Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2014

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2012

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2007

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

Perkembangan Pariwisata Bali

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOPEMBER 2013

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2008

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2014

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

Kata kunci: e-commerce, sistem informasi akuntansi, berwirausaha

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

Jumlah wisman ke. Nopember dan TPK. insibalino. 02/01/51/Th

Abstrak. Kata kunci : kompetensi, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan.

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

Oleh : MADE YUDHA WIRAWAN NIM :

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2016

Kata kunci : word of mouth, brand equity, niat beli

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan industri saat ini mendapat tantangan yang semakin

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

dari laut serta karangnya sampai kepada keindahan panorama gunung yang masyarakat lokal sampai kepada tradisi adat istiadat masyarakat Bali.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan globalisasi yang disertai pertumbuhan perdagangan domestik dan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

PERAN E-COMMERCE TERHADAP PENJUALAN USAHA PADA INDUSTRI PAKAIAN JADI DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Internet marketing atau e-marketing atau online-marketing adalah segala usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memfasilitasi transaksi pembelian antarsemua jenis aktor:

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

Transkripsi:

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : 1306105140 ABSTRAK Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali dikatakan menjadi salah satu sektor yang berpengaruh bagi perekonomian Bali selain sektor pariwisata. Pertumbuhan industri pakaian jadi di pronvinsi Bali pada tahun 2013 sampai tahun 2015 terus meningkat. Pada tahun 2013 jumlah unit usaha pada industri pakaian jadi sebesar 946 unit, pada tahun 2014 meningkat menjadi 1.007 unit usaha dan pada tahun 2015 naik menjadi 1.021 unit usaha. Dari 1.021 unit usaha, 788 unit diantaranya berbentuk industri perseorangan, 89 unit usaha berbentuk Perseroan Terbatas dan 144 unit usaha berbentuk CV. Banyaknya usaha pada industri pakaian jadi di Provinsi Bali tentu akan menjadi tantangan bagi pengusaha industri pakaian jadi untuk menjalankan usahanya. Sebagian pengusaha memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas usahanya, salah satunya dengan menggunakan e- commerce. E-commerce dapat meningkatkan cakupan pemasaran menjadi lebih luas. Hal ini dikarenakan calon pembeli tidak harus datang langsung ke toko untuk memesan, tetapi cukup dengan memesan melalui aplikasi online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan e-commerce terhadap penjualan usaha pada industri pakaian jadi di Provinsi Bali. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bali dengan populasi yang digunakan yaitu seluruh pengusaha pakaian jadi di Provinsi Bali serta ukuran sampel sebesar 100 orang pengusaha industri pakaian jadi. Dari 100 orang responden penelitian, 56 responden diantaranya tidak menggunakan e-commerce dan 44 orang responden menggunakan e-commerce, dimana pengguna e-commerce lebih banyak menggunakan facebook sebagai e-commerce. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk mengukur besarnya peranan e- commerce terhadap penjualan. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Instrumental Variabel (IV) dengan metode 2SLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai penjualan dengan menggunakan e-commerce 258 persen lebih besar dibandingkan nilai penjualan tanpa menggunakan e-commerce. Nilai penjualan dengan menggunakan Facebook 46 persen lebih besar dibandingkan dengan menggunakan jenis e-commerce lainnya. Diketahui pula penjualan pakaian jenis baju lebih besar 1,3 persen dibandingkan jenis pakaian lainnya. Kata kunci : e-commerce, industri pakaian jadi, penjualan, instrumental variabel vi

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 5 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Kegunaan Penelitian... 6 1.5 Sistematika Penulisan... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 9 2.1.1 UMKM... 9 2.1.2 Konsep Industri... 10 2.1.3 Persaingan Monopolistik... 14 2.1.4 Konsep E-commerce... 18 2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan... 22 2.2 Hipotesis Penelitian... 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 27 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 27 3.3 Subjek dan Objek Penelitian... 27 3.4 Identifikasi Variabel... 27 3.5 Definisi Operasional Variabel... 28 3.6 Jenis dan Sumber Data... 29 3.6.1 Jenis data... 29 i ii iii iv vi vii ix x xi vii

3.6.2 Sumber data... 30 3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel... 30 3.8 Metode Pengumpulan Data... 33 3.9 Teknik Analisis Data... 34 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V 4.1 Gambaran Umum Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali... 37 4.2 Gambaran Umum E-commerce pada Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali... 38 4.3 Karakteristik Responden Penelitian... 39 4.3.1 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Umur... 39 4.3.2 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 41 4.3.3 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Bentuk Usaha... 42 4.3.4 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis E-commerce... 43 4.4 Hasil dan Pembahasan... 44 4.4.1 Hasil Estimasi Regresi... 44 4.4.2 Hasil Estimasi IV... 47 4.5 Implikasi Hasil Penelitian... 50 4.6 Keterbatasan Penelitian... 51 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 52 5.2 Saran... 52 DAFTAR RUJUKAN... 54 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 59 viii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Jumlah Unit Usaha pada Industri Pakaian jadi di Provinsi Bali Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2013-2015... 3 1.2 Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Pakaian jadi di Provinsi Bali tahun 2013-2015... 4 3.1 Definisi Operasional variabel... 28 3.2 Jumlah Unit Usaha pada Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2015... 31 3.3 Sampel industri pakaian jadi di Provinsi Bali berdasarkan lokasi industri... 33 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 40 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 41 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Bentuk Usaha... 42 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis E-commerce... 43 4.5 Hasil Estimasi Regresi... 44 4.6 Hasil Regresi Jenis E-commerce... 46 4.7 First-Stage Regressions... 47 4.8 Hasil Estimasi IV... 48 ix

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 1.1 Grafik Perkembangan Jumlah Unit Usaha pada Industri Pakaian jadi di Provinsi Bali dari tahun 2013-2015... 2 1.2 Grafik Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Pakaian jadi di Provinsi Bali Tahun 2013-2015... 4 2.1 Grafik Keseimbangan Perusahaan Persaingan Monopolistik dalam Jangka Pendek (memperoleh Keuntungan)... 15 2.2 Grafik Keseimbangan Perusahaan Persaingan Monopolistik dalam jangka Pendek (Mengalami Kerugian)... 16 2.3 Keseimbangan Perusahaan Persaingan Mopolistik dalam Jangka Panjang... 16 x

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Kuesioner Penelitian... 59 2 Tabulasi Data... 62 3 Uji Regresi... 63 4 Uji Instrumental Variabel... 65 5 Log-File... 66 xi

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini pemerintah sangat fokus untuk meningkatkan minat masyarakat untuk memulai usaha atau menjadi entrepreneur. Menurut Geoffrey G. Meredit et al (1996) wirausaha atau enterpreneur adalah orang yang mampu melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk mengambil untung dari hal tersebut serta dapat menentukan tindakan yang tepat, guna mencapai kesuksesan. Wirausaha dibidang industri pakaian jadi sangat membantu perekonomian, tidak hanya dalam penyerapan kerja yang dapat mengurangi pengangguran tetapi juga dapat membantu meningkatkan perdagangan domestik maupun perdagangan internasional dan dapat meningkatkan devisa Negara. Menurut S. Kritikos (2014), wirausaha penting untuk pembangunan ekonomi, manfaat wirausaha akan lebih besar di negara dimana pengusaha dapat beroperasi secara fleksibel, mengembangkan ide-ide mereka dan memetik hasil. Menurut Van Stel (2004) Jumlah kegiatan wirausaha mempengaruhi pertumbuhan PDB untuk 36 negara. Menurut Kniivila (2007) perkembangan industri memberikan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi negara-negara seperti Cina, Korea Selatan, Taiwan dan Indonesia. Seiring dengan pertumbuhannya yang cepat, tingkat kemiskinan telah menurun di banyak negara. Menurut Torben M. Roepstroff (1985) industri 1

manufaktur Indonesia telah berkembang cepat. Saat ini Indonesia merupakan produsen manufaktur terbesar diantara negara-negara berkembang. Saat ini, perkembangan fashion di Bali juga sudah semakin pesat, mengingat Bali sebagai kawasan pariwisata internasional yang menjadi tujuan bagi para wisatawan baik dari mancanegara maupun domestik tentu sangat menambah peluang bagi para pengusaha yang memiliki keahlian dibidang fashion untuk memulai usaha pada industri pakaian jadi, ditambah perkembangan dunia fashion yang terus berubah mengikuti tren atau gaya berbusana dari jaman ke jaman tentu menambah persaingan diantara pengusaha pada industri pakaian jadi. Menurut Gustav (2006) dengan pesatnya ekspansi garment di Bali, produk pribumi sukses berwirausaha di lingkungan yang kondusif tanpa banyak bantuan dari pemerintah. Sehingga diperlukan kebijakan untuk mengembangkan usaha pribumi. Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Unit Usaha pada Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali dari Tahun 2013 2015 1,040 1,020 1,000 980 Industri Pakaian Jadi 960 Unit Usaha 940 920 900 2013 2014 2015 Sumber: Disperindag Provinsi Bali, 2016 (data diolah) 2

Grafik 1.1 diatas diketahui bahwa jumlah unit usaha pada industri pakaian jadi di Provinsi Bali dari tahun 2013 sampai dengan 2015 mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, jumlah usaha pada industri pakaian jadi sebanyak 946 unit usaha. Pada tahun 2014, jumlah usaha pada industri pakaian jadi sebanyak 1.007 unit usaha. Tahun 2015, jumlah usaha pada industri pakaian jadi sebanyak 1.021 unit usaha. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha pada Industri Pakaian jadi di Provinsi Bali Menurut Kabupaten/ Kota Tahun 2013-2015 Tahun Kab/ Kota 2013 2014 2015 Denpasar 571 616 628 Klungkung 16 17 13 Badung 176 176 185 Buleleng 18 24 27 Gianyar 36 35 38 Jembrana 40 37 38 Karangasem 25 25 24 Tabanan 43 50 41 Bangli 21 27 27 Total 946 1007 1021 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali 2016 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Kota Denpasar memiliki jumlah unit usaha terbanyak diantara 8 kabupaten lainnya yaitu sebanyak 571 unit usaha pada tahun 2013, 616 unit usaha pada tahun 2014, dan 628 unit usaha pada tahun 2015. Kabupaten Badung menempati posisi kedua terbanyak setelah Kota Denpasar yaitu sebanyak 176 unit usaha pada tahun 2013 sampai 2014 dan sebanyak 185 unit usaha pada tahun 2015. Pertumbuhan jumlah unit usaha di industri pakaian jadi mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali. 3

Grafik 1.2 Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali Tahun 2013-2015 15,500 15,000 Penyerapan Tenaga Kerja 14,500 14,000 Tenaga Kerja (orang) 13,500 2013 2014 2015 Sumber: Disperindag Provinsi Bali, 2016 (data diolah) Grafik 1.2 diatas menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja pada industri pakaian jadi di Provinsi Bali terus meningkat dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Tahun 2013 jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 14.238 orang. Tahun 2014 jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 14.597 orang. Tahun 2015 jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 15.101 orang. Tabel 1.2 Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali Tahun 2013-2015 Tahun Kab/ Kota 2013 (orang) 2014 (orang) 2015 (orang) Denpasar 7228 7308 7644 Klungkung 226 241 193 Badung 4665 4665 4823 Buleleng 136 183 209 Gianyar 642 640 758 Jembrana 117 396 429 Karangasem 260 260 257 Tabanan 666 676 574 Bangli 298 228 214 Total 14238 14597 15101 Sumber: Disperindag Provinsi Bali, 2016 (data diolah) 4

Tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa Kota Denpasar merupakan daerah dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak pada industri pakaian jadi. Tahun 2013 sebanyak 7.228 orang, tahun 2014 sebanyak 7.308 orang, dan tahun 2015 sebanyak 7.644 orang. Penyerapan tenaga kerja terbanyak kedua adalah Kabupaten Badung. Tahun 2013 dan 2014 penyerapan tenaga kerja pada industri pakaian jadi di Kabupaten badung sebanyak 4.665 orang, dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 4.823 orang. Di jaman digital seperti sekarang, banyak pengusaha pada industri pakaian jadi yang memanfaatkan teknologi sebagai sarana promosi dan berjualan, salah satunya berjualan secara online atau sering disebut e-commerce. Pertumbuhan pengguna internet dan adanya peningkatan transaksi melalui e-commerce menyadarkan perusahaan akan peluang yang disediakan internet, sehingga perusahaan akan ikut bergabung menggunakan e-commerce (Zhu, 2014). Penjualan melalui e-commerce dinilai lebih mudah dan praktis dibandingkan dengan cara konvensional. Selain itu, cakupan penjualan pun semakin besar, tidak hanya di daerah penjual tersebut berada tetapi dapat mencakup nasional dan bahkan internasional. Penjualan melalui e-commerce mampu membuat konsumen dan produsen tetap berhubungan walaupun berada ditempat yang berbeda. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 5

1. Bagaimanakah peranan e-commerce terhadap penjualan produk pakaian jadi di Provinsi Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis peranan e-commerce terhadap penjualan produk pakaian jadi di provinsi Bali. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, baik itu untuk menambah dan memperkaya bahan pustaka yang sudah ada, baik sebagai pelengkap maupun bahan perbandingan. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat menambah refrensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Kegunaan Praktis Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada masyarakat mengenai manfaat e-commerce terhadap penjualan usaha di industri pakaian jadi sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan e-commerce jika melakukan usaha. 6

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun berdasarkan ketentuan pada buku Pedoman Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dimana skripsi ini terdiri atas 5 bab yang saling berhubungan. Adapun secara terperinci gambaran mengenai fungsi dan kandungan tiap bab adalah sebagai berikut ; Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan gambaran umum dari penelitian yang terdiri atas uraian latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan itu sendiri. Bab II Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai teori teori yang digunakan sebagai landasan yang mendukung penelitian baik berupa penelitian penelitian sebelumnya ataupun teori teori yang dikemukakan oleh para ahli serta dilengkapi dengan uraian hipotesis dari penulis mengenai penelitian ini. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini diuraikan metode penelitian yang digunakan oleh penulis sehingga isi bab ini meliputi ; desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, penentuan 7

responden penelitian, metode pegumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan. Bab IV Data Dan Pembahasan Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan deskripsi hasil penelitian dan hasil pengujian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan. Bab V Simpulan Dan Saran Pada bab ini diuraikan tentang simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, saran saran yang diberikan untuk penelitian di masa mendatang serta keterbatasan penelitian. 8