BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

B A B V I PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Bab VII : Monitoring dan Evaluasi Sanitasi Kota Bogor

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING & EVALUASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

STRATEGI MONEV SETRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN PELALAWAN

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk:

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012 )

VI.1. Gambaran Umum Pemantauan Dan Evaluasi Sanitasi

BAB V RENCANA IMPLEMENTASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI KABUPATEN POHUWATO

BAB STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

BAB 6 MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

5.1 Gambaran Umum Monitoring dan Evaluasi

KELOMPOK KERJA AIR MINUM & PENYEHATAN LINGKUNGAN (POKJA AMPL) KABUPATEN BANGGAI LAUT

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi capaian ssk

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI. 6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RENCANA IMPLEMENTASI BAB Kondisi Kesiapan Pelaksanaan

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)

BAB 5 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 5

BAB V. STRATEGI MONEV

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB V STRATEGI MONEV

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Target. Real isasi. Real isasi 0% 10% 0%

Bab 5: Strategi Monev

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

2.1 Visi Misi Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Monitoring dan Evaluasi Capaian SSK

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

MONITORING DAN EVALUASI SANITASI

Pendahuluan 1. BAB I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 5 STRATEGI MONEV

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 5 STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI BOLAANG MONGONDOW

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB V. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB Vi Strategi monitoring dan evaluasi sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Memorandum Program Sanitasi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

BAB 5 RENCANA IMPLEMENTASI

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB V RENCANA IMPLEMENTASI

REKAPITULASI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH

Transkripsi:

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI 6.1 Gambaran Umum Struktur Monev Sanitasi Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SSK adalah usaha peningkatan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam pencapaian visi pembangunan sanitasi. Strategi monev akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunan sanitasi sesuai Strategi Sanitasi Kabupaten Banyumas. Strategi ini adalah alat pengelolaan multi fungsi alat pengendali yang dapat meningkatkan pembelajaran, transparansi dan akhirnya proses pengambilan keputusan. Tujuan utama strategi Monev ini adalah menetapkan kerangka kerja untuk mengukur dan memperbaharui kondisi dasar sanitasi, juga memantau dampak, hasil dan keluaran dari kegiatan sektor sanitasi kabupaten, untuk memastikan bahwa tujuan dan sasaran sanitasi, rencana pengembangan dan target tertentu sanitasi kabupaten, serta kepatuhan pada standar pelayanan minimum yang ada sudah dilaksanakan secara efektif. Strategi ini adalah alat pengelolaan multi fungsi alat pengendali yang dapat meningkatkan pembelajaran, transparansi dan akhirnya proses pengambilan keputusan. Strategi monev akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembangunan sanitasi sesuai Strategi Sanitasi Kabupaten Lampung Timur. Dalam tahapan, tata cara pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan sanitasi Kabupaten Lampung Timur berpedoman pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Nasional dan Peraturan Pemerintah nomor: 8 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Daerah. Pengendalian dan evaluasi pembangunan dimaksudkan untuk: 1. Meningkatkan konsistensi antar kebijakan yang dilakukan berbagai organisasi publik dan antara kebijakan makro dan mikro maupun antara kebijakan dan pelaksanaan; 2. Meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perumusan kebijakan dan perencanaan program; 3. Menyelaraskan perencanaan program dan penganggaran; 4. Meningkatkan akuntabilitas pemanfaatan sumber daya dan keuangan publik; 5. Terwujudnya penilaian kinerja kebijakan yang terukur, perencanaan dan pelaksanaan sesuai RPJMD sehingga tercapai efektivitas perencanaan. VI - 1

Kegiatan monitoring dan evaluasi rencana pembangunan sanitasi dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap pemanfaatan dan perawatanya. Pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sanitasi dilakukan oleh Tim Anggaran, Kepala SKPD kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta masyarakat dapat melaporkan program dan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan disertai dengan data dan informasi yang akurat. Penganggaran program kegiatan dilakukan oleh SKPD terkait dimana pengendalian dan evaluasi dilakukan oleh Kepala SKPD dan Tim Anggaran dengan cara menganalisa RKA yang pelaksanaannya setelah penyusunan KUA-PPAS. 6.2 Struktur Kelembagaan untuk Monitoring dan Evaluasi Struktur Kelembagaan Monitoring dan Evaluasi Sanitasi didasarkan pada kebutuhan peran dan tanggung jawab yang perlu diemban dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi sanitasi serta disesuaikan dengan kedudukan institusi bersangkutan dalam struktur birokrasi Pemerintah Kabupaten. Keberadaan Pokja Sanitasi Kabupaten yang secara formal dilegalkan dengan Surat Keputusan Walikabupaten dapat berperan optimal dalam mengkoordinir, mengkompilasi, menganalisa dan menyusun laporan hasil monitoring dan evaluasi sektor sanitasi dengan didukung penuh oleh SKPD terkait sektor sanitasi. Sedangkan tugas pengambilan data lapangan dapat dilakukan oleh masing-masing SKPD pelaksana program kegiatan terkait sanitasi. Kegiatan Pokja Sanitasi dalam monitoring dan evaluasi di bawah tanggung jawab Kepala Bappeda sekaligus sebagai ketua Pokja Sanitasi. Tugas khusus Pokja Sanitasi yang terkait monev adalah: a) Koordinasi semua kegiatan yang terkait dengan evaluasi kebijakan, strategi dan program sanitasi kabupaten untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan banyak membantu pencapaian sasaran, visi dan tujuan. b) Evaluasi kinerja sektor yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan sanitasi, untuk memastikan sejauh mana sasaran Rencana Tindak SSK dapat tercapai. Secara lebih rinci dapat dilihat pada struktur kelembagaan pada Gambar 6.1 bawah ini : VI - 2

Gambar 6. 1 Bagan Struktur Kelembagaan Monitoring Dan Evaluasi PENANGGUNGJAWAB KETUA POKJA SEKRETARIS POKJA Pengambil Data Kompilasi Data Pengolah Data Pembuat Laporan SKPD Terkait POKJA Bidang Monev POKJA Bidang Monev POKJA Bidang Monev 6.3 Strategi Monitoring Sanitasi Kabupaten Lampung Timur Monitoring adalah suatu cara untuk mengetahui apakah suatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana serta menggunakan sumber daya secara tepat. Monitoring merupakan proses proses pengumpulan data secara rutin sebagai bagian dari kegiatan, untuk membandingkan rencana dengan situasi nyata, sebagai bagian dari proses internal Pemerintah Kabupaten. Strategi Monitoring sanitasi pada prinsipnya mengawal kesepakatan-kesepakatan program sanitasi yang hendak dilakukan, adapun monitoring strategi yang dilakukan Pokja adalah: 1. Monitoring pencapaian pelaksanaan masing-masing kegiatan sanitasi, hal ini dilakukan guna melihat kemajuan pelaksaanaan kegiatan, termasuk jadwal pelaksanaan dan pengeluaran anggaran, serta sinkronisasi pelaksanaan program antar kegiataan sanitasi. 2. Monitoring hasil evaluasi semesteran maupun akhir tahun pelaksanaan kegiatan sanitasi, baik dari masing-masing SKPD terkait maupun dari pihak pengambil keputusan sesuai kesepakatan kesepakatan dalam SSK yang digodok oleh Pokja. 3. Monitoring reaksi publik, terkait dengan pelaksanaan kegiatan sanitasi. Hal ini penting dilakukan sebagai wujud keterbukaan kepada publik, dimana publik merupakan penerima manfaat dari program kegiatan yang dilakukan. 4. Monitoring partisipatif melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi, memproses dan mengkomunikasikan informasi dan data. Manfaat monitoring sanitasi adalah sebagai umpan balik bagi pengambil keputusan berkaitan dengan : VI - 3

Kemajuan relatif pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka kebijakan dan strategi yang telah disepakati. Usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas SKPD dalam usaha pencapaian visi pembangunan sanitasi Monitoring sanitasi yang diterapkan Pemerintah Kabupaten terdiri dari tiga tingkatan yaitu monitoring strategi, pelaksanaan dan pengambilan keputusan. Secara lebih rinci gambaran dari setiap tingkatan diuraikan sebagai berikut : 6.3.1 Monitoring Strategi Merupakan monitoring untuk melihat sejauh mana capaian strategis sesuai dengan indikator dan target tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pelayanan yang dimonitoring berupa pelayanan sub sektor air limbah, persampahan, drainase dan hygiene. Monitoring dalam perencanaan pembangunan Kabupaten Lampung Timur selama ini dilakukan sesuai dengan proses perencanaan tahunan dalam rangka penyusunan APBD. Tahapan monitoring perencanaan dilakukan secara umum dalam konteks perencanaan pembangunan kabupaten dengan fokus pada kegiatan masing-masing instansi/ SKPD dan pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam pembangunan kabupaten dan bukan secara khusus /sektoral. Proses monitoring dilakukan sejak penyelenggaraan penjaringan aspirasi masyarakat melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat Rukun Warga (RW), Musrenbang Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten. Selanjutnya monitoring dilakukan dalam kerangka penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA -SKPD), penyusunan RAPBD dan terakhir pada saat penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD). Monitoring yang dilakukan pada saat Musrenbang adalah usulan kegiatan yang berasal dari desa, kecamatan dan SKPD. Secara berjenjang dari bawah disampaikan usulan yang kemudian dibahas satu tingkat diatasnya untuk ditemukan dengan usulan yang lain dan selanjutnya dimusyawarahkan untuk menentukan urutan prioritas kegiatan dari tingkat prioritas yang paling tinggi sampai yang rendah, untuk semua sektor pembangunan termasuk sektor sanitasi. Proses perencanaan yang berlangsung dimonitor kesesuaiannya dengan peraturan, petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang ada. Kemud ian hasilnya disampaikan dalam bentuk rekapan usulan kegiatan, rancangan usulan program dan rekaman jalannya proses yang disampaikan dalam penjelasan atau narasi. VI - 4

Monitoring saat penyusunan RKA-SKPD dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang ditetapkan sebagai kegiatan terpilih dari daftar prioritas yang diajukan dalam musrenbang. Dalam hal ini monitoring ditujukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dipilih sesuai dengan daftar urutan prioritas usulan kegiatan, proporsi dan rasionalitas kegiatan dengan biaya kegiatan, kesesuaian jenis kegiatan dengan tugas pokok dan fungsi, penetapan indikator kinerja yang akan diwujudkan. Pada saat ini biasanya dilakukan asistensi RKA-SKPD oleh tim asistensi kabupaten yang terdiri dari Bappeda, Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset, dan Bagian. Monitoring pada saat penyusunan RAPBD dilakukan untuk mengetahui apakah usulan SKPD untuk RAPBD sesuai dengan RKA-SKPD beserta penyempurnaannya, proporsi pemanfaatan plafon sementara untuk SKPD sesuai dengan PPAS, proporsi anggaran belanja aparatur (tidak langsung/ administrasi umum/ rutin) dan anggaran publik (langsung/op dan Modal/pembangunan) dimasing-masing SKPD sehingga dapat ditemukan proporsi anggaran belanja daerah. Monitoring dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Lampung Timur dan Panitia Anggaran DPRD Kabupaten Lampung Timur. 6.3.2 Monitoring Pelaksanaan Monitoring pelaksanaan atau implementasi untuk melihat atau memantau atau sejauh mana kesesuaian rencana awal dengan hasil atau capaian investasi yang diberikan oleh Pemerintah, swasta dan masyarakat dengan keluaran yang dihasilkan dari proses tersebut, baik berupa fisik maupun non fisik, serta melihat masalah yang dihadapi pada saat implementasi. Monitoring yang dilakukan terhadap pelaksanaan rencana tindak dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: (1) Monitoring yang dilakukan dengan metode kunjung lapang atau biasa dikenal dengan pemeriksaan fisik, yang dilakukan oleh tim pemeriksaan yang terdiri dari beberapa SKPD yang dipimpin Bagian Kabupaten Lampung Timur, (2) Monitoring yang dilakukan melalui dokumen pelaporan realisasi fisik dan keuangan masing-masing kegiatan secara periodik. (3) Monitoring yang dilakukan pada saat atau pasca pelaksanaan kegiatan oleh Inspektorat atau instansi lainya. Monitoring yang dilakukan dengan metode kunjung lapangan (pemeriksaan fisik) ditujukan untuk memonitor pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan kesesuaian dan ketepatan pelaksanaan kegiatan dengan rencana. Dalam hal ini yang dimonitor adalah apakah bangunan sesuai dengan rencana anggaran dan biaya (RAB), baik dari segi konstruksi, bahan yang dipergunakan sampai dengan ukuran bangunan. VI - 5

Monitoring yang dilakukan melalui metode realisasi fisik dan kegiatan melalui laporan semua SKPD tentang realisasi pencairan anggaran SKPD dan realisasi fisik dari kegiatan yang dilaksanakan. Untuk rencana fisik dan keuangan (RFK) disusun oleh Pelaksana Kegiatan, Konsultan Perencana, dan Tim Monev Kecamatan. Rekapitulasi laporan rencana fisik dan keuangan dibuat setiap bulan, dari rekapitulasi tersebut dapat dilihat prosentase realisasi anggaran yang sudah dicairkan dan prosentase pencapaian kegiatan yang dilaksanakan. Sehingga dapat dilihat perbandingan secara proporsional antara anggaran yang telah diserap dengan kegiatan yang telah dicapai. 6.3.3 Monitoring terkait dengan Pengambilan Keputusan Tujuan utama sub-strategi ini adalah untuk menetapkan kerangka penyediaan informasi yang akurat dan berkala mengenai keluaran (produk) dan hasil (tahunan dan jangka menengah/ lima tahunan) dari Rencana Tindak Strategi Sanitasi Kabupaten. Mengukur dan memahami keluaran dan hasil kegiatan, dengan interval tahunan atau jangka menengah, penting artinya untuk menentukan apakah kabupaten sudah mencapai target sanitasi, yang akhirnya akan memberikan kontribusi pada SSK; serta visi, misi, sasaran dan tujuan dari dokumen RPJMD, RPJMN dan MDGs. Selain itu, monitoring keluaran dan hasil dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan indikasi keberlanjutan layanan yang lebih baik, misalnya monitoring ini dapat mengatakan berapa banyak orang yang terhubung dengan sarana baru dan yang akan terhubung dalam kurun waktu tertentu. Membandingkan keluaran dan hasil dengan biaya, juga membantu menentukan efisiensi proyek, dan membandingkannya dengan tujuan proyek membantu menentukan efektivitas proyek. Hasil pemeriksaan (audit) dari Inspektorat dapat digunakan untuk mengukur kuantitas dan kualitas keluaran kegiatan sanitasi berdasarkan target dan biaya yang ada. Hasil monitoring dianalisa dan disajikan dalam format khusus disampaikan kepada pengambil kebijakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pembangunan Pemerintah Kabupaten jangka pendek, menengah dan panjang. 6.4 Pengembangan Atau Penyusunan Indikator Input, Output, Dan Outcome Pengembangan atau penyusunan indikator input, output, dan outcome berfungsi untuk menilai menilai tingkat capaian tujuan dan sasaran pembangunan subsektor sanitasi dengan melihat indikator-indikator yang telah ditetapkan pada bab 3 yaitu tujuan, sasaran, serta tahapan pencapaian subsektor sanitasi. Adapun sasarannya adalah sebagaimana terlihat dalam matrik kerangka logis sebagai berikut: VI - 6

Tabel 6. 1 Capaian Stratejik Air Limbah Domestik Tahun 2016 Tujuan : Meningkatkan kesadaran masyarakat Kabupaten Lampung Timur untuk tidak BABS di tahun 2019 Rencana Realisasi Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome 4% Masyarakat Kabupaten Lampung Timur untuk tidak lagi BABS di tahun 2019 Outline Plan Air Limbah Rp. 600.000.000,- baru : 0 MCK+ 8 unit dan SLBM MCK 8 unit Rp.4.884.000.000,- baru : 600 KK Outline Plan Air Limbah Rp. 300.000.000,- MCK+ 8 unit Rp. 3.066.300.000,- baru : 675 KK Bansos Rp. 1.656.000.000,- baru : Sanimas 600 KK - - Tujuan : Mengurangi penggunaan jamban pribadi dengan tanki septik tidak aman di pedesaan dan menjadi 0% di perkotaan ditahun 2019 7% masyarakat di perkotaan memiliki akses ke WC dengan tangki septik aman ditahun 2019 Septic Tank Komunal 2 unit Rp. 318.000.000,- baru : 64 KK - - Komunal 1 unit IPAL Rp. 918.000.000,- baru : 1.993 KK Rencana IPAL Komunal (DED) Rp. 450.000.000,- Studi AMDAL IPLT Rp. 400.000.000,- Total : Rp.9.568.000.000,- Total : Rp.3.816.300.000,- VI - 7

Tabel 6.1 menguraikan capaian stratejik air limbah domestik Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2016. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2016, dari 6 (enam) kegiatan yang direncanakan dengan total anggaran sebesar Rp. 9.886.000.000,- hanya terealisasi sebanyak 4 (empat) kegiatan dengan total biaya sebesar Rp. 3.978.300.000,-. Sehingga tarjadi deviasi anggaran Rp. 5.751.700.000,-. Deviasi anggaran ini disebabkan karena beberapa kegiatan yang direncanakan pembiayaanya bersumber dari APBN tidak terealisasi serta keterbatasan kemampuan keuangan Kabupaten Lampung Timur untuk mendanai kegiatan sektor sanitasi. Tabel 6.2 Capaian Kegiatan Air Limbah Domestik Tahun 2016 Rencana Kegiatan Realisasi Kegiatan Realisasi Output Belanja Outcome 1. P e n y u s u n a n Outline Plan Air Limbah 3. P e n y u s u n a n Outline Plan Air Limbah dan DED IPAL skala kawasan 3. 1 Dokumen Outline Plan Air Limbah dan DED IPAL skala kawasan 3. Rp. 750 jt Penambaha n akses baru : 0 2. MCK+ 8 unit dan SLBM MCK 8 unit 4. MCK+ 8 unit 4. MCK+ 8 unit 4. Rp. 3.066,3 jt Total: Rp.3.816,3jt 675 KK Tabel 6.2 menguraikan capaian kegiatan air limbah domestik Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2016. Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2016. Selama tahun 2016 telah dilaksanakan 4 (empat) jenis kegiatan dengan anggaran sebesar Rp. 3.978.300.000,-. Dari kegiatan tersebut telah menambah jumlah akses baru ke sarana pengelolaan air limbah sebanyak 675 KK atau 2.902 jiwa. VI - 8

Tabel 6.3 Evaluasi Air Limbah Domestik Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi 4% Masyarakat Kabupaten Lampung Timur untuk tidak lagi BABS di tahun 2019 1. 3.628 orang masyarakat di memiliki akses ke sarana dasar pengelolaan air limbah 3 kegiatan (Rp.7.932 jt) 2 kegiatan (Rp.3.366 jt) 1 kegiatan (Rp. 4.566 jt) Kekurangan anggaran Mencari sumber pendanaan lainya 7% Masyarakat di perkotaan telah memiliki akses ke septiktank aman di tahun 2019 2. 667 orang Masyarakat di perkotaan telah memiliki akses ke septiktank aman 3 kegiatan (Rp.1.636 jt) 1 kegiatan (Rp..450 jt) 2 kegiatan (Rp.1.168 jt) Dalam proses perencanaan Sumber : MPS,DPU,DINKES,BAPPEDA diolah Dilakukan tahun 2017 di Tabel 6.3 menunjukan bahwa kegiatan sub sektor air limbah yang direncanakan dilaksanakan pada tahun 2016 lebih banyak yang tidak terealisasi. Dari 6 (enam) kegiatan yang direncanakan dengan biaya sebesar Rp.9.568.000.000,- hanya terealisasi 3 (tiga) kegiatan dengan biaya sebesar Rp.3.816.300.000,-. Hal ini disebabkan pembangunan IPAL yang direncanakan pada tahun 2016 masih dalam tahap perencanaan serta akibat kurangnya suber pendanaan yang ada. Oleh karena itu direkomendasikan kepada Pokja Kabupaten Lampung Timur untuk menggali sumber pendanaan potensial lainya untuk dapat merealisasikan kegiatan yang telah direncanakan tersebut. VI - 9

1. Kampanye dan Edukasi Persampahan Tabel 6. 4 Capaian Stratejik Persampahan Tahun 2016 Tujuan : Menyediakan layanan pengelolaan sampah sesuai SPM di tahun 2019 Rencana Realisasi Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome 2. Bimtek persampahan,jepara dan rantau jaya 3. Monitoring kegiatan pengelolaan sampah di unit pasar 4. Pengadaan Gerobag Sampah, @ kap. 1.5 ton/hari - (179 unit) 5. Pengadaan Motor Sampah, @ kap. 1.5 ton/hari - (179 unit) 6. Pengadaan Bin/Tong sampah 400 bh 7. TPS (TPS biasa), @ kap. 6.25 ton/hari 43 unit 10% Masyarakat Kabupaten Lampung Timur untuk tidak lagi BABS di tahun 2019 Rp 75.000.000 akses Rp 25.000.000 akses Rp 150.000.000 Rp 806.000.000 Rp4.475.000.000 Rp 40.000.000 Rp2.150.000.000 akses 23.000 KK 37.000 KK 200 KK 8.600 KK Pemicuan STBM Rp 102.000.000 Pembuat Penampungan Sampah Sementara Monitoring kegiatan pengelolaan sampah di unit pasar TPS (TPS biasa ) Rp 35.000.000 Rp 150.000.000 - - - - - - Rp 100.000.000 baru : 400 KK VI - 10

8. Pengadaan Kontainer, @ kap. 6.25 ton/hari 43 unit Rp1.505.000.000 5.200 KK Pengadaan Kontainer 6 M3 Rp 70.000.000 baru : 300 KK 9. Landasan Kontainer 43 unit Rp 430.000.000 akses KK Landasan Kontainer Rp 20.000.000 10.Pengadaan alat angkut (truk sampah), kap. 8 ton/hr 6 unit 11.Pengadaan alat angkut (Amroll), kap. 8 ton/hr 6 unit 12. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sistem 3 R 2 unit Rp1.000.000.000 Rp1.000.000.000 Rp 800.000.000 12.000 KK 20.000 KK 100.000 KK Pengadaan alat angkut (truk sampah), kap. 8 ton/hr Rp1.000.000.000 - - - - baru : 12.000 KK Total Rp.12.456.000.000 Rp.1.477.000.000 Capaian stratejik persampahan Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2016 ini secara rinci diuraikan pada tabel 6.4 diatas. Dari total sebanyak 12 kegiatan dengan anggaran sebesar Rp.12.456.000.000,- yang terealisasi sebanyak 7 kegiatan dengan anggaran sebesar Rp.1.477.000.000,- dengan penambahan akses baru sebanyak 12.700 KK.. Sehingga yang tidak terealisasi di tahun 2016 ini sebesar Rp.10.979.000.000,- VI - 11

Tabel 6.5 Capaian Kegiatan Persampahan Tahun 2016 Rencana Kegiatan 1. Kampanye dan Edukasi Persampahan 2. Bimtek persampahan,jepa ra dan rantau jaya 3. Monitoring kegiatan pengelolaan sampah di unit pasar 4. TPS (TPS biasa ), @ kap. 6.25 ton/hari 43 unit 5. Pengadaan Kontainer, @ kap. 6.25 ton/hari 43 unit 6. Landasan Kontainer 43 unit 7. Pengadaan alat angkut (truk sampah), kap. 8 ton/hr 6 unit Realisasi Kegiatan Pemicuan STBM Pembuat Penampungan Sampah Sementara Monitoring kegiatan pengelolaan sampah di unit pasar TPS (TPS biasa) Pengadaan Kontainer 6 M3 Landasan Kontainer Pengadaan alat angkut (truk sampah), kap. 8 ton/hr 4 unit Realisasi Output 1. STBM 2. PHBS Laporan pengelolaan sampah pasar TPS biasa 4 unit Kontainer 6 M3 2 unit Belanja Rp 102.000.000 Rp 35.000.000 Rp 150.000.000 Rp 100.000.000 Rp 70.000.000 Landasan Kontainer 2 unit Rp 20.000.000 truk sampah, kap. 8 ton 4 unit Rp 1.000.000.000 Outcome akses akses akses 400 KK 300 KK akses 12.000 KK Total : Rp 1.477.000.000 Capaian kegiatan sub sektor persampahan Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2016 ini sebanyak 7 kegiatan dengan biaya sebesar Rp. 1.477.000.000,- dan penambahan akses baru sebanyak 12.700 KK yang secara rinci disajikan dalam tabel 6.5 diatas. VI - 12

Tabel 6.6 Evaluasi Persampahan Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi 10% Masyarakat Kabupaten Lampung Timur untuk tidak lagi BABS di tahun 2019 100.460 orang 12 kegiatan 7 kegiatan 5 kegiatan - Target layanan - Lakukan masyarakat di (Rp.12.456jt) memiliki akses layanan pengelolaan sampah (Rp.1.477 jt) (Rp 10.979 jt) Sumber : MPS,DPU,DINKES,BAPPEDA diolah terlalu tinggi. - Anggaran dari APBN lebih banyak yang belum terealisasi review target layanan - Mencari sumber pendanaan lainya Tabel 6.6 merupakan matrik hasil evaluasi terhadap implementasi sub sektor persampahan pada tahun 2016. Dari hasil evaluasi yang dilakukan terlihat bahwa dari 12 kegiatan yang direncanakan dengan kebutuhan biaya sebesar Rp. 12.456.000.000,- hanya terealisasi sebanyak 7 kegiatan dengan biaya sebesar Rp. 1.477.000.000,- sehingga terdapat deviasi antara rencana dan realisasi sebesar Rp. 10.979.000.000,-. Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan kesimpulan bahwa perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya perlu dilakukan penurunan terhadap target layanan sehingga perencanaan yang dilakukan sesuai dengan kemampuan pendanaan yang ada. Selain itu perlu mencari sumber pendanaan lainya yang potensial untuk dapat memenuhi gap pendanaan yang ada. VI - 13

1. DED Primer 2. Primer Tabel 6. 7 Capaian Stratejik Tahun 2016 Tujuan : Mewujudkan wilayah permukiman di Kabupaten Lampung Timur yang bebas banjir Rencana Realisasi Output Belanja Outcome Output Belanja Outcome Meningkatkan cakupan pelayanan drainase di wilayah rawan genangan 3. Penyusunan Studi Kelayakan pembangunan drainase sekunder Rp 900.000.000 1 DokumenDED drainase primer - - Rp15.000.000.000 primer - - Rp 125.000.000 1 Dokumen kelayakan pembangunan drainase sekunder - - 4. DED Sekunder 5. Saluran sekunder 6. DED Tersier/Lingkungan Rp 125.000.000 1 DED drainase sekunder DED Sekunder Rp 125.000.000 Rp 2.000.000.000 sekunder sekunder Rp2.000.000.000 Rp 75.000.000 DED Tersier/Lingkungan DED Tersier/Lingkungan Rp 75.000.000 baru :1.560 KK 7. Saluran Tersier Rp 1.230.000.000 Saluran Tersier Saluran Tersier Rp1.230.000.000 baru :1.300 KK 8. Penyusunan Perda tentang Pengelolaan Sistem Rp 125.000.000 1 Dokumen perda pengelolaan drainase - - Total Rp.19.580.000.000 Rp.330.5000.000 VI - 14

Tabel 6. 7 menguraikan capaian stratejik drainase Kabupaten Lampung Timur tahun 2016. Dari 8 kegiatan yang direncanakan dengan anggaran yang dibutuhkan sebesar RP. 19.580.000.000,-. Tetapi dalam realisasinya hanya 4 kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan anggaran sebesar Rp.330.5000.000,-. Dengan penambahan akses baru sebanyak 2.860 KK. Rencana Kegiatan DED Sekunder Saluran sekunder DED Tersier/ Lingkungan Supervisi dan Saluran Tersier Tabel 6.8 Capaian Kegiatan Realisasi Kegiatan DED Sekunder sekunder DED Tersier/Lingkungan Supervisi dan Saluran Tersier Tahun 2016 Realisasi Output DED Sekunder sekunder DED Tersier/Lingkungan Saluran Tersier Belanja Rp 125.000.000 Rp2.000.000.000 Rp 75.000.000 Rp1.230.000.000 Total : Rp3.430.000.000 Outcome 0 akses baru :1.560 KK 0 akses baru :1.300 KK Capaian kegiatan drainase Kabupaten Lampung Timur tahun 2016 seperti dalam tabel 6.8 ditas. Pada tahun 2016 ini, terdapat 4 kegiatan sub sektor drainase yang dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur dengan total anggaran sebesar Rp. 3.430.000.000,-. Yang terdiri dari 2 kegiatan perencanaan dan 2 kegiatan pembangunan. VI - 15

Tabel 6.9 Evaluasi Sasaran Rencana Realisasi Deviasi Penyebab Rekomendasi Mengurangi wilayah genangan di area permukiman sebesar 15% Mengurangi wilayah 11 kegiatan (Rp.19.580jt) 7 kegiatan (Rp.3.430 jt) 1 kegiatan (Rp 16.150 jt) - Target layanan terlalu tinggi. - Lakukan review target genangan di area permukiman - Anggaran dari APBN lebih banyak yang layanan - Mencari sumber seluas 123 Ha belum terealisasi pendanaan lainya Hasil evaluasi terhadap implementasi kegiatan drainase di Kabupaten Lampung Timur tahun 2016 diuraikan dalam tabel 6.9 di atas. Dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang disusun sebelumnya, telah direncanakan kegiatan drainase Kabupaten Lampung Timur tahun 2016 in sebanyak 11 kegiatan dengan total anggaran sebesar Rp. 19.580.000.000,-. Dari keseluruhan kegiatan yang telah direncanakan tersebut, hanya terealisasi sebanyak 7 kegiatan dengan total anggaran Rp.3.430.000.000,- dan terjadi deviasi anggaran sebesar Rp. 16.150.000.000,-. Besarnya deviasi yang terjadi ini dikarenakan target yang telah ditetapkan sebelumnya tidak sebanding dengan sumber pendanaan yang ada. Tabel 6.10 Pelaporan Monev Implementasi SSK Obyek Pemantauan Tabel Capaian Strategis Tabel capaian Kegiatan Penanggung Jawab Utama Bappeda Bappeda Penanggung Jawab Pengumpul Data dan Dokumentasi BLH,PU, DINKES,BLHD BLH,PU, DINKES,BLHD Tabel Evaluasi Bappeda BLH,PU, DINKES,BLHD Pengolah Data/Pemantau Dinas PU Dinas PU Dinas PU Waktu Pelaksanaan Okt-Des tahun berjalan Okt-Des tahun berjalan Okt-Des tahun berjalan Pelaporan Penerima Laporan Bupati & Kepala SKPD Bupati & Kepala SKPD Bupati & Kepala SKPD Tabel 6.10 menguraikan mekanisme pelaporan monev implementasi SSK. Dalam matrik tersebut memberikan gambaran tentang obyek pemantauan, penanggungjawab kegiatan, waktu pelaksanaan pemantauan dan penerima laporan. VI - 16