BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 4. komponen yang sangat berperan penting, yaitu komponen perangkat keras

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia memiliki insting untuk berinteraksi satu sama lain demi mencapai

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk pemakaian aplikasi yang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 PENGUJIAN DAN EVALUASI. dengan menggunakan 15 tanda tangan yang berasal dari 1 user yang masing masing

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. Program yang telah dibuat melakukan proses deteksi dan pembelajaran. Proses deteksi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Jones, kami membuat sebuah aplikasi sederhana, dengan spesifikasi perangkat lunak

BAB III PERANCANGAN SISTEM

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi Program Simulasi. mengevaluasi program simulasi adalah sebagai berikut :

BAB 4. Sistem Yang Diusulkan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI SMART READER

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV 2.41GHz RAM 512 MB DDR. Hard disk 40 GB. Monitor 15 Samsung SyncMaster 551v

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 1 Persyaratan Produk

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi ini adalah : Prosesor Pentium IV 2.6 Ghz. Graphic Card dengan memori minimum 64 MB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Sistem Absensi Berbasis Webcam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PROGRAM APLIKASI PENGENALAN EKSPRESI WAJAH SECARA REAL TIME DENGAN METODE BACK PROPAGATION DAN WAVELET HAAR

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Pakar Diagnosa Faktor Kegagalan Penanaman Ulang Kelapa Sawit menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat keras yang dibutuhkan sebagai berikut: a. Processor Intel Pentium 4 atau lebih tinggi;

BAB 3 ANALISIS DAN KEBUTUHAN ALGORITMA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. komponen pendukung, yaitu konfigurasi perangkat keras (hardware) dan

BAB I PENDAHULUAN. media penyimpanan data yang memiliki ukuran hingga ratusan gigabyte bahkan

BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN. telah dibuat. Pengujian yang dilakukan adalah menguji proses region of interest

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 4 IMPLEMENTASI. minimum 2 Giga Hertz dan memory RAM minimum 256 MB, sedangkan untuk

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI. dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub bab ini akan dijelaskan implementasi

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. bangun aplikasi pengelolaan catering pada Tems catering. Diawali dengan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Agar aplikasi berjalan, dalam kegiatan implementasi aplikasi. membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak.

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kanker payudara apakah tergolong normal atau abnormal (benign atau malignant)

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil dari perancangan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi

BAB III PEMBAHASAN Spesifikasi Input

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. spesifikasi tertentu untuk computer yang digunakan yaitu: Pentium IV 2.0 Ghz. Memory 512 MB.

BAB 3 METODOLOGI. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 ANALISA HASIL SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Sistem Adapun spesifikasi komputer yang digunakan pada aplikasi penelitian pengenalan ekspresi wajah ini seperti pada tabel Tabel 4.1 Spesifikasi perangkat keras Processor Chipset Memory Graphic Monitor Kamera Intel Core i5-2450m CPU Processor ( 2.50GHz, L3 Chace 3MB) Intel HM65 4 GB DDR3 665.3 MHz NVIDIA GeForce 630M 2GB 14 WXGA LED Logitech C170 Webcam Tabel 4.2 Spesifikasi perangkat lunak Sistem Operasi Microsoft Windows 7 Ultimate Framework Microsoft.NET Framework 4.5 IDE Library Microsoft Visual Studio 2012 Ultimate EmguCV, Aforge.NET 4.1.2 Penggunaan Aplikasi Saat aplikasi dijalankan, akan tampil form utama seperti ditunjukan pada Gambar 4.1. Jika belum tersimpan data training citra wajah sama sekali maka akan ditampilkan pesan seperti yang di tunjukkan Gambar 4.2 sebelum layar utama. 73

74 Gambar 4.1 Form utama Gambar 4.2 Pesan jika belum ada Neural Network yang dilatih Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan training. Pelatihan dapat dilakukan baik dengan hasil tangkapan kamera maupun melalui citra wajah dari file komputer lokal. Untuk memulai training dari hasil tangkapan kamera, dapat ditampilkan melalui menu File Training on Camera Capture. Namun perlu diingat, ini harus di akses setelah kamera diaktifkan. Jika tidak akan ditampilkan pesan seperti pada Gambar 4.3

75 Gambar 4.3 Pesan jika kamera belum diaktifkan Untuk memulai training on camera input, pertama tama aktifkan kamera. Pilih kamera yang digunakan melalui combobox. Setelah itu click button start atau juga bisa melalui menu File Start. Jika belum ada kamera yang dipilih, maka button start tidak bisa di-click begitu juga sub-menu start pada menu file. Status Label akan menampilkan teks yang menjelaskan mengapa button start dan toolstripmenu Start tidak bisa di-click. Setelah berhasil mengaktifkan kamera, Status Label akan terus mengingatkan bahwa aplikasi sedang dalam metode menangkap citra, dan teks Training on Camera Capture berubah menjadi view training set. Jika masuk ke menu view training set, maka form baru akan muncul seperti pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Form Training on Camera Capture

76 Citra wajah yang di pilih dari list box kiri adalah hasil tangkapan kamera. Jika item dalam list box dipilih, citra akan di tampilkan pada picturebox. Untuk membuat citra yang dipilih sebagai data training, pilih expression yang sesuai dengan citra pada combobox dengan FACS sebagai acuan. Setelah itu click Copy ->, kemudian akan didapatkan salinan citra dan nama citra di listbox Dataset. Apabile kita memilih item pada listbox Dataset, akan didapatkan tampilan citra wajah dan juga ekspresi yang di tentukan pada combobox, namun nilainya tidak dapat di ubah. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Tampilan Training Form setelah citra ditambahkan Setelah memasukkan citra dan ekspresi wajah, maka selanjutnya adalah melakukan training pada jaringan syaraf tiruan. Jika ingin menghapus citra, cukup pilih citra yang ingin dihapus, kemudian klik tombol Delete. Setelah memeriksa semua file untuk training, click tombol Start Training kemudian program akan menampilkan MessageBox seperti pada Gambar 4.6. lalu setelah training selesai, training form akan tertutup dengan sendirinya.

77 Gambar 4.6 Pesan saat training akan dilakukan Cara lain untuk melalukan training adalah dengan melakukan training melalui citra yang telah disiapkan dalam komputer lokal. Citra digital ini akan mengalami grayscaling dan equalize histogram Sebelum akhirnya akan di ekstraksi fiturnya untuk dimasukkan dalam jaringan syaraf tiruan. Proses ini dapat dilakukan dengan memilih menu File Training on images. Ketika button browse di-click, maka dapat dipilih citra wajah untuk menjadi bakal data training. Bakal data training ini akan ditampilkan pada listbox di kiri. Jika item dalam listbox dipilih, citra akan di tampilkan pada picturebox. Untuk membuat citra yang dipilih sebagai data training, pilih expression yang sesuai dengan citra pada combobox dengan FACS sebagai acuan. Setelah itu click Copy ->. Maka akan didapatkan salinan citra dan nama citra di listbox Data set. Namun perlu diingat, langkah preprocessing harus dilalui sebelum data tersebut masuk ke dalam ListBox Dataset. Ketika dari proses preprocessing ternyata dalam citra tidak dideteksi adanya wajah atau fitur wajah, akan ditampilkan pesan seperti pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 dan citra akan dihapus dari listbox di kiri.

78 Gambar 4.7 Pesan saat wajah tidak terdeteksi Gambar 4.8 Pesan saat mulut tidak terdeteksi Apabile kita memilih item pada listbox DataSet, akan didapatkan tampilan citra wajah dan juga ekspresi yang di tentukan pada combobox, namun nilainya tidak dapat di ubah. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 4.9. Gambar 4.9 Tampilan Training on Images setelah input image

79 Setelah memasukkan gambar yang cukup, maka training dapat dilakukan dengan men-click button Start Training. Setelah training dilakukan baik melalui gambar maupun melalui hasil tangkapan kamera, barulah pengenal ekspresi wajah dapat berjalan. Pendeteksian wajah tidak selalu diiringi dengan pengenalan ekspresi wajah karena masih ada kemungkinan walau wajah berhasil dikenali, fitur wajah tidak dikenali oleh program. Pendeteksian fitur sangat penting karena akan menjadi input untuk pengenalan ekspresi wajah. Proses pengenalan ekspresi wajah dilakukan secara real time dengan menganalisa urutan citra yang ditangkap kamera. Ketika dideteksi wajah dalam frame, kotak berwarna hijau akan membingkai wajah yang dideteksi tersebut dan tracking pun dilakukan agar program aplikasi tidak harus selalu mendeteksi wajah tiap frame baru ditangkap kamera. Jika dari citra wajah tersebut gagal di deteksi fitur wajah, maka label status akan memberitahukan hal itu di layar. Bila deteksi berhasil, porgram aplikasi akan memasuki tahap pengenalan ekspresi wajah. Jika dari citra wajah yang terdeteksi itu didapat output berupa ekspresi wajah, maka label akan menampilkan nama dari ekspresi wajah yang dikenal tersebut. Program aplikasi ini akan membantu dengan memberikan keterangan pada Status Label sehingga tidak membingungkan user. Ekspresi wajah yang ditangkap dapat dilihat di Status Label. Jika masih ditemukan kesulitan dalam menjalankan aplikasi, form help dapat digunakan untuk memberi informasi yang membantu. Untuk mengaksesnya cukup dengan men-click menu help.

80 4.1.3 Aplikasi Sejenis Pada sub-bab ini, akan dilakukan analisis terhadap aplikasi pengenal ekspresi sejenis. Analisi yang dilakukan ditujukan terhadap beberapa aplikasi berdasarkan fitur-fitur dan jumlah ekspresi yang dapat dikenali oleh program aplikasi. a. Pengenalan Ekspresi Wajah dengan Jaringan Syaraf Tiruan Gambar 4.10 Tampilan dari aplikasi Aplikasi Pengenalan Ekspresi Wajah dengan Jaringan Syaraf Tiruan dibuat oleh Murni pada tahun 2004. Aplikasi ini dikembangkan sebagai syarat untuk gelar kesarjanaan pada Jurusan Teknologi Informatika dan Matematika jenjang pendidikan Strata-1. Aplikasi ini menerima input citra wajah bukan melalui hasil tangkapan kamera melainkan melalui gambar yang sudah disiapkan di komputer lokal. Aplikasi ini masih mengharuskan user menentukan titik-titik tertentu pada citra wajah sesuai FACS. Aplikasi ini memiliki kemampuan untuk mengenali tiga ekspresi wajah; senang, terkejut, dan marah. Facial Expression recognizer lebih unggul di fitur real time dan otomatisasi, namun jumlah ekspresi wajah yang dikenal lebih sedikit. Berdasarkan analisis, Facial

81 Expression Recognizer lebih baik dari Aplikasi Pengenalan Ekspresi Wajah dengan Jaringan Syaraf Tiruan. 4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan 4.2.1 Analisis Data Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan aplikasi yang dapat menyelesaikan masalah pengenalan ekspresi wajah. Analisis data dalam penelitian ini didapat dengan melakukan simulasi penggunaan sistem yang telah dibuat untuk mengetahui beberapa hal berikut: a. Apakah metode Viola-Jones dapat menyelesaikan masalah pendeteksian fitur wajah. b. Apakah metode back propagation dan Wavelet Haar dapat menyelesaikan masalah pengenalan ekspresi wajah. Dalam simulasi ini, akan dibentuk dua jaringan syaraf tiruan dengan set citra training yang berbeda satu sama lain. Data training akan diambil dari beberapa orang dengan variasi ekspresi wajah yang telah disesuaikan dengan FACS. Data training untuk jaringan syaraf tiruan lannya adalah kumpulan citra hasil dari training on camera capture dan juga dari JAFFE.. Sebelum simulasi dilakukan, adalah penting untuk memperoleh Jaringan Syaraf tiruan dengan tingkat kesalahan seminim mungkin. Untuk itu perancangan jaringan syaraf tiruan menjadi bagian penting dalam menentukan keberhasilan aplikasi ini mencapai tingkat keakuratan yang tinggi. Dalam perancangan jaringan syaraf tiruan, aplikasi ini dirancang dengan strategi Overproduce and choose. Pemilihan metode ini didasari beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa perancangan dengan strategi direct akan menjadi kasus yang sulit dipecahkan.

82 4.2.2 Pembahasan Dalam pengambilan data ada beberapa batasan sebagai berikut: a. Simulasi dilakukan di dalam ruangan dengan tingkat pencahayaan dan posisi kamera yang konsisten. b. Tidak terdapat rambut wajah, luka, tato, atau tanda lahir dari partisipan percobaan pendeteksian ekspresi wajah. Pada saat persiapan simulasi, ditemukan permasalahan terhadap citra yang dideteksi oleh program aplikasi. Permasalahan yang dihadapi adalah bahwa dalam mengekstraksi fitur wajah, citra fitur tidak selamanya di ekstraksi dalam posisi citra yang sama seperti yang ditunjukkan paga Gambar 4.10 Gambar 4.4.11 Citra setelah fitur wajah di ekstraksi Karena keterbatasan dalam ekstraksi fitur wajah, dua citra mulut yang sebenarnya sama, akan dianggap sebagai dua citra yang berbeda. Ini tentu semakin menyulitkan bila mengandalkan metode ekstraksi fitur wajah untuk menjadi input bagi jaringan syaraf tiruan. Selain itu, metode ini juga mengalami kesulitan karena diharuskan membuat tiga jaringan syaraf tiruan dengan tingkat kesalahan yang kecil. Hal ini sangat sulit untuk dicapai mengingat waktu yang dibutuhkan untuk merancang sebuah jaringan syaraf tiruan pun memakan waktu dan tenaga yang tidak

83 sedikit. Maka penyesuaian dalam perancangan aplikasi pun perlu dilakukan. Aplikasi akan mengekstraksi fitur wajah dalam citra utuh. Fitur wajah yang dieliminasi adalah telinga dan dahi. Ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa dalam landasan teori, pergerakan dahi dan telinga tidak bermakna penting dalam pengenalan ekspresi wajah. Sebelum melakukan pengujian kemampuan program aplikasi dalam mengenali ekspresi wajah, penguian terhadapat kemampuan pogram aplikasi mengekstraksi fitur wajah dilakukan. Dalam pengujian ini, program aplikasi berhasil mendeteksi 62 citra wajah.ditemukan dari 62 citra wajah tersebut terdapat 8 citra tidak berhasil dideteksi baik wajah maupun fitur wajah lainnya. Tabel 4.3 Hasil simulasi pendeteksian fitur wajah Sumber Citra Jumlah citra input Jumlah Gagal Tangkapan kamera 62 8 Berdasarkan hasil simulasi diatas, maka dapat diukur berapa besar Failure to Acquire (FTA). FTA adalah peluang sistem gagal mendeteksi input. Dengan tingkat kegagalan yang kecil, maka bisa disimpulkan bahwa program aplikasi mampu mendeteksi fitur wajah dengan baik dan simulasi dapat dilanjutkan dengan tahap pelatihan jaringan syaraf tiruan. Apabila telah diperoleh jaringansyaraf tiruan dengan tingkat kesalahan yang kecil, maka pengujian bisa dilakukan. Aplikasi ini memiliki fitur untuk menampilkan

84 hasil pengenalan wajah kepada pengguna. Tampilan hasil pengenalan akan menampilkan citra wajah yang dikenali, nilai output dari jaringan syaraf tiruan, dan juga hasil pelabelan kondisi emosional oleh sistem setelah mengolah hasil output jaringan syaraf tiruan. Gambar 4.12 Tampilan layar data hasil simulasi Setelah melakukan training, dan pemilihan jaringan syaraf tiruan, akhirnya diambil jaringan syaraf tiruan dengan desain 16 input node, 13 hidden node, dan 3 output node. Jaringan syaraf tiruan dengan tingkat kesalahan 0,00008 tersebut dilatih dengan 30 citra dari database JAFFE sebanyak 1.000.000 kali dan memakan waktu selama 7 menit 41 detik. Harapan dari tingkat kesalahan yang rendah ini adalah agar dihasilkan learning machine yang mengklasifikasikan citra yang tertangkap dengan akurat berdasarkan FACS dimana klasifikasian ini akan dipakai untuk mengklasifikasikan ekspresi wajah. Namun hasil simulasi menunjukkan bahwa tingkat keakuratan pengenalan ekspresi pada responden tidak memuaskan. Ini menunjukkan bahwa pengklasifikasian oleh machine learning, tidak hanya mendasari pengklasifikasian berdasarkan FACS, namun juga berdasarkan pengenalan wajah. Untuk menguji kesimpulan diatas, diperlukan untuk melakukan simulasi lainnya.

85 Dari simulasi ini juga ditemukan permasalahan karena kesulitan untuk menghasilkan citra input yang mirip dengan citra training dalam hal pencahayaan dan pengaturan sudut wajah. Hal ini menjadi penting karena nilai input dalam rancangan sistem ini berdasarkan nilai piksel citra, dan bukan berdasarkan pergerakan titik titik tertentu pada wajah. Dari kesimpulan ini, untuk memastikan program ini dapat berjalan dengan baik, citra untuk pelatihan learning machine haruslah diambil di situasi yang sama dengan situasi dan pencahayaan citra input dalam proses testing/ recall. Tingkat akurasi yang kecil dalam mengenali ekspresi wajah dari jaringan syaraf tiruan yang dilatih dengan citra yang berasal dari JAFFE diduga karena tidak adanya kemiripan wajah citra dari JAFFE dengan wajah pengguna. Untuk mengetahui pengaruh jumlah wajah yang menjadi data training terhadap kemampuan mengenali ekspresi wajah, perlu dilakukan penelitian lain. Gambar 4.13 menunjukkan bahwa semakin banyak wajah yang dimasukkan dalam training, maka tingkat keakuratan untuk pengenalan wajah bagi orang yang tidak digunakan citra wajahnya dalam training akan semakin besar. Gambar 4.13 Hasil Akurasi pengenalan dan jumlah wajah

86 Simulasi kedua dicoba dilakukan dengan situasi terkontrol seperti yang diharapkan dalam pembuatan database ekspresi wajah. Dengan data training diambil dari 8 sukarelawan. Tiap sukarelawan akan diambil tiga gambar untuk tiap ekspresi. dengan total 72 citra akan digunakan untuk sebagai input perancangan jaringan syaraf tiruan. Penentuan jumlah node pada hidden layer dilakukan dengan cara over produce and choose. Setelah dihasilkan banyak jaringan syaraf tiruan, akhirnya diambil satu jaringan syaraf tiruan yang memiliki nilai error yang sesuai yang dibutuhkan. Tingkat error ditentukan haruslah dibawah 0,00001 karena dengan nilai fungsi aktivasi sigmoid, nilai yang keluar antara 1 hingga 0. Sehingga nilai error tersebut masih bisa ditolerir dan tidak mempengaruhi akurasi pengenalan. Detail jaringan syaraf tiruan seperti yang dijelaskan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Detail Jaringan Syaraf Tiruan yang Diuji Jumlah Hidden Layer 1 Jumlah Node pada Input Layer 16 Jumlah Node pada Hidden Layer 13 Jumlah Node pada Output Layer 4 Metode Pelatihan Back propagation Besar Nilai Learning Rate (α) 0,1 Fungsi Aktivasi Fungsi Sigmoid Besar Error 0,00001 Besar Epoch (perulangan pelatihan) 1.160.000 Lama Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan 00:25:57.54 Simulasi dilakukan dengan cara meminta tiap sukarelawan berpose dengan eskpresi sesuai FACS selama 5 detik tiap ekspresi wajah. Selama merekam 5 detik, citra akan menampilkan wajah yang bisa dideteksi dan memberikan hasil pengenalan

87 dalam label, juga diberikan nilai output asli dari jaringan syaraf tiruan. Selama lima detik tersebut, jumlah citra yang berhasil di deteksi tidaklah sama untuk tiap orang dan tiap ekspresi karena tergantung dengan kemampuan metode Viola Jones mendeteksi mata dan mulut dengan setiap variasi pergerakan otot. Tabel 4.5 Hasil Simulasi Program GRAND TOTAL hasil deteksi senang netral terkejut unidentified total %akurat senang 72 2 0 3 77 93,50649 ekspresi netral 4 81 0 9 94 86,17021 terkejut 3 0 74 2 79 93,67089 total 79 83 74 14 250 91,11586 Tabel diatas menjelaskan jumlah total dari ekspresi pada citra yang tertangkap dan juga pengklasifikasian yang diberikan secara otomatis oleh sistem pengenal ekspresi wajah. Jika kita melihat data pada baris pertama, disana dijelaskan bahwa terdapat 72 citra dengan ekspresi wajah senang yang diklasifikasikan oleh sistem sebagai senang, dan 2 citra dengan ekspresi senang di klasifikasikan sebagai ekspresi netral, 0 citra dengan ekspresi wajah senang yang diklasifikasikan sebagai wajah terkejut, 3 citra dengan ekspresi senang tidak dikenali oleh sistem dan total terdapat 77 citra dengan ekspresi wajah senang/bahagia. Tabel ini juga bila dibaca dari data pada kolom pertama/paling kiri, 72 citra dengan ekspresi wajah senang diklasifikasikan sebagai ekspresi bahagia oleh sistem, 4citra dengan ekspresi wajah netral/tanpa ekspresi diklasifikasikan sebagai ekspresi senang oleh sistem, 3 citra dengan ekspresi wajah terkejut diklasifikasikan oleh program aplikasi sebagai senang, dan total sistem mengklasifikasikan 72 citra ekspresi wajah sebagai senang. Dari tabel 4.4, data tersebut dapat kita pisah untuk menguji tingkat kesalahan untuk pengklasifikasian tiap ekspresi wajah berikut disajikan tabel hasil analisis data

88 untuk klasifikasi tiap ekspresi wajahdalam menentukan kualitas dari program maka akan digunakan beberapa perhitungan. False Rejection Rate (FRR), False Acceptance Rate (FAR). Total Error Rate (TER), Half Total Error Rate (H-TER), True Accept Rate (TAR), dan terakhir, True Reject Rate (TRR). False Rejection Rate adalah peluang citra yang sesuai dengan klasifikasi tertentu, dinyatakan berbeda oleh sistem. False Acceptance Rate adalah besar peluang sistem salah mengklasifikasikan suatu input sesuai dengan pola dalam jaringan syaraf tiruan. Total Error Rate adalah hasil penjumlahan dari FAR dan FRR. Half total Error Rate dapat dinyatakan sebagai rata-rata dari FAR dan FRR. True Accept Rate adalah besar peluang sistem dengan benar mengklasifikasikan suatu input sesuai dengan pola dalam jaringan syaraf tiruan. True Reject Rate (TRR) adalah peluang citra yang tidak sesuai dengan klasifikasi tertentu, dinyatakan berbeda oleh sistem. Setelah mendapatkan semua perhitungan yang dijelaskan diatas, barulah dapat diketahui tingkatan performa dari program aplikasi yang telah dbangun. Tabel 4.6 Analisis untuk pengklasifikasian ekspresi senang Analisis ekspresi hasil deteksi TAR 91% total Senang senang lainnya TRR 97% senang 72 5 77 FAR 9% ekspresi lainnya 7 166 173 FRR 3% total 79 171 250 TER 12% H-TER 6% Tabel 4.7 Analisis untuk pengklasifikasian ekspresi netral Analisis ekspresi hasil deteksi TAR 98% total Netral netral lainnya TRR 92% netral 81 13 94 FAR 2% ekspresi lainnya 2 154 156 FRR 8% total 83 167 250 TER 10% H-TER 5%

89 Tabel 4.8 Analisis untuk pengklasifikasian ekspresi terkejut Analisis ekspresi hasil deteksi TAR 100% total Terkejut terkejut lainnya TRR 97% terkejut 74 5 79 FAR 0% ekspresi lainnya 0 171 171 FRR 3% total 74 176 250 TER 3% H-TER 1% Dari hasil pencatatan, dilihat bahwa secara umum, program aplikasi mampu mengenali tiap ekspresi wajah dengan sangat baik. Tingkat kesalahan yang mencapai dibawah 10% menandakan bahwa metode dan algoritma yang dapat memecahkan masalah pengenalan ekspresi wajah secara real time. Dari hasil pengamatan terhadap urutan ekspresi wajah yang dikenali yang tercatat, ditemukan bahwa ternyata sangat sedikit ditemukan kesalahan yang pengenalan yang terjadi untuk dua gambar berturut- turut seperti yang terlihat pada gambar Dari analisis terhadap data, maka disimpulkan bahwa program salah mengklasifikasi ekspresi wajah paling sering dua ekspresi salah berturut-turut. Untuk meningkatkan keakuratan, program baru akan menampilkan label bila didapati dua citra berturut-turut. Ini dapat mengurangi resiko kesalahan dengan ganti sistem akan lebih lama dalam mengenal ekspresi wajah

90 Gambar 4.14 Hasil pencatatan pengenalan ekspresi wajah Selama simulasi berjalan, ditemukan delay dalam menampilkan gambar tangkapan citra setiap pendeteksian dimulai. Namun delay tersebut tidaklah terlalu besar dan tidak mengganggu berlangsungnya simulasi. Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan; a. Metode pendeteksi dengan metode haar-like feature menghasilkan program aplikasi dengan FTA yang kecil. FTA yang kecil menandakan bahwa algoritma dan metode yang dipakai sudah cukup efektif. b. Program aplikasi mampu mengenali ekspresi wajah dari seseorang yang citra wajahnya tidak dijadikan input sebagai data training. Hasil pengenalan yang baik pada sukarelawan yang citra wajahnya tidak dimasukkan dalam data training dapat dicapai.

91 c. Algoritma yang dijalankan program aplikasi berjalan cukup cepat dalam lingkungan simulasi sehingga tidak ditemukan delay yang menganggu dalam pengenalan ekspresi secara real time. d. Persentase pengenalan ekspresi wajah dapat ditingkatkan dengan cara mengambil kesimpulan bila terdapat dua citra berurutan mengeluarkan hasil pengenalan yang sama.