PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN Esti Nugraheny, Nurul Aida Akademi Kebidanan Ummi Khasanah email : nugraheny.esti@gmail.com ABSTRAK: Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi dengan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan. Anak mengalami perkembangan sejak lahir sampai dewasa. Perkembangan ditandai dengan perubahan kemampuan anak. Perkembangan anak bisa berjalan optimal jika mendapat stimulasi perkembangan. Selama proses perkembangan anak perlu bantuan stimulus dari orang tua khusunya ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan bayi 0-12 bulan. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua ibu yang memiliki bayi usia 0-12 tahun sebanyak 86 ibu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 ibu yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan berupa kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti dan instrument untuk mengukur perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP). Data dianalisis menggunakan uji korelasi spearmen s rho. Tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 ibu (56,7%). Sebagian besar perkembangan bayi sesuai dengan usianya yaitu sebanyak 25 bayi (83,3%). Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan bayi usia 0-12 bulan dengan tingkat keeratan hubungan sedang. Diperlukan upaya peningkatan pengetahuan ibu dalam hal stimulasi tumbuh kembang anak karena diketahui terdapat 43,3% ibu yang pengetahuannya belum baik. Kata Kunci: pengetahuan, stimulasi, perkembangan bayi, bayi 0-12 Bulan. ABSTRACT: The knowledge of the mother of stimulation with the development of the infant age 0-12 months. Children experiencing the development from birth until adulthood. The development of marked with a change in the ability of the children. Optimal child development can walk if get stimulation of development. During the process of the development of the children need help stimulus measures from parents especially mother. This research aims to know the relationship between the level of knowledge of the mother of stimulation with the development of the infant 0-12 months. This research method is analytically descriptive with cross sectional approach. The population in this research all mothers who have a child age 0-12 years as much as 86 mother. Samples in this research were 30 mother taken using the technique of simple random sampling. The instrument used to measure the knowledge in the form of the questionnaire developed by the researchers and instrument to measure the development of children using questionnaires Pra-Skrining Development (KPSP). The data has been analyzed using correlation spearmen's rho test. The level of knowledge of the mother of stimulation of the most have the level of the knowledge of good as much as 17 mother (56,7%). Most of the development of the infant in accordance with the age of 25 baby (83,3%).The relationship between the level of knowledge of the mother stimulation with the development of the infant age 0-12 months with level is medium relationship. Required the efforts to increase the knowledge of the mother in the case of child growth stimulation because it is known that 43,3% mother that their knowledge is not good. Keyword: knowledge, stimulation, infant development, infant 0-12 months. Esti Nugraheny, dkk, Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi... 131
PENDAHULUAN Pembentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang optimal, baik secara fisik maupun psikologi sangat bergantung dari proses tumbuh kembang pada usia dini. Proses tumbuh kembang anak adalah segala perubahan yang terjadi baik perkembangan fisik, motorik, verbal dan sosial (Hidayat, 2011). Proses tumbuh kembang yang pesat terjadi pada usia anak Infancy (usia 0-12 bulan) ditandai dengan pematangan fungsi sistem saraf yang berlangsung secara terus menerus (Unicef, 2010; Hurlock, 2007) Berdasarkan kajian literatur diketahui terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan perkembangan anak yaitu: kurang aktifnya perilaku orangtua dalam memberikan stimulasi kepada anak, ketidaktahuan orangtua terhadap pentingnya stimulasi perkembangan, dan rendahnya motivasi orangtua dalam menstimulasi anaknya sesuai dengan usia perkembangan (Soetjiningsih, 2010). Padahal pada saat usia dini perkembangan anak memerlukan rangsangan atau stimulasi khususnya dari keluarga dalam hal ini orangtua. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk menstimulasi perkembangan anak dengan cara: penyediaan alat mainan edukatif, melatih anak dalam bersosialisasi, melibatkan anak secara aktif dalam kegiatan keseharian yang dilakukan dirumah sesuai dengan usianya (Marimbi dan Harun, 2010). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam kurun waktu tahun 2013 dari 54.261 balita terdapat 404 balita yang perkembangannya meragukan, dan sebanyak 57 balita dengan perkembangan menyimpang. Berdasarkan studi pendahuluan di puskesmas banguntapan II pada Tahun 2012 petugas kesehatan di puskesmas banguntapan II telah mengikuti pelatihan cara menstimulasi dan cara melakukan deteksi dini tumbuh kembang anak yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Bantul. Disisi lain Dinas kesehatan Kabupaten Bantul juga telah mengambil kebijakan dengan melaksanakan pelatihan pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK), penyediaan Alat Permainan Edukatif (APE), dan melampirkan Kartu Kembang Anak (KKA) di buku kesehatan ibu dan anak (KIA) sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi dengan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan. Esti Nugraheny, dkk, Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi... 132
METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dimana proses pengambilan data mengenai pengetahuan dan stimulasi dilakukan pada waktu yang bersamaan (Alimul, 2007). Penelitian ini dilakukan di Desa Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Desa Wirokerten, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta sebanyak 86 orang yang terdiri dari delapan dusun. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi berusia 0-12 bulan berjumlah 30 orang berdasarkan kuota minimal (Notoadmojo, 2012), dengan teknik simple random sampling atau pengambilan sampel dilakukan secara acak (Sugiyono, 2012). Pengambilan sampel acak dilakukan secara undian dari delapan dusun di Desa Wirokerten, masing-masing dusun ditulis disebuah kertas dan dilakukan pengacakan secara undian sampai terkumpul jumlah sampel sebanyak 30 sampel. Setelah dilakukan pengundian didapatkan tiga dusun sebagai tempat penelitian yaitu: Tabel 1. Dusun yang menjadi tempat penelitian Dusun Jumlah ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan Grojokan 10 Glondongan 13 Mutihan 7 Jumlah 30 ibu Proses pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dibantu dengan kader dengan cara mengundang dan mengumpulkan subjek penelitian yang telah terpilih secara acak. Instrumen pengumpulan data untuk menggali pengetahuan ibu dengan menggunakan kuesioner sedangkan instrumen yang digunakan untuk menggali perkembangan anak dengan menggunakan lembar KPSP. Uji Validitas kuesioner pengetahuan dilakukan di Desa Tamanan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta dengan alasan di Desa ini memiliki karakteristik yang sama dengan responden di Desa Wirokerten. Responden yang diambil berjumlah 30 ibu dari populasi 56 ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dari sembilan dusun yang diundi secara acak. Berdasakan hasil uji validitas didapatkan 38 soal valid dari 45 soal yang diujikan dengan hasil uji reliabilitas menggunaan alfa cronbach didapatkan hasil 0,939 yang berarti instrumen reliabel. Kuesioner mengenai data pengetahuan ibu tentang stimulasi diberi nilai 1 jika ibu menjawab benar dan diberi nilai 0 jika ibu menjawab salah dan Esti Nugraheny, dkk, Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi... 133
kategorisasi dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1) baik: jika menjawab benar >76%; 2) cukup: jika menjawab benar 56-75%; 3) kurang: jika menjawab benar < 56%. Penggalian data perkembangan anak dengan menggunakan instrumen KPSP menurut umur dan alat-alat bermain seperti pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil ukuran 0,5-1 cm, uang logam, gelas plastik. Kategorisasi perkembangan anak dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1) bila jawaban Ya 9-10 maka perkembangan anak sesuai usia; 2) jika jawaban Ya 7-8 maka perkembangan anak meragukan; 3) dan jika jawaban Ya 6 atau kurang dari 6 maka perkembangan anak mengalami penyimpangan. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi spearman s rho. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut merupakan data terkait dengan karakteristik subjek penelitian Tabel 2. Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Sesuai Meragukan Penyimpangan Responden n % n % n % Umur Ibu 25-30 16 1 30-35 9 3 1 Pendidikan ibu SMP 9 2 1 SMA 16 2 Pekerjaan ibu IRT 22 3 1 Swasta 3 1 Jumlah 25 4 1 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa karakteristik subjek penelitian sebagian besar berumur 25-30 tahun dengan latar belakang SMA dan status pekerjaan ibu rumah tangga. Diketahui terdapat satu bayi dengan penyimpangan dimana diketahui karakteristik ibu bayi tersebut adalah berumur 30-35 tahun, berpendidikan SMP dan pekerjaan ibu rumah tangga. Sedangkan karakteristik bayi sebagaimana tabel berikut: Esti Nugraheny, dkk, Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi... 134
Tabel 3. Karakteristik Bayi Karakteristik Sesuai Meragukan Penyimpangan Responden n % n % n % Umur Bayi 0-3 5 2 1 3-6 6 1 6-9 6 1 9-12 8 Jenis Kelamin Perempuan 13 3 1 Laki laki 12 1 Berat badan 4-7 5 2 1 7-9,75 6 1 9,75-12,75 6 1 >12,75 8 Jumlah 25 4 1 Berdasarkan data pada tabel 3 diketahui bahwa karakteristik bayi sebagian besar berusia 9-12 bulan, dengan jenis kelamin perempuan dan berat badan 12,75 kg. Diketahui terdapat satu bayi dengan penyimpangan yaitu dengan karakteristik umur 0-3 bulan, berjenis kelamin perempuan dan berat badan 4-7 kg. Berikut merupakan data tabel silang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perkembangan bayi. Tabel 4. Pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan bayi Kategori Sesuai Meragukan Penyimpangan Asymp.sign Correlation % % % % (2-tailed) coefficient Baik 16 53,3 1 3,3 0 0 17 56,6 Cukup 9 30 2 6,7 0 0 11 36,7 0,014 0,442 Kurang 0 0 1 3,3 1 3,3 2 6,7 Jumlah 25 83,3 4 13,3 1 3,3 30 100 0,014 0,442 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu sebagian besar berpengetahuan baik sebanyak 17 ibu (56,7%) dan sebagian besar bayi usia 0-12 bulan mengalami perkembangan yang sesuai dengan usianya yaitu sebanyak 25 bayi (83,3%). Namun masih terdapat bayi yang perkembangannya meragukan sebanyak 4 bayi (13,3%) dan bayi yang perkembangannya mengalami penyimpangan sebanyak 1 bayi (3,3%). Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji Spearman s Rho didapatkan hasil nilai correlation coefficient 0,442 dan p value = 0,014 hal ini berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi dengan perkembangan bayi usia 0-12 bulan dengan keeratan hubungan sedang. Esti Nugraheny, dkk, Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi... 135
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan perkembangan sesuai dengan umurnya. Hal ini dikarenakan perilaku stimulasi yang baik oleh orangtua. Stimulasi mental yang baik akan menentukan perkembangan anak, baik perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa maupun perilaku sosial (Narendara, 2008). Selain itu, terdapat responden yang pengetahuan ibu baik dengan perkembangan anak meragukan. Ini dapat disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhi perkembangan salah satunya adalah status gizi. Status gizi yang kurang dapat menyebabkan anak lemah dan tidak aktif sehingga terjadi retardasi pertumbuhan dan gangguan perkembangan (Rahmaulina, 2007). Dalam penelitian ini juga didapatkan ibu yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (6,7%) dengan perkembangan anak meragukan 1 orang (3,3%) dan perkembangan anak mengalami penyimpangan 1 orang (3,3%). Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang cara melakukan stimulasi sehingga ibu tidak dapat memberikan stimulasi perkembangan pada anak dengan optimal. Disamping perkembangan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu, terdapat faktor lain yang mempengaruhi perkembangan anak seperti faktor genetik, status gizi dan faktor lingkungan (Sulistyawati, 2012). Berdasarkan 38 pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang cara menstimulasi perkembangan anak di dalam kuesioner, pertanyaan nomor 20 adalah pertanyaan yang mendapatkan skor paling rendah dari 30 responden. Pertanyaan nomor 20 adalah pertanyaan mengenai cara stimulasi kemampuan sosialisasi dan kemandirian anak di usia 6-9 bulan. Jenis pertanyaan nomor 20 mirip dengan cara stimulasi kemampuan gerak kasar pada anak. Dari 30 responden mengalami kesulitan untuk membedakan antara stimulasi kemampuan gerak kasar pada anak dengan stimulasi kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Kesulitan yang dialami ibu-ibu dalam menjawab pertanyaan nomor 20 dikarenakan pengetahuan ibu yang kurang dalam hal membedakan kemampuan sosialisasi kemandirian anak dengan kemampuan gerak kasar pada anak. Tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi perkembangan bayi di Desa Wirokerten dengan kategori baik sebanyak 17 ibu (56,7%) dari 30 ibu hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pekerjaan dan usia ibu. Menurut (Soekamto, 2010), pendidikan, pekerjaan, dan usia seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan dan informasi yang didapat (Soekanto, 2007). Perkembangan bayi usia 0-12 bulan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pengetahuan orangtua, terlebih pengetahuan orang tua tentang cara melakukan stimulasi perkembangan bayi usia 0-12 bulan. Perilaku Esti Nugraheny, dkk, Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi... 136
pemberian stimulasi yang baik akan meningkatkan kemampuan perkembangan anak sesuai umurnya. Anak yang kurang mendapatkan stimulasi perkembangan dari orangtua dapat mengalami keterlambatan perkembangan, sehingga di masa mendatang perkembangan anak akan terganggu sampai dewasa dan anak akan kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungannya (Zakarya, 2013). Dalam penelitian ini indikator penilaian perkembangan anak menggunakan lembar observasi KPSP. Dari 10 pertanyaan di lembar KPSP pada anak umur 0-3 bulan pertanyaan nomor sembilan paling banyak mendapat jawaban tidak, anak masih kesulitan untuk mengangkat kepala dan dadanya membuat sudut 45 o dari permukaan pada saat anak pada posisi tengkurap di atas permukaan yang rata. Pada umur anak 3-6 bulan dari 10 pertanyaan di lembar KPSP pertanyaan nomor sembilan juga mendapat jawaban tidak paling banyak, anak tidak dapat meraih mainan yang diletakkan agak jauh dari tubuhnya. Sedangkan pada umur anak 6-9 bulan dari 10 pertanyaan di lembar KPSP pertanyaan nomor tiga paling banyak mendapat jawaban tidak, anak tidak berusaha mencari atau memperhatikan ketika di perlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet ketika dijatuhkan kelantai. Pada usia anak 9-12 bulan dari 10 pertanyaan di lembar KPSP pertanyaan nomor 4 paling banyak mendapatkan jawaban tidak, anak tidak dapat mengatakan dua suku kata yang sama, misalnya ma-ma, da-da, atau pa-pa anak tidak dapat mengeluarkan salah satu suara tadi. Perkembangan yang tidak dapat dicapai anak sesuai dengan usia dapat terus diberikan stimulasi agar anak dapat mencapai perkembangan tersebut. Bidan dan petugas kesehatan lainnya dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan kader bagaimana cara melakukan stimulasi pada anak yang masih mengalami kesulitan untuk mengangkat kepalanya membentuk sudut 45 o pada saat posisi tengkurap, dan bagaimana cara menstimulasi agar anak dapat meraih mainan yang diletakkan agak jauh dari posisi tubuhnya, dan bagaimana cara melakukan stimulasi agar anak mau mencari atau memperhatikan ketika diperlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet yang dijatuhkan ke lantai. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 orang (56,7%). Sebagian besar perkembangan bayi sesuai dengan usianya yaitu sebanyak 25 bayi (83,3%). Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perkembangan bayi usia 0-12 bulan dengan nilai uji Spearman s Rho didapatkan taraf signifikansi 0,014 lebih kecil dari 0,05 dan nilai correlation coefficient sebesar 0,442 Esti Nugraheny, dkk, Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi... 137
dengan tingkat hubungan sedang. Diperlukan upaya peningkatan pengetahuan ibu dalam hal stimulasi tumbuh kembang anak karena diketahui terdapat 43,3% ibu yang pengetahuannya belum baik. DAFTAR RUJUKAN Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Hidayat. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Hurlock, E. 2007. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga. Marimbi, Harun. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada balita. Yogyakarta: Nuha Medika Narendra, M.S,. dkk. 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja IDAI. Jakarta: Sagung Seto Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta Rahmaulina. 2007. Tesis:Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tumbuh kembang Anak Usia 2-5 Tahun. Bogor: Program Pascasarjana, Institute Pertanian Bogor. Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Soekanto, S. 2007.Sosiologi suatu Pengantar, edisi baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2012. Statistika untuk Peneliti. Jakarta: Alfabeta Sulistyawati, A. 2012. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika UNICEF. 2010. At A Glance: Indonesia. Diakses dari http://www.unicef.org Zakarya. 2013. Skripsi:Pengaruh Stimulasi dengan Metode Bermain Puzzle Terhadap Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun. Kediri: Program Studi Ilmu Keperawatan Kediri. Esti Nugraheny, dkk, Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi... 138