Suwadi (Guru SMP Negeri 1 Mojosongo Boyolali) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Edudikara, Vol 1 (2); 64-77,

Peningkatan Kedisiplinan dan Hasil Belajar IPA pada Materi Klasifikasi Benda Melalui Discovery Learning Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

PENERAPAN PERMAINAN MONOPOLI BINTANG CERDAS DALAM MATERI AJAR SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA. Herawati

PROSEDUR/METODOLOGI PENELITIAN ( BAB III )

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VIII-B SMPN 18 Mataram Melalui Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media visual.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING BERVARIASI PADA MATA PELAJARAN PKn

METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

BAB III METODE PENELITIAN

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No10 ISSN X. Darmiah SD Inpres Perumnas, Palu, Sulawesi Tengah

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : WAHID ROSYIDI

BAB III METODE PENELITIAN

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kurnia Anandita Widyaningrum Program Studi Pendidikan-Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 136

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH RAHMAWATI HIDAYAH A54B090044

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

C027. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 SRINGIN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK OPTIMALISASI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PADA SISWA DI SMA NEGERI 4 MAGELANG, JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KARYA SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. IPS sejarah dengan menerapkan model pembelajarankartu Domino. Siswa kelas X-B berjumlah 37 siswa terdiri dari :

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. proses pembelajaran dalam kelas menggunakan model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK). Penentuan bentuk penelitian ini karena kegiatan penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Mamba ul Ulum Corogo Jogoroto Jombang ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

BAB III METODE PENELITIAN. mengujicobakan suatu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran Examples Non

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

Erna Lukitawati Guru SMP NEGERI I Turen

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN 2 KRAKAL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN. No Uraian Kegiatan Bulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

OPTIMALISASI STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI DAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

Transkripsi:

ISSN 2541-0261 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOMPETISI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn BAGI SISWA KELAS IXA SMP NEGERI 1 MOJOSONGO BOYOLALI Suwadi (Guru SMP Negeri 1 Mojosongo Boyolali) suwadis68@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kompetisi kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan pemahaman konsep globalisasi pada mata pelajaran PKn bagi siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Mojosongo semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu mendiskripsikan data dan menginterprestasikan data. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Seting penelitian yaitu kelas IXA semester 2 tahun pelajaran 2009/2010, yang merupakan satu di antara tujuh kelas IX paralel. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tes dan non tes, alat pengumpulan data menggunakan butir-butir soal dan lembar observasi. Sedangkan validitas data menggunakan content validity dan triangulasi. Kemudian analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif dan kualitatif. Indikator kinerja yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1) meningkatnya motivasi belajar dari kondisi awal 34,34% meningkat menjadi 60% pada siklus I dan 70% pada siklus II, 2) meningkatnya pemahaman konsep globalisasi yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar dari kondisi awal rata-rata kelas 57,27 menjadi 60 pada siklus I dan 65 pada siklus II. Dari hasil penelitian telah menunjukkan bahwa model pembelajaran kompetisi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar yaitu ditandai dengan meningkatnya aktifitas siswa saat mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini ditujnjukan perolehan data pengamatan dari kondisi awal hanya 34,34% termotivasi meningkat menjadi 78,35% pada siklus I dan 80,09% pada siklus II. Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa, maka meningkat pula hasil belajar siswa dari kondisi awal nilai rata-rata kelas 57,27 menjadi 62,27 pada siklus I dan 65,15 pada siklus II. Meningkatnya nilai hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan tingkat pemahaman terhadap konsep globalisasi. Kata kunci : Pembelajaran kompetisi kelompok, motivasi dan pemahaman konsep globalisasi. PENDAHULUAN Kurangnya Motivasi belajar siswa memiliki dampak yang sangat besar terhadap tingkat ketercapaian prestasi belajar siswa. Biasanya siswa yang tidak termotivasi belajarnya, tingkat prestasinya rendah. Seperti yang terjadi pada saat peneliti mengadakan pengamatan terhadap siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Mojosongo semester 2 tahun pelajaran 2009/2010 ketika menyampaikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi globalisasi (Kompetensi Dasar 3.1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya globalisasi bagi Indonesia), sebagian besar siswa tidak termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pengamatan, hanya sebesar 34,34% siswa yang termotivasi dalam mengikuti 34 pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Rendahnya motivasi belajar tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dari hasil evaluasi diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa kelas IXA hanya mencapai rata-rata 57,27. Hal ini menunjukkan kemampuan memahami konsep globalisasi rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa dan pemahaman konsep globalisasi yang terjadi di kelas IXA tersebut menjadi sebuah latar belakang penelitian ini. Upaya penyelesainnya, guru harus membangun proses pembelajaran. Langkah yang diambil peneliti di sini adalah menerapkan pola pembelajaran yang kontruktivistik, yaitu memilih model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan siswa dengan menerapkan model

pembelajaran kompetisi kelompok. Model kompetisi kelompok yaitu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk dapat berinteraksi sosial. Dengan interaksi sosial siswa akan berhubungan langsung dengan lingkungan. Situasi lingkungan akan dapat memberi rangsangan untuk melakukan sesuatu yang hendak dicapai. Dalam proses belajar terdapat tiga unsur penting yang memberi pengaruh terhadap keberhasilan, yaitu : 1). Pengalaman belajar yang dimiliki sebelum melakukan proses belajar tertentu.. 2). Situasi lingkungan yang memberi rangsangan untuk terjadinya proses belajar. 3). Respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan tersebut, (Sumiati dan Asra, 2007: 54). Dengan menerapkan model pembelajaran kompetisi kelompok diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman terhadap konsep globalisasi. Oleh karena itu penelitain ini mengangkat judul "Penerapan Model Pembelajaran Kompetisi Kelompok untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Globalisasi pada Mata Pelajaran PKn bagi Siswa Kelas IXA SMP Negeri 1 Mojosongo Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010": Salah satu model pembelajaran yang bernilai sosial tinggi adalah menggunakan pendekatan cooperative learning. Model pembelajaran cooperative learning dengan berbagai tipe dikembangkan berlandaskan teori belajar constructivism (konstruktivisme). Konstrultivisme merupakan landasan berfikir (filosofs) pendekatan konsep dalam pembelajaran. Menurut teori belajar ini pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperoleh melalui konsep yang terbatas (sempit) dan tidak datang sekonyongkonyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil da diingat, melainkan manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan member makna melalui pengalaman nyata (Sri Hartati, 2007: 13). Inti pembelajaran kooperatif adalah proses pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kelompok, siswa melakukan interaksi social secara langsung sehingga dapat membangun bentuk kerja sama di dalam kelompoknya. Pembelajaran semacam ini dapat mendidik siswa hidup berdemokrasi. Model pembelajaran kompetisi kelompok merupakan salah satu bagian dari model pembelajaran kooperatif. Dalam pengelolaan pembelajaran, siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang yang heterogen. Dengan kelompok-kelompok kecil ini, siswa dengan bebas melibatkan diri secara optimal dalam mengikuti pembelajaran. Siswa berinteraksi dengan temanya secara aktif, bertukar informasi, dan saling bekerja sama. Pembelajaran kompetisi kelompok dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a) Siswa dibagi dalam kelompok kecil (5-6) orang; b) Setiap kelompok diberi materi/soal untuk didiskusikan, c) Setiap kelompok melaksanakan diskusi membahas materi/soal; d) Setiap kelompok menyerahkan hasil diskusinya kepada guru, e) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelompok lain, f) Setiap jawaban yang disampaikan kelompok benar, maka kelompok tersebut diberi poin 1 (skor 10). Jika jawaban yang disampaikan salah, soal dilempar ke kelomopk lain, dan jika kelompok lain menjawab benar dibei poin 1 (skor 10). g) Guru mengakumulasi poin/skor yang diperoleh setiap kelompok, dan mengumumkan perolehan poin urut dari yang terbanyak, h) Guru memberi penguatan/kesimpulan materi pembelajaran. Melalui langkah-langkah pembelajaran yang menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar 35

siswa. John W. Atkinson 1958, 1964 (dalam Margaret E. Bell Gredler, 1991: 436) motivasi merupakan fungsi variable tugas dan disposisi individu untuk berusaha mencapai keberhasilan atau menghindari kegagalan. Motivasi pada dasarnya merupakan keinginan (wants) yang ingin dipenuhi (dipuaskan), maka ia timbul jika ada rangsangan, baik karena ada kebutuhan (needs) maupun minat (interest) terhadap sesuatu, Sumiati dan Asra (2007: 236). Dengan demikian motivasi adalah salah satu hal yang mendasari adanya seseorang bertingkah laku dalam upaya mencapai keinginannya. Merujuk dari beberapa pendapat tersebut motivasi dapat diartikan suatu dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan yag diinginkan. Kaitanya belajar, maka motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan belajarlam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan belajar. Dengan motivasi belajar yang tinggi akan memiliki dampak positif terhadap pemahaman materi pembelajaran bagi siswa. Pemahaman berasal dari kata paham. Menurut kamus besar bahasa Indonesia paham bisa berarti pendapat, pikiran, aliran, haluan, pandangan, mengerti benar, tahu benar. Dari beberapa arti tersebut jika kita kaitkan dengan konteks permasalahan yang diangkat dalam penelitian tentang pemahaman konsep globalisasi, maka ada satu istilah yang relevan digunakan untuk mengartikan pemahaman. Merujuk dari kamus bahasa Indonesia tersebut di atas, peneliti menterjemahkan istilah pemahmaan adalah mengerti benar tentang sesuatu hal. Mialnya, memahami konsep globalisasi, berarti mengerti benar tentang hal-hal yang berkaitan dengan globalisasi. Globalisasi berasal dari kata global, artinya mendunia, di mana antara jarak dan letak geografis tidak lagi menjadi penghalang untuk berkomunikasi, Tilaar, 1999 (dalam Sri Haryati dan Sugiaryo, 2008 : 21-22). Globalisasi memberi dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia, akibatnya jarak antarbangsa atau antarnegara menjadi dekat. Globalisasi juga membawa perubahan atau transformasi sosial, ekonomi, politik dan budaya serta pertahanan keamanan. Dengan demikian yang dimaksud globalisasi adalah suatu proses mendunia dimana semua peristiwa (sosial, ekonomi, politik, budaya dan pertahanan keamanan) yang terjadi di belahan dunia telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Pemahaman konsep globalisasi bagi siswa dimaksudkan bahwa siswa mampu mencapai kompetensi dasar yang telah dirumuskan dalam materi pembelajaran tentang konsep globalisasi dengan predikat hasil belajarnya melampaui Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) Dasar pemikiran dalam penelitian ini berawal dari motivasi dan pemahaman konsep globalisasi yang rendah, dikarenakan proses pembelajaran yang masih konvensional (searah). Upaya yang dilakukan oleh peneliti di sini adalah membimbing siswa melalui proses pembelajaran dengan memilih model pembelajaran yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Kompetisi Kelompok. Penerapan model pembelajaran kelompok dalam penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I, siswa dibagi dalam kelompok kecil (5-6) anak melakukan diskusi menjawab soal yang dibuat oleh guru untuk dikompetisikan dengan kelompok yang lain. Sedangkan pada siklus II, siswa 36

melakukan diskusi menjawab soal yang dibuat oleh kelompok lain. Diasumsikan, penerapan model pembelajaran kompetisi kelompok diduga dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman konsep globalisasi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Mojosongo semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas IXA SMP Negeri 1 Mojosongo pada semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah siswa kelas IXA adalah 33 siswa, yang terdiri dari 15 siswa lakilaki dan 18 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan 2 macam : a)teknis Tes, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dengan melaksanakan tes tertulis pada saat setelah selesai pembelajaran, baik pada kondisis awal, siklus I maupun siklus II; b) Teknis Non Tes, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti pada saat melakukan pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan supaya diperoleh data yang valid, yaitu melalui dokumentasi dan observasi. Alat pengumpulan data menggunakan alat pengumpulan data yang berupa : a) Butir-butir soal tes, yaitu soal-soal tes yang digunakan untuk mengukur kemajuan atau tingkat keberhasilan siswa dalam menerima/menyerap materi pembelajaran yang disajikan oleh guru atau peneliti. Sehingga hasil belajar siswa bisa diketahui secara jelas; b) Lembar observasi, yaitu lembar pengamatan yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran/tindakan. Supaya data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini bisa lebih valid baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, maka dalam validasi data tersebut divalidasi dengan menggunakan : a) Content validity, yaitu untuk memvalidasi data yang bersifat kuantitatif. Melalui content validiti ini data tersebut secara teoritik lebih operasional, spesifik, dan dapat mengukur indikator yang diharapkan; b)triangulasi sumber, digunakan untuk memvalidasi data yang bersifat kualitatif, yang diperoleh oleh Peneliti bersama kolaborator melalui pengamatan dalam proses pembelajaran/tindakan. Analisis data data yang digunakan adalah : a) Analisis diskriptif komparatif yaitu untuk membandingkan hasil belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus II; b) Analisis diskriptif kualitatif, digunakan untuk membandingkan hasil pengamatan peneliti tentang proses pembelajaran dari kondisi awal, siklus I dan siklus II Dalam penelitian indikator yang ingin dicapai oleh peneliti adalah : a) Hasil belajar atau pemahaman terhadap konsep globalisasi yang ratarata 57,27 supaya meningkat menjadi 60,00 pada siklus I dan 65,00 pada siklus II; b) Motivasi belajar siswa pada kondisi awal yang hanya 34,34% siswa termotivasi menjadi 60,00% pada siklus I, dan 70,00% pada sikulus II siswa termotivasi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Menurut Sri Swasono Widodo (2009) masing-masing tindakan dalam siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan, antara lain : 1) Planning, 2) Acting, 3) Observing, dan 4. Reflecting. Dalam penelitian ini masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap perencanaan (planning) menyusun beberapa perencanaan program yang terdiri dari : a) Menyusun program pembelajaran; b) Menyusun lembar observasi; c) Menyusun lembar kegiatan siswa; d) Menyusun alat evaluasi; e) Mmempersiapkan perangkat lain yang dibutuhkan. Tahap pelaksanaan tindakan (acting), peneliti melaksanakan tindakan dengan kegiatan pemeblajaran. Pada tahap pengamatan (observing) ini kolaborator melakukan observasi selama kegatan 37

belajar berlangsung. Setelah direfleksikan, selanjutnya kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dijadikan sebagai renungan dalam perbaikan kegiatan berikutnya. Perbaikan-perbaikan tersebut dapat berupa metode pembelajaran, media pembelajaran, maupun alat evaluasi yang digunakan. HASIL DAN PEMBAHASAN Selama pengamatan dalam proses pembelajaran dengan model kompetisi kelompok sebagai berikut: a) Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.; b) Siswa berpartisipasi aktif, interaksi sosial terjalin dengan baik, kehidupan demokratis tampak ketika melakukan diskusi kelompok. Dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran siklus I, peneliti bersama kolaborator memperoleh data sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Observasi pada Siklus I Sedangkan nilai hasil belajar siswa meningkat dari rata-rata kelas 57,27 pada kondisi awal menjadi 62,27 pada siklus I. Pembahasan Siklus II Pada siklus II, siswa semakin tertarik pada model pembelajaran kompetisi kelompok. Dari pengamatan peneliti dengan kolaborator dapat diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Data observasi atau pengamatan terhadap motivasi belajar siswa tercatat: Tabel 3 Hasil Observasi pada Siklus II Sedangkan nilai hasil belajar siswa ratarata kelas adalah 65,15, yang menunjukkan adanya peningkatan pemahaman terhadap konsep globalisasi. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata pada siklus I yang hanya 62,27. Berarti ada kenaikan 4,62%. Pembahasan Antar Siklus Data kondisi awal tercatat hanya sekitar 34,34% siswa yang memiliki kemauan untuk mengikuti pelajaran. Sedangkan hasil belajar siswa hanya mencapai rata-rata kelas sebesar 57,27. Pada tindakan siklus I peneliti menerapkan model pembelajaran kompetisi kelompok. tingkat motivasi tercatat 78,35% atau sebanyak 26 dari 33 siswa kelas IXA. Nilai hasil belajar siswa setelah mengikuti penilaian akhir pelajaran pada siklus I, rata-rata kelas 62,27. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 62,27 menunjukkan ada kenaikan hasil belajar atau pemahaman terhadap konsep globalisasi. Pada siklus II, tingkat motivasi belajar siswa mencapai angka sebesar 80,09% atau sebanyak kurang lebih 26,42 Siswa dari 33 siswa kelas IXA. Sedangkan hasil nilai yang diperoleh siswa kelas IXA rata-rata 65,15. Jika kita bandingkan dengan siklus I, maka hasil nilai siswa pada siklus II ini mengalami kenaikan sebesar 4,63%. 38

Dari uraian tersebut di atas, maka dalam pembahasan antar siklus ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada kenaikan motivasi belajar siswa dari kondisi awal sebesar 34,34% menjadi 78,35% siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kompetisi kelompok. Prosentase kenaikan motivasi belajar siswa adalah sebesar 128,15%. 2. Ada kenaikan pemahaman terhadap konsep globalisasi pada mata pelajaran PKn dari kondisi awal dengan rata-rata nilai hasil belajar 57,27 menjadi 62,27 pada siklus II. Kenaikan nilai hasil belajar sebesar 0,09%. 3. Ada kenaikan motivasi belajar siswa dari siklus I sebesar 78,35% menjadi 80,09% siswa termotivasi belajarnya pada siklus II. Ada kenaikan sebesar 2,22%. 4. Ada kenaikan pemahaman terhadap konsep globalisasi dengan ditunjukkan nilai hasil belajar siswa rata-rata kelas 62.27 pada siklus I menjadi 65,15 pada siklus II. Ada kenaikan pemahaman terhadap konsep globalisasi sebesar 4,26%. Perbandingan antara kondisi awal, siklus I dan siklus terdapat pada tabel di bawah ini : Tabel 5 PerbandinganTingkat Motivasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Tingkat kemajuan atau perkembangan pembelajaran pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut: II dapa tabel di bawah ini: Grafik 1. Perbandingan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Hasil Penelitian Berdasarkan kajian teori dan data empirik, penelitian tindakan kelas ini telah mampu menjawab hipotesa yang telah dirumuskan pada bab II. 1. Melalui model pembelajaran kompetisi Kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraantentang globalisasi bagi siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Mojosongo semester 2 tahun pelajaran 2009/2010, ditandai dengan meningkatnya tingkat motivasi belajar siswa dari kondisi awal 34,34%, kemudian pada siklus I sebesar 78,35%, dan pada siklus II sebesar 80,09 siswa termotivasi belajarnya. 2. Melalui model pembelajaran kompetisi kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep globalisasi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Mojosongo semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Terbukti ada kenaikan hasil belajar siswa. dari kondisi awal hasil belajar siswa hanya diperoleh rata-rata kelas 57,27, pada siklus I 62,27. Kemudian siklus II diperoleh ratarata kelas 65,15. Dengan kenaikan angka-angka kuantitatif pada hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II, maka dapat dinyatakan ada kenaikan hasil belajar secara signifikan. PENUTUP Simpulan Setelah diadakan analisis data dan 39

pembahasan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penerapan model pembelajaran kompetisi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar p a d a m a t a p e l a j a r a n P e n d i d i k a n Kewarganegaraan bagi siswa kelas IXA SMP Negeri I Mojosongo semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. 2. Penerapan model pembelajaran kompetisi kelompok dapat meningkatkan pemahaman konsep globalisasi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa kelas IXA SMP Negeri 1 Mojosongo semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. 3. Penerapan model pembelajaran kompetisi kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman konsep globalisasi pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa kelas IXA SMP Negeri I Mojosongo semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. Saran Penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kompetisi kelompok dapat menginspirasi peneliti untuk memberikan saran sebagai berikut: 1. Dapat dikembangkan untuk penelitian bagi guru pada pelajaran atau materi lain yang relevan. 2. Para guru, khususnya guru Pendidikan Kewarganegaraan hendaknya memperluas wawasan model-model pembelajaran secara teoritis yang selanjutnya dapat menerapkannya dalam pembelajaran agar lebih bermakna. 3. Kepala sekolah hendaknya mengupayakan adanya pelatihan-pelatihan terhadap keprofesian guru tentang pengembangan model-model pembelajaran dan penelitian tindakan kelas. DAFTAR PUSTAKA Margaret E. Bell Gredler, 1991. Belajar dan Membelajarkan Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.11. Jakarta: CV. Rajawali. Sri Hartati, 2007. Model Pembelajaran Inovatif. Semarang: Dinas Diknas. Sri Haryati dan Sugiaryo, 2008. Modul Pendidikan Kewarganegaraan. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Sri Wasono Widodo. 2009. Panduan Penyusunan L a p o r a n P T K. I n t e r n e t : http://sriwasono.wordpress.com Sumiati dan Asra, 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. 40