ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2485

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2768

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 946

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

3

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2796

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4214

ANALISIS KEBUTUHAN MAGISTER MANAJEMEN, PASCASARJANA TELKOM UNIVERSITY DENGAN PENDEKATAN EDUCATION QUALITY DAN MODEL KANO

Keywords: Quality Function Deployment, True customer needs, House of Quality, Part Deployment, WDP

Kata Kunci: Atribut Kebutuhan, Integrasi Product Quality dan Model Kano, True Customer Needs

PERANCANGAN KEBUTUHAN PROGRAM PRIME TIME SORE PADA RADIO K-LITE BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVICE QUALITY MODEL DAN MODEL KANO

ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN APLIKASI EMMA SMART HOME MENGGUNAKAN INTEGRASI PRODUCT QUALITY dan MODEL KANO

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2719

ANALISIS POSITIONING PROGRAM STUDI CREATIVE MULTIMEDIA PROFESSIONAL BERDASARKAN PERCEPTUAL MAP DENGAN METODE MULTI DIMENSIONAL SCALLING

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4393

PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN DAN SERTIFIKASI NETWORK ADMINISTRATION PROFESSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2774

Kata kunci : atribut kebutuhan, perbaikan produk, integrasi education quality dan model kano, true customer needs

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 4353

PENGEMBANGAN KUALITAS PRODUK DODOL RUMPUT LAUT UKM AULIA SARI MENGGUNAKAN INTEGRASI DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN MODEL KANO

PERANCANGAN KEBUTUHAN PENDENGAR SPECIAL PROGRAM PRIME TIME MALAM RADIO ZORA DENGAN MENGGUNAKAN SERVICE QUALITY DAN MODEL KANO

METODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN

ANALISIS KEBUTUHAN LAYANAN BIRO PERJALANAN UMRAH MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL DAN MODEL KANO DI PT XYZ

ANALISIS KEBUTUHAN LAYANAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK- KANAK SANDHY PUTRA TELKOM MENGGUNAKAN INTEGRASI EDUCATION QUALITY DAN REFINE KANO

ANALISIS KEBUTUHAN PRODUK ABON AYAM ASEP POS MENGGUNAKAN INTEGRASI MODEL KANO DAN PRODUCT QUALITY PADA UKM RIZKY JAYA ABADI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

ANALISIS KEBUTUHAN PRODUK KERUPUK KENTANG MENGGUNAKAN INTEGRASI KUALITAS PRODUK DAN MODEL KANO PADA UKM KERUPUK KENTANG IBU RISTY

Kano Model Kepuasan Pengguna Lulusan Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ANALISIS PERSEPSI JASA PELAYANAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN IPA PADA PERGURUAN XYZ

ANALISIS SISTIM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MODEL KANO

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan Model Kano dalam penelitian ini:

ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK TAS RANSEL ESGOTADO TIPE CORDURO SEGUNDO MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE PRODUCT QUALITY DAN MODEL KANO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN BERDASARKAN ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN POSPAY KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN SERVQUAL, MODEL KANO, DAN TEKNIK TRIANGULASI

ANALISIS KEBUTUHAN PRODUK BROWNIES ZEBRA DI VANNISA BROWNIES DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI PRODUCT QUALITY DAN MODEL KANO

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi

PERANCANGAN KEBUTUHAN KONSUMEN JASA LAYANAN LAUNDRY DEEP CLEANING SEPATU MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVICE QUALITY DAN MODEL KANO

OPTIMASI KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS PT. BANK XYZ)

Integrasi Metode Kano dan Quality Function Deployment (QFD) untuk Peningkatan Pelayanan Pendidikan (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Baureno)

ANALISIS KEBUTUHAN PRODUK SAMBAL STROBERI MENGGUNAKAN INTEGRASI PRODUCT QUALITY DAN MODEL KANO di USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SHAGY LESTARI

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: kano, kualitas layanan, layanan penerbangan, QFD

Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR LAYANAN ADMINISTRASI POLITEKNIK UBAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PADA MMT-ITS DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL, KANO DAN QFD

JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 4 NO. 1 FEBRUARI 2017

SISTEM INFORMASI EVALUASI KUALITAS LAYANAN e-learning MENGGUNAKAN DIMENSI SERVQUAL DAN FUZZY KANO MODEL UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN MAHASISWA

ANALISA KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN PADA PELANGGAN SEMEN PADANG MENGGUNAKAN MODEL KANO BERDASARKAN DIMENSI SERVQUAL

MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X

PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI

ABSTRACT. vi Universitas Kristen Maranatha

Analisis Kebutuhan Layanan Website E-commerce Pinkemma Menggunakan E-Service Quality

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN PADA FITUR SITU BAGIAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS PASUNDAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANO

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

USULAN RANCANGAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN MODEL INTEGRASI SERVQUAL KANO

Pengembangan Metode Permainan Dalam Pengenalan Standar Kepada Anak SMA Dengan Menggunakan Analisis Kano Dan QFD

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PT. X DENGAN MODEL SERVQUAL DAN KANO

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Rekapitulasi Pendapatan Perusahaan TOTAL BEBAN (DALAM RIBU)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN MODEL KANO

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS LAYANAN JASA WIFI.ID PADA WIFICORNER PT.TELKOMDI KOTA BANDUNG

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

Analisis Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan Metode Kano Di Perpustakaan Universitas Kadiri

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Mahasiswa Aktif di Indonesia, Desember 2015 Sumber: Dikti (2015a)

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

ANALISIS POSITIONING PROGRAM STUDI CREATIVE MULTIMEDIA PROFESSIONAL BEDASARKAN PERCEPTUAL MAP DENGAN METODE MULTI DIMENSIONAL SCALLING

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PADA PERUSAHAAN JASA TRAVEL AGENT BERBASIS E-COMMERCE DENGAN METODE E-SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Analisis Kualitas Layanan Dengan Metode KANO Berdasarkan Dimensi SERVQUAL Pada PT. AKR

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEBUTUHAN ATRIBUT WEBSITE KABUPATEN BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEB USABILITY DAN MODEL KANO

Universitas Kristen Maranatha

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016)

PEMANFAATAN METODE KANO UNTUK MENGEVALUASI KUALITAS LAYANAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK

ANALISIS KUALITAS LAYANAN RESTORAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO-PRCA DAN AIM

Evaluasi Asal Jurusan SMA Terhadap Kemampuan Pemahaman Materi Perancangan Basis Data

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri

Jurnal Ilmiah Econosains E-ISSN: TRACER STUDY PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014

ANALISIS DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK DENGAN METODE KANO MELALUI PENGEMBANGAN BERBASIS KOMPONEN

MODEL KANO DALAM MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN DI RESTAURAN CEPAT SAJI

Jakarta, November Peneliti

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

ABSTRACT. vii. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN SERVICE BLUEPRINT LAYANAN JASA PABRIK GENTENG RHM SOKKA MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY DAN KANO

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA AKADEMIS AMIK ASM LAKSI 31

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK LAYANAN BRI MOBILE BANKING BANK RAKYAT INDONESIA DI KOTA MEDAN OLEH CHRONIKA SIAGIAN

Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia

ANALISA KUALITAS DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KAPAL FERRY PENYEBERANGAN RO-RO TESIS. Riky Adrian Oktora

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2403

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN DENGAN INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN KANO

Transkripsi:

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2485 ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PROGRAM SERTIFIKASI WEB DEVELOPMENT PROFESSIONAL DI TELKOM PROFESSIONAL CERTIFICATION CENTER MENGGUNAKAN INTEGRASI EDUCATION QUALITY DAN MODEL KANO NEEDS ANALYSIS OF DEVELOPMENT OF WEB DEVELOPMENT PROFESSIONAL CERTIFICATION PROGRAM IN TELKOM PROFESSIONAL CERTIFICATION CENTER USING THE INTEGRATION OF EDUCATION QUALITY AND KANO S MODEL 1 Iftitah Noor Pratomo, 2 Yati Rohayati, 3 Sari Wulandari 1,2,3 Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom 1 titapratomo@students.telkomuniversity.ac.id, 2 yatirohayati@telkomuniversity.ac.id, 3 sariwulandari@telkomuniversity.ac.id ABSTRAK: Telkom Professional Certification Center (TPCC) merupakan salah satu afiliasi dari Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) yang berupa Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Salah satu produk yang ditawarkan oleh TPCC adalah Certified Competency Development and Professional (CCDP) yang menyasar lulusan SMA dan sederajat. CCDP memiliki tujuh pilihan program sertifikasi yang salah satunya adalah Web Development Professional (WDP). CCDP mengalami penurunan jumlah pendaftar setiap tahunnya, terutama program WDP. Untuk itu pihak TPCC berencana melakukan pengembangan produk dari program pendidikan non-degree untuk lulusan SMA dan sederajat menjadi program pelatihan dan sertifikasi yang ditujukan untuk semua kalangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan calon pelanggan program pelatihan dan sertifikasi WDP yang baru menggunakan integrasi EduQUAL dan Model Kano untuk meningkatkan kualitas layanan nantinya. Pada penelitian ini didapatkan 25 atribut kebutuhan calon pelanggan yang digunakan untuk menentukan atribut kebutuhan yang berpengaruh pada pengembangan layanan program WDP yang baru. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner EduQUAL, diperoleh 12 atribut kuat dan 13 atribut lemah. Selanjutnya, berdasarkan pengklasifikasian Model Kano, diperoleh 12 atribut kebutuhan yang perlu dikembangkan dan diprioritaskan. Rekomendasi dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan data serta analisis yang melibatkan pihak TPCC. Dari 12 atribut yang direkomendasikan, terdapat 9 atribut yang menjadi True Customer Needs yang terdiri dari 2 atribut yang akan dikembangkan dan 7 atribut yang akan diprioritaskan. Kata Kunci: Atribut Kebutuhan, Pengembangan Produk, Integrasi EduQUAL dan Kano, True Customer Needs ABSTRACT: Telkom Professional Certification Center (TPCC) is one of the affiliations of Telkom Education Foundation (YPT) in the form of Professional Certification Institution (LSP). One of the products offered by TPCC is Certified Competency Development and Professional (CCDP) targeted at high school graduates and the same level. CCDP has seven choices of certification program and one of them is Web Development Professional (WDP). CCDP is having a problem that is the decrease in number of registrant every year, especially for WDP Program. Therefore, TPCC is planning to do product development for CCDP Program from non-degree program for high school graduates to training and certification program for all people. The aim of this study is to analyze the needs of prospective customers of the new WDP Program using integration of EduQUAL and Kano s Model to improve future service quality. This study has obtained 25 attributes of prospective customer needs that are used to determine which attributes that have an influence in product development of the new WDP Program. Based on the result of EduQUAL questionnaire data processing, it is found that there are 12 strong attributes and 13 weak attributes. Furthermore, based on the classification of Kano s Model, it is found that there are 11 attributes which are needed to be developed and prioritized. Recommendations are formulated based on the result of data processing then are discussed with the problem owner that is TPCC. From 11 attributes that are recommended, there are 9 attributes that will become True Customer Needs that consist of 2 attributes to be developed and 7 attributes to be prioritized. Keywords: Need Attributes, Product Development, Integration of EduQUAL and Kano, True Customer Needs 1

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2486 1. Pendahuluan Telkom Professional Certification Center merupakan merupakan salah satu afiliasi dari Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) yang berupa Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). TPCC didirikan sebagai realisasi dedikasi PT. Telekomunikasi Indonesia dalam memberikan kontribusi terhadap upaya berkelanjutan perbaikan standar hidup dan daya saing bangsa Indonesia. Salah satu produk yang ditawarkan oleh TPCC adalah Certified Competency Development and Professional (CCDP). Program pengembangan kompetensi tersebut menyasar para lulusan pendidikan menengah atas dan sederajat yang ingin memiliki keterampilan nyata. CCDP didesain sebagai solusi atas kesenjangan kompetensi tenaga kerja saat ini dan pada masa yang akan datang. CCDP memiliki tujuh pilihan program sertifikasi yaitu ADP, GDP, NAP, CMP, IAP, CSP, serta WDP. Target jumlah peserta didik untuk masing-masing program sertifikasi adalah empat puluh peserta per program. Namun berdasarkan data jumlah pendaftar program CCDP yang didapat dari TPCC, terjadi penurunan jumlah pendaftar setiap tahunnya. Jumlah pendaftar masih belum memenuhi target untuk semua program, terutama program sertifikasi WDP. Dari target jumlah peserta didik per program yang sudah ditetapkan, jumlah peserta didik yang didapat masi h di bawah standar di setiap tahun ajaran. No. Tabel 1.1 Jumlah Pendaftar Program CCDP 2015/2016 Jumlah Pendaftar Program Sertifikasi 2013/2014 2014/2015 2015/2016 1. Application Development Professional (ADP) 17 13 15 2. Web Development Professional (WDP) 17 4-3. Graphic Design Professional (GDP) 9 15-4. Network Administration Professional (NAP) 10 7-5. Creative Multimedia Professional (CMP) 19 15 14 6. IT Accounting Professional (IAP) 3 5 10 7. Cyber Secretary Professional (CSP) - - - Total 75 59 39 Dari Tabel I.1 dapat diketahui bahwa jumlah pendaftar yang paling kecil pada tahun ajaran 2014/2015 adalah pendaftar program WDP dan pada tahun ajaran berikutnya, terdapat empat program yang tidak memiliki peserta didik yang salah satunya adalah WDP. Selain itu, dari empat orang yang mendaftar di tahun ajaran 2014/2015, sampai saat ini hanya tersisa tiga orang yang menjadi peserta didik aktif program sertifikasi WDP. Ditambah lagi, pada tahun akademik 2015/2016, TPCC tidak membuka kelas WDP karena tidak ada peminatnya. Jumlah tersebut adalah yang paling sedikit di antara program sertifikasi lainnya. Pihak TPCC memiliki rencana untuk melakukan pengembangan produk, yaitu dari program pendidikan non -degree untuk lulusan SMA dan sederajat menjadi program pelatihan dan sertifikasi. Program sertifikasi yang baru ini akan menyasar semua kalangan, termasuk di dalamnya mahasiswa, karena sertifikasi dapat menjadi bekal mereka untuk menghadapi era MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean (Husin, 2015). TPCC harus merancang dengan baik bagaimana program CCDP ini nantinya agar dapat bersaing dengan produk sejenis. Analisis kebutuhan pelanggan untuk pengembangan produk ini perlu dilakukan, agar pada produk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk itu tahap awal penelitian dilakukan survei pendahuluan guna mengidentifikasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki program ini, terutama program sertifikasi WDP berdasarkan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh para peserta didik ataupun alumni. Beberapa kekurangan program sertifikasi WDP yang berhasil teridentifikasi berdasarkan survei pendahuluan dirangkum dalam Tabel I.2. Tabel 1.2 Daftar Kekurangan Program Sertifikasi WDP No. Kekurangan Persentase Tanggapan 1. Pegawai atau admin kurang profesional. 2. Instruktur tidak disiplin dalam hal ketepatan waktu mengajar. 45% Banyak pegawai yang bukan merupakan tenaga tetap. 36% Pengawasan tidak berjalan dengan baik. 3. Jangka waktu kuliah terlalu lama. 36% Materi perkuliahan banyak dan program ini memang diciptakan untuk jangka waktu yang lama. 2

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2487 Tabel 1.2 Daftar Kekurangan Program Sertifikasi WDP (Lanjutan) No. Kekurangan Persentase Tanggapan 4. Update konten modul dan software belum dilakukan secara rutin. 27% Update konten modul dan software belum dapat dilakukan karena dana yang tidak mencukupi. 5. Lokasi kurang strategis. 27% Karena saat ini CCDP menempati lokasi baru yang bukan berada di pusat kota. 6. Fasilitas kurang lengkap (tidak terdapat perpustakaan dan klinik kesehatan). 27% Karena CCDP memang hanya menyediakan fasilitas prioritas karena bukan merupakan pendidikan formal. 7. Penyampaian materi kurang jelas. 18% Karena belum ada pembinaan untuk para instruktur. Berdasarkan data dari Tabel I.2 tersebut, dapat diketahui kekurangan-kekurangan yang dimiliki program studi WDP. Pengembangan program sertifikasi WDP dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada sekarang perlu dilakukan demi keberlangsungan program CCDP ini. Agar program sertifikasi WDP ini dapat mencapai target baru dan memberikan kepuasan serta dapat bersaing dengan pesaing, maka perlu dilakukan analisis untuk mengetahui apa saja kebutuhan pelanggan terhadap layanan yang diberikan oleh pihak TPCC. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan pelanggan atau need analysis adalah proses mengidentifikasi dan mengevaluasi kebutuhan suatu masyarakat atau populasi tertentu. Analisis kebutuhan melibatkan fokus pada apa yang harus dilakukan dibanding apa yang telah dilakukan di masa lalu (Titcomb, 2000). Analisis kebutuhan merupakan tahapan awal untuk mengetahui apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan layanan (Watkins, dkk., 2012). 2.2 Education Quality (EduQUAL) Education Quality (EduQUAL) adalah sebuah instrumen pengukuran dengan dimensi-dimensi yang diciptakan berdasarkan pada pendekatan SERVQUAL dan saran dari para ahli untuk mengukur persepsi kualitas layanan pendidikan (Mahapatra & Khan, 2007). Pada penelitian ini dilakukan penyesuaian dimensi-dimensi EduQUAL terhadap objek penelitian, yaitu program pelatihan dan sertifikasi pada saat pemilihan dimensi agar relevan pada lingkup permasalahan. Terdapat tujuh dimensi terpilih berdasarkan relevansinya terhadap objek penelitian, yaitu Curriculum, Academic Facilities, Industry Interaction, Academics, Campus, Responsiveness, serta Reputation. 2.3 Model Kano Model Kano merupakan model yang digunakan untuk mengkategorikan atribut terhadap suatu produk sehingga dapat membantu mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang kepuasan pelanggan (Shen, dkk., 2000). Model kano dapat digunakan untuk mengkategorikan kebutuhan pelanggan menjadi enam kategori, yaitu attractive, one dimensional, must-be, indifferent, reverse, dan questinable. Gambar 2.2 Model Kano Pengklasifikasian atribut Model Kano dilakukan dengan cara menggabungkan antara jawaban dari pertanyaan functional dengan jawaban dari pertanyaan dysfunctional yang dilanjutkan dengan pengodean dan perhitungan menggunakan Tabel Evaluasi Kano dan Formula Blauth. 2.4 Integrasi EduQUAL dengan Model Kano Model Kano diusulkan untuk diintegrasikan dengan EduQUAL agar dapat saling melengkapi antara kedua metode. Kano mengkategorikan atribut produk atau jasa berdasarkan seberapa baik atribut dapat memuaskan kebutuhan pelanggan (Tan & Pawitra, 2001). 3

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2488 Identifikasi atribut layanan yang ada sekarang Pengukuran opini pelanggan pada atribut fungsional/disfungsional Pengukuran kepuasan pelanggan Pengkategorian atribut berdasarkan Model Kano Identifikasi atribut kuat dan atribut lemah Atribut Kuat Atribut Lemah Must-be One-dimensional Indifferent Attractive Must-be One-dimensional Indifferent Dipertahankan Dikembangkan lebih lanjut untuk proses inovatif Ditingkatkan Gambar 2.2 Kerangka Integrasi EduQUAL dan Model Kano Penelitian ini dilakukan terhadap produk baru yang sedang dirancang yang menyasar target baru, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap framework di atas. Modifikasi perlu dilakukan karena target dari penelitian ini belum pernah merasakan layanan sebelumnya sehingga kepuasan tidak dapat didefinisikan. Perhitungan dilakukan berdasarkan nilai harapan yang disebut Nilai Harapan Pelanggan dan digunakan untuk mengetahui seberapa besar harapan pelanggan terhadap masing-masing atribut kebutuhan. Modifikasi dilakukan pada bagian penentuan tindakan untuk masing-masing atribut kebutuhan dan dijelaskan pada model konseptual. 3. Metode Penelitian Model konseptual pada penelitian ini dijelaskan pada gambar 3.1 sebagai berikut: Kuesioner Dime nsi EduQUAL Atribut Kebutuhan Pelanggan berda sarkan Voice of Customer Kuesioner Model Kano Harapan Kepentingan Must-be Dimensi Kano Indifferent Nilai Kepuasan Pelanggan One Dimensional Reverse Atribut Kuat Atribut Lemah Attractive Questionable Integrasi EduQual dengan Model Kano berdasarkan Harapan Attractive Dikembangkan Atribut Kuat One Dimensional Must-be Diprioritaskan Indifferent Dipertahankan Attractive Dikembangkan Atribut Lemah One Dimensional Must-be Dipertahankan Indifferent Diabaikan True Customer Needs 4 Dikembangkan Diprioritaskan

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2489 Gambar 3.1 Model Konseptual 5

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2490 Penelitian diawali dengan penggalian Voice of Customer (VoC) yang didapat dari wawancara terhadap calon pelanggan. Dari proses ini akan didapatkan atribut-atribut kebutuhan pelanggan program sertifikasi WDP. Karena penelitian dilakukan terhadap target baru yang belum pernah merasakan layanan, nilai kepuasan tidak dapat diidentifikasi sehingga perhitungan dilakukan berdasarkan nilai harapan dan kepentingan yang digunakan untuk mengukur Nilai Harapan Pelanggan. Kemudian pada pengklasifikasian Kano akan diperoleh kategori Kano dari masing-masing atribut. Nilai Harapan Pelanggan digunakan untuk menggolongkan atribut kebutuhan menjadi atribut kuat dan lemah yang akan diintegrasikan dengan kategori Kano sehingga diperoleh True Customer Needs sebagai rekomendasi untuk pengembangan layanan program sertifikasi WDP yang baru. 4. Pembahasan 4.1 Pengolahan Kuesioner EduQUAL Hasil dari pengolahan kuesioner EduQUAL adalah Nilai Harapan Pelanggan yang didapatkan dari perkalian tingkat harapan dengan tingkat kepentingan. Dilihat dari masing-masing Nilai Harapan Pelanggan atribut kebutuhan, dapat dikatakan bahwa atribut dengan Nilai Harapan Pelanggan tinggi merupakan atribut kuat yang berarti harapan calon pelanggan terhadap adanya atribut kebutuhan tersebut tinggi, sedangkan atribut dengan Nilai Harapan Pelanggan rendah merupakan atribut lemah yang berarti harapan calon pelanggan terhadap adanya atribut kebutuhan tersebut rendah. Penentuan atribut kuat lemah dapat dilihat rata-tata Nilai Harapan Pelanggan. Atribut dengan Nilai Harapan Pelanggan di atas nilai rata-rata digolongkan sebagai atribut kuat dan atribut dengan Nilai Harapan Pelanggan di bawah nilai rata - rata digolongkan sebagai atribut lemah. Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner EduQUAL, diketahui bahwa 12 atribut kebutuhan merupakan atribut kuat dan 13 atribut kebutuhan merupakan atribut lemah. 4.2 Pengolahan Kuesioner Model Kano Pengolahan data kuesioner Model Kano diawali dengan mengelompokkan atribut kebutuhan ke dalam kategori Kano berdasarkan Tabel Evaluasi Kano. Tabel 4.1 Evaluasi Kano Selanjutnya, masing-masing dari atribut tersebut akan dikodekan menggunakan formula Blauth untuk menentukan kategori atribut kebutuhan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika nilai one-dimensional ditambah nilai attractive dan ditambah nilai must-be hasilnya lebih besar dari jumlah nilai indifferent, reverse dan questionnable, maka grade yang dipilih adalah nilai maksimum antara onedimensional, attractive, atau must-be. 2. Jika nilai one-dimensional ditambah nilai attractive dan ditambah nilai must-be hasilnya lebih kecil dari jumlah nilai indifferent, reverse dan questionnable, maka grade yang dipilih adalah nilai maksimum antara indifferent, reverse, atau questionnable. 3. Jika nilai one-dimensional ditambah nilai attractive dan ditambah nilai must-be hasilnya sama dengan jumlah nilai indifferent, reverse dan questionnable, maka grade dipilih dari nilai maksimum di antara semua kategori, yaitu one-dimensional, attractive, must-be indifferent, reverse, atau questionnable. Berdasarkan proses pengklasifikasian yang telah dilakukan dengan Tabel Evaluasi Kano dan formula Blauth, dapat diketahui 12 atribut kebutuhan termasuk dalam kategori must-be, 5 atribut yang termasuk dalam kategori indifferent, 5 atribut yang termasuk dalam kategori one dimensional, serta 2 atribut yang termasuk dalam kategori attractive. 4.3 Integrasi EduQUAL dengan Model Kano Tahap selanjutnya adalah melakukan integrasi antara hasil pengolahan kuesioner EduQUAL dengan hasil pengolahan kuesioner Model Kano, sehingga dapat diketahui tindakan selanjutnya untuk masing-masing atribut. Dari hasil pengolahan kuesioner EduQUAL diperoleh hasil Nilai Harapan Pelanggan yang dapat menggolongkan atribut kebutuhan menjadi atribut kuat dan atribut lemah. Atribut kebutuhan tersebut diintegrasikan dengan hasil kategori Kano dari setiap atribut kebutuhan yang didapatkan dari pengolahan kuesioner Model Kano. Atribut kuat dengan kategori Kano attractive akan dikembangkan, atribut kuat dengan kategori Kano one dimensional serta must-be akan diprioritaskan, dan atribut kuat dengan kategori Kano indifferent akan dipertahankan. Sedangkan untuk atribut lemah dengan kategori Kano attractive akan dikembangkan karena dapat menjadi keunggulan bagi perusahaan, atribut lemah dengan kategori one dimensional serta must-be akan dipertahankan, dan atribut lemah 6

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2491 dengan kategori Kano indifferent akan diabaikan. Atribut yang menjadi rekomendasi True Customer Needs adalah atribut yang dikembangkan dan diprioritaskan. Terdapat 2 atribut kebutuhan yang akan dikembangkan serta 10 atribut kebutuhan yang akan diprioritaskan. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan pihak TPCC untuk melakukan verifikasi, dari 12 rekomendasi True Customer Needs di atas, terdapat dua atribut kebutuhan yang tidak diprioritaskan oleh pihak TPCC, yaitu atribut mengenai kemampuan staf dan kompetensi instruktur. Alasannya beberapa waktu yang lalu TPCC baru mengadakan pembatasan jumlah pegawai dan pihak TPCC pun menganggap bahwa staf-staf TPCC sekarang ini adalah yang memiliki kemampuan lebih. Sedangkan untuk kompetensi instruktur, pihak TPCC menganggap para instruktur di TPCC memang sudah kompeten dan sesuai dengan bidangnya karena memang sudah ada aturan mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap instruktur di TPCC. Dengan demikian, total True Customer Needs berjumlah 9 yang terdiri dari dua atribut yang dikembangkan dan tujuh atribut yang diprioritaskan. Tabel 4.1 True Customer Needs No. True Customer Needs Kuat/ Lemah 1. Fasilitas komputer bekerja dengan baik saat peserta menjalankan software Kategori Kano Tindakan Selanjutnya untuk Atribut Kuat A Dikembangkan 2. Ruangan pelatihan kondusif (tenang) Kuat A Dikembangkan 3. Instruktur menjalin interaksi yang baik dengan peserta didik 4. Lembaga memberikan pembekalan yang baik kepada peserta didik yang dapat mengakomodasi peserta saat akan masuk ke dunia kerja yang sebenarnya 5. Bahan ajar yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dunia industry 6. Kegiatan pelatihan lebih mengarah kepada praktik langsung Kuat O Diprioritaskan Kuat M Diprioritaskan Kuat M Diprioritaskan Kuat O Diprioritaskan 7. Sertifikat dapat diterima dengan baik di dunia kerja Kuat O Diprioritaskan 8. Lembaga menjalin kerja sama dengan perusahaanperusahaan guna mempermudah peserta didik untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus Kuat M Diprioritaskan 9. Fasilitas internet berjalan lancar Lemah M Diprioritaskan 5. Kesimpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan di antaranya: terdapat 25 atribut kebutuhan calon pelanggan terhadap layanan program pelatihan dan sertifikasi WDP nantinya yang diidentifikasi berdasarkan tujuh dimensi EduQUAL terpilih. Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner EduQUAL dan Model Kano, terdapat 12 atribut kuat yang berarti harapan calon pelanggan terhadap atribut-atribut kebutuhan program pelatihan dan sertifikasi WDP yang baru tersebut tinggi dan 13 atribut lemah yang berarti harapan calon pelanggan terhadap atribut-atribut tersebut rendah. Berdasarkan hasil klasifikasi atribut kebutuhan calon pelanggan program pelatihan dan sertifikasi WDP yang baru menggunakan Model Kano, diperoleh 13 atribut kebutuhan yang termasuk dalam kelompok kategori must-be, 5 atribut yang termasuk dalam kategori one dimensional, 5 atribut yang termasuk dalam kategori indifferent, serta 2 atribut yang termasuk dalam kategori attractive. Yang terakhir, berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan integrasi EduQUAL dan Model Kano yang dilanjutkan dengan verifikasi ke pihak TPCC, diperoleh 9 atribut kebutuhan yang akan dikembangkan dan diprioritaskan sebagai True Customer Needs. 6. Daftar Pustaka [1] Bisnis.com (2015), Menperin: Sertifikasi Jadi Amunisi Pekerja Hadapi MEA, diakses, http://industri.bisnis.com/read/20151104/257/488979/menperin-sertifikat-jadi-amunisi-pekerja-hadapi-mea. 21 Desember 2015 [2] Jain, R., Sinha, G., & Sahney, S. (2011), Conceptualizing service quality in higher education, Asian Journal on Quality, vol. 12, no. 3 pp. 296-314. 7

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2492 [3] Kumaran, P.S. & Anbazhagan, B. (2011), A Study on Quality in Higher Education: Student's Perspective, Journal for Bloomers of Research, vol. 3, no. 2, pp. 222-226. Republika Online (2015). Pelajar Diminta Miliki Sertifikat Kompetensi Kerja.. http://www.republika.co.id/. 8 Oktober 2015 [4] LeBlanc, G. & Nguyen, N. (1997), Searching for Excellence in Business Education: An Exploratory Study of Customer Impressions of Service Quality, International Journal of Educational Management, vol. 11, no. 2, pp. 72 79. [5] Mahapatra, S.S. & Khan, M.S. (2007), A Neural Network Approach for Assessing Quality in Technical Education: An Empirical Study, Int. J. Productivity and Quality Management, vol. 2, no. 3, pp. 287-306. [6] Shen, X.X., Tan, K.C. & Xie, M. (2000), An Integrated Approach to Innovative Product Development using Kano s Model and QFD, European Journal of Innovation Management, vol. 3 no. 2, pp. 91-99. [7] Sukwadi, R., Yang, C.C. & Liu, F. (2011), Towards An Identification and Classification of Service Quality Attributes in Higher Education, International Journal of e-education, e-business, e- Management and e-learning, vol. 1 no. 2, pp. 163-168. [8] Tan, K.C. & Pawitra, T.A. (2001), Integrating SERVQUAL and Kano s Model into QFD for Service Excellence Development, Managing Service Quality, vol. 11 no. 6, pp. 418-430. [9] Telkom Professional Certification Center. CCDP Program. http://www.telkompdc.com/. 6 Desember 2015 [10] Telkom Professional Certification Center 2015, Laporan Manajemen Triwulan III Tahun 2015, YPT Telkom, Bandung. [11] Titcomb, Allison L 2000, Need Analysis - University of Arizona Cooperative Extension, ICYF Evaluation Concept Sheet. https://extension.arizona.edu/evaluation/sites/extension.arizona.edu.evaluation/files/docs/needs.pdf. 23 November 2015 [12] Watkins, R., Meiers, M.W. & Visser, Y.L. (2012), A Guide to Assessing Needs. Washington DC: The World Bank. [13] Yayasan Pendidikan Telkom. Telkom Professional Certification Center. http://www.yptelkom.or.id/. 8 Oktober 2015. 8