BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis data dan pembahasa, maka dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis-Jenis Kerusakan Permukaan jalan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Survei Kondisi Jalan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start.

LAMPIRAN F PERHITUNGAN KERUSAKAN STRUKTUR JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX A. Hasil Perhitungan Pada Formulir Survei

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dijelaskan dalam bagan alir pada Gambar 4.1. Mulai. Studi Pustaka.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Metode Penelitian. Persiapan. Pengambilan Data

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

JENIS KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR LOKASI CIRI CIRI PENYEBAB AKIBAT CARA PENANGANAN

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement Condition Index

Dalam usaha penanganan jaringan jalan diperlukan suatu sistem evaluasi yang

Tabel Tingkat Kerusakan Struktur Perkerasan Lentur

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PCI (Studi Kasus : Ruas Jalan Blora Cepu ) 1 ABSTRAK

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

Gambar 3.1. Peta lokasi penelitian

Kata Kunci : Jalan Raya, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index (PCI).

BAB III LANDASAN TEORI. Tabel 3.1 Jenis Kerusakan pada Perkerasan Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pendahuluan

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Survei. 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang

Kata Kunci : Jenis Jenis Kerusakan, Kerusakan Jalan, Metode PCI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Kondisi Eksisting

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi. Aktifitas masyarakat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat


BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. UMUM

Kata Kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode PCI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan volume lalu lintas jalan khususnya di Kota Yogyakarta terus

BAB I PENDAHULUAN. volume maupun berat muatan yang membebani jalan. Oleh karena perubahan

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung volume lalu lintas.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

1. Dapat dijadikan bahan rujukan dalam menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

IDENTIFIKASI KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR DI JALUR EVAKUASI BENCANA MERAPI

Jurnal Teknik Sipil ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH SEMINAR 1 INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA WONOSARI KM 18 SAMPAI DENGAN KM 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ANALISIS KAPASITAS DAN KONDISI RUAS JALAN SRAGEN PALUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN FOLLOW YOUR HEART AKU PERNAH BERCERITA TENTANG RAGU, DIAM-DIAM RAGU, LALU RAGU, DEKAT SEKALI DENGAN RAGU

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI JENIS DAN TINGKAT KERUSAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS: JALAN ARIFIN AHMAD, DUMAI )

STUDI PENANGANAN JALAN BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN JALAN (STUDI KASUS: JALAN KUALA DUA KABUPATEN KUBU RAYA)

Margareth Evelyn Bolla *)

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. PERSEMBAHAN : Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

BAB II PERKERASAN JALAN RAYA

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN

Cape Buton Seal (CBS)

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : HIMANTORO MILUDA NIM. I

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA LAPISAN PERMUKAAN

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

Evaluasi Kualitas Proyek Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Pada Titik Pelabuhan II Jalan Baros (Sta ) ABSTRAK

Kata Kunci : Perkerasan Jalan, Kerusakan Jalan, Pavement Condition Index (PCI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

ANALISIS KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis data dan pembahasa, maka dapat diambil kesimpulan sebagi berikut : 1. Berdasarkan pengambilan data dan analisis yang sudah dilakukan dengan metode PCI pada ruas Jalan Turi Sleman,Sleman D.I Yogyakarta dengan STA 28+800 sampai dengan 33+800 atau sepanjang 5 kilometer yang dibagi kedalam 50 segmen dengan panjang masing-masing segmen 100meter. Didapatkan 381 kerusakan dengan persentase kerusakan terbesar adalah kerusakan retak kulit buaya dengan nilai 23,36%, Retak pinggir 18,11%, retak memanjang atau retak melintang 17,32%, rusak tambalan 17,32%, retak kotak kotak 10,24%, kerusakan lubang 4,72%, pengausan agregat 4,20 %, kerusakan amblas 1,57%, kerusakan pinggir jalan turun vertikal 1,57%, kerusakan kegemukan 0,79%, kerusakan cekungan 0,52%, dan persentase kerusakan terkecil adalah kerusakan sungkur dengan nilai 0,26%. 2. Dari hasil nilai PCI masing-masing segmen, dapat diketaui nilai PCI keseluruhan yaitu sebesar 43%, beradasarkan klasifikasi dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) kulitas ruas Jalan Turi Sleman, Sleman, D.I Yogyakarta masuk pada kategori sedang (fair). Dari 50 segemen yang dilakukan analisis, segmen yang memiliki nilai PCI tertinggi berada pada STA 31+600 s/d 31+700 dengan nilai PCI 88% yang masuk pada kategori sempurna (excellent) dan nilai PCI terendah terdapat pada STA 32+000 s/d 32+100 dengan nilai PCI 12% yang dikategorikan sangat buruk (very poor). 3. Setelah dilakukan analisis pada seluruh segmen, ditemukan 12 jenis kerusakan pada ruas Jalan Turi Sleman, Sleman D.I Yogyakarta, oleh karena itu perbaikan yang disarankan adalah : 1. P1 Penebaran pasir (Sanding) 83

84 a. Kegemukan aspal pada perkerasan jalan a. Bersihkan daerah tersebut dengan Air Compressor. b. Taburkan pasir kasar pada daerah yangakan diperbaiki (ketebalan >10mm). c. Padatkan dengan Babby Roller. 2. P2 Pengaspalan (Local Sealing) Jenis Kerusakan : a. Retak garis atau retak memanjang/melintang untuk retak halus (<2mm) dan jarak antara retakan renggang. b. Retak rambut a. Bersihkan bagian yang akan ditangani sampai permukaaan jalan bersih dan kering. b. Beri tanda pada daerah yang akan ditangani dengan bentuk persegi dengan cat atau kapur. c. Semprotkan aspal emulsi sebanyak 1,5 kg/m 2 pada bagian yang sudah diberi tanda sehingga merata. d. Tebarkan pasir kasar atau agregat halus, dan ratakan hingga menutup seluruh daerah yang ditangani. e. Bila digunakan agregat halus, padatkan dengan pemadat ringan. 3. P3 Melapis Retakan (Cracking sealing) Jenis Kerusakan : a. Retak garis memanjang atau melintang jalan untuk retak halus <2mm dan jarak antar retakan rapat.

85 a. Berishkan bagian yang akan diperbaiki hingga bersih dan kering. b. Beri tanda pada daerah yang akan diperbaiki dengan cat atau kapur. c. Buat campuran aspal emulsi dengan pasir, perbandingan campuran: 1) Pasir : 20liter 2) Aspal emulsi : 6 liter Aduk campuran tersebut hingga merata. d. Tebar dan ratakan campuran tersebut pada seluruh daerah yang sudah diberi tanda. 4. P4 Mengisi Retakan (Cracking Filling) a. Retak garis atau retak memanjang dengan lebar retakan >2mm a. Berishkan bagian yang akan diperbaiki hingga bersih dan kering. b. Beri tanda pada daerah yang akan diperbaiki dengan cat atau kapur. c. Isi retakan dengan aspal minyak panas. d. Tutup retakan yang sudah diisi aspal dengan pasir kasar. 5. P5 penambalan Lubang (Patching) a. Lubang dengan kedalaman >20mm. b. Rutak kulit buaya >2mm. c. Alur dengan kondisi cukup parah. d. Retak pinggir.

86 e. Keriting dengan kondisi sudah parah. f. Mengembang jembul dengan kondisi parah. g. Amblas dengan kedalaman >50mm. a. Beri tanda pada daerah yang akan diperbaiki dengan cat atau kapur.tanda tersebut harus mencakup daerah yang memiliki perkerasan baik. b. gali lapisan jalan pada daerah yang sidah diberi tanda persegi, hingga mencapai lapisan yang padat. c. Tepi galian harus tegak, daasar galian harus rata dan mendatar. d. Padatkan dasar galian. e. Isi lubang dengan bahan pengganti, yaitu : 1) Bahan lapis pondasi agrefat. 2) Atau campuran aspal dingin. f. Padatkan lapis demi lapis. Pada lapis terakhir, lebihkan tebal bahan pengganti sehingga diperoleh permukaan akhir yang padat dan rata dengan permukaan jalan. g. lakukan laburan aspal setempat diatas lapisan terakhir. 6. P6 Perataan (Levelling) a. Alur dengan kondisi ringan. b. Keriting dengan kondisi ringan. c. Lubang dengan kedalaman <20mm d. Mengembang jembul dengan kondisi ringan. e. Amblas dengan kedalaman <50mm. a. Berishkan bagian yang akan diperbaiki hingga bersih dan kering. b. Beri tanda pada daerah yang akan diperbaiki dengan cat atau kapur. c. Siapkan campuran aspal dingin (Cold Mix)

87 d. Semprotkan lapis perekat(tack coat) dengan takaran 0,5 km/m 2. e. Tebarkan campuran aspal dingin pada daerah yang sudah ditandai. Ratakan dan lebihkan ketebalan hamparan hingga kira-kira 1/3 dalam cekungan. f. Padatkan dengan mesin penggilas hingga rata. 4. Dari analisis yang sudah dilakukan, Jalan Turi Sleman, Sleman, D.I Yogyakarta memiliki nilai PCI tertinggi pada STA 31+600 s/d 31+700 dengan nilai 88% yang termasuk dalam kategori sempurna (excellent) dengan waktu tempuh kendaraan rata-rata semua kendaraan yaitu 9,2 detik atau dikonversi menjadi 11 m/detik atau 39,5 km/jam. Sedangkan segmen yang mampunyai nilai PCI terendah berada pada STA 32+000 s/d 32+100 dengan nilai PCI 12% yang termasuk dalam kategori sangat buruk (very poor) dengan waktu tempuh rata-rata semua jenis kendaraan 9,9 detik atau dikonversi menjadi 10,2 m/detik atau 36,6 km/jam. Perbedaan kecepatan yang terjadi diantara kedua segmen ini sangat kecil, dengan perbedaan sebesar 0,7 detik atau 0,8 m/detik atau 2,9 km/jam. 5. Perbedaan kecepatan yang terjadi sangat kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang mempengaruhi kecepatan kendaraan yaitu lokasi penelitian dengan kondisi sempurna berada dekat dengan persimpangan jalan dan perumahan yang menyebabkan banyak kendaraan keluar masuk jalan, sehingga kendaraan yang melintas harus mengurangi kecepatan kendaraan. Sementara pada jalan dengan kondisi sangat buruk berada di areal persawahan, sehingga tidak ada kendaraan yang keluar masuk ke jalan dan kendaraan tidak mengurangi kecepatan saat melintas. B. Saran Setelah dilakukan analisis, pembahasan dan penarikan kesimpulan, maka penulis memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya dan pihak-pihak

88 yang berhubungan dan berkepentingan dengan ruas jalan yang diteliti, antara lain sebagai berikut : 1. Sebaiknya dilakukan perbaikan dan perawatan secara berkala pada ruas jalan yang diteliti, untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan 2. Perlu dilakukan analisis baik menggunakan metode PCI ataupun menggunakan Metode Bina Marga untuk mengetahui kondisi perkerasan jalan. 3. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk pengambilan sampel kendaraan diperbanyak guna meningkatkan keakuratan data. Serta dilakukan penelitian dengan membandingkan analisis menggunakan metode PCI dan Bina Marga guna menambah referensi untuk penelitian selanjutnya.