9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Biomaterial dan Biodeteriorasi Kayu, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Institut Pertanian Bogor (PPSDHB-IPB). 3.2 Metode SNI 01.7202-2006 A. Bahan a. Metode SNI 01.7202-2006 tidak memberikan rekomendasi mengenai jenis kayu yang bisa digunakan sebagai kontrol. Untuk itu pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap 4 jenis kayu, yaitu kayu karet (Hevea brasiliensis), kayu pinus (Pinus merkusii), kayu sengon (Paraserianthes falcataria), dan kayu mangium (Acacia mangium). b. Rayap tanah yang digunakan dalam metode SNI 01.7202-2006 tidak ada ketentuan komposisinya. Metode SNI 01.7202-2006 hanya menyebutkan bahwa rayap yang digunakan adalah rayap tanah Coptotermes curvignathus Holmgren yang sehat dan aktif sebanyak 200 ekor. Pada penelitian ini, rayap yang digunakan adalah kasta pekerja sebanyak 200 ekor per botol uji. c. Banyaknya pasir yang digunakan dalam metode SNI 01.7202-2006 sudah ditentukan yaitu sebanyak 200 gram per botol uji. d. Botol kaca yang digunakan ditutup oleh alumunium foil agar rayap yang terdapat di dalam botol tidak keluar. e. Air mineral Dalam metode SNI 01.7202-2006 kententuan komposisi air yang digunakan adalah 7% di bawah kapasitas menahan air (water holding capacity). Pada penelitian ini air yang digunakan per botol uji sebanyak 50 ml. B. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol kaca/jampot dengan diameter 5 cm dan tinggi 14 cm, timbangan elektrik untuk menimbang contoh uji dan pasir yang akan digunakan, oven untuk
10 mengukur kadar air contoh uji, dan laminar flow yang digunakan untuk mensterilkan botol kaca, media pasir, dan contoh uji yang akan digunakan. C. Persiapan Contoh uji berupa kayu karet, pinus, sengon, dan mangium dibuat dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm x 0,5 cm dengan ulangan sebanyak 3 kali. Contoh uji kayu dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C untuk mendapatkan nilai berat kayu sebelum pengujian (W 1 ) serta dilakukan pengovenan dan penyinaran dengan sinar UV pada botol uji dan pasir yang akan digunakan agar steril. D. Prosedur Kerja a. Contoh uji dimasukkan kedalam botol uji kaca, dengan posisi berdiri dan disandarkan sehingga salah satu bidang terlebar menyentuh dinding botol uji (Gambar 1); b. Ke dalam botol uji dimasukkan 200 gr pasir dan ditambahkan air sebanyak 50 ml dari sisi bersebelahan dengan kayu; c. Sebanyak 200 ekor rayap tanah dari kasta pekerja ditambahkan ke dalam botol, kemudian botol uji ditutup dengan aluminium foil dan ditaruh ditempat gelap selama 3, 4, 5, dan 6 minggu; d. Setiap minggu aktivitas rayap dalam botol uji diamati. Jika kadar air mulai menurun, maka ke dalam botol uji ditambahkan air secukupnya sehingga kadar airnya kembali seperti semula (25%); e. Setelah 3, 4, 5, dan 6 minggu botol uji dibongkar, dilakukan penghitungan rayap yang masih hidup. Sedangkan contoh uji kayu dicuci, dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C, dan ditimbang (W 2 ). Gambar 1 Pengujian contoh uji kayu terhadap serangan rayap tanah yang disesuaikan dengan standar SNI 01.7202-2006.
11 E. Pernyataan Hasil a. Hasil dinyatakan berdasarkan penurunan berat dan dihitung dengan menggunakan persamaan: dengan pengertian: WL = kehilangan berat contoh uji kayu (%) W 1 W 2 = berat kering oven kayu sebelum diumpankan (g) = berat kering oven kayu setelah diumpankan (g) b. Penentuan ketahanan kayu berdasarkan Tabel 2. Tabel 2 Klasifikasi Ketahanan Kayu terhadap Rayap Tanah Berdasarkan Penurunan Berat Kelas Ketahanan Penurunan Berat (%) I Sangat Tahan < 3,52 II Tahan 3,52 7,50 III Sedang 7,50 10,96 IV Buruk 10,96 18,94 V Sangat Buruk 18,94 31,89 Sumber: (SNI 01.7207-2006 ) c. Hasil merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan contoh uji. Dalam standar SNI 01.7202-2006 tidak dilakukan pengamatan terhadap mortalitas rayap. Namun, pada penelitian ini dilakukan pengamatan mortalitas rayap agar dapat dilihat pengaruh waktu terhadap mortalitas yang dihasilkan. Dengan mengadopsi rumus yang ada di JIS K 1571-2004 maka mortalitas rayap dihitung dengan menggunakan rumus: dengan pengertian:
12 MR = mortalitas rayap (%) D = jumlah rayap yang mati (ekor) 200 = jumlah rayap pada awal pengujian (ekor) Pada penelitian ini dilakukan juga perhitungan feeding rate, yang menggambarkan kemampuan makan rayap per harinya. Hal ini dihitung dengan menggunakan rumus : Keterangan : FR ΔW R 1 R 2 T = feeding rate (µg/ekor/hari) = kehilangan berat kayu (µg) = jumlah rayap pekerja awal yang digunakan (ekor) = jumlah rayap pekerja pada akhir pengujian yang masih hidup (ekor) = lama waktu pengujian (hari) 3.3 Analisis Data Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 for Windows Evaluation Version. Untuk mengetahui pengaruh jenis kayu dan lamanya waktu pengumpanan terhadap kehilangan berat contoh uji, dilakukan analisis statistik dengan rancangan acak lengkap. Model untuk rancangan percobaan untuk mengetahui pengaruh jenis kayu, arah serat, lamanya waktu pengumpanan dan jenis rayap terhadap kehilangan berat contoh uji adalah : Y ijk = + i + j + ( ) i j + ijk Keterangan : Y ijk i j = nilai pengamatan pada jenis kayu ke-i, lamanya waktu ke-j, dan ulangan ke-k = nilai rata-rata umum = pengaruh utama jenis kayu ke-i = pengaruh utama lamanya waktu ke-j
13 ( ) ij ijk = pengaruh interaksi jenis kayu dan lamanya waktu = pengaruh acak yang menyebar normal Jika berdasarkan hasil analisis ragam ditemukan faktor yang berpengaruh nyata terhadap kehilangan berat contoh uji, maka dilakukan analisis lanjutan dengan menggunakan analisis perbandingan berganda Duncan. BAB IV