BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi yang semakin deras telah menghilangkan batas-batas

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

Jurnal EKOBISTEK Fakultas Ekonomi, Vol. 7, No. 1, April 2018, Hal ISSN : E-ISSN : by LPPM UPI YPTK Padang

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang dapat distandardisasi secara internasional di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir International Financial Reporting Standards (IFRS)

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. Telah banyak Negara mengadopsi International Financial Reporting Standars

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang dapat ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IFRS diklaim sebagai standar akuntansi yang berkualitas tinggi. IFRS menghapus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep dasar akuntansi, yakni konsep kesatuan usaha (entity theory),

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi di seluruh dunia (Cascino dan Gassen 2015). Dampak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan yang terjadi di lingkungan pasar modal

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian seperti transaksi penjualan dan pembelian, melakukan

BAB I PENDAHULUAN. modalnya pada perusahaan mereka. Akuntansi mengalami perkembangan yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dipatuhi. Setiap negara memiliki standar akuntansi yang berbeda-beda dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB 1. Pendahuluan. untuk pengambilan keputusan oleh berbagai macam pihak berkepentingan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang terbuka banyak melibatkan perusahaan dalam suatu rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga resmi. Seperti banyak

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standars (IFRS) merupakan standar

BAB I PENDAHULUAN. menuju International Financial Reporting Standards (IFRS) telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Makin tinggi perdapatan per kapita masyarakat, makin mampu

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemakai lainnya untuk proses pengambilan keputusan. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya efek globalisasi membuat Negara menyelaraskan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. berkepentingan (Margaretta dan Soeprianto 2012). Keberhasilan. tingkat kepercayaan investor dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengubah perekonomian dunia dengan sangat cepat. Arus globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian dunia dimana batasan penghambat menjadi semakin berkurang

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian perdagangan bebas seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), kemudian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) serta Indonesia

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. infrastruktur yang terkandung dalam human capital, physical capital, structural

BAB I PENDAHULUAN. (Statement Membership Obligation), yang mensyaratkan antara lain penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti pertemuan di London tersebut Ikatan Akuntansi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya. fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. global, dimana perkembangan pada sektor perekonomian telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta

BAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh para investor dan pengguna eksternal lainnya (Gati, 2015). Namun

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. IFRS ( International Financial Reporting Standard ) adalah standar

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standards (IFRS) yang sebelumnya

Bab I. Pendahuluan. cara yang paling banyak ditempuh, menurut Suwito & Herawaty (2005),

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi International Accounting Standards (IAS) pada standar akuntansi di

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

TINJAUAN TERHADAP KONVERGENSI IFRS (INTERNATIONAL FINANCIALREPORTING STANDARTS) DENGAN PSAK (PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Singapura pada tahun Konsekuensi atas kesepakatan MEA tersebut berupa

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I bermanfaat bagi pemakainya? IASB (International Accounting Standard Board)

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang digunakan setiap negara berbeda beda. Investor akan menemui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

Bab I. Pendahuluan. Pada tahun 2010 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengesahkan revisi

Simposium Akuntan Pendidik Medan, 16 September Oleh: MUSTOFA, CA. Anggota Dewan Penasihat IAI

BAB I PENDAHULUAN. International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan salah satu standar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa perdebatan di dalam ilmu akuntansi yang telah berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. IFRS (International Financial Reporting Standards) telah menjadi pedoman

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai diterapkan. Bakhri (2015) menjelaskan penerapan MEA menurut Deklarasi Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN merupakan pasar tunggal dan berbasis produksi yang memiliki lima elemen yaitu aliran bebas barang, aliran bebas jasa, aliran bebas investasi, aliran modal yang lebih bebas, serta aliran tenaga kerja yang terampil di kawasan ASEAN. Tedjasuksmana (2014) menggambarkan secara garis besar tujuan dibentuknya MEA adalah untuk menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang makmur dan berdaya saing tinggi. MEA diharapkan mampu meningkatkan pembangunan ekonomi yang merata dan mengurangi perbedaan sosial di negaranegara kawasan ASEAN, termasuk juga dalam menghadapi persaingan perekonomian yang lebih luas. Dengan hadirnya MEA ini, memberikan peluang bagi sejumlah sektor ekonomi di kawasan Asia Tenggara untuk mendapatkan market size yang lebih luas serta peluang investasi yang semakin besar. Implikasi pemberlakuan MEA menjadikan perekonomian suatu negara sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi global untuk bersiap menghadapi pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, investasi serta tenaga kerja. Hadirnya MEA yang merupakan pasar dengan skala global tentu akan berakibat munculnya persaingan antar

negara-negara ASEAN. Negara-negara ASEAN dituntut untuk saling bersaing dengan memanfaatkan peluang yang ada. Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia dengan hadirnya MEA ini salah satunya adalah, melakukan investasi serta membuka cabang perusahaannya di negara-negara kawasan ASEAN. Untuk mempermudah hal ini dapat terjadi, standar pencatatan pelaporan keuangannya harus menyesuaikan dengan standar pelaporan keuangan negara tujuannya. Dengan adanya tuntutan penerapan MEA seperti ini, maka dewan standar akuntansi di Indonesia dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah melakukan antisipasi dengan cara, mengambil kebijakan untuk mengadopsi standar pelaporan keuangan yang sama dengan standar pelaporan keuangan yang banyak digunakan oleh negara-negara kawasan ASEAN. Standar pelaporan keuangan saat ini digunakan oleh rata-rata negara yang ada di kawasan ASEAN serta yang digunakan oleh banyak negara di dunia adalah Internasional Financial Reporting Standard (IFRS). Gamayuni (2009) menjelaskan IFRS adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Masih menurut Gamayuni tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang menghasilkan transparansi bagi para pengguna, dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan, menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS serta dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.

Ball (2006), menjelaskan bahwa IFRS telah digunakan oleh lebih dari 150- an negara, diantaranya ada Jepang, China, Kanada dan negara-negara yang ada di Uni Eropa. Negara-negara yang lebih dahulu mengadopsi IFRS menunjukkan dampak positif terhadap laporan keuangannya, hal ini ditunjukkan dalam beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan di berbagai negara. Salah satunya Hung & Subramanyam (2007), yang menguji dampak penerapan IFRS di Jerman, hasil penelitiannya menemukan bahwa laba perusahaan yang ditampilkan di laporan keuangan setelah mengadopsi IFRS lebih besar dari pada, jika menggunakan standar akuntansi nasionalnya. Indonesia sendiri telah mengkonvergensi standar akuntansi internasional ini yang ditetapkan oleh IAI. Konvergensi standar akuntansi internasional berarti menggabungkan atau mengintegrasikan standar akuntansi yang ada di setiap negara untuk diarahkan kedalam satu titik tujuan yaitu IFRS. IAI menetapkan bahwa di Indonesia konvergensi IFRS dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap pertama adalah tahap adopsi periode tahun 2008-2011 yang meliputi adopsi seluruh IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, evaluasi dan pengelolaan dampak adopsi PSAK yang berlaku. Tahap kedua adalah tahap persiapan akhir periode tahun 2011 yang meliputi penyelesaian infrastruktur yang diperlukan dan terakhir tahap ketiga adalah tahap implementasi periode tahun 2012 yang merupakan tahap penerapan pertama kali PSAK yang sudah mengadopsi secara keseluruhan IFRS dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara komparatif. Jadi sejak tanggal 1 januari 2012, Indonesia sudah menerapkan konvergensi IFRS secara penuh bagi perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Diharapkan dengan diberlakukannya konvergensi IFRS ini

dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi dari laporan keuangan yang disajikan. Fanani (2009) menjelaskan kualitas informasi akuntansi dapat diukur dengan menggunakan tujuh perspektif, diantaranya empat perspektif berbasis akuntansi yaitu kualitas akrual, persistensi, prediktabilitas dan manajemen laba. Tiga perspektif lainnya berbasis pasar yang terdiri dari relevansi nilai, ketepatanwaktu dan konservatisme. Penelitian mengenai hubungan konvergensi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi ini, telah banyak dilakukan dengan mengambil sampel di negara-negara yang telah lebih dahulu menerapkan IFRS seperti negara-negara anggota Uni Eropa. Diantaranya yang dilakukan oleh Bartov et al. (2005), Hung dan Subramayam (2007), Dimitropoulos et al. (2013) dan beberapa penelitian lainnya. Bartov et al. (2005) menguji efek penggunaan IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi pada perusahaan yang ada di Jerman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah adopsi IFRS, kualitas informasi akuntansi mengalami peningkatan ditandai dengan penurunan praktik manajemen laba dan relevansi nilai informasi akuntansi yang mengalami peningkatan. Sedangkan Hung dan Subramanyam (2007) dalam penelitiannya menguji dampak pengadopsian IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi pada perusahaan yang ada di Jerman selama tahun 1998-2002. Mereka menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam relevansi nilai dari angka-angka akuntansi setelah mengadopsi IFRS, tetapi ada bukti lemah yang menunjukkan bahwa laba

berdasarkan IFRS menunjukkan konservatisme kondisional yang lebih besar daripada laba yang dihasilkan dari pelaporan berdasarkan standar akuntansi Jerman. Dimitropoulos et al. (2013), menguji dampak konvergensi IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi pada perusahaan yang ada di Yunani. Hasil penelitiannya menunjukkan implementasi IFRS dapat mengurangi manajemen laba, pengakuan kerugian lebih tepat waktu dan terdapat relevansi nilai yang lebih besar dibandingkan standar akuntansi lokal. Penelitian utama yang dirujuk adalah Latridis (2010), yang menguji dampak penerapan IFRS dengan tahun penelitian 2004-2005. Dalam penelitiannya Latridis mengukur kualitas informasi akuntansi dengan dua perspektif yaitu manajemen laba dan relevansi nilai. Hasil dari penelitian yang dilakukannya menunjukkan adanya penurunan manajemen laba sesudah pengadopsian IFRS dan menunjukkan peningkatan pada relevansi nilai informasi akuntansi setelah pengadopsian IFRS. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Latridis yaitu sama-sama menguji dampak pengadopsian IFRS terhadap kualitas informasi akuntansi. Akan tetapi terdapat perbedaan yang dapat di uraikan sebagai berikut: a. Variabel: variabel pada penelitian Latridis (2010), kualitas informasi akuntansi di ukur dengan menggunakan 2 perspektif yaitu manajemen laba dan relevansi nilai informasi akuntansi. Dalam penelitian ini kualitas informasi akuntansi juga di ukur dengan menggunakan dua

perspektif tetapi memiliki perbedaan pada salah satu variabelnya yaitu: kualitas akrual. b. Sampel penelitian: Pada penelitian Latridis (2010), sampel yang digunakan dalam penelitiannya yaitu pada seluruh perusahaan terdaftar di bursa efek Inggris yang telah mengadopsi IFRS, sedangkan penelitian ini menggunakan sampel pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Tahun observasi yang berbeda: Jika pada penelitian Latridis (2010), melakukan observasi pada periode 2004-2005, sedangkan pada penelitian ini tahun observasi dilakukan dari tahun 2009-2014. Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2014. Sektor perbankan diambil sebagai objek penelitian karena sektor ini terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang sangat penting dan sangat mempengaruhi perekonomian negara. Seperti yang di kemukakan oleh Sudiyatno dan Suroso (2010), dimana sektor perbankan merupakan pangsa pasar yang paling besar dengan menguasai 80% dari keseluruhan sistem keuangan negara. Sedangkan Martono (2004) menyatakan bahwa lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Karena begitu besarnya peran sektor perbankan dalam suatu negara, sehingga penulis tertarik untuk mengambil sektor ini sebagai objek penelitian untuk menguji bagaimana kualitas

informasi akuntansi yang dihasilkan oleh sektor ini setelah menggunakan PSAK konvergensi IFRS sebagai standar pencatatan keuangannya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik mengangkat judul penelitian ini yaitu ANALISIS PERBEDAAN KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM DAN SESUDAH PSAK KONVERGENSI IFRS (Studi Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014) 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang hendak dikaji oleh penulis adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan kualitas akrual sebelum dan sesudah menggunakan PSAK konvergensi IFRS? 2. Apakah terdapat perbedaan relevansi nilai informasi akuntansi sebelum dan sesudah menggunakan PSAK konvergensi IFRS? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menilai dan mempelajari serta memperoleh bukti apakah dengan diterapkannya PSAK konvergensi IFRS di Indonesia dapat meningkatkan kualitas akrual dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.

2. Untuk menilai dan mempelajari serta memperoleh bukti apakah terdapat perbedaan relevansi nilai informasi akuntansi sebelum dan sesudah dilakukan PSAK konvergensi IFRS di Indonesia pada perusahaan perbankan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak sebagai berikut: - Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan yang lebih dalam mengenai teori dan praktek akuntansi keuangan khususnya mengenai kualitas informasi akuntansi yang disajikan oleh perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. - Bagi pembuat standar dan regulator, nantinya penelitian ini diharapkana dapat memberikan gambaran dan masukan mengenai dampak konvergensi IFRS. Sehingga dapat digunakan sebagai evaluasi dan peningkatan kualitas informasi akuntansi melalui aturan-aturan baru mengacu pada IFRS. - Bagi akademisi, sebagai bahan kajian dan pengujian terhadap konsep adopsi penuh IFRS serta pengaruhnya terhadap kualitas informasi akuntansi perusahaan. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penulisan tesis ini, dibagi dalam lima bab, yang menguraikan hal-hal sebagai berikut:

1. Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. 2. Bab II merupakan landasan teoritis yang melingkupi penelitian ini. 3. Bab III menjelaskan metodologi penelitian yang terdiri atas desain penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, variabel penelitian dan defenisi operasional variabel serta teknik analisa data. 4. Bab IV membahas hasil analisis data yang menjadi objek penelitian yang dimulai dari pengumpulan data, pengujian data dan analisis data yang telah dikumpulkan serta pembahasan yang mendalam atas hasil penelitian. 5. Bab V merupakan penutup dalam penelitian ini yang berisikan kesimpulan dari analisis data dan saran-saran dari penulis yang merupakan perbaikan dari kelemahan-kelemahan yang ditemui dalam penelitian ini.