BAB 4 Analisis Hasil Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan gambaran umum responden, uji normalitas dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Gambaran umum responden Responden pada penelitian ini adalah remaja akhir di Jakarta. Dengan karakteristik usia antara 18-21 tahun, terdiri dari laki-laki dan perempuan, tinggal bersama orangtua dan berdomisili di daerah Jakarta. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penyebaran kuesioner dan mendapatkan 161 responden. 4.1.1 Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden, maka hasil data kontrol yang didapat dideskripsikan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin JenisKelamin Frequency Valid Valid Perempuan 114 70.8 70.8 70.8 Laki-Laki 47 29.2 29.2 100,0 Total 161 100,0 100,0 Analisis berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 114 orang (70,8%) dan responden berjenis kelamin laki laki sebanyak 47 orang (29.2%), sehingga dapat terlihat bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh responden berjenis kelamin perempuan. 29
30 4.1.2 Gambaran umum responden berdasarkan usia Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia Usia Frequency Valid Valid 18 23 14.3 14.3 14.3 19 17 10.6 10.6 24.8 20 68 42.2 42.2 67.1 21 53 32.9 32.9 100,0 Total 161 100,0 100,0 Analisis berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa responden usia 20 tahun sebanyak 68 orang (42.2%), responden usia 21 tahun sebanyak 53 orang (32.9%), usia 18 tahun sebanyak 23 orang (14.3%) dan usia 19 tahun sebanyak 17 orang (10.6%). 4.1.3 Gambaran umum responden berdasarkan domisili Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Domisili DOMISILI Valid Frequency Valid Jakarta Barat 62 38,5 38,5 38,5 Jakarta Selatan 58 36,0 36,0 74,5 Jakarta Timur 19 11,8 11,8 86,3 Jakarta Utara 5 3,1 3,1 89,4 Jakarta Pusat 17 10,6 10,6 100,0 Total 161 100,0 100,0 Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat bahwa komposisi domisili responden tersusun dari 38.5% responden (62 orang ) asal Jakarta Barat, 36.0% (58 orang ) responden asal Jakarta Selatan, 11.8 % responden (19 orang) asal Jakarta Timur, 10.6 % responden (17 orang) asal Jakarta Pusat dan 3.1% (5 orang) asal Jakarta Utara. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak ialah responden
31 asal Jakarta barat yakni 62 orang, sedangkan responden dengan jumlah paling sedikit ialah responden asal Jakarta Utara dengan total responden sebanyak 5 orang. 4.1.4 Gambaran umum responden berdasarkan uang saku perbulan Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Uang Saku Perbulan UANGSAKU Valid Frequency Valid <1.000.000 47 29,2 29,2 29,2 1.000.000-2.000.000 76 47,2 47,2 76,4 2.000.000-3.000.000 14 8,7 8,7 85,1 >3.000.000 24 14,9 14,9 100,0 Total 161 100,0 100,0 Perolehan hasil dari karakteristik responden berdasarkan uang sakunya menunjukan 76 responden (47.2%) mewakili responden dengan uang saku 1.000.000 2.000.000 rupiah, 47 responden (29.2%) adalah responden dengan uang saku antara < 1.000.000 rupiah, 24 responden (14.9 %) mewakili responden dengan uang saku > 3.000.0000 rupiah dan 14 responden (8.7 %) mewakili responden dengan uang saku antara 2.000.000-3.000.000. 4.1.5 Gambaran umum responden berdasarkan jenis produk Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Produk yang sering dibeli Produk Frequency Valid Valid Produk Makanan dan Minuman 84 52,2 52,2 52,2 Produk Fashion Hoby ( Otomotif, Musik, dll) Gadget & aksesorisnya Perawatan Wajah dan Tubuh Dll Total 33 20,5 20,5 72,7 13 8,1 8,1 80,7 9 5,6 5,6 86,3 9 5,6 5,6 91,9 13 8,1 8,1 100,0 161 100,0 100,0
32 Analisis berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 84 dari 161 responden memilih produk makanan dan minuman menempati posisi teratas jenis produk yang paling sering dibeli dengan perolehan persentase 52.2 %, selanjutnya 33 responden memilih produk fashion dengan perolehan persentase 20.5%, 13 responden atau sekitar 8.1 % memilih menyalurkan uang mereka untuk melakukan hobi (otomotif, musik dll), kemudian sebanyak 9 responden memilih gadget & aksesorisnya dengan jumlah persentase 5.6 %, 9 responden atau 5.6% memilih produk perawatan wajah dan tubuh dan 13 responden atau 8.1 % responden memilih jawabannya sendiri produk yang sering mereka beli seperti produk kesehatan, membeli buku/ novel, game dan biaya travelling. 4.1.6 Gambaran perilaku konsumtif Penelitian ini juga ingin mendeskripsikan secara singkat tingkat perilaku konsumtif mahasiswi yang terlibat pada penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Statistik Gambaran Perilaku Konsumtif Statistics konsumtif N Valid 161 Missing 0 Mean 64,4099 Median 63,0000 Mode 56,00 Minimum 37,00 Maximum 98,00 iles 50 63,0000 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa skor perilaku konsumtif responden berkisar antara 37 sampai 98, dengan rata-rata skor perilaku konsumtif
33 64.4 dan skor yang paling sering muncul adalah 56. Perhitungan ini dimaksudkan untuk membuat norma pada variabel perilaku konsumtif. Berdasarkan hasil persentil yang telah diperoleh maka responden yang memiliki total nilai kurang dari 63 berarti memiliki tingkat perilaku konsumtif yang rendah dan untuk responden yang memiliki nilai lebih 64 berarti memiliki tingkat perilaku konsumtif yang tinggi. Penggolongan Perilaku konsumtif ini diperoleh dari analisis deskritif statistik dengan menggunakan teknik persentil dimana: Tabel 4.7 Kategori Skor Perilaku Konsumtif Tingkatan Klasifikasi Frekuensi Persen (%) 37 62 Rendah 78 48.5% 63 98 Tinggi 83 51.5 % Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa 48.5% responden ( 78 orang ) memiliki tingkat perilaku konsumtif yang rendah dan 51.5 % responden ( 83 orang) memiliki tingkat perilaku konsumtif yang tinggi. 4.1.7 Gambaran pola asuh Tabel 4.8 Gambaran Umun Pola Asuh Polaasuh Frequency Valid Valid otoriter 44 27,3 27,3 27,3 otoritatif 54 33,5 33,5 60,9 memanjakan 31 19,3 19,3 80,1 mengabaikan 32 19,9 19,9 100,0 Total 161 100,0 100,0
34 Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat bahwa komposisi responden dengan pola asuh otoritatif berjumlah 54 orang (33.5%), responden dengan pola asuh otoriter berjumlah 44 orang (27.3%), responden dengan pola asuh mengabaikan berjumlah 32 orang (19.9%) dan responden dengan pola asuh memanjakan berjumlah 31 orang (19.3%). Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak ialah responden dengan pola asuh otoritatif yakni 54 orang, sedangkan responden dengan jumlah paling sedikit ialah responden pola asuh memanjakan dengan total responden sebanyak 31 orang. 4.2 Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Selain itu uji normalitas juga digunakan sebagai penentu dalam penggunaan teknik analisis. Apabila data yang dihasilkan berdistribusi normal maka teknik yang digunakan adalah teknik analisis parametris, sedangkan jika analisis data yang diperoleh tidak normal maka teknik analisis yang digunakan adalah nonparametis. Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan kolmogorov smirnov dengan SPSS (Statistical Product And Service Solution). Menurut Priyatno (2012), kriteria pengujian dengan metode Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: a. Apabila nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) > 0.05, maka data berdistribusi normal. b. Apabila nilai signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal. 4.2.1 Uji normalitas perilaku konsumtif Tabel 4.9 Normalitas Perilaku Konsumtif Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. konsumif,071 161,044,984 161,062 a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan tabel tersebut, hasil yang didapatkan ialah bahwa nilai sig perilaku konsumtif 0.071 menunjukkan skor signifikansi kurang dari 0.05. Seperti yang
35 telah diuraikan sebelumnya, skor signifikansi yang menunjukkan kurang dari 0.05 menunjukkan bahwa distribusi tes bersifat tidak normal, sehingga perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perhitungan statistik nonparametrik. 4.2.2 Uji normalitas pola asuh Tabel 4.10 Normalitas Pola Asuh Per Dimensi Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statist ic Df Sig. Statistic Df Sig. Otoriter,180 161,000,921 161,000 Otoritatif,123 161,000,954 161,000 Memanjakan,102 161,000,982 161,032 Mengabaikan,179 161,000,886 161,000 a. Lilliefors Significance Correction Setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa hasil yang didapatkan ialah nilai sig dimensi otoriter sebesar 0.000, nilai sig dimensi otoritatif sebesar 0.000, nilai sig dimensi memanjakan sebesar 0.000 dan nilai sig dimensi mengabaikan sebesar 0.000 menunjukkan skor signifikansi kurang dari 0.05. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, skor signifiikansi yang menunjukkan kurang dari 0.05 menunjukkan bahwa distribusi tes bersifat tidak normal, sehingga perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perhitungan statistik nonparametrik. Maka dari itu teknik pengolahan data yang digunakan adalah Spearman Rank Correlation (Rho). Korelasional Spearman yaitu teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan diantara kedua variabel (Gravetter,2009).
36 4.3 Hasil pengolahan data Analisis hasil bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode analisis Spearman Rank Correlation (Rho) melalui software SPSS versi 22.0 4.3.1 Uji hipotesa Dalam penelitian ini uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel pola asuh dengan variabel perilaku konsumtif.karena distribusi data yang tidak normal maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik analisis korelasi Spearman Rank Correlation (Rho). Dalam penelitian kali ini, kriteria pengujian hipotesis menurut Priyatno (2012) adalah sebagai berikut : a. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 atau (p) > 0.05, maka H 0 diterima ( Ha ditolak).artinya tidak signifikan b. Jika nilai signifikansi kurang dari 0.05 atau (p) < 0.05, maka Ha ditolak ( H 0 diterima ). Artinya signifikan (Rho): Berikut ini adalah hasil uji korelasi menggunakan Spearman Rank Correlation Tabel 4.11 Korelasi Antara Perilaku Konsumtif Dengan Pola Asuh Otoriter Correlations konsumtif1 otoriter Spearman's rho konsumtif1 Correlation Coefficient 1,000 -,183 Sig. (2-tailed).,234 N 44 44 Otoriter Correlation Coefficient -,183 1,000 Sig. (2-tailed),234. N 44 44 Berdasarkan uji analisa korelasi Spearman Rank Correlation (Rho) dapat dilihat bahwa signifikansi (p) = 0.234 dan r =-0.183. Jika nilai p lebih besar dari 0.05 hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini tidak signifikan. Dengan demikian
37 dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi pola asuh otoriter dengan perilaku konsumtif pada remaja Jakarta. Tabel 4.12 Korelasi Antara Perilaku Konsumtif Dengan Pola Asuh Otoritatif Correlations konsumtif2 otoritatif Spearman's rho konsumtif2 Correlation Coefficient 1,000 -,096 Sig. (2-tailed).,488 N 54 54 Otoritatif Correlation Coefficient -,096 1,000 Sig. (2-tailed),488. N 54 54 Berdasarkan uji analisa korelasi Spearman Rank Correlation (Rho)dapat dilihat bahwa signifikansi (p) = 0.488 dan r = -0.096. Jika nilai p lebih besar dari 0.05 hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini tidak signifikan. Jika nilai P kurang dari 0.05 hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini tidak signifikan maka H 0 ditolak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi pola asuh otoritatif dengan perilaku konsumtif pada remaja Jakarta. Tabel 4.13 Korelasi Antara Perilaku Konsumtif Dengan Pola Asuh Memanjakan Correlations konsumtif3 memanjakan Spearman's rho konsumtif3 Correlation Coefficient 1,000 -,268 Sig. (2-tailed).,145 N 31 31 Memanjakan Correlation Coefficient -,268 1,000 Sig. (2-tailed),145. N 31 31 Berdasarkan uji analisa korelasi Spearman Rank Correlation dapat dilihat bahwa signifikansi (p) = 0.145 dan r = -0.268 Jika nilai p lebih besar dari 0.05 hal
38 ini berarti bahwa hasil penelitian ini tidak signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi pola asuh memanjakan dengan perilaku konsumtif pada remaja Jakarta. Tabel 4.14 Korelasi Antara Perilaku Konsumtif Dengan Pola Asuh Mengabaikan Correlations konsumtif4 mengabaikan Spearman's rho konsumtif4 Correlation Coefficient 1,000,076 Sig. (2-tailed).,679 N 32 32 mengabaikan Correlation Coefficient,076 1,000 Sig. (2-tailed),679. N 32 32 Berdasarkan uji analisa korelasi Spearman Rank Correlation dapat dilihat bahwa signifikansi (p) = 0.679 dan r = 0.076 Jika nilai p lebih besar dari 0.05 hal ini berarti bahwa hasil penelitian ini tidak signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi pola asuh mengabaikan dengan perilaku konsumtif pada remaja Jakarta.