, Dinas Pekerjaan Umum dan Direktorat Jenderal Bina Marga Republik Indonesia : Jakarta., Bridge Design Manual, 1992, Dinas Pekerjaan Umum dan Direktorat Jenderal Bina Marga Republik Indonesia : Jakarta. Rsni,2005, Pembebanan Untuk Jembatan. 281