BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.

Mata Kuliah - Etika Periklanan-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu kebiasaan yang sangat membahayakan bagi kesehatan, yang sampai saat ini masih

Rivansyah Wirahadiutama (Studi pada perokok di kampus Universitas Gunadarma Depok Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

JUDUL PROPOSAL (MAKSIMAL 12 KATA)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan dibahas simpulan hasil penelitian, yaitu berupa uraian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan produk barang atau jasa yaitu sebuah iklan. atau suara, dan simbol simbol agar masyarakat sadar dan mengetahuinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

dipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan konsumsi dalam masyarakat/ khalayak. yang menjual jasa pada pengusahan rokok.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA DALAM PERSPEKTIF NORMA KESOPANAN. (Studi Kasus di Desa Klego, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merek dagang yang dikomunikasikan melalui media. Pesan - pesan iklan pada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan salah suatu kebiasaan penduduk Indonesia. Kebiasaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari abad kedua puluh satu. Menurut badan kesehatan dunia WHO ( World

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk khususnya melalui media cetak. Menurut Rhenald Khasali (1995:99)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada uraian berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok untuk dijadikan daya tariknya. Selain kemasan. hal yang penting dalam pemasaran produk.

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH. Industri rokok di Indonesia tergolong sebagai industri yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji dan mempelajari secara

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memikirkan langkah strategis dalam setiap perencanaan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2014 PENYELENGGARAAN PROGRAM PARENTING BERBASIS E-LEARNING D ALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEND ID IK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung mempengaruhi tingkat globalisasi yang terus berkembang.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Magelang Provinsi Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan representasi diskriminasi agama Islam di balik teks media yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deksriptif. Penelitian deskriptif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian untuk Film Hiphopdinigrat dari JHF ini adalah metode penelitian kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki. anak muda, remaja yang melakukan kebiasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Rokok dalam perkembangannya telah menjadi salah satu komoditi dagang yang memiliki banyak konsumen. Rokok dengan mudah dapat dibeli oleh pelbagai kalangan khususnya anak muda, selain kemudahan tersebut, iklan rokok juga menjadi salah satu hal yang dapat mempengaruhi konsumen untuk merokok, hal tersebut dipengaruhi oleh beragam iklan menarik yang menampilkan bermacam jenis rokok baik melalui media elektronik maupun media cetak. Oleh sebab itulah, rokok menjadi lebih dari sekedar komoditi dagang, melainkan telah menjadi gayah hidup dan identitas dalam pergaulan, bahkan menjadi sebuah kebutuhan untuk sebagian anak muda dewasa ini. Iklan rokok memiliki andil yang sangat besar sebagai salah satu media yang digunakan oleh para produsen rokok untuk menyampaikan keunggulan produknya agar dapat menstimulus konsumen sehingga tertarik terhadap produk yang dijual. Melalui iklan, produk rokok tersebut dipromosikan, salah satunya menggunakan billboard yang merupakan media luar ruang yang berfungsi untuk mengiklankan suatu produk dengan potensi menarik perhatian yang cukup besar dari masyarakat pengguna jalan. Billboard biasa ditempatkan disisi jalan yang dinilai potensial dengan pertimbangan ruas jalan dan jumlah pengguna jalan yang beraktifitas di lingkungan tersebut. Pemerintah telah mengeluarkan aturan yang menetapkan bahwa setiap produk rokok didalamnya harus disertai dengan keterangan mengenai dampak rokok bagi para perokok, yang bertujuan untuk mengingatkan tentang bahaya merokok bagi kesehatan, sesuai dengan pasal 114 yang berbunyi: 1

Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan rokok kewilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan. (Depkes RI, PP Nomor 109 Tahun 2012 pasal 14 ayat 2) yang berisi Pasal tersebut dikuatkan oleh UU perlindungan konsumen No 8/1999 Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk melindungi dirinya sendiri. (Tobacco initiative, bab 9:13) Hal tersebut sejalan dengan hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang benar dan jujur atas kondisi dan keamanan produk dan jasa yang dijamin oleh Undang-undang. Kota Bandung sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia banyak dijumpai papan iklan billboard yang mengiklankan beragam produk rokok. Apabila kita perhatikan terdapat wajah baru yang selalu menghiasi kolom peringatan di papan billboard iklan rokok. Tidak seperti biasanya label peringatan yang berisikan kata-kata Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. kali ini label tersebut berisikan tulisan, Peringatan: Merokok Membunuhmu, tulisan 18+ disertai dengan gambar pria berkumis yang sedang menghisap rokok dengan latar dua buah tengkorak manusia. Melihat fenomena di atas penulis tertarik untuk menganalisa perubahan dalam label peringatan tersebut, apakah label peringatan merokok membunuhmu pada setiap iklan rokok di billboard, sudah mewakili realitas bahaya merokok, sehingga masyarakat dapat membaca pesan tersebut sesuai dengan nilai yang ingin disampaikan dan dapat mempengaruhi masyarakat untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan rokok, atau bahkan tidak peduli dengan larangan tersebut. Fenomena perubahan label peringatan tersebut, seolah-olah secara visual label tersebut tidak menggambarkan dampak rokok terhadap perokok, melainkan cenderung bersifat ancaman bahwa rokok membunuhmu, namun disertai dengan gambar seorang pria yang sedang merokok. Dari hal penulis tertarik untuk 2

menjadikannya bahan analisa dalam karya tulis ini, berkaitan dengan isi dalam pasal 27 poin 3 bahwa Tidak memperagakan, menggunakan, dan/atau menampilkan wujud atau bentuk Rokok atau sebutan lain yang dapat diasosiasikan dengan merek Produk Tembakau. (Depkes RI, PP Nomor 109 Tahun 2012 pasal 27) Apabila diamati label peringatan tersebut tidak sesuai dengan isi pasal yang tercantum, dimana label peringatan secara tidak langsung mempromosikan kegiatan merokok dengan menampilkan visual seseorang sedang merokok. Dengan adanya gejala tersebut masyarakat sebagai target audiens dari pesan yang terkandung didalam iklan tersebut, akan melahirkan sebuah reaksi yang dapat menjelaskan dampak pesan yang terkandung didalam keseharian masyarakat. Dari pemaparan diatas penulis memutuskan untuk membuat sebuah skripsi dengan memakai pendekatan fenomenologi sebagai teori utama untuk mendeskripsikan pengalaman subjek yaitu calon perokok dan perokok pemula dibawah usia 18 tahun terhadap fenomena, dibantu dengan semiotika sebagai teori pendukung untuk pendekatan visual label sebagai sebuah tanda, dengan judul Kajian Visual Label Peringatan Merokok Membunuhmu Pada Iklan Rokok di Billboard Periode Januari-Juni 2014. 3

1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Setelah latar belakang dijelaskan, terdapat beberapa masalah yang muncul, antara lain: 1. Dalam fenomena tersebut terdapat proses respon masyarakat yang dapat menjelaskan isi dari pesan yang terkandung dalam label peringatan merokok pada iklan roko di billboard. 2. Penggunaan visual dalam label peringatan tersebut menentukan proses respon masyarakat terhadap isi pesan yang terkandung didalamnya. 3. Apakah makna larangan merokok sudah terepresentasikan dalam label peringatan bahaya merokok pada iklan rokok di billboard? 1.2.2 Pembatasan Masalah Disini penulis membatasi masalah yang akan dikaji agar tidak terlalu luas pembahasannya, jadi penulis hanya meneliti: 1. Masalah lebih difokuskan pada pengkajian visual pada label peringatan merokok membunuhmu yang tedapat pada iklan rokok di billboard periode Januari-Juni 2014 terhadap calon perokok dan perokok pemula. 2. Penelitian makna visual label peringatan merokok membunuhmu difokuskan pada masyarakat lingkungan Cicadas dan Kiaracondong, Bandung. 3. Penelitian makna visual label peringatan merokok membunuhmu difokuskan pada calon perokok dan perokok pemula usia remaja awal umur 11-17 tahun. 4

1.2.3 Perumusan Masalah 1. Apa representasi visual larangan bahaya merokok pada label peringatan merokok membunuhmu 2. Apa makna visual dari label peringatan merokok membunuhmu. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui apa representasi visual larangan bahaya merokok pada label peringatan merokok membunuhmu. 2. Untuk mengetahui apa makna visual dari label peringatan merokok membunuhmu. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Keilmuan Manfaat bagi segi keilmuan yaitu untuk memperkaya keilmuan desain komukasi visual dalam menyikapi sebuah fenomena dalam suatu permasalahan sosial serta menambah khasanah keilmuan di jurusan desain komunikasi visual dalam membuat penelitan sebuah kasus yang terjadi, khususnya di sekitar masyarakat Indonesia, agar lebih peka terhadap fenomena yang terjadi saat ini. 1.4.2 Manfaat Umum 1. Manfaat bagi penulis yaitu untuk menambah pengetahuan dan pada umumnya diharapkan bermanfaat bagi kita semua. 2. Bagi penulis dapat dijadikan sebagai media latihan untuk mengaplikasikan teori-teori yang pernah dipelajari selama mengikuti perkuliahan. 5

3. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi peniliti lain yang berminat melakukan di bidang Desain Komunikasi Visual. 1.4.3 Manfaat Penulis Melatih kepekaan penulis dalam merespon fenomena sosial di masyarakat sebagai seorang calon desainer. 1.5 Metode Penelitian Dalam proses pengolahan dan observasi data penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif interpretatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006:4) kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu yang mengandung makna (Sugiyono, 2009:9). Deskriptif sendiri mempunyai arti menceritakan atau mengungkapkan maksud. Sedangkan interpretative bersifat adanya kesan, pendapat dan pandangan yang berhubungan dengan adanya tafsiran. Metode deskriptif interpretatif membahas permasalahan dengan uraianuraian yang jelasberdasarkan kemampuan pemahaman peneliti untuk mengungkapkan maksud yang terdapat di dalam objek penelitiannya (Sugiyono, 2009:9). Jadi metode deskriptif interpretatif adalah sebuah metode yang mencoba mendeskripsikan atau menceritakan pendapat atau pandangan yang ada dalam objek penelitian yaitu menyajikan gambaran atau mendeskripsikan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna yang sebenarnya pada kondisi objek yang alamiah mengenai representasi visual larangan bahaya merokok pada label peringatan merokok membunuhmu Melalui pendekatan fenomenologi untuk dapat mengetahui gambaran makna individual yang berdasarkan pada pengalaman fenomena tersebut, kemudian seluruh pengalaman individual tersebut dideksripsikan dalam esensi yang universal, dengan cara menganalisis data dari informasi 6

yang kemudian ditajamkan untuk menghasilkan pertanyaan yang terbaik. Kemudian dikembangkan dalam deskripsi tekstural untuk mengetahui apa yang dialami individu tersebut, kemudian deskripsi struktural untuk mengetahui bagaimana individu tersebut mengalami fenomena tersebut dari situasi, kondisi serta konteks. Fenomenologi disini dibatasi hanya sebagai pendekatan saja dalam memahami individu. Kemudian menggunakan teori semiotika Roland Barthes sebagai teori pendukung untuk menganalisa visual label peringatan sebagai tanda yang memiliki makna. 1.5.1 Teknik Analisis Data Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti untuk tujuan tertentu sesuai dengan masalah yang dihadapi Malhora (dalam Tania, 2004:49). Data primer pada tahap penelitian menganalisa representasi visual pada label peringatan merokok membunumu ini, diutamakan untuk mengungkap bagaimana makna visual dalam representasi visual tersebut dan untuk mendapatkan data utama dalam penelitian ini. 1. Observasi Partisipan-Non partisipan Peneliti melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti yaitu label peringatan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan terhadap bahaya merokok. Dalam pengamatan penulis melakukan observasi partisipan dan non partisipan. Pengamatannya adalah makna yang terdapat pada label peringatan merokok membunuhmu, bagaimana tanda yang digunakan oleh Departemen Kesehatan dalam merepresentasikan bahaya merokok melalui label peringatan merokok membunuhmu sehingga terbentuk sebuah makna dan mendskripsikannya melalui analisa sehingga dapat memahami makna yang terkandung di dalamnya. 7

Observasi Partisipan Peneliti melakukan pengamatan langsung dengan ikut serta dalam situasi dan keadaan yang dialami oleh subjek calon perokok dan perokok pemula selaku target audiens dari label peringatan. Seperti ikut terlibat langsung dalam keseharian para informan pada saat berkumpul dengan teman-temannya, pada saat ia berada dilingkungan internal maupun eksternalnya. Sehingga dapat mengamati setiap gejala yang menjadi obyek pengamatan. Observasi Non Partisipan Pada observasi ini peneliti tidak turut mengambil bagian dalam situasi individu yang sedang diamati, dan berperan sebagai penonton. Peneliti hanya mengamati secara langsung gejala-gejala yang ditampilkan oleh individu yaitu calon perokok dan perokok pemula dalam memaknai label peringatan. 2. Wawancara Terstruktur dan Tidak Terstruktur Wawancara dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur, hal ini dilakukan sebagai kelengkapan data yang kemudian hasil wawancara tersebut di analisa dan dideskripsikan untuk mengetahui makna yang universal dari fenomena label peringatan. Wawancara Terstruktur Melakukan wawancara langsung (face to face) secara mendalam dengan narasumber yaitu calon perokok dan perokok pemula dibawah usia 18 tahun sebagai target audiens dari label peringatan, dan hal-hal yang akan 8

ditanyakan telah terstruktur, telah ditetapkan sebelumnya secara rinci untuk mendapatkan makna dari informan. Wawancara Tidak Terstruktur Wawan cara dilakukan kepada narasumber yang terkait dalam permasalahan dan wawancara dengan orang yang berada diluar permasalahan, contohnya seperti masyarakat sekitar dan orang-orang terkait secara tidak langsung, Pada wawancara tak terstruktur, hal-hal yang akan ditanyakan belum ditetapkan secara rinci. Rincian dari topik pertanyaan pada wawancara yang tak terstruktur disesuaikan dengan pelaksanaan wawancara di lapangan. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan yang berbeda dengan penelitian saat ini Malhora (dalam Tania, 2004:49). Data sekunder ini digunakan untuk mendapat pengetahuan mengenai masalah yang akan diteliti. Cara mendapatkannya cepat dan tidak mahal. 1. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan dan menghimpun data dari referensi yaitu buku, majalah, tabloid, artikel, jurnal dan sumber-sumber bacaan dari internet yang nantinya dapat mendukung penelitian. 2. Penelitian terdahulu yang dipublikasikan melalui website dan perpustakaan 9

Dengan menggunakan data sekunder, peneliti dapat mengidentifikasikan masalah, lebih baik dalam mendefinisikan permasalahan, mengembangkan pendekatan terhadap masalah, memformulasikan desain penelitian yang sesuai, menjawab pertanyaan penelitian tertentu, serta menginterpretasikan data primer dengan lebih baik. Kekurangan data sekunder adalah data telah dikumpulkan untuk tujuan yang berbeda dengan yang ada sekarang Malhora (dalam Tania, 2004: 50) 1.6 Kerangka Pemikiran Kerangka perancangan berikut ini merupakan serangkaian flowchart yang mendeskripsikan alur dari proses analisis makna pada representasi visual larangan merokok pada label peringatan merokok membunuhmu sehingga menghasilkan makna visual. Berikut adalah gambar kerangka perancangan : 10

Skema 1.1 Skema Berfikir 11

1.7 Pembabakan Merupakan satu kesatuan dari keseluruhan penulisan. Sistematika penulisan secara garis besar terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan gambaran secara umum mengenai latar belakang permasalahan dalam fenomena yang dikaji oleh penulis, serta mengidentifikasi masalah yang terjadi dan merumuskan masalah tersebut kedalam beberapa poin rumusan yang dibatasi melalui ruang lingkup masalah. Serta menentukan tujuan perancangan yang dilakukan melalui metode metode pengumpulan data dan kerangka perancangan. BAB II LANDASAN TEORITIK DAN TINJAUAN PUSTAKA Penjabaran landasan teori yang relevan dengan permasalahan pada label peringatan merokok membunuhmu, serta penjelasan tentang definisi dalam pembagian sub bab yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Memuat uraian dan langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis bersama teknik penelitian, yang didalamnya mencakup pencarian sumber, pengolahan sumber beserta cara penulisan.. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi sebagai teori utama untuk mendeskripsikan pengalaman subjek yaitu calon perokok dan perokok pemula dibawah usia 18 tahun terhadap fenomena secara tekstural dan struktural, kemudian dianalisa untuk menghasilkan makna yang universal. Dibantu dengan semiotika sebagai teori pendukung untuk pendekatan visual label sebagai sebuah tanda untuk mengetahui relasi antar tanda pada setiap visual yang terdapat pada label peringatan dalam skripsi mengenai Kajian Visual Label Peringatan Merokok Membunuhmu Pada Iklan Rokok di Billboard Periode Januari-Juni 2014. 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN /ANALISA Berisikan pembahasan beserta analisis dari hasil penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji pada rumusan masalah yang dirumuskan pada BAB 1 yaitu memuat kajian tentang Kajian Visual Label Peringatan Merokok Membunuhmu Pada Iklan Rokok di Billboard Periode Januari-Juni 2014.. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Mengutarakan kesimpulan dan saran dari permasalahan yang penulis kaji dalam pembahasan skripsi ini. 13