PROSIDING TPT XXV PERHAPI 2016 MASALAH PENCOCOKAN MODEL VARIOGRAM PADA PENAKSIRAN KADAR MEMAKAI METODE GEOSTATISTIKA

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE

Kajian Pemilihan Model Semivariogram Terbaik Pada Data Spatial (Studi Kasus : Data Ketebalan Batubara Pada Lapangan Eksplorasi X)

BAB III PEMBAHASAN. Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE. Oleh : DEWI SETYA KUSUMAWARDANI

Jurusan Ilmu Komputasi, Fakultas Informatika Universitas Telkom, Bandung

GEOSTATISTIKA. Peranan Geostatistik dalam Kegiatan Eksplorasi Sumber Daya Alam

Estimasi Produksi Minyak dan Gas Bumi di Kalimantan Utara Menggunakan Metode Cokriging

ANALISIS DATA GEOSTATISTIK MENGGUNAKAN METODE ORDINARY KRIGING

ORDINARY KRIGING DALAM ESTIMASI CURAH HUJAN DI KOTA SEMARANG

SIMULASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS PADA KONDISI PENYIMPANGAN ASUMSI NORMALITAS

PENERAPAN METODE ORDINARY KRIGING PADA PENDUGAAN KADAR NO 2 DI UDARA

GEOSTATISTIK MINERAL MATTER BATUBARA PADA TAMBANG AIR LAYA

Seminar Hasil Tugas Akhir (Rabu, 16 Juli 2014)

(M.7) PEMETAAN ESTIMASI ANGKA PENGANGGURAN DENGAN COKRIGING (STUDI KASUS KOTA GORONTALO TAHUN 2011)

PENERAPAN METODE ORDINARY KRIGING PADA PENDUGAAN KADAR NO 2 DI UDARA (Studi Kasus: Pencemaran Udara di Kota Semarang)

METODE ROBUST KRIGING UNTUK MENGESTIMASI DATA SPASIAL BERPENCILAN

PREDIKSI POLA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN METODE ORDINARY BLOCK KRIGING

Metode Ordinary Kriging Blok pada Penaksiran Ketebalan Cadangan Batubara (Studi Kasus : Data Ketebalan Batubara pada Lapangan Eksplorasi X)

INTERPOLASI ORDINARY KRIGING DALAM ESTIMASI CURAH HUJAN DI KOTA SEMARANG

METODE ORDINARY KRIGING DENGAN SEMIVARIOGRAM LINIER PADA DUA LOKASI TERSAMPEL (Studi Kasus: Prediksi Data Inflasi Pada Lokasi Tak Tersampel)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sebuah hubungan, misalnya ilmu alam yang berkaitan erat dengan

BAB IV ANALISIS DATA. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data eksplorasi

Teknik Ensemble dengan Additive Noise pada Estimasi Parameter Model Autoregressive Spasial

Prediksi Curah Hujan dengan Model Deret Waktu dan Prakiraan Krigging pada 12 Stasiun di Bogor Periode Januari Desember 2014.

Eksplorasi Software R untuk Fitting Semivariogram Spherical Menggunakan Pemrograman Linear dan Uji Analisis Sensitivitas

PENGGUNAAN ALGORITMA BOOTSTRAP UNTUK PENENTU SELANG KADAR EMAS DAN PERAK PADA LOKASI PENGGALIAN DENGAN METODE SIMPLE KRIGING

PENGGUNAAN ALGORITMA BOOTSTRAP UNTUK PENENTU SELANG KADAR EMAS DAN PERAK PADA LOKASI PENGGALIAN DENGAN METODE SIMPLE KRIGING

PREDIKSI POLA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN SUKOHARJO MENGGUNAKAN METODE ORDINARY BLOCK KRIGING

Metode Point Kriging Untuk Estimasi Sumberdaya Bijih Besi (Fe) Menggunakan Data Assay (3D) Pada Daerah Tanjung Buli Kabupaten Halmahera Timur

Asri P.H. dan Waterman Sulistyana B. Magister Teknik PertambanganUPN Veteran Yogyakarta

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Eksplorasi PGA adalah langkah pertama dalam menghitung kriging. PGA

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

PENERAPAN BOOTSTRAP DALAM METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (MCD) DAN LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

ANALISIS SPASIAL DATA TAHANAN KONUS MENGGUNAKAN METODE ORDINARY KRIGING (OK)

Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi. Bertho Tantular 1)

BAB I PENDAHULUAN. bersifat tetap ( bukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Analisis Statistik dan Distribusi Lubang Bor

PEMODELAN HARGA TANAH KOTA BATAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE UNIVERSAL KRIGING

PRODI S1 STATISTIKA FMIPA-ITS RENCANA PEMBELAJARAN Statistika Spasial Kode/SKS: SS / (2/1/0) Dosen : Sutikno Semester : VII

KAJIAN DATA KETAHANAN HIDUP TERSENSOR TIPE I BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DAN SIX SIGMA. Victoria Dwi Murti 1, Sudarno 2, Suparti 3

PERBANDINGAN REGRESI METODE ROBUST DENGAN METODE OLS STUDY KASUS PENGARUH INFLASI DAN PDRB TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI JAWA TEGAH

METODE ROBUST KRIGING UNTUK MENGESTIMASI DATA SPASIAL BERPENCILAN (Studi Kasus: Pencemaran Udara Gas NO 2 di Kota Semarang)

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-10 Online di:

Bab V Pembahasan. Hasil perhitungan cadangan dengan menggunakan masing-masing metode dapat di lihat pada tabel 5.1 (lampiran B)

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN

Kata Kunci: Autokorelasi, Heteroskedastisitas, Metode Kuadrat Terkecil, Metode Newey West

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS

Tingkat Efisiensi Metode Regresi Robust dalam Menaksir Koefisien Garis Regresi Jika Ragam Galat Tidak Homogen

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG)

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

Physical conditions of seawater in coastal area can be studied by sampling at several locations. To perform spatial

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN ORDINARY RIDGE REGRESSION DAN UNBIASED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA DATA

ABSTRAK. Kata kunci: model regresi linier, pencilan (outlier), regresi robust, M-estimator

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

ESTIMASI PARAMETER REGRESI RANK BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL TERBOBOTI

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan

DIAGNOSTIK SISAAN DENGAN AUTOCORRELOGRAM PADA MODEL REGRESI LOGISTIK. (Studi Kasus pada Pendugaan Desa Miskin di Jawa Barat) 1

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA

Bab III Studi Kasus III.1 Decline Rate

RANCANGAN D-OPTIMAL UNTUK MODEL EKSPONENSIAL GENERAL. Abstract

PEMODELAN KADAR NIKEL LATERIT DAERAH PULAU OBI DENGAN PENDEKATAN METODA ESTIMASI ORDINARI KRIGING

PENGARUH MIXED DISTRIBUTION PADA PENDEKATAN QUASI-LIKELIHOOD DALAM MODEL LINEAR 1)

REGRESI LINIER BERGANDA

METODE ORDINARY KRIGING PADA GEOSTATISTIKA

E-Jurnal Matematika Vol. 4 (1), Januari 2015, pp ISSN:

ANALISIS REGRESI KUANTIL

Physical conditions of seawater in coastal area can be studied by sampling at several locations. To perform

POKOK BAHASAN. : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek. Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management

Analisis Regresi: Regresi Linear Berganda

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA

ESTIMASI PARAMETER MODEL MIXTURE AUTOREGRESSIVE (MAR) MENGGUNAKAN ALGORITMA EKSPEKTASI MAKSIMISASI (EM) Abstract

MODEL REGRESI KANDUNGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

S - 4 IDENTIFIKASI DATA RATA-RATA CURAH HUJAN PER-JAM DI BEBERAPA LOKASI

PEMANFAATAN METODE KRIGING UNTUK PERAPATAN DATA SPASIAL RADIASI SURYA KRIGING METHOD UTILIZATION TO DOWNSCALE SPATIAL DATA OF SOLAR RADIATION

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER

BAB II LANDASAN TEORI

Akurasi Konturing Trianggulasi Dan Kriging Pada Surfer Untuk Batubara

Model-model Variogram

STK 511 Analisis statistika. Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi

Simulasi Radius Jarak Pengaruhnya terhadap Kebaikan Model Regresi Logistik Spasial 1. Abstrak

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG)

Estimasi Model Seemingly Unrelated Regression (SUR) dengan Metode Generalized Least Square (GLS)

(R.10) ESTIMASI TOTAL POPULASI DENGAN MENGGUNAKAN PENAKSIR GENERALIZED REGRESSION (GREG)

Hasil Penyebaran Properti Reservoir (1)

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Model Black Litterman dengan Estimasi Theil Mixed

PENERAPAN MODEL REGRESI LINIER BAYESIAN UNTUK MENGESTIMASI PARAMETER DAN INTERVAL KREDIBEL

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan atau berpengaruh satu sama lain. Ilmu statistika

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENDUGA-S DALAM MENGATASI DATA PENCILAN DENGAN SIMULASI DATA SKRIPSI

Transkripsi:

MASALAH PENCOCOKAN MODEL VARIOGRAM PADA PENAKSIRAN KADAR MEMAKAI METODE GEOSTATISTIKA Waterman Sulistyana Bargawa Magister Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta Email: waterman.sulistyana@gmail.com Perhitungan variografi menghasilkan grafik variogram eksperimental. Masalah yang muncul adalah penentuan model variogram. Banyak model variogram yang digunakan dalam pencocokan model tersebut antara lain sferikal, eksponensial, gaussian, linier, dan lain-lain. Kesalahan pemilihan model menyebabkan ketidakakuratan taksiran kadar mineral. Oleh karena itu akurasi menjadi masalah utama dalam penaksiran kadar mineral. Tulisan ini mengenalkan metode cross validation untuk menilai akurasi pemilihan model variogram pada penaksiran kadar mineral. Parameter statistik hasil x-y plot dipakai untuk membandingkan akurasi taksiran terhadap data eksplorasi. Metode penelitian meliputi analisis data, simulasi pemilihan model variogram, dan evaluasi akurasi taksiran. Teknik penaksiran yang dipakai untuk perbandingan adalah ordinary kriging. Manfaat yang diperoleh adalah pemilihan model variogram sesuai kondisi geologi dan karakter mineralisasi menghasilkan taksiran yang akurat. Kata kunci: variogram, model, cross validation, geostatistika The results of the variography calculation is a graph of experimental variogram. The problem is determining the variogram models. Many variogram models used in fitting models include spherical, exponential, Gaussian, linear, and others. Inaccuracy in the model selection led to inaccuracies in estimates of mineral grade. Therefore, accuracy is a major problem in the estimation of mineral grade. This paper introduces method of cross validation to evaluate the accuracy of the determination of the variogram models in the estimation of mineral grade. Statistical parameters of the results of x-y plot is used to compare the accuracy of estimates and exploration data. Methods of research include data analysis, simulations of the determination of the variogram models, and evaluation of the accuracy of estimates. Estimation techniques used for comparison is ordinary kriging. The benefit is the determination of the variogram models according to the conditions of geology and mineralization character will produce an accurate estimate. Keywords: variogram, model, cross validation, geostatistics 1. PENDAHULUAN Perhitungan variografi menghasilkan grafik variogram eksperimental. Masalah yang muncul adalah penentuan model variogram. Banyak cara penentuan model tersebut. Cressie (1995) mengenalkan metode weighted least squares untuk mencocokan model variogram. Skema otomatis memberikan bobot terbesar untuk lag awal dan berkurang untuk jumlah pasangan data yang kecil. Lee and Lahiri (00) menyatakan metode least squares merupakan metode yang popular untuk data spasial. Namun demikian metode spatial subsampling untuk pencocokan model variogram model lebih akurat dan lebih sederhana. 354

Estimasi variogram merupakan masalah dalam inferensi statistik spasial yang berkorelasi dengan variabel acak. Kebanyakan estimator empiris variogram tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi syarat conditional negative-definite. Biasanya, penyelesaian masalah ini dibagi menjadi tiga tahap: estimasi variogram secara empiris, simulasi model, dan pemilihan model yang akurat (Menezes, Soid an, Bande, 005). Penelitian-penelitian tersebut umumnya masih terbatas pada kajian teoritikal dan belum banyak diaplikasikan pada data spasial pertambangan seperti penaksiran kadar mineral. Banyak model variogram yang dikembangkan dalam penaksiran kadar tersebut, antara lain sferikal, eksponensial, gaussian, linier, dan lain-lain. Permasalahan yang terjadi adalah kekurangtelitian dalam pemilihan model sehingga berakibat ketidakakuratan pada taksiran kadar mineral. Aspek akurasi menjadi penting dalam penaksiran kadar mineral. Metode cross validation dapat dipakai untuk menilai akurasi pemilihan model variogram tersebut.. TUJUAN Tujuan penelitian adalah (a) mengevaluasi pencocokan model variogram, (b) menganalisis hasil penentuan model variogram pada penaksiran ordinary kriging memakai metode cross validation. 3. METODE Metode penelitian meliputi analisis variografi, penentuan parameter penaksiran, cross validation untuk mengevaluasi akurasi pemilihan model variogram. Analisis variogram berguna untuk mengevaluasi data spasial yang digunakan untuk mengukur korelasi spasial antara sampel. Kontribusi utama terkait dengan penaksiran kadar mineral adalah parameter variogram digunakan untuk memperkirakan nilai variabel spasial pada lokasi yang tidak memiliki data (Margaret et.al 015). Estimasi variogram memiliki peran yang menentukan, misalnya dalam penentuan nilai-nilai optimal dari bobot setiap sampel. Menurut Cressie (1993), cara yang paling alami untuk membandingkan dua nilai, z(x) dan z(x+h) pada dua poin x dan x+h pada nilai yang mutlak seharusnya mempertimbangkan nilai rata- rata z(x) z (x + h). Variogram dirumuskan sebagai berikut : 1 γ(h) = n( h) N ( h) i=1 [Z(xi) Z(xi + h)]... (1) Variogram ditaksir berdasarkan data sampel. Menurut Matheron (1971) variansi dari galat antara variogram eksperimental dan variogram lokal diberikan sebagai berikut: n Var [ γ 1 (h ) γ e (h ) ]=4 γ (h ) ' σ n n...() dengan n adalah nomor sampel, n nomor pasangan sampel yang digunakan dalam perhitungan () γ (h) dan σ n adalah variansi estimasi. Semua titik contoh yang berada dalam search area (daerah pencarian) yang didefinisikan dengan angel classes ( θ ±Δθ dan Φ±ΔΦ ) dan distance classes (h ± Δ h) akan dianggap titik contoh yang berjarak h dari titik xi pada arah θ dengan kemiringan Φ (Deutsch, 199). Toleransi jarak yang biasa dipakai adalah sebesar 1 h untuk menghindari terdapat pasangan data, xi dan xi + h, yang tidak terpakai atau terpakai dua kali dalam perhitungan variogram. Dalam penentuan arah dan kemiringan variogram 355

diinginkan toleransi arah dan kemiringan sekecil mungkin. Tetapi toleransi arah dan kemiringan yang terlalu kecil memberikan jumlah pasangan data terlalu sedikit. Oleh karena itu besar toleransi arah dan kemiringan ditentukan berdasarkan simulasi sampai diperoleh toleransi arah dan kemiringan terkecil yang memberikan variogram eksperimental terbaik. Berdasarkan variogram eksperimental dipilih model variogram yang valid. Pada tulisan ini dipilih model variogram linier, sferikal, eksponensial, dan Gaussian. (i) Model Linier a h [ ] γ(h) = (3) (i) Model Sferikal [ 3 h h3 a a3 ] γ(h) = Co + C untuk h a.. (4) γ(h) = Co + C untuk h > a...(5) (ii) Model Eksponensial 1 exp γ(h) = C o + C 3h a [ ( )] (6) (iii) Model Gaussian h a [ ( )] 1 exp γ(h) = Co + C. (7) Parameter model variogram adalah nugget, range dan sill. Pencocokan model ini bertujuan: (a) memperoleh persamaan model matematika untuk kriging dan (b) dasar untuk menentukan parameter penaksiran, terutama jarak maksimum pencarian contoh. 4. HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan pada simulated deposit dengan mineral ekonomis adalah timah hitam (Pb). Berdasarkan data pemboran diperoleh 13 data kadar timah hitam (data telah ditransformasi). Sebaran data (Gambar 1) dapat diketahui letak kadar tinggi dan kadar rendah. Gambaran data secara statistik deskriptif (Gambar ) menunjukkan relatif berdistribusi Gaussian (koefisien korelasi sekitar 0,5). 356

Gambar 1. Sebaran kadar timah hitam akan dianalisis korelasi spasial antar data Berdasarkan data selanjutnya perhitungan variografi untuk menentukan variogram eksperimental. Gambar menunjukkan hasil perhitungan variografi dengan studi kasus kadar timah hitam pada suatu lokasi tambang. Hasil variogram eksperimental selanjutnya akan ditentukan model variogram. Permasalahan adalah jenis model variogram sesuai dengan grafik variogram eksperimental. Tabel 1. Statistik deskriptif data kadar timah hitam Gambar di bawah adalah variogram eksperimental, selanjutnya memerlukan analisis spasial untuk menentukan jenis model variogram. Gambar 3 di bawah menunjukkan alternatif pemilihan model variogram yaitu linier, sferikal, eksponensial, dan Gaussian. 357

Gambar. Hasil perhitungan variografi menghasilkan variogram eksperimental Pencocokan model terhadap variogram eksperimental (Gambar 3 di bawah) dilakukan dengan cara simulasi sudut dan jarak pencarian pasangan data sehingga diperoleh model variogram yang valid. (a) (b) (c) (d) Gambar 3. Variogram eksperimental yang dihasilkan menimbulkan masalah pada pencocokan model, apakah linier (a), sferikal (b), eksponensial (c), atau gaussian (d) Secara detil Gambar 4 dan 5 menunjukkan hasil simulasi sudut dan jarak untuk mencari pasangan data agar diperoleh model yang valid. Toleransi sudut untuk simulasi pencarian pasangan data adalah θ =.5, 5o, 45, sedangkan simulasi toleransi jarak dengan simulasi (d) adalah 6m, 8m, 10m, dan 1m. (a) Model linier (b) Model sferikal Gambar 4. Contoh hasil pencocokan model variogram: model linier (a), model sferikal (b) 358

Gambar 4(a) menunjukkan contoh model linear dengan tolerasi sudut θ =.5 o, dan d = 6m, sedangkan contoh model sferikal (Gambar 4b) dengan toleransi sudut 45 dan d = 6m. (a) Model eksponensial (b) Model Gaussian Gambar 5. Contoh hasil pencocokan model variogram: ekponensial (a) dan Gaussian (b) Gambar 5(a) menunjukkan contoh model eksponensial untuk toleransi sudut θ =.5, d = 8, sedangkan Gambar 5(b) menunjukkan contoh model Gausian dengan toleransi sudut dipilih θ = 45, d = 6. Penentuan toleransi sudut (θ) dan jarak (d) didasarkan pada hasil parameter variogram yaitu nilai Co (nugget), Co+C (sill), dan range (a). 5. PEMBAHASAN Berdasarkan simulasi, autokorelasi model terbaik diperoleh pada saat active lag distance sebesar 80m dengan uniform interval 6 dan sudut toleransi,5o dan model yang paling baik adalah model sferikal karena pada saat kondisi tersebut memiliki parameter statistik regresi lebih baik (mendekati garis bisector) dibandingkan model yang lain. Gambar 6 dan 7 menunjukkan statistik hasil pencocokan model linier, model sferikal, model eksponensial, dan model Gaussian disertai nilai parameter variogram. (a) (b) Gambar 6. Statistik hasil pencocokan model: model linier (a) dan model sferikal (b) ditunjukkan juga nilai parameter variogram (a) (b) 359

Gambar 7. Statistik hasil pencocokan model: model eksponensial (a) dan model Gaussian (b) ditunjukkan juga nilai parameter variogram Evaluasi akurasi pemilihan model variogram dilakukan dengan analisis cross validation. Hasil cross validation menunjukkan hubungan antara taksiran kadar Pb dan data eksplorasi Pb dengan parameter regresi SE, R, Y intercept,dan SE prediction. Tabel. Hasil regresi linier pemilihan model sferikal dengan metode penaksiran IDW Pemilihan model spherical dengan penaksiran IDW Metode IDW Regression coefficient (RE) Standard Error (SE) r² Y intercept Standar eror (SE) prediction 1.108 0.113 0.431-0,03 0.015 Hasil cross validation berdasarkan teknik penaksiran IDW menunjukkan model sferikal paling cocok. Fitting model pada variogram eksperimental memberikan hasil regresi linier dengan nilai RE mendekati satu dan galat (error) yang paling rendah dibandingkan dengan model linier, eksponensial, dan Gaussian. Gambar 8 di bawah menunjukkan hasil cross validation antara taksiran kadar dan data eksplorasi menggunakan teknik penaksiran IDW. 360

Gambar 8. Hasil cross validation IDW antara taksiran kadar dan data eksplorasi Hasil yang sama ditunjukkan bahwa cross validation memakai teknik penaksiran block kriging menunjukkan model sferikal paling cocok. Fitting model pada variogram eksperimental juga memberikan hasil regresi linier dengan nilai RE mendekati satu dan galat (error) yang paling rendah dibandingkan dengan model linier, eksponensial, dan Gaussian. Gambar 9 di bawah menunjukkan hasil cross validation antara taksiran kadar dan data eksplorasi memakai teknik penaksiran block kriging. Gambar 9. Hasil cross validation block kriging antara taksiran kadar dan data eksplorasi Berdasarkan data regresi pada Tabel dan 3 menunjukkan model variogram sferikal paling tepat diterapkan pada studi kasus penaksiran kadar timah hitam. Hal ini sesuai dengan hasil analisis statistic yang ditunjukkan pada Gambar 6 dan 7 sebelumnya. Tabel 3. Hasil regresi linier pemilihan model sferikal dengan metode penaksiran block kriging Block kriging variogram model spherical Block Kriging x Regression coefficient (RE) Standard Error (SE) r² Y intercept Standar eror (SE) prediction 0,816 0,100 0,347 0,05 0,166 6. KESIMPULAN Pencocokan model variogram didasarkan pada analisis statistik seperti diusulkan oleh Cressie (1995), Lee dan Lahiri (00) menghasikan model variogram yang valid untuk penaksiran kadar mineral. Metode cross validation sebagai evaluasi hasil akhir penaksiran memberikan analisis regresi yang akurat untuk pemilihan model variogram. DAFTAR PUSTAKA [1] Cressie, N., 1985, Fitting variogram models by weighted least squares, Journal of the International Association for Mathematical Geology, DOI: 10.1007/BF0103109, July 1985, Volume 17, Issue 5, pp 563 586. 361

[] Lee, Y.D., and Lahiri, S.N., 00, Least squares variogram fitting by spatial subsampling, Journal of the Royal Statistical Society: Series B (Statistical Methodology), DOI: 10.1111/1467-9868.00364, Volume 64, Issue 4 October 00 pp 837 854. [3] Menezes, R., Soid an, P.G., and Bande, M.F., 005, A comparison of approaches for valid variogram achievement. [4] Margaret, A. Oliver, and Webster, R., 015, Basic Steps in Geostatistics: The Variogram and Kriging, Journal of Soil Science, 3, 643 654. [5] Cressie, N., 1993, Statistics for Spatial Data, Revised Edition, ISBN: 978-1-119-11461-1. [6] Matheron, G., 1971, The theory of regionalized variables and its applications, Ecole Nationale Superieur des Mines de Paris. [7] Deutsch, 199, Geostatistical Software Library and User s Guide, Oxford University Press. 36