rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XV/2017 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PERBAIKAN PERMOHONAN (II) J A K A R T A SELASA, 17 OKTOBER 2017
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XV/2017 PERIHAL Permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik [Pasal 28 ayat (2) dan Pasal 45A ayat (2)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Habiburokhman ACARA Perbaikan Permohonan (II) Selasa, 17 Oktober 2017, Pukul 11.28 11.41 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Suhartoyo (Ketua) 2) Manahan MP Sitompul (Anggota) 3) Saldi Isra (Anggota) Mardian Wibowo Panitera Pengganti i
Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Habiburokhman B. Kuasa Hukum Pemohon: 1. Kris Ibnu T. Wahyudi 2. Y. Nurhayati 3. Hendarsam Marantoko 4. Muda R. Siregar ii
SIDANG DIBUKA PUKUL 11.28 WIB 1. KETUA: SUHARTOYO Baik, kita mulai, Pemohon dan Kuasanya. Sidang Perkara Permohonan Nomor 76/PUU-XV/2017, dibuka dan persidangan dibuka untuk umum. Baik. Assalamualaikum wr. wb. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita sekalian. Saudara Pemohon, beserta Kuasanya, hari ini acaranya adalah Mahkamah ingin mendengar pokok-pokok perubahan atau perbaikan yang telah disampaikan oleh Pemohon. Karena secara fisik kan oh, juga baru diterima hari ini, ya. Oke. Karena biasanya ada yang sudah beberapa hari sebelumnya sudah. Pada hari ini, persidangan menerima perbaikan, sekaligus hal-hal apa yang telah diperbaiki. Tapi sebelumnya, supaya diperkenalkan dulu Pak Habiburokhman, siapa saja teman-teman yang dibawa ini? 2. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Baik. Terima kasih, Majelis Hakim Yang Mulia. Perkenalkanlah, mungkin kami mulai dari sebelah kiri. Sebelah kiri ini ada Ibu Nurhayati, Kuasa Hukum dari Pemohon. Saya sendiri adalah Hendarsam Marantoko, Kuasa dari Pemohon. Sebelah kanan saya, ini Bapak Habiburokhman adalah Pemohon Prinsipal Pemohon Prinsipal I, maaf. Di sebelahnya Bapak Kris Ibnu T. Wahyudi adalah Kuasa dari Pemohon. Yang paling kanan, Rekan Muda Siregar, Kuasa dari Pemohon juga. Terima kasih, Majelis. 3. KETUA: SUHARTOYO Baik. Jadi, Mahkamah sudah menerima perbaikan dari Saudara hari Selasa, hari ini, pukul 10.39 WIB tadi. Jadi terus terang, kami juga belum ada kesempatan untuk menelaah. Untuk itu, supaya disampaikan, hal-hal apa saja yang telah diperbaiki. Tapi sebelumnya, saya ingatkan kembali bahwa masih ada beberapa rekan dari kuasa yang tidak menandatangani Permohonan ini. Sehingga Mahkamah akan menyatakan bahwa yang bersangkutan dianggap tidak lagi, ya. Karena yang kita pakai kan di perbaikan, Pak. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Baik, baik. KETUK PALU 3X 1
5. KETUA: SUHARTOYO Kemudian, siapa tahu, nanti permohonan Bapak-Bapak ini, kami akan teruskan ke RPH dan RPH siapa tahu akan membawa ke Pleno. Artinya, masih ada beberapa tahapan persidangan yang pihak-pihak siapa saja yang hanya bisa duduk di meja persidangan selaku kuasa. Kalau Prinsipal kan natural itu kan mesti melekat terus. Baik. Silakan, siapa yang akan menyampaikan perbaikannya? 6. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Terima kasih, Majelis Hakim Yang Mulia. Ini karena kan memang baru kita masukkan tadi, kami akan mencoba memaparkan sedikit apa-apa saja pokok-pokok pikiran terbaru yang sudah diberikan saran oleh Majelis Hakim pada persidangan sebelumnya. Pada prinsipnya, kami mencoba untuk mengakomodir semua terkait dengan masukan-masukan tersebut. Yang pertama, mungkin terkait dengan kuasa baru atau Pemohon baru yang berkaitan langsung atau sudah mengalami langsung hak konstitusionalnya dilanggar terkait dengan pasal yang kami uji ini. Di sini ada Ibu Asmadewi yang saat ini sudah memberikan kuasa ke kita, Surat Kuasanya juga sudah kita masukkan. Ibu Asmadewi ini saat ini masih ditahan di Cyber Crime Mabes Polri, nanti mungkin akan kami jelaskan lagi lebih lanjut, Yang Mulia. Yang kedua, terkait dengan Surat Kuasa. Kami sudah mencoba untuk melengkapinya semua. Memang ada beberapa kuasa yang apa kuasa hukum yang belum menandatangani, konsekuensinya untuk tidak termasuk dalam kuasa dari Pemohon. Ketiga, terkait dengan mukadimah penghapusan konvensi segala bentuk diskriminasi rasial yang coba untuk apa kami ambil yang penting-penting saja, jadi tidak kami kutip semua, Majelis. Mungkin itu pokok-pokoknya. Mohon izin, kami akan bacakan saja langsung, Majelis. Ya, kami mulai dari Poin 33, halaman 8. Bahwa Pemohon I pernah diancam secara terbuka di media massa, jika akan dipolisikan karena hobi mencari-cari kesalahan seorang pejabat. Jika pun Pemohon I benar merupakan orang yang memilih hobi mencari kesalahan seorang pejabat, meskipun faktanya juga tidak demikian, hal tersebut seharusnya justru bagus bagi negara dan pejabat tersebut karena sudah semestinya seorang pejabat yang bertanggung jawab atas nasib rakyat banyak tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan tugasnya. Karena sekali seorang pejabat berbuat salah, yang rugi bukan hanya pejabat tersebut, namun juga rakyat banyak. Seorang yang mau dan sudah menjadi pejabat, tidak hanya memerlukan pujian, tetapi juga memerlukan kritikan agar bisa memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas demi kebaikan bersama. 2
Untuk lebih detailnya, kami akan mengajukan bukti dalam pembuktiannya. Bukti ancaman terhadap Pemohon I akan disampaikan secara tertulis, Majelis. Poin 38, halaman 9. Bahwa menurut Para Pemohon, kalimat atau setidak-tidaknya potensial yang menurut penalaran yang wajar dapat dipastikan akan terjadi sebagaimana dimaksud dalam pasal dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUU-III/2005 bukanlah merujuk pada jaminan kepastian yang di masa depan akan terjadinya kerugian pada Pemohon, alat tukang ramal... maaf, jaminan kepastian di masa depan akan terjadi kerugian pada Pemohon alat tukang ramal, tetapi lebih kepada kepastian dirugikannya Pemohon jika suatu saat terkena masalah hukum terkait ketentuan diajukan untuk diuji di Mahkamah Konstitusi. Poin 51, halaman 12. Bahwa menurut Para Pemohon wajar jika penyebaran informasi elektronik yang menimbulkan kebencian berdasarkan suku dan ras harus dihukum dengan kriteria berat, yaitu di atas lima tahun, sebagaimana diatur dalam Pasal 25 ayat (2) dan Pasal 45A Undang-Undang ITE karena suku dan ras adalah dua identitas kodrati manusia yang melekat sejak lahir. Kebencian yang timbul berdasarkan suku dan ras, mempunyai daya rusak yang luar biasa... luar biasa besar dibanding dengan kebencian yang timbul berdasarkan alasan-alasan personal. Soal pentingnya proteksi terhadap identitas suku dan ras ini, kita bisa merujuk kepada konsideran Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, sebagai berikut. Ini sebagaimana sudah saya sampaikan, kami hanya kutip yang pokok-pokoknya saja. 7. KETUA: SUHARTOYO Ya, sebentar, sebentar, Pak. 8. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Kami lanjutkan (...) 9. KETUA: SUHARTOYO Tadi kan Pemohon I tentang kerugian konstitusional yang potensial karena adanya intimidasi itu, kalau yang kedua apa? Coba ke depan, belum kan tadi? Kerugian yang... Pemohon II. 10. PEMOHON: HABIBUROKHMAN Ada, ada, Yang Mulia. Sudah didalilkan. 3
11. KETUA: SUHARTOYO Ada? 12. PEMOHON: HABIBUROKHMAN Ada. 13. KETUA: SUHARTOYO Ada di sini, tapi belum disampaikan. Padahal itu kan tambahan baru, kan? Coba di... apa itu kasusnya itu? Supaya tentang vaksin, ya, di sini, tentang vaksin, kemudian dia meng-share facebook-nya itu coba. 14. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Baik, terima kasih, Yang Mulia. Poin 35, halaman 9. Bahwa Pemohon II sudah dan sedang terkena masalah hukum terkait ketidakjelasan batasan istilah antargolongan dalam Pasal 28 ayat (2) dan Pasal 45A ayat (2) Undang-Undang ITE. Pada tanggal 8 September 2017, Pemohon II ditangkap dan ditahan oleh Bareskrim Mabes Polri terkait status facebook-nya yang meng-share berita berjudul Bahan Baku Vaksin Palsu dari Cina, tapi Pak Jokowi malah izinkan Cina bangun pabrik vaksin. Selain itu, Pemohon II disebutkan memberi komen, Hati-hati dengan Cina. Berikutnya bahwa kata Cina, baik dalam berita yang di-share oleh Pemohon II bahwa yang dimaksud dalam komen Pemohon II bahwa tidaklah merujuk pada etnis Tionghoa, melainkan merujuk pada Negara Republik Rakyat Tiongkok, yang juga kerap disebut Republik Rakyat Cina. Mungkin Pemohon II bisa lolos dari tuduhan penyebaran informasi yang menimbulkan kebencian berdasarkan suku, agama, dan ras. Namun, Pemohon II bisa terjerat dengan tuduhan menyebarkan informasi yang menimbulkan kebencian berdasarkan antargolongan, dimana golongan yang dimaksud adalah golongan Negara Republik Rakyat Tiongkok. Itu mungkin, Yang Mulia. 15. KETUA: SUHARTOYO Ya, ya, kembali ke 50 berapa tadi? 16. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO 51, sudah kami bacakan. 4
17. KETUA: SUHARTOYO Ya. 18. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO 52. Bahwa soal pentingnya proteksi terhadap identitas ras juga bisa kita lihat pada paragraf 3, 6, 7, dan 8 mukadimah konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial, diterima melalui resolusi sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 2000 2106 xx[sic!], 21 Desember tahun 1965, yang berbunyi kami anggap dibacakan, Yang Mulia. Karena ini sebelumnya kita kutip semua, ini kita ambil yang hanya pokok-pokoknya saja seperti saran daripada Yang Mulia kemarin. 19. KETUA: SUHARTOYO Ya, ya. 20. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Kami langsung ke Petitum, Yang Mulia, halaman 20. Berdasarkan seluruh uraian di atas, Para Pemohon meminta kepada Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa dan memutus permohonan pengujian Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik terhadap Undang- Undang Dasar Tahun 1945, sebagai berikut. 1. Mengabulkan seluruh permohonan pengujian undang-undang yang diajukan oleh Para Pemohon. 2. Menyatakan ketentuan frasa dan antargolongan dalam Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019[Sic!] tentang Informasi dan Transaksi Elektronik bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum. 3. Menyatakan ketentuan frasa dan antargolongan dalam Pasal 45[Sic!] ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. 4. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia atau apabila Majelis Hakim Konstitusi mempunyai pendapat lain atas perkara a quo, mohon agar diberikan putusan yang seadiladilnya. Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb. 5
21. KETUA: SUHARTOYO Waalaikumsalam wr. wb. Baik, jadi karena sudah apa perbaikan permohonan, jadi Mahkamah juga tidak punya lagi kesempatan untuk merespons dan tapi pada akhirnya nanti, kami bertiga selaku Panel akan melaporkan ini kepada Rapat Permusyawaratan Hakim yang sembilan orang, kemudian apa pun sikap daripada Mahkamah Konstitusi melalui Pleno, itu nanti akan kami beritahukan kepada Pemohon, atau secara sederhana Pemohon tinggal menunggu apa perkembangan perkara ini. Yang Mulia, ada tambahan? Baik, sudah cukup. Tidak ada lagi yang disampaikan? 22. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Cukup, Yang Mulia. 23. KETUA: SUHARTOYO Baik. Oh, ya. Kalau tidak ada lagi yang disampaikan, Mahkamah akan mengesahkan bukti yang telah disampaikan, P-1 sampai dengan P- 4, ya, Pak? Enggak ada tambahan lagi? 24. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Betul. 25. KETUA: SUHARTOYO Ada? 26. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Ada tambahan, Yang Mulia. 27. KETUA: SUHARTOYO Kapan? Sekarang, belum? 28. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Hari ini belum, besok mungkin bisa kita lengkapi. 6
29. KETUA: SUHARTOYO Begitu, ya. Jadi, sampai hari ini hanya empat karena ini yang sudah melalui verifikasi dan sudah bisa kita sahkan dulu, P-1 sampai P-4 ya, Pak? 30. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDARSAM MARANTOKO Ya. 31. KETUA: SUHARTOYO Baik, disahkan. KETUK PALU 1X Baik, dengan demikian sidang dinyatakan selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 11.41 WIB Jakarta, 17 Oktober 2017 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d. Yohana Citra Permatasari NIP. 19820529 200604 2 004 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya. 7