BAB VII KESI MPULAN DAN SARAN Hasil yang diperoleh dari proses perencanaan maupun sub sistem dari proyek perumahan Bumi Sejahtera ini merupakan sesuatu yang diharapkan diterapkan. Pada akhir penulisan tugas akhir ini, mencoba untuk membuat suatu kesimpulan dan saran sistem Tengger dapat penulis untuk menerapkan perencanaan yang telah dibuat. 7.1. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perencanaan yang dilakukan dalam bab V dan bab VI, dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut 1. Perencanaan mutlak diperlukan untuk melaksanakan suatu usaha bagi organisasi maupun badan-badan usaha untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta hendak dicapainya. 2. Pada saat ini usaha pengadaan perumahan sedang menggejala, karena kebutuhan akan perumahan yang bersih, sehat, dan layak sedang meningkat. Sehingga badan usaha yang bergerak di bidang 'real estate' ini 124
125 semakin banyak. Oleh karenanya untuk tetap dapat bertahan dan berkembang, badan usaha ini harus membuat suatu perencanaan yang sistematik dan matang tentang sistem maupun sub sistem dalam proyek. 3. Untuk mendapatkan perencanaan yang mengena harus didukung dengan adanya data yang terpercaya, mulai dari elemen-elemen terkecil seperti volume pekerjaan, jumlah satuan pekerja, dan sebagainya. 4. Untuk mendapatkan perencanaan yang baik, perlu untuk meninjau sistem secara global sebelum memulai untuk menganalisa permasalahan yang lebih rinci. 5. Langkah awal dalam meninjau sistem secara global adalah pembentukan struktur pekerjaan terperinci (WBS) dan peta pertanggungjawaban proyek (LCR) yang merupakan dasar untuk pembentukan struktur organisasi, jaringan kerja dan penjadwalan proyek serta laporan kemajuan proyek. 6. Kegiatan yang dibahas lebih terinci dalam tugas akhir ini adalah kegiatan ko~struksi I pembangunan perumahan. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini dapat direncanakan dan dikendalikan secara teknis, juga pada kegiatan ini melibatkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak serta biaya yang relatif besar.
126 7. Pengendalian biaya dan tenaga kerja yang dipergunakan untuk pelaksanaan konstruksi I pembangunan perumahan ini adalah dengan melakukan crash program, yaitu dengan kerja lembur selama 2 jam (pada kondisi normal pekerja bekerja selama 8 jam, sedangkan dengan kerja lembur ini pekerja akan bekerja selama 10 jam) pada aktivitasaktivitas di lintasan kritis. 8. Kerja lembur dilakukan dengan tujuan untuk tidak menambah jumlah tenaga kerja, karena hal ini memungkinkan untuk ditentang oleh serikat pekerja karena adanya ketidakcocokan dengan pekerja lain, sehingga dapat mengurangi motivasi di samping pengaturannya juga menjadi lebih sulit. Dengan kerja lembur akan dapat menguntungkan pihak pekerja dan juga pihak developer yang bersangkutan. 9. Pada kondisi normal keseluruhan pelaksanaan proyek Bumi Tengger ini adalah 21 bulan, sedangkan pada kondisi dipercepat adalah 20 bulan (lebih cepat 38 hari). 10. Keuntungan bersih sebelum dikurangi pajak dari proyek pada kondisi normal adalah Rp 512.968.000,00. Sedangkan keuntungan bersih sebelum pajak dari proyek pada kondisi dipercepat adalah Rp 514.213.335,00. Berdasarkan analisa di atas, maka pelaksanaan proyek pada kondisi dipercepat adalah pilihan terbaik, karena
127 memiliki keuntungan baik dari segi waktu maupun biaya. Berdasarkan perhitungan IRR pun diperoleh bahwa IRR pada kondisi dipercepat adalah sebesar 85,98% lebih besar dibandingkan pada kondisi normal yaitu 83,5%. Ini berarti bahwa secara keseluruhan pelaksanaan proyek dengan crash program lebih menguntungkan daripada pelaksanaan proyek pada kondisi normal. 11. Secara umum pelaksanaan proyek Bumi Tengger Sejahtera ini layak untuk dilaksanakan karena bila dibandingkan dengan MARR adalah sebagai berikut - Untuk IRR dengan perioda bulan a tau per bulan. MARR - 1,925 % IRR normal = 5,158 % IRR crash = 5,30647 % IRR crash > IRR normal >> MARR - Untuk IRR per tahun MARR = ( 1 + 0.01925 )12-1 - 0,2571 - = 25,71 % IRR normal - 83,5 % IRR crash = 85,98 % IRR crash > IRR normal >> MARR 12. Keseluruhan alternatif perencanaan ini merupakan suatu alat yang dapat dipergunakan oleh manajer untuk
128 pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian keputusan tentang perencanaan yang akan dilaksanakan tergantung pada pihak manajer. 7.2. Saran Adapun saran-saran yang diberikan dalam penulisan tugas akhir ini antara lain adalah 1. Pada mulanya, untuk perencanaan proyek secara global sebaiknya digunakan sistem manajemen proyek klasik sehingga struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan struktur pekerjaan terperinci (WBS). Selanjutnya untuk pengembangan proyek dipergunakan sistem manajemen proyek tingkat tinggi, agar proyek dapat berkembang lebih pesat dan maju. 2. Perlu untuk membuat satuan standar volume dan pekerja untuk setiap aktivitas dalam kegiatan konstruksi perumahan agar dapat mendukung secara kuantitatif dari perencanaan yang dibuat. 3. Perlu dilakukan pengendalian dan monitoring yang kontinu untuk semua kegiatan dalam pelaksanaan proyek perumahan, sehingga apabila ada hambatan ataupun kesulitan dapat segera diatasi dan dicarikan jalan keluarnya.
129 4. Pada pelaksanaan proyek dengan dipercepat, maka kegiatan proyek akan dipersingkat sekitar 1 bulan. Oleh karenanya divisi pemasaran harus lebih berperan pemasaran perumahan, sehingga untuk melaksanakan dalam crash program ini manajer juga harus mengecek dan mempertimbangkan basil kerja dan saran-saran dari 5. divisi pemasaran. Untuk tetap dapat bertahan dan bersaing developer lain, kualitas bangunan harus dengan tetap dipertahankan walaupun pelaksanaan program dikerjakan pada kondisi normal, dipercepat, ataupun saat proyek mengalami kemunduran dari jadwal yang telah direncanakan. 6. Dengan adanya tabel aliran pemasukan dan pengeluaran dana diharapkan dana yang digunakan untuk pelaksanaan proyek senantiasa tersedia, sehingga kebutuhankebutuhan yang diperlukan pada saat dibutuhkan selalau ada. Dengan kata lain perencanaan kebutuhan bahan bangunan, material dan peralatan disesuaikan dengan aliran dana serta jadwal pelaksanaan pembangunan proyek sehingga pelaksanaan pembangunan proyek dapat berjalan lancar.
130 7. Penerimaan uang muka pada aliran pemasukan dana ditentukan secara merata, namun pada kenyataannya mungkin tidak persis merata demikian. Hal ini akan berpengaruh terhadap IRR yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan faktor pengaman dalam menentukan MARR. 8. Manajer proyek sebaiknya senantiasa melihat perkembangan prosedur dan strategi pelaksanaan proyek pengadaan perumahan ini, untuk dapat menentukan perencanaan tentang tipe perumahan yang diminati serta prosedur perijinan dan peraturan-peraturan yang saat itu berlaku dalam bisnis perumahan ini.