BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan pendekatan teori perilaku (behavioral theory) yang banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang mengadopsi theory of

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012) : Marketing is about identifying and meeting

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah pada interaksi yang lebih komplek. Internet membantu

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, KEMUDAHAN DAN MANFAAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SECARA ONLINE DI INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

Minggu-13. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penilitian yang menjadi acuan adalah hasil penelitian Chahal

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era global ini perkembangan internet telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan internet

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. satu pemicunya adalah ditemukan WWW (World Wide Web) yang mudah

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: Techinasia, (2014) 1

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. melalui situs web yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja online ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dibenak setiap orang (M. Hanafi, 2006:1 ). Risiko mencakup

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bahkan lebih ekonomis. Seperti dengan pembelian secara online dapat menghemat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Pendahuluan. aktivitas yang dilakukan manusia. Mulai dari aktivitas untuk kepentingan pekerjaan,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut segala informasi dapat diakses secara cepat dan

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: kegunaan persepsian (perceived usefulness), sedangkan variabel kepercayaan

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hasil analisis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menggunakan salah satu perdiktor dari TAM yaitu perceived ease of. use(persepsi kemudahan dalam menggunakan teknologi).

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah adanya internet. Perkembangan teknologi memberikan juga

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

APPENDIX A. Page 55. Salam Kenal,

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi pertumbuhan e-commerce. Menurut Asosiasi. Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2013), jumlah pengguna

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

ARTIKEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Heri Indrianto 1), Imanuel Susanto 2), Agustinus Fritz Wijaya 3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbelanjaan barang maupun jasa melalui online bukanlah hal baru lagi dalam dunia bisnis ritel.

BAB V PENUTUP. 1.1 Kesimpulan. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan. pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa :

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Technology Acceptance Model (TAM) Technology acceptance model (TAM) adalah salah satu jenis teori yang menggunakan pendekatan teori perilaku (behavioral theory) yang banyak digunakan untuk mengkaji proses adopsi teknologi informasi, dengan demikian TAM mampu menjelaskan mengapa sistem informasi yang digunakan bisa diterimafatmawati (2015). Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis menjelaskan prilaku pengguna komputer, yaitu berlandaskan pada kepercayaan (believe), sikap (attitude), intensitas (intention) dan hubungan prilaku pengguna (user behavior relationship) (Loekamto, 2012). Sesuai dengan istilah TAM, bahwa A singkatan dari Acceptance yang artinya penerimaan. Sehingga bisa dikatakan bahwa TAM merupakan suatu model analisis untuk mengetahui perilaku pengguna akan penerimaan teknologi, maksudnya yaitu TAM merupakan suatu teori sistem informasi yang modelnya bagaimana pengguna datang untuk menerima dan menggunakan teknologi (Fatmawati, 2015). Menurut Venkatesh dan Davis (2000) dalam Patty (2014) TAM berteori bahwa niat seseorang untuk menggunakan sistem atau teknologi ditentukan oleh dua faktor, yaitu persepsi kemanfaat (perceived usefulness), adalah 11

12 tingkatan kepercayaan individu bahwa pengguna teknologi akan meningkatkan kinerjanya, dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), adalah tingkat kepercayaan individu bahwa pengguna teknologi membuatnya lebih mudah menyelesaikan pekerjaan. Berikut ini ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi prilaku penggunaan sistem informasi dari teori TAM, yaitu: a. Persepsi kemudahan penggunaan (Ease of Use Perceived) Menurut Davis (1989) dalam Fatmawati (2015) menunjukan jika persepsi kemudahan dapat menjelaskan alasan pengguna untuk menggunakan sistem dan dapat menjelaskan kalau sistem yang baru dapat diterima oleh pengguna. b. Persepsi kebermanfaatan (Usefulness Perceived) Menurut Fatmawati (2015) jadi dalam persepsi kebermanfaatan ini membentuk suatu kepercayaan untuk pengambilan keputusan apakah jadi menggunakan sistem informasi atau tidak, asumsinya jika pengguna mempercayai kalau sistem tersebut berguna maka tentu akan menggunakannya, tetapi sebaliknya jika tidak percaya kalau berguna maka jawabannya pasti tidak akan menggunakannya. 2. Persepsi Menurut Suhir et al (2014) persepsi adalah salah satu sektor yang mempengaruhi perilaku seseorang.perubahan-perubahan perilaku seseorang dapat diketahui dari persepsi. Sedangkan menurut Kotler &Keller (2009)

13 persepsi adalah proses dimana seseorang dapat memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan atau informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Persepsi tidak hanya tergantung pada fisik, tetapi juga pada rangsangan terhadap bidang yang mengelilingi dan kondisi dalam setiap diri kita, dalam pemasaran persepsi lebih penting dari realitas, karena persepsi setiap orang terhadap satu produk berbeda-beda, walaupun produk yang dijual sama tetapi persepsi orang tetap berbeda. Seseorang dapat membentuk persepsi yang berbeda-beda mengenai rangsangan karena ada tiga macam proses penerimaan indera yang pertama perhatian selektif, perhatian selektif adalah kecenderungan seseorang untuk menyaring sebagian besar informasi yang dihadapi membuat orang pemasaran harus bekerja keras untuk menarik perhatian konsumen. Kedua distorsi selektif yaitu menguraikan kecenderungan orang untuk menginterpretasi informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini. Ketiga retensi selektif merupakan kecenderungan mempertahankan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka (Kotler & Armstrong, 2008). a. Persepsi Risiko Menurut Suryani (2008) Persepsi risiko adalah pertimbangan yang bersumber dari informasi dan pengalaman. Persepsi risiko dapat didefinisikan sebagai ketidakpastian yang dialami konsumen saat konsumen tidak mampu melihat kemungkinan hal yang akan terjadi saat mengambil keputusan pembelian yang akan mereka lakukan.

14 Menurut Kasidi (2014) risiko adalah kemungkinan yang terjadinya penyimpangan dari harapan yang akan dapat menimbulkan kerugian. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi risiko adalah sebagian dari pemikiran konsumen yang memiliki rasa ketidakpastian dan penyimpangan terhadap barang atau jasa yang berdampak pada keputusan pembelian secara online, karena pembelian secara online dianggap memiliki risiko yang lebih tinggi dari pada pembelian secara trandisional karena terbatasnya kontak fisik langsung antara penjual dan pembeli. Menurut Firdayanti (2012) ada beberapa risiko yang dipersepsikan konsumen yaitu: 1) Functional risk (Risiko Fungsional), yaitu risiko bila produk tidak dapat memberikan kinerja sebagaimana mestinya. Konsumen khawatir bahwa suatu produk tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 2) Physical risk (Risiko Fisik), yaitu kekhawatiran konsumen bahwa suatu produk dapat menyebabkan suatu bahaya fisik tertentu. 3) Financial risk (Risiko Finansial), yaitu keraguan konsumen bahwa suatu produk akan memberikan manfaat sebanding dengan banyaknya uang yang dikeluarkan untuk memperolehnya.

15 4) Social risk (Risiko Sosial), yaitu kekhawatiran konsumen bahwa produk yang dikonsumsinya akan mendapatkan respon negatif dari orang-orang disekelilingnya, seperti penghinaan yang menyebabkan perasaan malu. 5) Psychological risk (Risiko Psikologis), yaitu kekhawatiran kosumen bahwa suatu produk tidak akan memenuhi ego atau keinginannya. 6) Time risk (Risiko Waktu), yaitu kekhawatiran konsumen bahwa waktu yang dihabiskannya dalam mencari suatu produk akan siasia apabila produk yang dibeli tidak sebagus yang diharapkan. b. Persepsi Kemudahan Persepsi kemudahan adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi dapat terbebaskan dari usaha yang berdampak pada perilaku seseorang, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang terhadap kemudahaan dalam menggunakan suatu sistem, maka semakin tinggi pula tingkat keputusan pembelian dengan menggunakan teknologi informasi (Wahyuningtyas & Widiastuti, 2015). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan adalah suatu kepercayaan konsumen terhadap keputusan pembelian, pembelian menggunakanteknologidapat memudahkan konsumen untuk berbelanja di toko online, hal ini dapat dilihat dari

16 mudahnya konsumen melakukan pembelian ditoko online. Membeli suatu barang/jasa melalui online bisa dilakukan dimana saja, dan kapan saja maka pembelian melalui media online dapat memudahkan konsumen terhadap keputusan pembelian. c. Persepsi Manfaat Persepsi manfaat adalah suatu pemikiran konsumen terhadap internet karena mereka menganggap banyak manfaat dalam melakukan pembelian secara online, semakin banyak konsumen melakukan pembelian secara online, maka semakin besar kemungkinan mereka untuk melakukan transaksi secara online (Kim et al, 2008). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat adalah suatu pemikiran seseorang saat akan melakukan pembelian secara online, manfaat dalam melakukan pembelian secara online konsumen dapat menghemat biaya, menghemat waktu, lebih nyaman dalam belanja, dan konsumen dapat memilih barang dan memperbandingan produk satu dengan produk yang lainnya dengan lebih mudah. Penghematan waktu merupakan persepsi penting pada kegiatan belanja online, karena penghematan waktulah yang menjadi salah satu faktor mengapa konsumen lebih memilih membeli atau belanja melalui online. Seseorang individu akan menilai manfaat yang

17 dirasakan dan nantinya akan mempengaruhi individu tersebut untuk melakukan belanja online. d. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah bagian dari pengambilan keputusan konsumen, ada beberapa tahapan yang dilakukan konsumen saat akan melakukan keputusan pembelian, tahapan pertama yaitu mencari informasi,kemudian mempertimbangkan produk, merek, harga, kualitas dan lain sebagainya. Setelah mempertimbangkan segala aspek maka konsumen dapat mengambil keputusan pembelian. Dalam memutuskan untuk melakukan pembelian, konsumen melewati lima tahapan sebagai berikut: Sumber : Kotler dan Keller (2009) Gambar 2.1 Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen

18 2. Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2008) ada lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Demikian keputusan pembelian ini dapat menjadi ukuran tercapai atau tidaknya tujuan suatu perusahaan. a. Pengenalan kebutuhan Pengenalan kebutuhan merupakan tahapan awal proses keputusan pembelian dimana konsumen dapat mengenal permasalahan atau kebutuhan. Konsumen dapat merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat dipicu oleh stimulan internal ketika salah satu kebutuhan seperti lapar, haus naik ketingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi pendorong, dan selain itu pula kebutuhan juga dipicu oleh rasangan eksternal. b. Pencarian Informasi Pencarian informasi merupakan tahapan dari proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen memiliki keinginan untuk bergerak mencari informasi. Konsumen mendapatkan informasi diperoleh dari berbagai sumber. Sumber tersebut meliputi:

19 1) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja) 2) Sumber komersial (iklan, penjualan, pengecer, nungkus, situs web) 3) Sumber publik (media masa, organisasi) 4) Sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti, menggunakan produk) c. Pengevaluasian Alternatif Pengevaluasian alternatif merupakan tahap proses dari pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif. Cara konsumen mengevaluasi alternatif tergantung pada setiap individual dan situasi pembelian tertentu, dalam beberapa kasus, konsumen menggunakan pemikiran yang cermat dan logis dalam mengambil keputusan. Namun ada pula konsumen yang melakukan evaluasi dan ada pula yang tidak melakukan evaluasi sama sekali, melaikan mereka membeli secara implusif atau tergantung pada intuisi. d. Menentukan Pembelian Menentukan pembelian merupakan tahap proses pengambilan keputusan dimana konsumen membeli produk secara aktual. Keputusan pembelian konsumen secara umum, konsumen membeli merek yang paling mereka sukai, tetapi

20 ada beberapa faktor yang dapat dilakukan saat mengambil keputusan pembelian. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, karena konsumen mungkin cenderung membeli berdasarkan pendapat dari orang lain yang diharapkan. Faktor kedua adalah faktor situasi, yaitu dimana konsumen membeli karena keadaan yang tak terduga yang dapat mengubah kecenderungan pembelian. Proses saat melakukan pembelian adalah mulai dari mengenali masalah atau kebutuhan. Proses ini dapat dipengaruhi oleh rangsangan internal dan ekternal konsumen. Saat konsumen telah menyadari kebutuhan mereka, selanjutnya konsumen akan mencari informasi terkait dengan produk yang mereka butuhkan dari berbagai macam sumber. Selanjutnya maka evaluasi alternatif dilakukan ketika konsumen sudah merasa informasi yang mereka butuhkan sudah cukup, maka keputusan pembelian dilakukan pada saat konsumen sudah benar-benar membeli produk yang mereka inginkan. Setelah pembelian konsumen mungkin merasakan kesesuaian atau ketidak kesesuaian terhadap produk yang sudah dibeli, karena mendapatkan informasi lain tentang produk yang lebih menyenangkan. Namun tidak semua konsumen melakukan lima tahapan tersebut dalam melakukan keputusan pembelian,

21 bisa saja konsumen melewati satu tahap tersebut atau bahkan membola-balik tahapan tersebut saat melakukan keputusan pembelian. Keputusan membeli konsumen sering kali ada lebih dari dua belah pihak yang terlibat dalam proses tersebut. Namun umumunya ada lima peran yang dapat dilakukan oleh seorang konsumen. Menurut Suryani (2008) Keputusan pembelian barang/ jasa sering kali melibatkan dua pihak atau dapat lebih. Pada umumnya ada lima peranan yang terlibat dalam keputusan pembelian, peran tersebut meliputi: 1) Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli suatu barang/jasa. 2) Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian. 3) Pengambilan keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian. 4) Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata. 5) Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang dibeli

22 e. Perilaku Setelah Pembelian Perilaku setelah pembelian merupakan tahapan proses keputusan pembelian konsumen yang melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembeliaan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Jika produk yang diharapkan konsumen tidak sesuai, maka konsumen akan kecewa. Sebaliknya jika produk yang diharapkan melebihi yang diinginkan maka konsumen akan terpuaskan, dan konsumen akan merasa sangat senang. B. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh persepsi risiko, kemudahan, dan manfaat terhadap keputusan pembelian secara online. Hasil penelitian tentang pengaruh persepsi risiko terhadap keputusan pembelian menurut Venny (2015)menyatakan bahwa persepsi risiko berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian online. Hasil lain juga mendukung penelitian tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wisnumurti & Edwar (2015) menyatakan bahwa persepsi risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hasil penelitian yang berbeda dilakukan oleh Cicilia (2015) menyatakan bahwa persepsi risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian online.

23 Hasil lain juga mendukung penelitian tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningtyas & Widiastuti (2015) menyatakan bahwa persepsi risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hasil penelitian tentang pengaruh persepsi kemudahan terhadap keputusan pembelian yang ditunjukkan penelitian Suhir et al (2014) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hasil penelitian tersebut didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardiyanto et al (2015) dan penelitian Wahyuningtyas & Widiastuti (2015) yang juga menyatakan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hasil penelitian tentang pengaruh persepsi manfaat terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh Suhir et al (2014) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian online. Hasil yang mendukung penelitian tersebut juga dilakukan oleh Wahyuningtyas & Widiastuti (2015) yang menyatakan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian online. C. Penurunan Hipotesis 1. Persepsi risiko terhadap Keputusan Pembelian secara online di Instagram Persepsi risiko berpengaruh terhadap keputusan pembelian, semakin tinggi persepsi risiko terhadap keputusan pembelian maka semakin rendah tingkat pembelian secara online di Instagram, sebaliknya semakin rendahnya persepsi risiko terhadap keputusan pembelian, maka semakin tinggi tingkat

24 pembelian secara online di Instagram.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wisnumurti & Edwar (2015) menyatakan bahwa persepsi risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online di Instagram. Penelitian lain yang mendukung penelitian tersebut yaitu penelitian dari Venny (2015) menyatakan bahwa persepsi risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik hipotesis: H1: Persepsi risiko berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online di Instagram. 2. Persepsi Kemudahan terhadap Keputusan Pembelian secara online di Instagram Semakin tinggi persepsi kemudahan terhadap pembelian secara online maka semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang dijual secara online di Instagram, hal ini karena ketika konsumen memiliki persepsi kemudahan dalam melakukan pembelian secara online di Instagram maka akan meningkatkan niat untuk membeli produk/jasa menggunakan media online di Instagram. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suhir et al (2014) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online di Instagram. Penelitian yang mendukung hasil penelitian tersebut yaitu penelitian Ardiyanto et al (2015) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif dan

25 signifikan terhadap keputusan pembelian secara online di Instagram. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik hipotesis: H2: Persepsi kemudahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online di Instagram. 3. Persepsi manfaat terhadap Keputusan Pembelian secara online di Instagram Semakin tinggi persepsi manfaat terhadap pembelian, maka semakin tinggi pula keputusan pembelian secara online di Instagram, hal ini dikarenakan keyakinan konsumen tentang sejauh mana ia akan menjadi lebih baik dari transaksi online ketika melakukan pembelian secara online di Instagram. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suhir et al (2014) persepsi manfaat berpangaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online di Instagram. Penelitian yang mendukung hasil penelitian tersebut yaitu penelitian Wahyuningtyas & Widiastuti (2015) yang menyatakan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online di Instagram. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik hipotesis: H3: Persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online di Instagram. D. Model Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan, pada model penelitian ini akan menjelaskan tentang pengaruh persepsi risiko, kemudahan, dan manfaat terhadap keputusan pembelian secara online di Instagram.

26 Penelitian ini pada dasarnya menggunakan pemikiran bahwa persepsi risiko, kemudahan dan manfaat dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara online. Model penelitian dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 1.2 Model Penelitian