BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Separabilitas Untuk mengetahui tingkat keterpisahan tiap klaster dari hasil klastering (Tabel 5) digunakan analisis separabilitas. B

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS TERSTRUKTUR I ANALISIS LANDSKAP TERPADU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 11. Klasifikasi Penutupan Lahan Data Citra Landsat 7 ETM, Maret 2004

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

5. SIMPULAN DAN SARAN

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

MATERI 4 : PENGENALAN TATAGUNALAHAN DI GOOGLE EARTH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 6 Kenampakan pada citra Google Earth.

RINGKASAN MATERI INTEPRETASI CITRA

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SAMPLING DAN KUANTISASI

Gambar 1. Lokasi Penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber bacaan 4/30/2012. Minggu 10: Klasifikasi Data Citra KOMBINASI WARNA

BAB II TEORI DASAR. Beberapa definisi tentang tutupan lahan antara lain:

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Hasil klasifikasi citra ALOS PALSAR filterisasi Kuan. dengan ukuran kernel size 9x dengan ukuran kernel size 3x

III HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI. Jawa Barat Kab. Kuningan Desa Ancaran. Gambar 2. Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN INTERPRETASI CITRA RADAR DENGAN CITRA FOTO UDARA

Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan

ISTILAH DI NEGARA LAIN

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH ALOS AVNIR UNTUK PEMANTAUAN LIPUTAN LAHAN KECAMATAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Legenda: Sungai Jalan Blok sawah PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Subang

TINJAUAN PUSTAKA. lahan dengan data satelit penginderaan jauh makin tinggi akurasi hasil

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lahan dan Penggunaan Lahan Pengertian Lahan

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGINDERAAN JAUH. --- anna s file

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bangunan Berdasarkan Citra Landsat 5 TM dan Sentinel 2A MSI (Kasus: Kota Salatiga) Anggito Venuary S

PEMANFAATAN CITRA SATELIT LANDSAT DALAM PENGELOLAAN TATA RUANG DAN ASPEK PERBATASAN DELTA DI LAGUNA SEGARA ANAKAN

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

By. Lili Somantri, S.Pd.M.Si

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN PEMETAAN TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 (OLI) DI KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG SITI PERMATA SARI

Metode penghitungan perubahan tutupan hutan berdasarkan hasil penafsiran citra penginderaan jauh optik secara visual

Penggunaan data informasi penginderaan jauh terutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

III. METODE PENELITIAN

Analisa Perubahan Tutupan Lahan di Waduk Riam Kanan dan Sekitarnya Menggunakan Sistem Informasi Geografis(SIG) dan data citra Landsat

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

IDENTIFIKASI POLA HUTAN RAKYAT DAN PENUTUPAN LAHAN LAIN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 OLI (Studi kasus di Asosiasi Petani Hutan Rakyat Wonosobo)

II. TINJAUAN PUSTAKA. permukaan lahan (Burley, 1961 dalam Lo, 1995). Konstruksi tersebut seluruhnya

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOTIK ISSN:

II METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran A. Kriteria (Deskripsi) Kelas Tutupan Hutan Penggunaan Lahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH. Sumber tenaga Atmosfer Interaksi antara tenaga dan objek Sensor Wahana Perolehan data Pengguna data

Interpretasi Citra dan Foto Udara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Model Citra (bag. 2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan, Penggunaan Lahan dan Perubahan Penggunaan Lahan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

LAMPIRAN 1 HASIL KEGIATAN PKPP 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENILAIAN DAN KUNCI PENGELOLAAN LAHAN BASAH:

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN PEMETAAN KLASIFIKASI TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 (OLI) DI KABUPATEN BOGOR BUNGA MENTARI

11/25/2009. Sebuah gambar mengandung informasi dari obyek berupa: Posisi. Introduction to Remote Sensing Campbell, James B. Bab I

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Tutupan Lahan di Lapangan Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir ditemukan 16 kelas tutupan lahan yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Tutupan Lahan Hasil Observasi Lapang No Tutupan Lahan Jumlah Titik di Lapang Foto Lapangan 1 2. Sawah baru tanam 3 3 Sawah yang diolah atau 7 digenangi air 4. Sawah panen 4

23 Tabel 5 (Lanjutan) No Jenis Tutupan Lahan Jumlah Titik di Lapang Foto Lapangan 5. Tanaman kopi 4 6. Pertanian lahan kering 13 7. Semak 2 8. Pemukiman kota 4 9. Pemukiman desa 4 10. Lahan terbuka 6

24 Tabel 5 (Lanjutan) No Jenis Tutupan Lahan Jumlah Titik di Lapang Foto Lapangan 11. Hutan alam 12 12. Hutan tanaman Eucalyptus 5 (tahun tanam 2010) 13 Hutan tanaman Eucalyptus 10 (tahun tanam 2009) 14 Hutan tanaman Eucalyptus 10 (tahun tanam 2008) 15 Hutan tanaman Eucalyptus 11 (tahun tanam 2007 )

25 Tabel 5 (Lanjutan) No Jenis Tutupan Lahan Jumlah Titik di Lapang Foto Lapangan 16 Hutan tanaman Eucalyptus 8 (tahun tanam 2006) 5.2 Analisis Diskriminan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m, Resolusi 12,5 m, Resolusi 6 m Analisis diskriminan merupakan metode interpretasi secara digital. Dasar interpretasi citra secara digital berupa klasifikasi pixel berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan statistik (Purwadhi 2001). Nilai spektral tersebut dapat diperoleh dari nilai digital atau nilai kecerahan (brightness value) dari setiap pixel yang terdapat dalam citra. Nilai digital atau nilai kecerahan (brightness value) berperan penting dalam menganalisis citra secara visual. Citra ALOS PALSAR memiliki nilai kecerahan yang cukup baik karena memiliki resolusi radiometrik yang baik yaitu 16 bit (rentang DN dari 0 sampai 65536), sehingga informasi yang diberikan lebih beragam. Hasil pengamatan lapang di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir ditemukan 16 kelas tutupan lahan dan memiliki nilai digital yang berbeda antar jenis tutupan lahan. Dari 16 kelas tutupan lahan yang ditemukan menunjukan bahwa nilai digital band HH lebih besar dibandingkan nilai digital band HV pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m, 12,5 m, dan 6 m. Gambar 7 menunjukan rata-rata nilai digital band HH dan HV masing-masing tutupan lahan pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. Begitu juga dengan Gambar 8 pada citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m dan Gambar 9 pada citra ALOS PALSAR resolusi 6 m.

26 Gambar 7 Diagram Batang Nilai digital 16 kelas Tutupan Lahan pada Citra ALOS PALSAR resolusi 6 m. 26

27 Gambar 8 Diagram Batang Nilai digital 16 kelas Tutupan Lahan pada Citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m. 27

28 Gambar 9 Diagram Batang Nilai digital 16 kelas Tutupan Lahan pada Citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. 28

29 Pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m, resolusi 12,5 m, dan resolusi 6 m nilai digital terkecil adalah badan air. Hal tersebut dikarenakan sinyal radar yang mengenai badan air yang jernih dan tenang sebagian besar mengalami pemantulan cermin atau pemantulan sempurna, sehingga sinyal balik yang diterima sensor radar hanya sedikit dan kenampakan citra secara visual akan berwarna gelap. Sinyal radar yang mengenai badan air yang keruh akan mengalami pemantulan baur dikarenakan sinyal yang dikirimkan terhambur oleh partikel yang terdapat di dalamnya. Jumlah dan kerapatan partikel akan mempengaruhi intensitas sinyal balik yang diterima oleh sensor. Semakin rapat partikel pada air, maka semakin besar sinyal balik yang diterima sensor, sehingga nilai digital pada badan air yang keruh lebih besar dan kenampakan citra secara visual lebih cerah dibanding badan air yang jernih dan tenang. Pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m, resolusi 12,5 m, dan resolusi 6 m nilai digital terbesar adalah pemukiman kota. Hal tersebut dikarenakan sinyal radar yang mengenai pemukiman kota akan mengalami pemantulan sudut, sinyal yang dikirimkan mengenai permukaan tanah dan dipantulkan ke dinding bangunan sehingga membentuk sudut. Apabila dua buah objek membentuk sudut dan mengarah pada radar, dapat terjadi reflektor sudut dihedral yang kuat kalau permukaan refleksinya tegak lurus dengan arah sensor radar. Kenampakan citra secara visual akan berwarna cerah dan nilai digitalnya menjadi besar. Semakin besar rasio sinyal balik dengan sinyal yang dipantulkan menjauhi sensor, maka intensitasnya semakin besar sehingga kenampakan citra secara visual akan berwarna cerah. Begitu juga dengan nilai digital semakin rendah nilai digital suatu obyek pada citra maka tampilan warnanya akan gelap dan sebaliknya semakin tinggi nilai digital suatu obyek pada citra maka tampilan warnanya akan semakin cerah, sehingga dapat memisahkan dan mengelompokkan atau mengklasifikasikan jenis tutupan lahan dengan melihat nilai digital band HH dan HV. Hal ini dapat dilakukan dengan metode analisis diskriminan. Pada proses analisis diskriminan citra ALOS PALSAR resolusi 50 m, 12,5 m, dan 6 m terjadi pengelompokan kelas tutupan lahan yaitu tanaman kopi dan semak dikelompokan menjadi kelas pertanian lahan kering, sawah yang diolah, sawah baru tanam, dan sawah panen dikelompokkan kedalam kelas sawah,

30 pemukiman kota dan desa dikelompokkan menjadi kelas pemukiman, dan hutan alam dengan hutan tanaman Eucalyptus menjadi kelas vegetasi pohon. Sehingga didapatkan 6 kelas tutupan lahan dari 16 kelas tutupan lahan. Dengan melihat Tabel 6 analisis diskriminan citra ALOS PALSAR resolusi 50 m didapatkan 6 kelas dari 104 titik, dengan nilai proportion correct sebesar 0,621 atau 62,1% artinya sebanyak 64 titik pengamatan yang benar dari 104 titik pengamatan, untuk citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m didapatkan 6 kelas dari 104 titik, dengan nilai proportion correct sebesar 0,505 atau 50,5% (Tabel 7), dan citra ALOS PALSAR resolusi 6 m didapatkan 6 kelas dari 104 titik, dengan nilai proportion correct sebesar 0,689 atau 68,9% (Tabel 8).

31 Tabel 6 Proses Pengklasifikasian Tutupan Lahan dengan Metode Analisis Diskriminan pada Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m 2. Sawah yang diolah 3. Sawah panen 4. Sawah baru tanam 5. Semak 6. Tanaman kopi ------------- 7. Pertanian lahan kering --------- 8. Pemukiman kota 9. Pemukiman desa 10. Lahan terbuka 11. Hutan alam 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 13. Hutan tanaman Eucalyptus 2009 14. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 15. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 16. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 2. Sawah yang diolah------------- 3. Sawah panen ---------------- 4. Sawah baru tanam ------------ 5. Semak ------------- 6. Pertanian lahan kering -------- 7. Pemukiman kota 8. Pemukiman desa 9. Lahan terbuka 10. Hutan alam 11. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2009 13. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 14. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 15. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 Regroup ke-1 (15 kelas) N Correct = 30 Proportion Correct = 0,291 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman kota 5. Pemukiman desa 6. Lahan terbuka 7. Hutan alam 8. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 9. Hutan tanaman Eucalyptus 2009 10. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 11. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 Regroup ke-2 (12 kelas) N Correct = 32 Proportion Correct = 0,320 Keterangan : = Alur regroup 31

32 Tabel 6 (Lanjutan) 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman kota ----------- 5. Pemukiman desa ----------- 6. Lahan terbuka 7. Hutan alam 8. Hutan tanaman Eucalyptus 2010-- 9. Hutan tanaman Eucalyptus 2009-- 10. Hutan tanaman Eucalyptus 2008--- 11. Hutan tanaman Eucalyptus 2007-- 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2006-- Regroup ke-2 (12 kelas) N Correct = 33 Proportion Correct = 0,291 1 Badan air 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4 Pemukiman 5 Lahan terbuka 6 Hutan alam ----------------------- 7 Hutan tanaman Eucalyptus -- Regroup ke-3 (12 kelas) N Correct = 38 Proportion Correct = 0,369 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman 5. Lahan terbuka 6. Vegetasi pohon Regroup ke-4 (12 kelas) N Correct = 64 Proportion Correct = 0,621 Keterangan : = Alur regroup 32

33 Tabel 7 Proses Pengklasifikasian Tutupan Lahan dengan Metode Analisis Diskriminan pada Citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5 m 2. Sawah yang diolah 3. Sawah panen 4. Sawah baru tanam 5. Semak 6. Tanaman kopi ------- 7. Pertanian lahan kering -------- 8. Pemukiman kota 9. Pemukiman desa 10. Lahan terbuka 11. Hutan alam 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 13. Hutan tanaman Eucalyptus 2009 14. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 15. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 16. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 2. Sawah yang diolah --------- 3. Sawah panen ---------------- 4. Sawah baru tanam -------- 5. Semak ------------ 6. Pertanian lahan kering -------- 7. Pemukiman kota 8. Pemukiman desa 9. Lahan terbuka 10. Hutan alam 11. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2009 13. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 14. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 15. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 Regroup ke-1 (15 kelas) N Correct = 23 Proportion Correct = 0,223 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman kota 5. Pemukiman desa 6. Lahan terbuka 7. Hutan alam 8. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 9. Hutan tanaman Eucalyptus 2009 10. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 11. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 Regroup ke-2 (12 kelas) N Correct = 23 Proportion Correct = 0,223 Keterangan : = Alur regroup 33

34 Tabel 7 (Lanjutan) 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman kota ----------- 5. Pemukiman desa ----------- 6. Lahan terbuka 7. Hutan alam 8. Hutan tanaman Eucalyptus 2010-- 9. Hutan tanaman Eucalyptus 2009-- 10. Hutan tanaman Eucalyptus 2008-- 11. Hutan tanaman Eucalyptus 2007-- 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2006-- 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman 5. Lahan terbuka 6. Hutan alam ---------------------- 7. Hutan tanaman Eucalyptus --- 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman 5. Lahan terbuka 6. Vegetasi pohon Regroup ke-2 (12 kelas) N Correct = 23 Proportion Correct = 0,329 Regroup ke-3 (12 kelas) N Correct = 44 Proportion Correct = 0,427 Regroup ke-4 (12 kelas) N Correct = 52 Proportion Correct = 0,505 Keterangan : = Alur regroup 34

35 Tabel 8 Proses Pengklasifikasian Tutupan Lahan dengan Metode Analisis Diskriminan pada Citra ALOS PALSAR Resolusi 6 m. 2. Sawah yang diolah 3. Sawah panen 4. Sawah baru tanamj 5. Semak 6. Tanaman kopi ------------- 7. Pertanian lahan kering --------- 8. Pemukiman kota 9. Pemukiman desa 10. Lahan terbuka 11. Hutan alam 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 13. Hutan tanaman Eucalyptus 2009 14. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 15. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 16. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 2 Sawah yang diolah------------- 3. Sawah panen ---------------- 4. Sawah baru tanam ------------ 5. Semak ------------- 6. Pertanian lahan kering -------- 7. Pemukiman kota 8. Pemukiman desa 9. Lahan terbuka 10. Hutan alam 11. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2009 13. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 14. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 15. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 Regroup ke-1 (15 kelas) N Correct = 25 Proportion Correct = 0,243 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman kota 5. Pemukiman desa 6. Lahan terbuka 7. Hutan alam 8. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 9. Hutan tanaman Ecalyptus 2009 10. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 11. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 Regroup ke-2 (12 kelas) N Correct = 30 Proportion Correct = 0,329 Keterangan : = Alur regroup 35

36 Tabel 8 (Lanjutan) 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman kota ----------- 5. Pemukiman desa ----------- 6. Lahan terbuka 7. Hutan alam 8. Hutan tanaman Eucalyptus 2010-9. Hutan tanaman Eucalyptus 2009-10. Hutan tanaman Eucalyptus 2008-- 11. Hutan tanaman Eucalyptus 2007-12. Hutan tanaman Eucalyptus 2006-2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman 5. Lahan terbuka 6. Hutan alam ------------- 7. Hutan tanaman Eucalyptus -- 2. Sawah 3. Pertanian lahan kering 4. Pemukiman 5. Lahan terbuka 6. Vegetasi pohon Regroup ke-2 (12 kelas) N Correct = 30 Proportion Correct = 0,329 Regroup ke-3 (12 kelas) N Correct = 55 Proportion Correct = 0,534 Regroup ke-4 (12 kelas) N Correct = 71 Proportion Correct = 0,689 Keterangan : = Alur regroup 36

37 5.3 Analisis Visual Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m Analisis visual citra ALOS PALSAR resolusi 50 m di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Samosir dilakukan berdasarkan pengamatan lapang, elemen-elemen interpretasi, dan informasi tambahan (peta jaringan jalan, peta jaringan sungai, informasi ketinggian tempat, serta peta sebaran dan kelas umur hutan tanaman). Informasi tambahan sangat diperlukan dalam penafsiran citra khususnya pada kelas tutupan lahan yang memiliki tampilan yang sama secara visual dan sulit dibedakan. Kelas tutupan lahan yang dapat dibedakan melalui analisis secara visual terdiri dari 8 kelas tutupan lahan, diantaranya badan air, pemukiman, pertanian lahan kering, sawah panen, lahan terbuka, hutan tanaman muda, hutan tanaman sedang-tua, dan hutan alam. Pada analisis secara visual terjadi pengelompokan kelas tutupan lahan. Hal ini terjadi karena ada beberapa kelas tutupan lahan yang memiliki luas areal yang relatif kecil dan memiliki kenampakan visual hampir sama, sehingga pemisahan masing-masing kelas tutupan lahan menjadi sulit. Mengenai pengelompokan kelas tutupan lahan dapat dilihat pada Tabel 9, sedangkan penjelasan kelas tutupan lahan dan elemen interpretasinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Pengelompokan Kelas Tutupan Lahan pada Analisis Visual No. Tutupan Lahan No. Tutupan Lahan 2. Sawah panen 2. Sawah panen 3. Sawah yang diolah 3. Pertanian lahan kering 4. Sawah baru tanam 4. Pemukiman 5. Semak 5. Lahan terbuka 6. Tanaman kopi 6. Hutan alam 7. Pertanian lahan kering 7. Hutan tanaman Eucalyptus muda 8. Pemukiman kota 8. Hutan tanaman Eucalyptus sedang- 9. Pemukiman desa tua 10. Lahan terbuka 11. Hutan alam 12. Hutan tanaman Eucalyptus 2010 13. Hutan tanaman Eucalyptus 2009 14. Hutan tanaman Eucalyptus 2008 15. Hutan tanaman Eucalyptus 2007 16. Hutan tanaman Eucalyptus 2006 Keterangan = Alur Pengelompokan Kenampakan secara visual berdasarkan elemen interpretasi pada Tabel 9 memberikan informasi bahwa pada kelas tutupan lahan yang memiliki permukaan yang datar akan memiliki tone yang gelap karena mengalami pemantulan

38 sempurna yang menyebabkan hamburan balik (backscatter) menjauhi sensor sehingga nilai backscatter menjadi rendah. Hal ini terjadi pada kelas tutupan lahan badan air dan lahan terbuka, tetapi dengan melihat kembali pada Tabel 10 tone pada badan air lebih gelap dibandingkan dengan tone pada lahan terbuka. Pemukiman dan daerah dengan topografi berat yang menghadap kearah sensor akan memiliki tone yang sangat terang. Hal tersebut diakibatkan oleh pantulan sudut yang dihasilkan dari permukaan halus yang membentuk sudut siku-siku dan pantulan ganda yang terjadi pada beberapa objek dengan permukaan halus saling berdekatan, sehingga nilai backscatter menjadi tinggi. Hutan tanaman Eucalyptus sedang-tua dan hutan alam didominasi oleh warna hijau dengan tone terang, yang membedakan dari keduanya adalah tekstur. Hutan alam memiliki kerapatan yang tinggi dibandingkan dengan hutan tanaman Eucalyptus sedang-tua sehingga memiliki tekstur yang halus, sedangkan hutan tanaman Eucalyptus sedang-tua memiliki tekstur yang kasar. Hutan tanaman Eucalyptus muda didominasi oleh warna ungu yang bercampur dengan hijau, sedangkan pertanian lahan kering dan sawah panen didominasi oleh warna biru keunguan, sehingga sangat sulit dibedakan ketika keduanya berdampingan. Dengan melihat kembali Tabel 10 warna pink pada pertanian lahan kering terlihat jelas dan itu memudahkan dalam menginterpretasi keduanya jika tidak berdampingan karena sawah panen tidak memiliki warna pink. Pertanian lahan kering, sawah panen dan hutan tanaman Eucalyptus muda memiliki tone yang sedikit lebih terang dibandingkan badan air dan lahan terbuka. Hal tersebut diakibatkan oleh vegetasi rendah, padat, dan seragam yang menyebabkan hamburan balik (backscatter) yang diterima sensor menjadi rendah, sehingga nilai backscatter menjadi rendah.

39 Tabel 10 Klasifikasi Tutupan Lahan Berdasarkan Elemen Interpretasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m No. Tutupan Lahan Deskripsi Elemen Citra Alos PALSAR Foto Lapangan Interpretasi Resolusi 50 m Seluruh kenampakan Warna : Biru kehitaman perairan termasuk laut, Tone : Gelap miliki tone yang lebih gelap dibansungai, danau, dan dingkan dengan permukaan air yang waduk berombak dan memiliki tumbuhan air Bentuk : Tidak teratur Ukuran : Kecil-besar Tekstur : Halus Pola : Tidak teratur Site : - Asosiasi : - Skala 1:75000 2. Pertanian Semua aktivitas perta Warna : Biru keunguan lahan kering nian di lahan kering becampur pink, seperti ladang hijau vegetasi rapat memiliki tone yang le- Tone : Terang bih terang dibandingkan dengan pertanian lahan kering yang bervegetasi kurang rapat Bentuk : Tidak teratur Ukuran : Kecil-besar Tekstur : Halus Pola : Tidak teratur Site : - Asosiasi : - Skala 1:75000 39

40 Tabel 10 (Lanjutan) No. Tutupan Lahan Deskripsi Elemen Citra Alos PALSAR Foto Lapangan Interpretasi Resolusi 50 m 3. Lahan terbuka Kawasan terbuka dengan Warna : Biru, biru keunguan sedikit atau tanpa vegeta becampur pink atau punyai site datar tampilan warsi sama sekali hijau, pink nanya biru dengan tone yang Tone : Gelap lebih gelap dibandingkan dengan lahan terbuka yang mempunyai site yang bergelombang Bentuk : Tidak teratur dan menghadap kearah sensor Ukuran : Kecil-besar Tekstur : Halus Pola : Tidak teratur Site : Datar-bergelombang Asosiasi : - Skala 1:75000 4. Pemukiman Kawasan Perkotaan Warna : Mosaik pink, kuning, maupun pedesaan yang hijau dan putih paling terang dibandingkan berfungsi sebagai Tone : Terang dengan tutupan lahan lainnya lingkungan tempat ting gal dan bekerja Bentuk : Tidak teratur Ukuran : Kecil-besar Tekstur : Halus Pola : Tidak teratur mengelompok Site : Datar-bergelombang Asosiasi : Aksesibilitas mudah Skala 1:75000 40

41 Tabel 10 (Lanjutan) No. Tutupan Lahan Deskripsi Elemen Citra Alos PALSAR Foto Lapangan Interpretasi Resolusi 50 m 5. Sawah panen Pertanian di lahan basah Warna : Biru keunguan bercamyang mem punyai pola pur hijau nampakan visual mirip pertanipematang dan padi seba Tone : Terang an lahan kering dengan tampilan gai vegetasi utamanya warna biru keunguan bercampur hijau sedangkan untuk pertanian Bentuk : Kotak-lonjong lahan kering tampilan warnanya Ukuran : Kecil-besar biru keunguan bercampur pink Tekstur : Halus yang sama-sama didominasi oleh Pola : Teratur mengelompok warna birukeunguan Site : Datar-bergelombang Asosiasi : Aksesesibilitas mudah Skala 1:75000 6. Hutan tanaman Kawasan hutan homo Warna : Ungu bercampur hijau Eucalyptus (muda) gen yang ditanami po Tone : Terang (muda) memiliki warna ungu hon Eucalyptus ber bercamp ur hijau dengan tone umur 1-2 tahun yang terang Bentuk : Tidak teratur Ukuran : Kecil-besar Tekstur : Halus Pola : Teratur mengelompok Site : Datar-bergelombang Asosiasi : Aksesesibilitas mudah Skala 1:75000 41

42 Tabel 10 (Lanjutan) No. Tutupan Lahan Deskripsi Elemen Citra Alos PALSAR Foto Lapangan Interpretasi Resolusi 50 m 7. Hutan tanaman Kawasan hutan homo Warna : Hijau bercampur Eucalyptus gen yang ditanami po kuning (sedang-tua) memiliki tekstur yang (sedang-tua) hon Eucalyptus ber Tone : Terang kasar berupa garis-garis umur 3-5 tahun Bentuk : Tidak teratur Ukuran : Kecil-besar Tekstur : Kasar Pola : Teratur mengelompok Site : Datar-bergelombang Asosiasi : Aksesesibilitas mudah Skala 1:75000 8. Hutan alam Kawasan hutan hetero- Warna : Hijau bercampur gen yang dominasi kuning visual mirip dengan hutan anaman oleh vegetasi pohon Tone : Terang Eucalyptus (sedang-tua), yang embedakannya adalah teksturnya ang halus Bentuk : Tidak teratur Ukuran : Kecil-besar Tekstur : Halus Pola : Tidak teratur Site : Datar-bergelombang Asosiasi : - Skala 1:75000 42

43 5.4 Analisis Akurasi Klasifikasi dan Separabilitas Hasil klasifikasi dievaluasi menggunakan matrik kesalahan (confusion matrix) atau matrik kontingensi. Untuk menghitung nilai dari akurasi klasifikasi umumnya menggunakan metode akurasi umum (overall accuracy). Akurasi ini akan menghasilkan pengukuran yang cenderung over estimatae karena dalam proses perhitungannya, akurasi umum hanya melibatkan piksel-piksel yang dikelaskan dengan benar saja, sehingga untuk saat ini disarankan menggunakan kappa accuracy, karena dalam proses perhitungannya menggunakan seluruh piksel sebagai acuan untuk pengukuran akurasi klasifikasi, sehingga jika dibandingkan dengan akurasi umum, perhitungan akurasi kappa akan lebih akurat. Dengan melihat Tabel 11 citra ALOS PALSAR resolusi 50 m memiliki nilai akurasi umum sebesar 59,15% dan kappa akurasi sebesar 53,48%. Untuk mengetahui kualitas ketelitian klasifikasi dilakukan analisis keterpisahan (Separabilitas Assesment), apakah suatu kelas layak untuk digabung atau tidak berdasarkan kriteria tingkat keterpisahan yang mempunyai kisaran dari tidak terpisahkan sampai sangat baik keterpisahannya. Berdasarkan hasil separabilitas pengklasifikasian tutupan lahan pada Tabel 12 memberikan informasi bahwa pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m memiliki kelas yang tidak dapat terpisahkan, diantaranya pertanian lahan kering dengan sawah panen, pertanian lahan kering dengan hutan tanaman muda, dan sawah panen dengan hutan tanaman muda. Secara keseluruhan kelas tutupan lahan pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m memiliki keterpisahan yang baik.

44 Tabel 11 Nilai Akurasi Pengklasifikasian Tutupan Lahan Citra AlOS PALSAR Resolusi 50 m Hutan Hutan User s No Tutupan lahan Badan air Sawah Pertanian lahan Lahan terbuka Pemukiman tanaman- tanaman - Hutan alam Total accurasy Panen Kering muda sedang-tua (%) 7 0 1 1 0 0 0 0 9 77,78 2. Sawah panen 0 5 1 0 2 1 1 0 10 50,00 3. Pertanian lahan kering 0 0 5 2 2 1 0 0 8 50,00 4. Lahan terbuka 1 0 2 6 1 0 0 0 10 60,00 5. Pemukiman 0 0 0 0 4 0 0 0 4 100 6. Hutan tanaman muda 0 0 1 0 0 7 1 1 9 70,00 7. Hutan tanaman sedang-tua 0 1 0 0 0 1 4 3 8 44,44 8. Hutan alam 0 0 0 0 1 0 4 4 8 44,44 Total 8 6 10 9 10 10 10 8 71 Produser accuracy (%) 87,50 83,33 50,00 66,67 40,00 70,00 40,00 50,00 Overall accuracy (%) 59,15 Kappa accuracy (%) 53,48 Tabel 12 Hasil Separabilitas Pengklasifikasi Tutupan lahan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m Hutan Hutan No Tutupan Lahan Badan air Pemukiman tanaman- tanaman - Lahan terbuka Sawah Panen Pertanian lahan Hutan alam muda sedang-tua kering 1 Badan air 0 2000 1999 2000 1940 1999 1993 2000 2. Pemukiman 0 2000 1622 2000 2000 1999 2000 3. Hutan tanamann muda 0 1838 1982 1247 1091 1992 4. Hutan tanaman sedang-tua 0 1999 1799 1610 1699 5. Lahan terbuka 0 1999 1554 2000 6. Sawah panen 0 1854 1600 7. Pertanian lahan kering 0 1999 8. Hutan alam 0 44

45 5.5 Analisis Peningkatan Kemampuan Penafsiran Citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5 m dan Resolusi 6 m Analisis peningkatan kemampuan penafsiran citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m dan resolusi 6 m dilakukan dengan cara meng-overlay-kan hasil dari klasifikasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dengan citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m dan resolusi 6 m sehingga interpretasi citra akan menjadi lebih detail. Kelas tutupan lahan pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m yang dapat dibedakan melalui analisis secara visual terdiri dari 8 kelas tutupan lahan, diantaranya badan air, pemukiman, pertanian lahan kering, sawah panen, lahan terbuka, hutan tanaman muda, hutan tanaman sedang-tua, dan hutan alam. Berdasarkan hasil overlay deliniasi citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m dan resolusi 6 m dengan resolusi 50 m (Tabel13) memberikan informasi bahwa deliniasi citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m dan 6 m dapat memperjelas deliniasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m pada semua kelas tutupan lahan. Hal tersebut terlihat jelas pada badan air yang berupa sungai. Pada citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m dan resolusi 6 m hutan tanaman Eucalyptus sedang-tua memiliki tone lebih gelap dan tekstur yang kasar dibanding hutan alam, sedangkan pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m hutan tanaman Eucalyptus sedang-tua memiliki tekstur yang kasar dibanding hutan alam tetapi memiliki tone yang sama terang. Hal mengidentifikasi tutupan lahan. tersebut mempermudah dalam Dengan melihat Tabel 13 pada lahan terbuka kemungkinan terjadi penambahan kelas karena kenampakan secara visual berbeda, tone pada lahan terbuka yang ditumbuhi alang-alang atau rumput sedikit lebih terang dibanding lahan terbuka yang tidak ditumbuhi sama sekali. Berdasarkan analisis peningkatan kemampuan penafsiran citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m dan resolusi 6 m terhadap citra ALOS PALSAR resolusi 50 dapat memberikan penambahan kelas tutupan lahan, dapat memperjelas deliniasi dan mempermudah identifikasi tutupan lahan pada citra.

46 Tabel 13 Overlay Deliniasi Citra ALOS PALSAR Resolusi 12,5 m dengan Resolusi 50 m Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Keterangan resolusi 12,5 m dengan resolusi 50 m resolusi 6 m dengan resolusi 50 m Memperjelas deliniasi (danau) 2. Badan air Memperjelas deliniasi (sungai) 3. Sawah yang Memperjelas deliniasi diolah 46

47 Tabel 13 (Lanjutan) Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Keterangan resolusi 12,5 m dengan resolusi 50 m resolusi 6 m dengan resolusi 50 m 4. Sawah baru Memperjelas deliniasi tanam 5. Sawah panen Memperjelas deliniasi 6. Semak Memperjelas deliniasi 47

48 Tabel 13 (Lanjutan) Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Keterangan resolusi 12,5 m dengan resolusi 50 m resolusi 6 m dengan resolusi 50 m 7. Tanaman kopi Memperjelas deliniasi 8. Pertanian lahan Memperjelas deliniasi kering 9. Pemukiman desa Memperjelas deliniasi 48

49 Tabel 13 (Lanjutan) Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Keterangan resolusi 12,5 m dengan resolusi 50 m resolusi 6 m dengan resolusi 50 m 10. Pemukiman Memperjelas deliniasi 11. Lahan terbuka Kemungkinan penambahan kelas, memperjelas deliniasi 12. Hutan Kemungkinan penambahan kelas, Eucalyptus memperjelas deliniasi muda 49 52

50 Tabel 13 (Lanjutan) Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Overlay deliniasi citra ALOS PALSAR Keterangan resolusi 12,5 m dengan resolusi 50 m resolusi 6 m dengan resolusi 50 m 13. Hutan Memperjelas deliniasi Eucalyptus sedang-tua 14. Hutan Memperjelas deliniasi alam Keterangan: Deliniasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m Deliniasi citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m Deliniasi citra ALOS PALSAR resolusi 6 m 50