Pengobatan psikologis untuk depresi dan kecemasan pada demensia dan gangguan kognitif ringan: review sistematis dan meta-analisis

dokumen-dokumen yang mirip
Abstrak [Tujuan] Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efikasi latihan tendon dan nerve gliding pada penatalaksanaan carpal tunnel syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENILITIAN. Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Penyakit Saraf, dan Ilmu Penyakit Jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Usia Harapan Hidup Indonesia

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.

BAB V HASIL PENELITIAN. Bab ini memaparkan hasil penelitian faktor faktor yang berkontribusi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendadak, didahului gejala prodromal, terjadi waktu istirahat atau bangun pagi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengontrol kadar gula darah. Menurut Cunha., et al, (2008) bahwa

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

BAB I PENDAHULUAN. infeksi Human Papilloma Virus (HPV) grup onkogenik resiko tinggi, terutama HPV 16 dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

BIAS DALAM STUDI EPIDEMIOLOGI. Oleh: Hartini Sri Utami

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Bell s palsy adalah paralisis saraf fasial unilateral akut yang

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

Hasil. Hasil penelusuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah

Pedoman AHS / AAN adalah hasil dari pencarian sistematis, review ahli, dan sintesis rel- Evant bukti untuk perawatan pencegahan episodik migrain.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa. prevalensi nasional penyakit jantung adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada jutaan orang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tahun 2025 sebagaian besar orang-orang dengan usia lanjut kemungkinan akan menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

manusia mengalami banyak perubahan dari segi fisik dan mental. Penuaan adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NYERI DAN EFEK PLASEBO

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi jaringan tubuh. Salah satu teori penuaan menyebutkan bahwa sel sel

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dari 72 tahun di tahun 2000 (Papalia et al., 2005). Menurut data Biro Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

NARASI KEGIATAN PENYULUHAN DEMENSIA PADA PERTEMUAN KELOMPOK LANSIA (LANJUT USIA) RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial, dan ekonomi individu, yang dapat menyerang berbagai usia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU

Hasil. Kesimpulan. Kata kunci : Obat-obatan kausatif, kortikosteroid, India, SCORTEN Skor, Stevens - Johnson sindrom, Nekrolisis epidermal

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. bersifat progresif. Penyakit ini merupakan penyakit neurodegeneratif tersering

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

Resume Review Journal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

Transkripsi:

Pengobatan psikologis untuk depresi dan kecemasan pada demensia dan gangguan kognitif ringan: review sistematis dan meta-analisis Latar belakang Kecemasan dan depresi adalah suatu yang umum pada orang dengan demensia dan penurunan kognitif ringan, tapi terdapat ketidakpastian tentang keefektivitasan antara terapi farmakologis dan psikologisnya. tujuan Untuk mengevaluasi bukti keefektivitasan perawatan psikologis dalam mengobati depresi dan kecemasan pada orang dengan demensia dan gangguan kognitif ringan (MCI) Metode Kami melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisispercobaan terkontrol acak (RCT) dari perawatan psikologis dibandingkan dengan perawatan biasa pada orang dengan demensia dan MCI. Hasil utamanya adalah gejala kecemasan dandepresi. Hasil sekundernya adalah kualitas hidup, kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, gejala neuropsikiatri,kognisi dan gejala depresi yang dinilai oleh pengasuh. hasil Kami menggunakan enam RCT, yang melibatkan 439 peserta dengan demensia, yang menggunakan terapi kognitif-perilaku, interpersonal terapi, konseling ataupun intervensi multimodal termasuk terapi psikologis tertentu. Kami menemukan efek yang menguntungkan untuk pasien depresi dan kecemasan. Secara keseluruhan, kualitas untuk buktinya termasuk sedang untuk depresi dan rendah untuk kecemasan,dikarenakan terbatasnya metodologi studi yang kami identifikasi dan terbatasnya jumlah percobaan. kesimpulan Bukti dari enam RCT menunjukkan bahwa perawatan psikologis efektif dalam mengurangi gejala depresi dan kecemasan bagi orang-orang dengan demensia. terdapat kebutuhanuntuk diadakannya percobaan multicenter berkualitas tinggi, termasuk didalamnya anggota yang terstandarisasi dg baik.

Depresi dan kecemasan termasuk umum pada orang dengan demensia dan gangguan kognitif ringan (MCI). Perkiraan prevalensigejala depresi pada orang dengan demensia berkisar antara 10 dan 62%, dengan tingkat yang jauh lebih rendah ketika menggunakan kriteria yangketat untuk depresi. Orang dengan MCI juga rentan terhadapdepresi, dengan tingkatnya dilaporkan pada 36% dan untuk tinggi pada 63%. gejala Kecemasan sama-sama sering,dengan tingkat antara 8-71% untuk orang dengan demensia dan antara 10-74% untuk orang dengan MCI. Relatif kurang diketahuitentang prevalensi gangguan kecemasan pada demensia dan MCI, dengan tingkat hingga 49% untuk gangguan kecemasan-spesifik saat menggunakan kriteria Konsorsium untuk diadakannya Registry untuk Penyakit Alzheimer - Behavioral rating scale untuk Dementia - Consortium to Establish a Registry for Alzheimer s Disease Behavioral Rating Scale for Dementia(CERAD-BRSD). Kecemasan dan depresi memiliki dampak besar pada hasilkarena mereka mengurangi kemampuan untuk hidup mandiri, meningkatkan risiko kelembagaan dan berdampak pada rasa bersalah pengasuh yang lebih tinggi. Pada orang dengan MCI, gejala awal depresi sering bisa resisten terhadap antidepresan, sedangkan depresi dan kecemasan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat yang lebih tinggi terhadap perkembangan penyakit alzheimer. Rekomendasi baru-baru ini telah menekankan bahwa pengobatan gejala kecemasan dan depresi harus menjadi bagian penting dari pengobatan penyakit Alzheimer dan demensia lainnya. Meskipun pendekatan farmakologis biasa digunakan untuk kecemasan dan depresi pada demensia, hal ini dapat memiliki efek samping dan masih secara keseluruhan tidak efektif. Batasan selanjutnya termasuk sejumlah kecil uji coba dilakukan untuk disesuaikan dengan ukuran sampel yang kecil, dengan kebanyakan studi menyelidiki kelas antidepresan dan tidak menggunakan kerutinan dalam mengobati depresi pada orang dengan demensia di praktek klinis. Oleh karena itu, perawatan psikologis diadaptasi untuk digunakan pada orang-orang dengan gangguan kognitif yang mana dapat menawarkan pendekatan alternatif. Ulasan lain telah menyimpulkan bahwa psikoterapi mengurangi depresi pada orang dewasa yang lebih tua dengan gejala depresi dan perawatan psikologis tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis umumpada gangguan depresi masa tua. tidak terdapatnya ulasan dari peneliti, bagaimanapun, mengevaluasi perawatan psikologis pada orang dengandemensia dan MCI. Berbeda dengan tinjauan sebelumnya, tinjauan iniberfokus pada intervensi psikologis untuk orang dengan demensia ataumci, didefinisikan sebagai pendekatan psikoterapetik yang bertujuan untuk mengobatidepresi dan kecemasan,

menurut kriteria Organisasi Kesehatan Dunia, seperti terapi kognitif-perilaku (CBT),terapi psikodinamik, terapi interpersonal dan konseling suportif. Jadi, dibandingkan dengan ulasan sebelumnya yang mengevaluasi intervensi Kecemasan target dan depresi dengan memasukkan beberapa elemen psikologis (misalnya memori ), atau berfokus pada perubahan lingkungan atau olahraga, tujuan utama ulasan ini adalah untuk menentukan apakah intervensi psikologis mengurangi depresi dan kecemasan pada orang dengan demensia dan MCI. Tujuan sekundernya adalah untuk menilai apakah: (a) intervensi psikologis meningkatkan kualitas hidup pasien, kognisi, aktivitas sehari-hari (ADL), dan mengurangi gejala perilaku dan psikologis demensia selain kegelisahan dan depresi dibandingkan dengan perawatan yang biasa; dan (b) apakah perawatan psikologis meningkatkan kualitas hidup pengasuh atau mengurangi beban pengasuh. Artikel ini didasarkan pada Cochrane Review oleh penulis yang sama, dengan rincian penuhnya diterbitkan oleh Cochrane Library. METODE Kami mencari database Demensia Cochrane dan Peningkatan Kognitif dari masukan Kelompok khusus dan kesehatan utama seperti contohnya MEDLINE, Embase, CINHAL, PsycINFO, ALIOS dan LILACS. pencarian kami juga termasuk sejumlah sumber pustaka yang belum jelas. Pencarian Database selesai pada Januari 2013. Kami mencari untuk semua 'Pengobatan MCI' dan studi 'Pengobatan Demensia' dengan hal tambahan yang relevan. Untuk melihat daftar semua sumber cari database Alois, lihat website Alois (www.medicine. ox.ac.uk/alois/). Kami mencari kutipan untuk tambahan percobaan dan menghubungi penulis yang bersangkutan dari uji coba yang telah diidentifikasi untuk referensi tambahan dan data yang nanti tidak dipublikasikan. Kami pindaidaftar referensi dari publikasi yang telahteridentifikasi dan semua ulasan makalah yang berhubungan dengan depresi dan kecemasan di demensiadan MCI. Kami mencantumkan semua uji coba terkontrol secara acak (RCT) yang termasuk kelompok kontrol (perawatan biasa) atau kelompok pembanding yang tidak menerima intervensi psikologis tertentu. kriteria tambahannya adalah bahwa penelitian ini memberikan informasi yang memadai tentang desain studi dan hasil, dan data yang terpisah antara peserta dengan demensia dan MCI. Kriteria yang termasuk adalah peserta dewasa yang lebih tua

yang terdiagnosis dengan demensia, penyakit Alzheimer atau sindrom otak organik, menurut DSM-IV, ICD-10 atau sebanding, dan peserta dengan diagnosis MCI, dalam kondisi apapun (misalnya rumah, masyarakat, lembaga). Definisi apapun dari MCI dapat diterima selama kriteria yang digunakan itu telah diterbitkan dan termasuk didalamnya bukti gangguan kognitif objektif, tetapi tidak terdapat demensia. Dalam ulasan ini, kami menganggap terapi psikologis yang manapundirancang untuk mengurangi gejala depresi dan kecemasan pada orang dengan demensia, yang didefinisikan sebagai intervensi yang: (a) dirancang untuk mengurangi kecemasan dan depresi atau meningkatkan fungsi adaptif; (b) didasarkan pada teori psikologi; dan (c) melibatkan interaksi terstruktur antara fasilitator dan peserta, yang menggabungkan metode psikologis. IntervensiMemenuhi syarat meliputi: (a) CBTs (termasuk CBT, kognitif Terapi analitik, terapi perilaku atau perilaku manajemen, wawasan rasional singkat dan terapi pemecahan masalah); (b) terapi pelatihan relaksasi (misalnya relaksasi otot progresif); (c) terapi psikodinamik (termasuk psikoterapi singkat dan wawasan yang berorientasi psikoterapi); (d) terapi interpersonal; dan (e) terapi suportif / konseling. Kami singkirkan perawatan Yang diidentifikasi sebagai perawatan obat, olahraga, terapi memori, musikterapi, seni dan terapi drama, berteman atau bibliotherapy Dua pengulas bekerja sendiri2 untuk mengidentifikasi RCT yang memenuhi kriteria yang termasuk, dan data diekstrak secara mandiri. Mereka membahas setiap perbedaan pendapat dengan penulis keempat dan ketiga. Kami menghubungi penulis dari uji coba utama, dan bertanya jika ada keraguan mengenai data yang hilang atau Rincian metodologis percobaan. Kami melakukan pendekatan yang direkomendasikan Cochrane Handbook for Systematic Reviews of Interventions, untuk menilai risiko bias, membahas domain dari urutan generasi, alokasipenyembunyian, masking, data hasil tidak lengkap, pelaporan selektif dan isu-isu lainnya. Kami menggunakan model efek yang terfiksasi untuk mewakili efek estimasi secara keseluruhan. Kami menggunakan standar rata-rata perbedaan di beberapa analisis karena tidak semua studi menggunakan skala hasil yang sama. Kami melakukan semua perhitungan dengan RevMan 5.0 untuk windows. Kami menilai heterogenitas antara penelitian penelitian yang menggunakan tes chi-squared.kami anggap P-value <0.10 agar menjadi signifikan secara statistik. Kamiukur heterogenitas dengan menggunakan statisitk I 2.

Hasil Kami mengidentifikasi total 349 referensi melalui pencarian database(januari 2013), dengan tiga referensi tambahan teridentifikasi (yaitu daftar referensi dari studi yang telah dikenali dan ulasan literatur). Setelah penghapusan data data yang terduplikat dan artikel yang jelas tidak relevan, kami ambil 62 catatan teks lengkap. dari 62 referensi ini, kita menyingkirkan 22 referensi karenatidak relevan, menyisakan 40 referensi teks lengkap untuk sepenuhnya dinilai untuk uji kelayakan. Dari jumlah tersebut, kami singkirkan total 32 studi karena mereka tidak memenuhi kriteriareview, sementara satu studi sedang direview dan satu penelitian sedang menunggu pengklasifikasian, dengan informasi lebih lanjut yang diperlukan untuk mengklarifikasi apakah studi itu akan memenuhi kriteria inklusi dari ulasan ini/tidak. Dengan demikian, kami menemukan enam studi yangmemenuhi syarat untuk diikutkan (Gambar. 1) untuk rincian proses pencarian. Hasil primer Depresi Hasil secara signifikan mengatakan pengobatan psikologis lebih disukai (6 studi, standar ratarata Perbedaan (SMD) 70,22; 95% CI 70,41-70,03) dalam mengurangi gejala depresi bagi penderita demensia (Gambar. 2), dengan sedikit heterogenitas antara kedua studi (I 2 = 21%) Kecemasan Penatalaksanaan psikologi mengurangi kecemasan diukur dengan Rating Anxiety in Dementia Scale. Tidak terdapat perbedaan hasil antara kecemasan pada pengasuh. Hasil sekunder -Kualitas hidup Penatalaksanaan psikologis tidak menunjukan efek pada pasien / pada pengasuh

-Aktivitas kebiasaan hidup sehari hari Penatalaksanaan psikologis tidak menunjukan efek pada pasien dengan demensia -Gejala neuropsikiatri Penatalaksanaan psikologis tidak menunjukan efek pada Gejala neuropsikiatri -Kognisi Penatalaksanaan psikologis tidak menunjukan efek pada kognisi pasien -Depresi pengasuh Penatalaksanaan psikologis untuk orang dengan demensia tidak menunjukan efek pada pengasuh Diskusi Hasil enam RCTs dengan total peserta 439 ( 216 menerima pengobatan psikologis, 223 di kelompok kontrol ) menunjukkan bahwa pengobatan psikologis mengurangi gejala depresi pada orang dengan demensia. Data dari dua penelitian menunjukkan bahwa pengobatan psikologis bermanfaat pada orang dengan demensia dengan mengurangi gejala kecemasan diukur dengan alat clinician-rated. Hasil perbandingan yang baik dengan studi terbaru, yang ditemukan minimal atau tidak manfaat intervensi farmakologi dalam mengobati depresi pada demensia. Meskipun kecemasan dan depresi adalah dasar untuk hasil primer ini, hanya dua data yang ccok untuk mempelajari kecemasan, dan tidak ada efek perawatan psikologis pada hasil sekunder, seperti aktivitas keseharian, kualitas hidup, gejala neuropskiatrik dan kognisi, atau pada depresi caregiver. Terapi psikologis yang dipertimbangkan dalam penelitian ini berasal dari berbagai perspektif yang bersifat teoritis, dan di semua protokol penelitian masing masing menjelaskan tentang terapi secara rinci. Selain itu, semua mempelajari sasaran gejala kecemasan dan depresi melalui pendekatan psikologis, yang mengajarkan orang dengan demensia keterampilan langsung untuk mengurangi kecemasan dan depresi. Namun demikian, kami telah melakukan percobaan termasuk dalam penelitian ini dievaluasi beragam intervensi psikologis dan beberapa menggunakan kombinasi dari pengobatan. Panjang dan durasi intervensi juga

bervariasi dalam penelitian, yang mengarah ke perbedaan intensitas dan frekuensi dari perawatan psikologis. pembatasan dari penelitian ini adalah variasi yang sangat besar antara berbagai penelitian, intensitas dan lama terapi psikologis yang dievaluasi, yang dapat memberikan kontribusi pada kesulitan dalam menginterpretasikan data. Tidak ada uji coba pengobatan psikologis ditujukan untuk orang dengan MCI yang dimasukkan kriteria kami. Tiga penelitian diidentifikasi baik tidak menggunakan sebuah desain RCT, peserta gangguan kognitif tidak ditentukan sesuai untuk kriteria MCI atau intervensi itu didasarkan adalah pada psikologis namun secara khusus pada kognitif menurun. Tidak ada satupun dari penelitian yang melaporkan kejadian buruk. Kualitas Penelitian Risiko bias masih banyak untuk sebagian besar penelitian, dengan informasi dan laporan yang diberikan membuktikan tidak cukup untuk menentukan resiko bias terkait dengan indicator methodological. Yang termasuk lima penelitian yang berada dalam di risiko bias terdapat beberapa domain seperti keterbatasan tentang urutan generasi acak, alokasi pasti, peserta dan tenaga, penilaian dan hasil akhir yang tidak tercantum. Secara keseluruhan kelengkapan dan penerapan bukti Penelitian menggunakan tinjauan hanya pada sebagian yang dapat menjawab pertanyaan.beberapa penelitian yang diberikan data sekunder dari gejala kecemasan dan kami tidak dapat melakukan satu pun analisis subgroup. Kebanyakan penelitian selama ini yang telah dilakukan di amerika serikat dan eropa, membatasi generalisability ke seluruh dunia.di kebanyakan penelitian, informasi mengenai pengobatan psikotropika terbatas. Sebagian besar peserta telah mengalami demensia ringan, tetapi terdapat satu uji coba yang dilakukan dengan penghuni rumah pengobatan yang mengalami demensia lebih parah. Hasil penelitian yang ditetapkan oleh cochrane collaboration. kami menggunakan keseluruhan dan sensitif untuk mengidentifikasi i; pertama ( v.o. ) dan kedua penulis ( a.q. ) dilakukan secara independen pemilihan untuk penelitian, data ekstraksi dan penilaian resiko bias.saat ini menyajikan tinjauan dan membahas semua hasil yang dijelaskan di dalam protokol yang dianalisa, tidak peduli apakah atau tidak ada makna statistik.akhirnya, itu harus menyadari ada perbedaan hal penerimaan ke dalam pengobatan ( protokol misalnya, dua kriteria kecemasan ).

Hasil menunjukkan bahwa pengobatan psikologis lebih baik untuk layanan yang biasa dalam mengurangi perasaan depresi yang dialaminya dan cemas, walaupun kami adalah orang tidak dapat untuk menyelidiki apakah mereka lebih baik dibanding kontrol. Tinjauan yang ada saat ini adalah di secara sistematis yang berbeda melalui analisis intervensi psikologis untuk mengurangi kecemasan atau depresi yang dapat dilakukan terutama dengan orang-orang dengan demensia, daripada berfokus pada perubahan keterampilan lingkungan. Sebelumnya selama ini terkonsentrasi terhadap efektivitas dan efisiensi l kegiatan kegiatan lain (rangsangan kognitif, rehabilitasi kognitif) yang tidak bertujuan secara khusus pada kecemasan atau depresi. Tinjauan ini menunjukkan bahwa apakah npenagobatan non farmakologi dapat berguna, dan berpotensi efektf, dalam hal untuk meningkatkan hasil psikologi. namun, sejumlah penelitian masih terdapat kurang jelasnya diagnosis depresi atau kecemasan kejiwaan. Implikasi untuk praktek dan penelitian Ada cukup bukti bahwa kualitas psikologis pengbatan dapat mengurangi gejala depresi pada orang dengan demensia, dan bukti bahwa mereka dapat mengurangi kecemasan.meskipun berefek bagi depresi sangat kecil,tetapi berguna untuk efek kecemasan yang menunjukkan bahwa pendekatan psikologis mungkin terkait dengan potensi perbaikan di kedua gejala depresi dan kecemasan.hasil penelitian ini membandingkan dengan sedikit bukti pengobatan farmakologi untuk kecemasan dan saat ini mash sedikit lemah untuk penggunaan antidepressants ketika mengobati depresi pada demensia.mengingat bahwa tidak ada kejadian buruk yang melaporkan terkait dengan penggunaan pengobatan psikologis, dapat disimpulkan bahwa bermanfaat bagi orang dengan demensia. Sedikitnya pada penelitian ini dan yang lainnya pada jenis dan durasi pengobatan membuat sulit untuk menarik kesimpulan tentang cara terbaik untuk memberikan pengobatan psikologis. Pencobaan itu harus fokus pada theory-based psikologis terapi standart, daripada pendekatan multimodal p yang menggabungkan berbagai pendekatan. Kurangnya data follow-up membuat sulit untuk menggunakan penelitian ini untuk menginformasikan evidence-based tentang cara terbaik untuk memberikan layanan terapi psikologis, dan hal ini masih ditambah oleh kurangnya data tentang cost-effectiveness. Penelitian yang akan datang juga harus memeriksa longerterm efek terapi psikologis untuk orang dengan demensia.