BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pecinta fotografi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat signifikan karena perkembangan fotografi mengalami banyak perubahan fungsi. Awalnya fotografi identik dengan kamera tetapi saat ini fotografi bisa dilakukan dengan menggunakan smartphone. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Fotografi merupakan proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. fotografi di jaman sekarang sangat menarik untuk dipelajari dan didalami, jadi kemajuan seni fotografi di Indonesia mulai merambah ke semua pulau di Indonesia, salah satunya di Bali. Bali merupakan salah satu pulau yang memiliki banyak tempat wisata dan alam yang sangat menarik, jadi tidak salah kalau perkembangan fotografi di Bali beberapa tahun ini nampak luar biasa. Sebagai 1
gambaran, pada tahun 80an di bali hanya ada 1 klub foto kemudian pada awal tahun 2010 perkembangan jumlah komunitas di bali menjadi 10 komunitas. Sejarah awalnya perjalanan fotografi di Bali dari dulu hingga sekarang dimulai dari era Hindia-Belanda. Pada tahun 80an fotografi di Bali belum mengalami perkembangan berarti, Salah satu catatan penting yaitu sekitar tahun 1912 seorang Dokter Jerman Gregor Krause yang bekerja untuk pemerintah kolonial Belanda mendokumentasikan objek-objek tentang Bali yang kemudiaan diterbitkan dalam sebuah buku pada tahun 1920 yang bertujuan untuk mempromosikan Pulau Bali di kancah internasional. sekitar tahun 1950 fotografi juga berfungsi untuk kepentingan media cetak di Bali untuk memberikan beritaberita yang sedang terjadi di Bali. Pada tahun 1982 beberapa fotografer yang ada di Bali mulai membentuk sebuah wadah berkumpul yang disebut Perhimpunan Fotografer Bali (PFB). Komunitas ini resmi terbentuk pada tahun 1984, perhimpunan Fotografer Bali ini berdiri di bawah naungan Federasi Perkumpulan Seni foto Indonesia (FPSI) dengan kegiatan pameran foto yang diselenggarakan setiap tahun. Karya foto yang dipamerkan masih mengusung tema keindahan alam, budaya dan kegiatan manusia di Bali. Sekarang perkembangan fotografi dilihat dari tanda-tanda kearah perubahan, ini terlihat dengan semakin baiknya arus informasi dan terselenggaranya even fotografi yang makin variatif. Agar tetap berjalan pada rel yang dinginkan maka kedepannya perlu mendapat perhatiaan seperti menjaga kegiatan fotografi seperti pameran foto, diskusi, seminar, workshop dan lomba foto yang dilaksanakan secara konsisten, kerjasama dan mensinergikan berbagai kegiatan fotografi di Bali, dan yang terakhir menjaga nilai budaya lokal sebagai nilai lebih membentuk karakter fotografi Bali. Perkumpulan fotografi merupakan tempat bagi para pecinta fotografi untuk melakukan tukar pendapat, saling berbagi ilmu dan sekaligus bisa menambah teman. Bali khusunya di Denpasar sudah banyak terbentuk komunitas perkumpulan fotografi, mulai dari perkumpulan fotografi orang dewasa hingga remaja. Perkumpulan fotografi ini sering mengadakan kegiatan seperti hunting foto bareng, membuat sebuah exhibition setiap bulan, bersosialisai tentang masalah fotografi, mengadakan lomba foto pada waktu tertentu, tetapi beberapa 2
kegiatan ini semua belum memiliki tempat yang layak untuk diadakan karena di Bali belum memiliki tempat yang khusus untuk melakukan kegiatan yang berbau tentang fotografi, padahal di jaman sekarang fotografi memiliki peranan yang penting bagi kemajuan pariwisata di Bali. Jadi dengan adanya komunitas ini maka perkembangan fotografi di Bali menjadi maju dan berkembang. Untuk mewadahi kegiatan yang dilakukan oleh komunitas ini maka diperlukannya sebuah agar komunitas fotografi di bali memiliki wadah untuk berkumpul, saling bertukar ilmu, dan bisa melakukan kegiatan yang membutuhkan tempat yang layak untuk melakukan kegiatan tersebut. Hingga saat ini komunitas di Bali tidak memiliki tempat perkumpulan yang cocok untuk melakukan Sharing ilmu, tempat berkumpul dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan fotografi. Maka dengan adanya ini diharapkan nantinya bisa menciptakan sebuah karya seni fotografi yang menarik dan bisa dilombakan ke luar bali maupun ke luar negeri. Jadi Pusat Komunitas Fotografi ini sangatlah dibutuhkan bagi komunitas fotografi di bali. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diangkat, antara lain sebagai berikut : a) Bagaimana cara membuat desain bangunan yang berkesan menarik dan unik untuk menarik minat pengunjung? b) Bagaimana cara menciptakan suasana yang cocok untuk Pusat Komunitas Fotografi ini agar pengunjung bisa merasakan suasana yang berbau fotografi? c) Bagaiamana penerapan fotografi terhadap desain bangunan? d) Bagaimana menempatkan fasilitas yang membutuhkan ketenangan agar sesuai dengan persyaratan ruangnya? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan laporan ini sebagai acuan mendesai sebuah Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar adalah sebagai berikut : a) Menjabarkan pengertian dan spesifikasi dari Pusat Komunitas Fotografi. 3
b) Menciptakan sebuah desain dan tampilan yang unik untuk menarik minat fotografer dan pengunjung. Nantinya Pusat komunitas fotografi ini akan dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung untuk kegiatan di Pusat Komunitas Fotografi ini. c) Menentukan fasilitas utama, pendukung dan penunjang yang nantinya akan diterapkan pada Pusat komunitas Fotografi tersebut. Fasilitas tersebut nantinya akan mendukung dari kegiatan yanga ada di Pusat Komunitas Fotografi. d) Menentukan konsep yang sesuai untuk mendisain sebuah Pusat Komunitas Fotografi agar menciptakan suasan yang nyaman pada Pusat Komunitas Fotografi tersebut. 1.4 Metode Perancangan Metode yang digunakan dalam penulisan Pusat Komunitas Fotografi di Bali ini menggunakan metode perancangan lima langkah yang dikemukakan oleh Snyder dan Catanese (1984:225). Adapun penjabaran lima langkah proses perancangan yaitu permulaan, persiapan, pembuatan usulan, evaluasi dan tindakan. Berikut adalah penjelasan lima langkah proses perancangan tersebut, namun dalam proses penulisan Seminar Tugas Akhir ini hanya digunakan tiga langkah dari proses perancangan lima langkah yang dipaparkan oleh Snyder dan Catanase. Metode yang digunakan yaitu permulaan, persiapan, dan pembuatan usulan. a) Permulaan Permulaan merupakan tahap awal dari sebuah perancangan yang meliputi kegiatan perumusan masalah dan penjabaran masalah yang terjadi dalam perancangan Pusat Komunitas Fotografi di Bali. Perumusan ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi latar belakang mengapa judul dari proyek ini perlu diadakan dan kemudian dilakukan perumusan terhadap kendala atau permasalahan yang muncul. b) Persiapan Persiapan merupakan proses penyusunan program yang memiliki beberapa tahap, seperti pengumpulan, menganalisis informasi secara sistematik tentang permasalahan dan penyusunan konsep suatu desain mengenai perancangan 4
Pusat Komunitas Fotografi di Bali. Adapun jenis-jenis data yang digunakan, yaitu: a. Data Primer Pengumpulan data-data yang dikumpulkan dan diperoleh langsung dari sumbernya. Data primer ini diperoleh dari: i. Observasi dan dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang melalui pengamatan langsung terhadap gejala, peristiwa dan kondisi aktual dari masa sekarang pada restoran dan bar. Observasi dilakukan pada tapak terpilih untuk rancangan restoran dan bar serta pada studi objek sejenis. Studi banding dilakukan pada Mata Photography, Photo Studio Pose, Kesato & Co Photo Studio, Papyrus Photo Studio dan Lingkara Photoart Community dengan maksud dan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai studio foto, organisasi ruang, manajemen pengelolaan, dan permasalahan yang menjadi kendala. ii. Wawancara yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan pihakpihak terkait untuk mendapatkan data tentang ukuran studio foto, ruang cetak, ruang editing dan ruang makeup. Adapun wawancara yang dilakukan adalah dengan beberapa pihak yaitu Bapak Anis Raharja,S.Sn,M.Sn. Selaku Dosen Jurusan Fotografi di ISI Denpasar, Bapak Anom Manik Agung, S.Sn, A.FPSI. selaku Ketua dari Perhimpunan Fotografer Bali, Bapak dr. IBP Andi Sucirta, A.FPSI, EFIAP selaku Penasehat dari Perhimpunan Fotografer Bali, I Made Bayu Pramana,S.Sn,M.Sn. Selaku pemilik Lingkar Art Space dan Dosen Jurusan Fotografi di ISI Denpasar dan Yan Palapa selaku founder Lingkara Photoart Community. b. Data Sekunder Data-data yang dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder ini digunakan sebagai pertimbangan saat melakukan perancangan. Data-data sekunder diperoleh melalui studi literatur yaitu dengan mencari sumber yang dapat mendukung data tentang restoran dan bar melalui buku-buku, majalah, media internet, standar ruang, dan sebagainya. 5
Kemudian dari kedua data tersebut dianalis, sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian, sasaran, dan tujuan proyek ini. Dengan demikian pemecahan masalah mengenai kebutuhan ruang baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang diperlukan dalam fasilitas ini melalui studi pemrograman fungsional, performansi, dan arsitektural, dapat diketahui untuk kemudian dirumuskan ke konsep disain perancangan. c) Pembuatan Usulan Tahap menyampaikan gagasan yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang telah dianalisis sebelumnya. Tahap ini sering juga disebut sintesis, yaitu memadukan serangkaian pertimbangan-pertimbangan dari konteks sosial, konteks ekonomi, konteks fisik, program, kondisi tapak, teknologi baru estetika dan nilai-nilai dari perancangannya. Nantinya gagasangagasan ini dapat berupa penyajian-penyajian yang menyatukan sejumlah pokok pembahasan dalam bentuk fisik. d) Evaluasi Evaluasi adalah tahap mengevaluasi gagasan-gagasan yang sudah dihasilkan oleh para perancang pada tahap pembuatan usulan tersebut. Evaluasi gagasangagasan tersebut meliputi pembandingan pemecahan-pemecahan rancangan yang diusulkan dengan kriteria yang dikembangkan pada tahap penyusunan program fungsional, performansi, dan arsitektural. e) Tindakan Tindakan adalah tahap dari proses perancangan meliputi berbagai aktivitas yang dihubungkan dengan persiapan dan pelaksanaan sebuah proyek, seperti penyiapan dokumen pelaksanaan dan bertindak sebagai hubungan antar pemilik dan pelaksana atau kontraktor. 6