1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Powdery mildew merupakan salah satu nama penyakit pada tanaman yang tersebar luas di dunia (Maas, 1998; Spencer, 1978). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur powdery mildew (jamur embun tepung). Secara taksonomi, jamur ini berasal dari famili Erysiphaceae yang terdiri dari ± 25 genus. Ada 8 genus yang menyebabkan penyakit powdery mildew, yaitu Cystotheca, Erysiphe, Oidium, Golovinomyces, Neoerysiphe, Podosphaera, Sawadaea, dan Sphaerotheca (Ale- Agha et al., 2008). Gejala awal penyakit powdery mildew yang ditunjukkan oleh masingmasing genus jamur powdery mildew hampir sama, yaitu ditandai dengan bercak putih seperti bubuk tepung (konidia) yang menyebar dan menempel pada permukaan abaksial dan adaksial daun tanaman. Semakin lama, penyebaran konidia akan semakin meluas dan menebal membentuk miselium sampai menutupi permukaan daun. Kerapatan miselium yang menutupi permukaan daun menyebabkan daun menggulung kearah adaksial, warna daun mengalami perubahan menjadi coklat dan daun akan mengering (Peres dan Mertely, 2004). Hal tersebut dapat menurunkan aktivitas fotosintesis yang memicu terjadinya nekrosis dan defoliasi daun (Maas, 1998). Jamur powdery mildew tidak hanya menginfeksi daun, tetapi juga batang, tangkai daun, stolon, bunga, dan buah, tetapi paling banyak ditemukan di daun dibandingkan dengan organ tumbuhan lainnya (Maas, 1998). Jamur powdery 1
2 mildew bersifat obligat parasit, yaitu jamur yang tidak dapat hidup tanpa adanya inang (Nelson et al., 1996; Maas, 1998). Inang jamur powdery mildew bermacammacam, mulai dari gulma (misalnya Bromus, Urtica, Veronica, Verbena, dan Valerianella), tanaman hias (misalnya Acer, Aster, Begonia, Chrysanthenum, Cotinus, dan Dahlia) sampai tanaman bernilai ekonomis (misalnya Brassica, Cucumis, Cucurbita, Cyclonia, Cyphomandra, dan Fragaria). Jamur powdery mildew bersifat spesifik, yaitu spesies dari jamur powdery mildew hidup pada tanaman inang khusus, spesies tertentu hanya dapat menginfeksi dan memanfaatkan tanaman inang pada rentang sempit atau hanya pada spesies tanaman inang tertentu saja (Braun et al., 2000; Hirata et al., 2003; Cunnington et al., 2001). Salah satu contohnya adalah jamur powdery mildew pada tanaman stroberi. Jamur powdery mildew yang sering ditemukan di tanaman stroberi berasal dari genus Podosphaera (Jarmolica dan Bankina, 2009), yaitu spesies Podosphaera aphanis (Maas, 1998; Spencer, 1978) dan Podosphaera macularis (Gadoury et al., 2007). Kedua spesies yang ditemukan pada tanaman stroberi ini juga dapat ditemukan pada tanaman lain, tetapi P. aphanis atau P. macularis yang ditemukan di tanaman stroberi tidak dapat menginfeksi tanaman lain walaupun jenisnya sama dan sebaliknya. Pada stroberi, infeksi jamur powdery mildew dapat menurunkan produktivitas tanaman tersebut dalam menghasilkan buah. Padahal, buah stroberi merupakan buah yang bernilai ekonomis tinggi dan permintaan pasar pun tinggi terhadap buah tersebut (Choi et al., 2015).
3 Berbagai macam usaha telah dilakukan petani untuk mengatasi infeksi jamur powdery mildew, mulai dari penyiraman permukaan daun yang terinfeksi jamur powdery mildew, pembakaran tanaman stroberi yang terinfeksi, penggunaan fungisida, penanaman bibit dari biji dan kultur jaringan, penanaman berbagai varietas stroberi sampai dengan persilangan antar varietas. Namun, jamur powdery mildew mempunyai sistem pertahanan terhadap lingkungan yang ekstrim, tingkat patogenisitas terhadap setiap varietas stroberi saat menyerang tanaman stroberi dan sensitivitas terhadap fungisida yang tidak sama. Selain itu, setiap varietas tanaman stroberi mempunyai gen-gen ketahanan dan sifat genetik yang berbeda yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan jamur powdery mildew (McCreight, 2006). Penelitian tentang identifikasi jamur powdery mildew pada tanaman stroberi telah banyak dilakukan di luar negeri, salah satunya dilakukan oleh Jarmolica dan Bankina (2009) yang meneliti tentang jamur powdery mildew pada tanaman stroberi di Latvia yang ditanam di lahan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa agen penyebab penyakit powdery mildew berasal dari genus Podosphaera. Sejauh ini belum ada yang mengidentifikasi jamur powdery mildew pada tanaman stroberi di Indonesia, padahal stroberi merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang penting dalam menunjang kemajuan ekonomi masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah mengidentifikasi jamur powdery mildew pada tanaman stroberi untuk mendapatkan isolat yang nantinya dapat diketahui tingkat patogenisitasnya. Selain
4 itu, juga dapat diketahui tingkat resistensi varietas stroberi terhadap infeksi jamur powdery mildew. Harapannya, setelah penelitian ini selesai dapat dilanjutkan ke penelitian selanjutnya mengenai cara penanganan yang tepat untuk mencegah berkembangnya penyakit powdery mildew sesuai dengan tingkat patogenisitasnya. B. Rumusan Masalah Merujuk pada latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Jamur jenis apa saja yang menyebabkan penyakit powdery mildew pada tanaman stroberi berdasarkan karakter morfologinya? 2. Jamur powdery mildew jenis apa yang memiliki tingkat patogenisitas paling tinggi terhadap tanaman stroberi? 3. Varietas stroberi apa yang resisten terhadap infeksi jamur powdery mildew? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dituliskan beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu : 1. Mengidentifikasi jenis-jenis jamur yang menyebabkan penyakit powdery mildew pada tanaman stroberi berdasarkan karakter morfologinya 2. Mengidentifikasi jenis jamur powdery mildew yang mempunyai patogenisitas tinggi terhadap tanaman stroberi 3. Mengidentifikasi varietas stroberi yang resisten terhadap infeksi jamur powdery mildew
5 D. Manfaat Penelitian Diharapkan dengan tercapainya tujuan tersebut akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi tentang jenis-jenis jamur yang menyebabkan penyakit powdery mildew berdasarkan karakter morfologinya 2. Memberikan informasi tentang jenis jamur powdery mildew yang memiliki tingkat patogenisitas paling tinggi terhadap tanaman stroberi 3. Memberikan informasi tentang varietas stroberi yang resisten terhadap infeksi jamur powdery mildew E. Ruang Lingkup Penelitian Adanya banyak faktor yang mempengaruhi penelitian ini, maka peneliti memandang perlu untuk membuat ruang lingkup penelitian yang berisi batasanbatasan penelitian agar masalah dalam penelitian tidak meluas, yaitu : 1. Ada 10 varietas yang digunakan untuk uji patogenisitas dan resistensi pada penelitian ini. Kesepuluh varietas tersebut adalah Brastagi, Californica, Rosalinda, Sweetcharlie, Festival, Earlybrite, Dorit, Osogrande, Deep rose, dan Stroberi hitam. 2. Pengambilan sampel powdery mildew dilakukan di Balitjestro-Batu, Bumiaji- Batu, dan Bayuroto-Magelang. Pengambilan sampel tanaman stroberi dilakukan di Balitjestro-Batu dan Bumiaji-Batu.