PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP Oleh: Yudi Angkana, Renny Risdawati, Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Module is the smallest unit learning program that systematically arranged, it can used by students independently without guidance of a teacher. The purpose of this study is to produce a module with concept map. The types concept map is spyder concept map. The subject of this research is Human Musculoscleton System for class VIII SMP. This was a developmental research with a prodecural model. Models and procedure of development was develop with 4-d model, but for something reason this research just done on develop phase. Phases are define, design and develop. This research has been implemented and tested on July 29, 2013 by two teachers and 20 students of class IX SMPN1 Ranah Batahan. The results of this study is module with spyder concept map on the subject of Human Musculoscleton System average validity of modules was 83% and practicality of modul was 85%. Based on the results, this research can be concluded that the development of modules based with spyder concept map of material in human musculoscleton system development subject is valid and practical. Keywords: Module, Spyder Concept Map, Human Musculoscleton System PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan bernilai edukatif yang terjadi antara anak dengan lingkungan belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 2) yang menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Seorang guru harus mampu mengembangkan kompetensinya dalam merancang dan menggunakan media pembelajaran. Apabila guru tidak mampu mengembangkan kompetensi dalam menggunakan media maka proses belajar mengajar tidak akan terlaksana dengan baik. 1
Briggs (1970 dalam Sadiman, dkk. 2006: 6) mengatakan bahwa Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Beberapa contoh dari media ini seperti buku, film, kaset, modul, handout dan sebagainya. Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah modul. Menurut Prastowo (2011: 106) modul adalah Sebagai sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik atau guru. Penggunaan modul ternyata sudah diterapkan di SMPN 1 Ranah Batahan. Informasi ini penulis dapatkan setelah mengadakan wawancara dengan guru Biologi kelas VIII dan beberapa orang siswa pada tanggal 16 Februari 2013 tentang tinjauan kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) disekolah tersebut. Namun modul yang digunakan terdapat beberapa kekurangan seperti penulisan kata-kata yang salah, termasuk penulisan konsep-konsep. Tampilan modul yang kurang menarik, tidak tersedianya penjelasan tentang konsep-konsep secara terperinci, serta gambar ilustrasi yang kurang komunikatif. Di sekolah SMP N 1 Ranah Batahan ini belum ditemukan penggunaan modul disertai dengan peta konsep jenis Spyder concept map. Padahal dengan penggunaan modul disertai Spyder concept map akan membantu siswa dalam memahami materi sebab memiliki keunggulan (1) penyajian peta konsep yang berbeda dari biasanya sehingga lebih mudah dipahami siswa, tampilan warna lebih bagus, dan bahasanya mudah dimengerti, (2) pembagian materi pelajaran yang disesuaikan dari segi waktu dan bentuk kegiatan pada setiap pokok bahasannya, (3) menjelaskan konsepkonsep secara terperinci, dan (4) dapat dipakai menurut waktu dan cara belajar masing-masing siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Penelitian ini bertujuan untuk mendesain bahan ajar berupa modul disertai peta konsep jenis Spyder concept map pada materi sistem gerak manusia. Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SMP kelas IX di SMP N 1 Ranah Batahan. Sampel dalam penelitian ini adalah dua orang guru dan siswa kelas IX yang berjumlah 20 orang. Penelitian ini dilakukan 29 Juli tahun pelajaran 2012/2013. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validitas modul meliputi empat aspek penilaian, yaitu aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek sajian dan aspek kegrafisan. Validitas modul dinilai oleh empat validator yang terdiri dari dua orang dosen dan dua orang guru Biologi SMP. Hasil dari analisis uji validasi oleh validator disajikan pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Hasil Validasi Modul oleh Validator N Aspek yang Nilai validitas o dinilai Kriteria 1 Kelayakan isi 133 83 Valid 2 Kebahasaan 64 80 Valid 3 Sajian 64 80 Valid 4 Kegrafisan 70 87 Valid Total nilai validasi 330 - Rata-rata nilai validasi 83 Valid Hasil validasi modul di atas menunjukkan bahwa modul telah valid dengan nilai validasi 83%. Selanjutnya modul direvisi sesuai saran dari validator seperti pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Revisi Modul Sesuai Saran dari Validator Aspek yang direvisi Kegrafisan Saran Validator Cover modul kurang menarik dan perlu diperbaiki lagi. Peta konsep kurang menarik. Keterang -an Sudah diperbaiki Sudah diperbaiki Setelah uji validasi dan revisi modul dilakukan maka modul dapat digunakan untuk uji praktikalitas. Uji praktikalitas modul dilakukan oleh dua orang guru Biologi dan 20 orang siswa kelas IX SMP N 1 Ranah Batahan pada tanggal 29 Juli 2013. 1. Praktikalitas Modul oleh Guru Hasil praktikalitas modul yang dilakukan oleh guru dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil Praktikalitas Modul oleh Guru No Aspek Penilaian Nilai Kriteria Praktikalitas 1. Tampilan 82 Praktis 2. Isi 77 Cukup Praktis 3. Kepraktisan 78 Cukup Praktis 4. Motivasi 88 Praktis Total nilai praktikalitas 325 - Rata-rata nilai praktikalitas 81 Praktis Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa penilaian praktikalitas modul oleh guru adalah praktis dengan nilai praktikalitas 81%. 2. Praktikalitas Modul oleh Siswa Uji praktikalitas oleh 20 orang siswa kelas IX SMPN 1 Ranah Batahan, diperoleh data hasil uji praktikalitas seperti pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Hasil Uji Praktikalitas Modul oleh Siswa No Aspek yang dinilai Nilai Praktikalitas Kriteria 1. Tampilan 90 Sangat Praktis 2. Isi 88 Praktis 3. Kepraktisan 89 Praktis 4. Motivasi 88 Praktis Total nilai praktikalitas Rata-rata nilai praktikalitas 355-89 Praktis 3
Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa penilaian praktikalitas modul oleh siswa adalah praktis dengan nilai praktikalitas 89%. Analisis data uji validasi modul menunjukkan modul termasuk valid dengan nilai validasi sebesar 83%. Aspek yang direvisi meliputi perbaikan background cover yang tidak berwarna telah diganti dengan tampilan yang berwarna dan menghilangkan identitas perguruan tinggi tidak perlu untuk disertakan pada cover serta perbaikan tata letak penulisan materi yang akan dibahas pada cover modul menjadi lebih baik lagi. Aspek penilaian uji validitas modul mencakup: aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan (Lestari, 2013: 105). Penilaian validitas modul sesuai keempat aspek di atas dijadikan indikator kevalidan modul yang dihasilkan. kelayakan isi termasuk valid dengan nilai validitas sebesar 83%. Modul yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum KTSP yang mencakup kesesuaian dengan SK dan KD. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 28) bahwa dalam membuat suatu bahan ajar yang baik harus terdapat komponen kompetensi yang akan dicapai oleh siswa seperti SK, KD dan Indikator pembelajaran. kebahasaan termasuk valid dengan nilai validitas sebesar 80%. Aspek yang dinilai meliputi keterbacaan dan kejelasan informasi, kesesuaian penulisan dengan EYD serta penggunaan bahasa yang baik. Hal ini didukung oleh pendapat Lestari (2013: 3) bahwa penyajian bahasa dalam pembuatan suatu bahan ajar perlu diperhatikan agar siswa lebih mengerti dengan apa yang dibacanya. sajian termasuk valid dengan nilai validitas sebesar 80%. Aspek yang dinilai meliputi kejelasan tujuan, urutan penyajian, meningkatkan motivasi dan stimulusrespon serta kelengkapan informasi. Hal ini sesuai pendapat Lestari (2013: 3) bahwa dalam membuat suatu bahan ajar yang baik harus terdapat komponen penting seperti adanya petunjuk belajar untuk guru dan siswa, adanya sejumlah kompetensi yang akan dicapai oleh siswa, tersedianya informasi pendukung, adanya latihan-latihan, petunjuk kerja dan alat evaluasi sehingga guru akan lebih mudah mengarahkan siswa untuk belajar. kegrafisan termasuk valid dengan nilai validitas sebesar 87%. Aspek yang dinilai mencakup penyajian gambar dan desain tampilan. Penyajian gambar yang jelas dan menarik akan meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat 4
Prastowo (2011: 124) yang menyatakan bahwa penyajian gambar-gambar sangat dibutuhkan untuk mendukung dan memperjelas isi materi, karena disamping akan memperjelas uraian juga dapat menambah daya tarik dan mengurangi rasa kebosanan siswa untuk mempelajarinya. Di samping itu, Sanjaya (2012: 166) menyatakan bahwa gambar harus dapat melatih keterampilan berfikir dan mengembangkan kemampuan imajinasi siswa. Berdasarkan hasil validasi di atas menunjukkan bahwa modul disertai Spyder concept map pada materi sistem gerak manusia yang dihasilkan dinyatakan valid oleh validator dengan nilai validitas sebesar 83%. Modul selanjutnya dilakukan uji praktikalitas oleh dua orang guru dan 20 orang siswa kelas IX SMPN 1 Ranah Batahan. Uji praktikalitas modul mencakup empat aspek penilaian, yaitu tampilan, isi, kepraktisan, dan motivasi. Analisis data hasil uji praktikalitas oleh guru menunjukkan bahwa modul yang dihasilkan termasuk praktis dengan nilai praktikalitas sebesar 81%. Analisis data hasil uji coba praktikalitas siswa menunjukkan bahwa modul juga termasuk praktis untuk digunakan dengan nilai praktikalitas sebesar 89%. Penilaian uji praktikalitas dari aspek tampilan memperoleh nilai praktikalitas dari guru sebesar 82% dan berada pada kategori praktis untuk digunakan. Sedangkan nilai praktikalitas dari siswa sebesar 90% dan berada pada kategori sangat praktis untuk digunakan. Perbedaan penilaian antara guru dengan siswa ini karena siswa merasa bahwa penggunaan media yang menarik akan membuatnya lebih aktif sehingga pengalaman belajar yang dirasakannya akan sulit untuk dilupakan. Hal ini senada dengan pendapat Jalius (2009: 79) yang menyatakan bahwa bila dalam pembelajaran menggunakan media yang menarik, maka disamping siswa mendengar penjelasan dari guru, siswa juga akan memperhatikan media yang dipakai. Penilaian uji praktikalitas modul dari aspek isi, memperoleh nilai praktikalitas dari guru sebesar 77% dan berada pada kategori cukup praktis untuk digunakan. Sedangkan nilai praktikalitas dari siswa sebesar 88% dan berada pada kategori praktis untuk digunakan. Isi suatu bahan ajar akan mempengaruhi ketuntasan anak dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari (2013: 3) bahwa bahan ajar yang dibuat harus mampu mendorong anak belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan belajarnya. Untuk itu, bahan ajar harus memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran. 5
Penialaian praktikalitas modul dari aspek kepraktisan, memperoleh nilai praktikalitas dari guru sebesar 78% dan dinyatakan cukup praktis digunakan. Sedangkan nilai praktikalitas siswa sebesar 89% dan termasuk praktis digunakan. Hal ini karena penggunaan modul dapat membuat waktu belajar lebih efektif, efisien dan dapat dipakai berulang-ulang. Hal ini sejalan dengan pendapat Jalius (2009: 81) yang menyatakan bahwa media memiliki salah satu nilai praktis yaitu menyajikan informasi belajar atau pesan secara serempak kepada siswa dengan mengatasi ruang dan waktu. Berdasarkan uji praktikalitas dari aspek motivasi, modul memperoleh nilai praktikalitas dari guru dan siswa sebesar 88% dan termasuk praktis digunakan. Adanya motivasi dari dalam diri siswa maka akan mendorongnya untuk lebih semangat dalam proses belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 396) bahwa modul dapat berfungsi sebagai motivator bagi siswa untuk terus membaca dan memahami materi. Oleh karena itu, gaya tulisan dan dan tampilan modul harus dapat mendorong semangat siswa untuk terus membaca dan memahami materimateri di dalamnya. maka diperoleh kesimpulan dihasilkannya modul yang disertai peta konsep jenis Spyder concept map pada materi sistem gerak manusia untuk kelas VIII SMP yang valid dan praktis. DAFTAR PUSTAKA Jalius, Ellizar. 2009. Pengembangan Program Pembelajaran. UNP Press: Padang Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi: sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Akademia: Padang. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Jogjakarta Sadiman, S. Arief, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2006. Media Pendidikan: pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada: Jakarta Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana: Jakarta Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. rev.ed. Rineka Cipta: Jakarta KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pengembangan modul yang dilakukan, 6