III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3


Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Metodologi Penelitian

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

Metodologi Penelitian

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Pupuk dolomit SNI

Air dan air limbah Bagian 12: Cara uji kesadahan total kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan metode titrimetri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

PENENTUAN KADAR KLORIDA

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

SNI Standar Nasional Indonesia

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif


BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Pupuk kalium sulfat SNI

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU.

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

BAB V METODOLOGI. Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktikum No Nama Alat Jumlah

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Menentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PERCOBAAN IV ARGENTOMETRI

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

Transkripsi:

24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia seperti labu ukur 50 ml, 100 ml dan 250 ml, buret 50 ml dan statif, labu Erlenmeyer 250 ml, indikator ph universal, gelas ukur, pipet tetes, pipet volumetrik 10 ml, pipet gondok 10 ml, gelas piala 250 ml, corong, mortar, pengaduk gelas, pemanas listrik, botol semprot, dan timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 gram. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air bersih yang berasal dari air minum dalam kemasan dengan dua merk dagang tertentu (SK1 dan SK2), sampel air bersih yang berasal dari air permukaan tanah (AT1 dan AT2), sampel air bersih yang berasal dari sumber mata air pegunungan, dan akuades. Zat

25 kimia yang digunakan meliputi larutan HCl pekat, larutan NH4OH, larutan Na2EDTA, padatan NaCl, padatan NH4Cl, padatan magnesium sulfat (MgSO4.7H2O), larutan CaCO3, larutan NaOH 1N, indikator metil merah, indikator EBT, larutan AgNO3, dan indikator K2CrO4. C. Prosedur Penelitian C.1 Persiapan pengambilan sampel a. Sampel air minum dalam kemasan dipersiapkan dengan dua merek dagang tertentu yang di beri tanda sampel kemasan (SK1 dan SK2) yang banyak beredar di pasaran. b. Sampel air permukaan tanah yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu sampel air permukaan tanah yang berasal dari air sumur yang terletak di dua perumahan dengan lokasi / wilayah yang berbeda yang diberi tanda (AT1 dan AT2) dan sampel air pegunungan yang berasal dari lokasi Bumi Kedaton yang di beri tanda (AG). C.2. Pembuatan larutan C.2.1. Analisis kalsium dan magnesium dengan metode titrimetri EDTA menurut SNI 06-6989.12-2004 C.2.1.1 Larutan buffer ph 10 ± 0,1 Dilarutkan sebanyak 0,4716 g Na2EDTA dan 0,312 g magnesium sulfat (MgSO4.7H2O) ke dalam 20 ml akuades lalu ditambahkan ke dalam campuran

26 6,76 g NH4Cl dan 57,2 ml NH4OH dengan pengadukan dan diencerkan dengan akuades sampai volume menjadi 100 ml. C.2.1.2 Larutan standar kalsium 0,01 M Ditimbang sebanyak 0,5 g serbuk CaCO3 anhidrat ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan secara perlahan 50 ml HCL (1:1) hingga semua CaCO3 telah larut lalu ditambahkan 100 ml akuades dan dididihkan beberapa menit untuk menghilangkan CO2. Setelah itu, ditambahkan beberapa tetes indikator metil merah dan larutan NH4OH (1:1) hingga larutan berwarna orange serta diencerkan ke dalam 500 ml dengan akuades. C.2.1.3 Larutan standar Na2EDTA 0,01 M Ditimbang sebanyak 3,723 g Na2EDTA dan dilarutkan ke dalam akuades lalu diencerkan sampai volume menjadi 1000 ml dalam labu ukur. Setelah itu, distandarkan dengan larutan standar kalsium 0,01 M. C.2.2 Analisis klorida dengan metode argentometri menurut SNI 6989.19:2009 C.2.2.1 Larutan baku natrium klorida (NaCl) 0,0141 N Dilarutkan 824 mg NaCl yang telah dikeringkan pada 140 0 C selama 2 jam dalam akuades dan diencerkan sampai volume 1000 ml. Larutan ini mempunyai kadar klorida 500 mg Cl / L.

27 C.2.2.2 Larutan baku perak nitrat (AgNO3) 0,0141 N Dilarutkan 2,395 gram AgNO3 dalam akuades dan diencerkan sampai volume 1000 ml. Setelah itu, dibakukan dengan larutan NaCl 0,0141 N dan disimpan dalam botol berwarna coklat (gelap). C.2.2.3 Larutan indikator kalium kromat (K2CrO4) 5% Dilarutkan 50 g K2CrO4 dalam sedikit akuades dan ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO3) sampai terbentuk endapan merah dengan jelas lalu dibiarkan selama 12 jam dan disaring serta diencerkan dengan akuades sampai volume 1 L. C.3 Perlakuan Sampel C.3.1 Analisis magnesium dengan metode titrimetri EDTA Pada kesadahan total dengan metode spike matriks, diukur dengan menambahkan masing - masing sebanyak 15 ml sampel air (SK1, SK2, AT1, AT2, AG dan blanko), 10 ml larutan standar kalsium 0,01 M dan 25 ml akuades ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Larutan tersebut kemudian ditambahkan 1 ml larutan buffer ph ± 10 dan 30-50 mg indikator EBT. Setelah itu, dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M hingga terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru dan dihitung banyaknya volume Na2EDTA yang digunakan. Pengukuran sampel air dengan metode non spike dilakukan dengan menambahkan sebanyak 25 ml sampel air (SK1, SK2, AT1, AT2, AG dan blanko) dan 1 ml larutan buffer ph ± 10 sampai dicapai ph 12-13. Setelah itu, larutan tersebut

28 ditambahkan 30-50 mg indikator EBT dan dititrasi dengan larutan Na2EDTA hingga terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru dan dihitung volume larutan Na2EDTA yang digunakan seperti ditunjukkan dalam Tabel 2. Besarnya kadar kesadahan total dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini dan perhitungan kadar kesadahan total dapat dilihat pada Lampiran 2. Kesadahan total = 1000 x VEDTA(a) x MEDTA x 100 Vsampel Sehingga besarnya kadar kesadahan magnesium dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Kesadahan magnesium = Kesadahan total kesadahan kalsium Keterangan : Vsampel : volume larutan sampel VEDTA(a) : volume rata-rata larutan baku Na2EDTA untuk titrasi kesadahan total (ml) : molaritas larutan baku Na2EDTA untuk titrasi (mmol / ml) MEDTA C.3.2 Analisis kalsium dengan metode titrimetri EDTA Pada kesadahan kalsium dengan metode spike matriks dilakukan dengan dua cara yaitu pada spike matriks pertama dilakukan dengan memasukkan 15 ml sampel air (SK1, SK2, AT1, AT2, AG dan blanko), 10 ml larutan standar kalsium 0,01 M dan 25 ml akuades ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Larutan tersebut

29 kemudian ditambahkan 2 ml larutan NaOH 1N sampai dicapai ph 12-13 dan 30-50 mg indikator EBT. Setelah itu, dititrasi dengan larutan Na2EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi ungu. Spike matriks cara kedua dilakukan dengan mencampurkan 15 ml sampel air (SK1, SK2, AT1, AT2, AG dan blanko) dan 35 ml akuades ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Larutan tersebut kemudian ditambahkan 2 ml larutan NaOH 1N sampai dicapai ph 12-13 dan 30-50 mg indikator EBT. Setelah itu, dititrasi dengan larutan Na2EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi ungu dan dihitung volume Na2EDTA yang dibutuhkan seperti ditunjukkan dalam Tabel 4. Pengukuran sampel air dengan metode non spike dilakukan dengan menambahkan sebanyak 25 ml sampel air (SK1, SK2, AT1, AT2, AG dan blanko) ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang telah berisi 25 ml akuades. Larutan tersebut kemudian ditambahkan 2 ml larutan NaOH 1N sampai dicapai ph 12-13. Setelah itu, ditambahkan 30-50 mg indikator EBT dan dititrasi dengan larutan Na2EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi ungu. Banyaknya larutan Na2EDTA yang digunakan dihitung seperti ditunjukkan dalam Tabel 4 dan besarnya kadar kesadahan kalsium dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini serta perhitungan kadar kesadahan kalsium dapat dilihat pada Lampiran 2. Kesadahan kalsium = 1000 x VEDTA(b) x MEDTA x 40 Vsampel keterangan : : volume larutan sampel Vsampel

30 VEDTA(b) : volume rata-rata larutan baku Na2EDTA untuk titrasi kesadahan kalsium (ml) : molaritas larutan baku Na2EDTA untuk titrasi (mmol/ml) MEDTA C.3.3 Analisis klorida dengan metode argentometri (SNI 6989.19:2009) Pengukuran kadar klorida dilakukan dengan metode argentometri cara mohr yaitu sebanyak 100 ml sampel air (SK1, SK2, AT1, AT2, AG dan blanko) dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 1 ml larutan indikator K2CrO4. Setelah itu, dititrasi dengan larutan AgNO3 sampai terbentuk warna kuning kemerahan sebagai titik akhir dan dicatat kebutuhan larutan AgNO3. Setelah itu, dihitung volume larutan AgNO3 dengan menggunakan rumus di bawah ini dan perhitungan kadar klorida dapat dilihat pada Lampiran 3. Kadar klorida (Cl - ) (mg / L) = (A-B) x N x 35450 x f V Keterangan : A : volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi larutan sampel (ml). B : volume larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi larutan blanko (ml). N : normalitas larutan AgNO3 f : faktor pengenceran V : volume sampel yang digunakan (ml)