ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN Novia Endhianata, Retno Indriyani Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: endhic@yahoo.com ABSTRAK Ruas Jalan Solo Sragen merupakan jalan arteri primer pada koridor arteri lintas tengah Pulau Jawa yang merupakan jalur penting untuk distribusi barang dan orang. Keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menyebabkan pembangunan jalan arteri baru tidak dapat dilaksanakan. Menghadapi persoalan tersebut, perlu dibuat suatu alternatif yaitu peningkatan jalan Solo Sragen dari kondisi 7 meter (2/2 UD) menjadi 14 meter (4/2 D). Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dari hasil survey dan data sekunder yang didapat dari instansi yang terkait. Dalam penelitian ini akan dikaji kinerja jalan pada kondisi sebelum dan sesudah ditingkatkan. Selain itu, dilakukan juga analisis manfaat dan analisis ekonomi dari peningkatan jalan. Total manfaat yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan besarnya biaya peningkatan jalan untuk memperoleh nilai Benefit Cost Ratio (BCR). Berdasarkan hasil analisis didapatkan nilai BCR sebesar 8,59 > 1 dengan discount faktor 15 % sehingga diperoleh rekomendasi bahwa proyek ini sangat layak untuk dilaksanakan. Kata kunci : kelayakan, ekonomi, jalan PENDAHULUAN Masalah transportasi saat ini sudah merupakan masalah utama yang sulit dipecahkan di kota-kota besar. Kemacetan lalu lintas yang terjadi sudah sangat mengganggu aktivitas penduduk. Telah kita ketahui, bahwa kemacetan akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Selain itu, ditinjau dari segi ekonomi akan mengakibatkan pemborosan biaya operasional kendaraan dan kehilangan waktu dikarenakan lamanya waktu perjalanan. Ruas Jalan Solo Sragen yang termasuk dalam status administrasi jalan nasional dan status fungsional sebagai jalan arteri mempunyai panjang 18,690 Km yang merupakan bagian dari jalur tengah Pulau Jawa yang menghubungkan kota kota penting di Pulau Jawa terutama lalu lintas dari barat menuju timur dan utara menuju selatan atau sebaliknya. Proyek peningkatan Jalan Raya Solo Sragen terletak pada kondisi jalan eksisting yang berawal dari pertigaan Palur menuju ke arah timur sampai dengan batas kota Kabupaten Sragen. Kondisi eksisting Jalan Raya Solo Sragen tersebut saat ini masih selebar 7 meter dengan arus lalu lintas yang cukup padat. Apabila tidak dilakukan peningkatan pada ruas jalan Solo Sragen dapat berakibat memburuknya kinerja jalan yang dapat diukur dengan parameter parameter antara lain : derajat kejenuhan, kecepatan tempuh, waktu tempuh, derajat iringan, biaya operasional kendaraan (BOK), pemborosan biaya waktu (time cost). ISBN : 978-979-99735-9-7 A-1-1
Sesuai dengan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja ruas jalan Solo Sragen, mengidentifikasi dan menganalisis manfaat ekonomi dari peningkatan ruas jalan Solo Sragen dan menganalisis kelayakan ekonomi proyek peningkatan ruas jalan Solo Sragen. Sehingga masalah-masalah yang dikemukakan dalam penelitan ini adalah : 1. Bagaimanakah kondisi kinerja ruas jalan Solo Sragen pada kondisi eksisting? 2. Apa saja manfaat ekonomi dari peningkatan ruas jalan Solo - Sragen? 3. Apabila dibandingkan antara biaya yang dibutuhkan dengan manfaat ekonomi yang diperoleh, apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan? METODA Analisis Kinerja Ruas Jalan Solo - Sragen Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode yang didasarkan pada MKJI 1997, untuk jalan luar kota. Analisis dilakukan terhadap kinerja jalan yang meliputi parameter parameter antara lain : Derajat kejenuhan (degree of satruartion) Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai penentuan perilaku suatu segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen jalan akan mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Semakin besar nilai derajat kejenuhan maka jelek kinerja jalan tersebut demikian juga sebaliknya. Rumusan yang digunakan dalam perhitungan derajat kejenuhan seperti terlihat dalam persamaan berikut : DS = Q / C... (persamaan 1) dengan : Q = Volume lalu lintas (smp) C = Kapasitas segmen jalan Kecepatan waktu tempuh (speed travel time) Kecepatan waktu tempuh digunakan sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan, karena mudah diukur dan dimengerti serta merupakan masukan penting bagi biaya pemakai jalan dalam analisis ekonomi. Kecepatan tempuh di definisikan dalam manual ini sebagai kecepatan rata - rata ruang dari kendaraan ringan sepanjang segmen jalan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : V = L / TT... (persamaan 2) dengan : V = kecepatan ruang rata rata kendaraan ringan (km/jam) L = panjang segmen (km) TT = waktu tempuh rata rata dari kendaraan ringan sepanjang segmen (jam) Derajat iringan Indikator mengenai perilaku lalu lintas pada segmen jalan adalah derajat iringan yang terjadi yaitu rasio arus kendaraan di dalam peleton terhadap arus total. Kendaraan tidak bermotor tidak dianggap sebagai peleton. Peleton adalah gerakan kendaraan beriringan dengan waktu antara (gandar depan ke gandar depan dari kendaraan yang di depan) dari setiap kendaraan. Derajat iringan adalah fungsi dari derajat kejenuhan. B-1-2
Analisis Volume Arus Lalu Lintas 2009-2020 Analisis arus lalu lintas tahun 2009-2020 dilakukan untuk mendapatkan prediksi arus lalu lintas dari tahun 2009 sampai tahun 2020. Prediksi arus lalu lintas 10 tahun yang akan datang, dipergunakan sebagai salah satu dasar variabel perhitungan kapasitas dan tingkat kinerja ruas jalan Solo Sragen. Analisis Estimasi dan Regresi Dalam beberapa aspek untuk meninjau manfaat ekonomi suatu proyek dipenuhi oleh hal ketidak-pastian. Dalam ketidak-pastian tersebut diharuskan untuk membuat suatu keputusan. Hal ini tidak berarti membuat suatu keputusan yang sembarangan akan tetapi perlu suatu metode sehingga dalam ketidak-pastian tersebut dapat disimpulkan sesuatu dengan selang kepercayaan tertentu sesuai dengan kaidah kaidah ilmiah. Salah satu cara untuk menentukan hal ini adalah metode ramalan, yaitu paling sederhana adalah regresi. Metode regresi dikombinasikan dengan metode dekomposisi (decomposition method). Metode ini mengidentifikasi tiga komponen secara terpisah sebagai pola dasar yang menggambarkan karakteristik sesuatu. Hal utama adalah faktor musiman dengan ketiga komponen tersebut yaitu : kecenderungan ( trend), siklik ( cyclical), dan musim ( seasonal) (Vincent Gasperz, 1990). Metode dekomposisi menganggap bahwa data yang muncul disebabkan oleh pola ditambah galat atau fungsi trend, siklus, musiman ditambah galat. Secara umum model matematik dari pendekatan dekomposisi adalah : Yt = f ( It, Tt, Ct, Et )... (persamaan 3) Selanjutnya model trend linear atau garis lurus untuk mendekati data dengan kecenderungan naik. Model trend ini rumusnya adalah : Tt = a + bt... (persamaan 4) a,b = nilai konstanta yang akan dicari sebagai penduga parameter model. n ty t y b = dan a = n t2 y b n n t t2 Analisis Kelayakan Ekonomi Salah satu analisis untuk mengetahui kelayakan suatu proyek adalah dengan menggunakan metode analisis benefit - cost ratio. Konsep ini menekankan pada manfaat (benefit) bagi kepentingan proyek. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : B C tn t1 t n t1 Bt ( I r)'... (persamaan 5) Ct ( I r)' Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan apabila BCR > 1. Metode BCR akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode NPB, apabila BCR > 1 berarti pula NPB > 0. B-1-3
HASIL ANALISA Evaluasi Kinerja Jalan Solo Sragen Pada kondisi sebelum peningkatan, kinerja ruas jalan Solo Sragen berada dalam kondisi buruk. Hal ini ditunjukkan dengan data-data sebagai berikut : No Segmen Jalan Tabel 1. Kinerja Ruas Jalan Solo-Sragen Sebelum Peningkatan Kapasitas Jalan (smp/jam) Derajat Kejenuhan Kec. Tempuh V LV (km/jam) Waktu Tempuh TT (jam) 1. Segmen A 3100 0,84 30 0.248 2. Segmen B 3100 0,84 27.5 0.058 3. Segmen C 3100 0,84 30 0.248 4. Segmen D 3100 0,84 24.5 0.053 5. Segmen E 3100 0,84 30 0.248 Akibat dari buruknya kinerja ruas jalan Solo Sragen maka akan menimbulkan kerugian bagi pengguna jalan dan daerah sekitar. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan jalan Solo-Sragen agar kinerja jalan Solo-Sragen berubah dari kondisi buruk menjadi baik. Adapun hasil analisis kinerja jalan setelah peningkatan adalah : No Segmen Jalan Tabel 2. Kinerja Ruas Jalan Solo-Sragen Setelah Peningkatan Kapasitas Jalan (smp/jam) Derajat Kejenuhan Kec. Tempuh V LV (km/jam) Waktu Tempuh TT (jam) 1. Segmen A 6688 0,383 65 0,012 2. Segmen B 6688 0,401 60 0,058 3. Segmen C 6688 0,383 66 0,248 4. Segmen D 6688 0,421 57 0,053 5. Segmen E 6688 0,383 66 0,248 Manfaat dari Peningkatan Jalan Solo Sragen Adanya peningkatan jalan Solo-Sragen diharapkan akan membawa manfaat baik pengguna jalan maupun masyarakat sekitar. Adapun manfaat yang ditimbulkan dari adanya peningkatan jalan Solo-Sragen adalah sebagai berikut : 1. Penghematan BOK Tabel 3. Penghematan BOK Penghematan BOK Faktor Diskon Nilai Sekarang (PV) (F/P,15%,n) 1 2009 26,089,413,107 1.15 22,686,446,180 2 2010 30,787,809,128 1.32 23,280,006,902 3 2011 37,772,393,221 1.52 24,835,961,681 4 2012 35,211,364,212 1.75 20,132,211,770 B-1-4
Tabel 3. Penghematan BOK (lanjutan) Penghematan BOK Faktor Diskon Nilai Sekarang (PV) (F/P,15%,n) 5 2013 41,655,190,843 2.01 20,709,991,792 6 2014 78,114,683,384 2.31 33,771,133,273 7 2015 56,210,119,364 2.66 21,131,465,887 8 2016 65,342,527,448 3.06 21,360,588,130 9 2017 77,259,547,549 3.52 21,961,985,339 10 2018 89,478,087,135 4.05 22,117,614,673 11 2019 92,871,548,240 4.65 19,962,109,877 12 2020 103,098,732,326 5.35 19,269,890,247 2. Penghematan Nilai Waktu Tabel 4. Penghematan Nilai Waktu Nilai Penghematan Waktu Jumlah PV 271,219,405,751 Faktor Diskon (F/P,15%,n) Nilai Sekarang (PV) 1 2009 19,218,420,018 1.15 16,711,669,581 2 2010 26,704,687,447 1.32 20,192,580,300 3 2011 30,187,753,503 1.52 19,848,937,949 4 2012 33,398,837,508 1.75 19,095,893,744 5 2013 36,761,276,582 2.01 18,276,851,476 6 2014 40,309,364,591 2.31 17,426,850,686 7 2015 44,043,841,398 2.66 16,557,711,362 8 2016 47,964,223,131 3.06 15,679,589,623 9 2017 51,975,017,013 3.52 14,774,543,702 10 2018 56,219,464,133 4.05 13,896,591,720 11 2019 60,236,124,532 4.65 12,947,346,731 12 2020 64,282,148,546 5.35 12,014,793,193 Jumlah PV 197,423,360,067 3. Peningkatan Pendapatan Jasa Transportasi Tabel 5. Peningkatan Pendapatan Jasa Transportasi Keuntungan Penambahan Trip Faktor Diskon (F/P,15%,n) Nilai Sekarang (PV) 1 2009 45,023,040,540 1.15 39,150,470,035 2 2010 47,274,192,567 1.32 35,746,081,336 3 2011 49,637,902,195 1.52 32,637,726,437 4 2012 52,119,797,305 1.75 29,799,663,269 B-1-5
Tabel 5. Peningkatan Pendapatan Jasa Transportasi (lanjutan) Keuntungan Penambahan Trip Faktor Diskon (F/P,15%,n) Nilai Sekarang (PV) 5 2013 54,725,787,170 2.01 27,208,388,202 6 2014 57,462,076,529 2.31 24,842,441,402 7 2015 60,335,180,355 2.66 22,682,229,106 8 2016 63,351,939,373 3.06 20,709,861,358 9 2017 66,519,536,342 3.52 18,909,003,848 10 2018 69,845,513,159 4.05 17,264,742,644 11 2019 73,337,788,817 4.65 15,763,460,675 12 2020 77,004,678,258 5.35 14,392,724,964 4. Nilai Manfaat Total Tabel 6. Nilai Manfaat Total Jumlah PV 299,106,793,276 No. Jenis Manfaat Nilai 1. Penghematan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Rp. 271.219.405.751,- 2. Penghematan Nilai Waktu (Time Cost) Rp. 197.423.360.067,- 3. Peningkatan pendapatan usaha jasa transportasi Rp. 299.106.793.276,- Analisis Kelayakan Pengujian kelayakan dilakukan pada biaya total konstruksi yang cukup besar yaitu Rp. 78.476.903.000 pada tahun 2008 yang digunakan untuk peningkatan jalan tersebut dari 7 meter (2/2UD) menjadi 14 meter dengan median selebar 2 meter (4/2D). Biaya total konstruksi pada tahun 2008 kemudian dilakukan analisis selama umur rencana proyek yaitu sampai dengan tahun 2020 dengan discount rate sebesar 15 % yang didapatkan nilai Net Present Value (NPV) pada tahun 2008 sebesar Rp. 89.286.755.359,- Analisis kelayakan menggunakan metode BCR seperti di bawah ini : Nilai Benefit Cost Ratio = Benefit / Cost = Rp767.749.559.094,- / Rp. 89.286.755.359,-. = 8,59 Berdasarkan nilai hasil perhitungan tersehut diatas dimana nilai BCR 8,59 > 1, maka peningkatan jalan Solo Sragen sesuai dengan metode ini diklasifikasikan sangat layak untuk dilaksanakan. Analisis Sensitivitas Peningkatan Jalan Solo Sragen Hasil analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap perubahan sebesar 20% dari variabel variabel yang mempengaruhi kelayakan proyek didapatkan hasil sebagai berikut : B-1-6
Tabel 7. Nilai Sensitivitas Peningkatan Jalan Solo Sragen No Uraian Nilai BCR 1. Cost naik 20%, dan benefit turun 7,16 2. Cost tetap, dan benefit turun 20% 6,88 3. Cost naik 20%, dan benefit turun 20% 5,73 KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada proyek peningkatan jalan Solo Sragen, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Peningkatan ruas jalan Solo - Sragen memberikan dampak keuntungan ( Benefit) yang dinikmati oleh pengguna jalan berupa penghematan BOK dan penghematan waktu (Saving of travel time). Dengan metode TRRL di dapatkan nilai sekarang penghematan BOK yang cukup signifikan sebesar Rp. 271.219.405.751,-, sedangkan nilai sekarang penghematan waktu (Saving of travel time) akibat selisih waktu tempuh antara jalan kondisi tidak ditingkatkan dengan lebar 7 meter (2/2 UD) dan jalan ditingkatkan menjadi 14 meter (4/2 D) sebesar Rp. 197.423.360.067,-. Nilai total manfaat pengguna jalan adalah sebesar Rp. 468.642.765.818,-. 2. Manfaat ekonomi yang diterima oleh Kabupaten Sragen dari adanya peningkatan jalan adalah manfaat peningkatan pendapatan usaha jasa transportasi sebesar Rp. 299.106.793.276,-. 3. Dari biaya yang telah dan akan dikeluarkan selama umur rencana jalan ( Cost) dan manfaat total (Total Benefit) yang terdiri atas manfaat yang diterima oleh pengguna jalan dan manfaat yang diterima oleh daerah sekitar, maka didapatkan nilai kelayakan proyek dengan menggunakan Metode Benefit Cost Ratio dengan discounted rate sebesar 15% selama 10 tahun umur rencana jalan yaitu nilai BCR 8,59 > 1, sehingga pembiayaan untuk peningkatan jalan tersebut layak untuk dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, (1995), Indonesian Highway Capacity Manual, Directorate General of Highways Ministry of Public Work, Indonesia Ditjen Bina Marga, (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Ditjen Bina Marga, (2006), Statistik Jalan Nasional dan Propinsi, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Indomobil,( 2008), Biaya dan Harga Satuan Kendaraan Bermotor, Jakarta. Jasa Marga dan JIUTR, (1989), Nilai Waktu Minimum Sebagai Nila i Waktu Representatif, Jakarta. Jogiyantoro, (2004), Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta BPFE UGM, Yogyakarta. B-1-7
Munawar, (20000, Maraknya Konstruksi Jalan Kita, Dinamika Riset, Majalah Litbang Pekerjaan Umum, Jakarta. Mulyono, A.T., dan Riyanto, B., (2005), Telaah Teknis terhadap Kinerja Mutu Perkerasan Jalan Nasional dan Propinsi, Forum Teknik, Vol.29, No.2, hal : 79-90, FT-UGM, Yogyakarta. Penny (1975). Studi Perencanaan Transportasi Terpadu Perkotaan. Laporan Penelitian, Badan Litbang PU, Bandung. Reksohadiprojo dan Brodjonegoro, (1997), Studi Jalan Indonesia, Jakarta. Setyaningsih dan Sahid, (2004), Analisis Karakteristik Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Raya Solo Sragen ISJD, LIPI, Vol.15(1) : 10 17. Suprapto, (2005)., Analisis Kapasitas dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Palur, Tesis, UMS, Surakarta. Sekretariat Negara, (2004), Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 2004 Tentang Jalan, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 132, Jakarta. Transport Research Laboratory (1988). Overseas Road Note 5: A guide to road project appraisal. Overseas Unit TRRL, Crowthorne, Berkshire, United Kingdom. B-1-8