BAB IV HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL. menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan selama bulan November 2012 di LPPT UGM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

BAB V HASIL PENELITIAN. Pembuatan ekstrak etanol Morinda citrifolia L dengan cara mengekstrak

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Empat puluh pasien karsinoma mammae stadium III B yang memenuhi kriteria

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan jenis New Zealand

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL. Penelitian dilakukan pada 12 ekor kelinci jantan New Zealand, secara

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB IV METODA PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Pakan Br2 Gambar Obat Streptozotosin. Gambar Kandang Tikus. dan Nikotinamid

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian hewan coba pengaruh infiltrasi levobupivakain

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-2 dan memperoleh keahlian dalam bidang Patologi Klinik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. induksi selama 9 bulan didapatkan 18 ekor mencit berhasil tumbuh tumor pada

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Sampel penelitian ini berjumlah 30, dimana masing-masing kelompok terdiri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pretest dan posttest

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

BAB V HASIL. masing kelompok dilakukan inokulasi tumor dan ditunggu 3 minggu. Kelompok 1

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. suplementasi vitamin C terhadap jumlah fibroblas dan kolagen padat disekitar

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada 24 ekor mencit betina strain C3H berusia 8

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemberian OAT fase awal di BP4 (Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB V PEMBAHASAN. Kadar glukosa darah pada penelitian ini, terjadi peningkatan pada masingmasing

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sampel 24 ekor mencit jantan strain Swiss, setelah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test

BAB V PEMBAHASAN. STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan the

Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

Statistik Parametrik. Saptawati Bardosono

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pendekatan Pretest Posttest with Control Group Design menggunakan hewan.

BAB V HASIL. berat badan gram. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama 1 minggu,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pola post testonly

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dari bulan September Nopember 2010 di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Terpadu-Layanan Penelitian Pra Klinik Pengembangan Hewan Percobaan (LPPT-LP4HP) UGM. Pada awal penelitian sampel berjumlah 30 ekor tikus Sprague Dawley dan pada akhir penelitian menjadi 27 ekor oleh karena 3 ekor mati dalam masa penelitian. Dengan demikian sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 27 ekor. 4.1. Gambaran umum binatang percobaan Rerata berat badan tikus saat skrining 228,92±24,01 gram, rerata glukosa darah 75,93±7,79 mg/dl, normal, gerak aktif. Distribusi data normal dengan menggunakan analisis Shapiro-Wilk. Rerata glukosa skrining pada penelitian tidak ada perbedaan yang bermakna. Tabel 2. Data dasar binatang percobaan pada awal penelitian Kelompok Berat badan (gram) Glukosa darah (mg/dl) C 201,80±4,76 71,17±8,47 X0 209,50±16,06 79,20±6,53 X1 232,66±5,85 75,83±9,78 X2 240,60±4,20 73,00±3,87 X3 264,74±5,53 81,40±5,63 Mean±SD 228,92±24,01 75,93±7,79

4.2. Glukosa darah puasa Glukosa darah puasa tikus diperiksa menggunakan Accu check. Hasil pemeriksaan glukosa dapat dilihat pada tabel 3. Distribusi glukosa darah sebelum dan setelah penelitian terdistribusi normal dengan menggunakan analisis Shapiro-Wilk. Tabel 3. Rerata glukosa darah puasa sebelum dan setelah perlakuan Kelompok Glukosa darah puasa sebelum perlakuan (mg/dl) Glukosa darah puasa setelah perlakuan (mg/dl) C 70,50±5,24 84,50±9,69 X0 287,40±42,37 443,0±122,56 X1 256,0±83,59 483,83±116,77 X2 357,0±55,07 362,80±76,93 X3 264,0±29,25 373,00±126,74 Kadar glukosa puasa sebelum perlakuan dapat dilihat pada tabel 3, glukosa puasa pada C memiliki glukosa darah < 110 mg/dl sedang pada perlakuan X0,X1,X2,X3 glukosa darah puasa diatas 200 mg/dl yang berarti telah menderita diabetes setelah diinduksi STZ. Setelah 30 hari perlakuan terdapat peningkatan kadar glukosa darah puasa pada seluruh perlakuan. Jumlah tikus pada akhir perlakuan berjumlah 27 ekor karena 1 ekor tikus dari X0, X2 dan X3 mati sebelum selesai perlakuan karena kadar glukosa puasa yang tinggi sebelum perlakuan. 4.3. kreatinin serum Pemeriksaan kadar kreatinin serum digunakan untuk melihat fungsi ginjal sebelum perlakuan pada tikus percobaan. Distribusi data kreatinin sebelum perlakuan

menggunakan analisis Shapiro-Wilk terdistribusi normal. Rerata ± SD kadar kreatinin serum dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Rerata ±SD kadar kreatinin serum sebelum perlakuan Kelompok Mean±SDkreatinin sebelum perlakuan (mg/dl) C 0,49±0,03 X0 0,61±0,08 X1 0,56±0,04 X2 0,58±0,06 X3 0,64±0,06 Tabel 4 dapat dilihat bahwa pada awal perlakuan kadar kreatinin pada semua penelitian normal,secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar kreatinin sebelum perlakuan pada masing-masing (p=0,109). 4.4. Hcy serum Kadar Hcy tikus SD sebelum dan setelah pemberian folat pada tabel 5. Tabel 5. Kadar Hcy serum sebelum dan setelah perlakuan Kelompok Hcy pre (µmol/l) Hcy post (µmol/l) p Median Mean±SD Median Mean±SD (min-max) (min-max) C 22,5(15-25) 20,5±1,78 21(17-25) 21,2±1,13 0,45 X0 29(19-33) 27,4±2,38 23(18-48) 27,2±5,42 0,78 X1 24(19-29) 24,2±1,40 18(10-50) 22,3±5,74 0,34 X2 29(23-36) 28,6±2,16 18(11-24) 17,8±2,08 0,08 X3 21(18-36) 25,8±3,99 15(13-17) 15,0±0,70 0,043

Sebelum dilakukan uji statistik dilakukan uji normalitas data tiap menggunakan Shapiro-Wilk, data yang didapat sebagian besar tidak normal sehingga digunakan uji nonparametrik. Hcy pre 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 1 2 3 4 5 C X0 X1 X2 X3 Gambar 9. Box-plot kadar Hcy sebelum perlakuan.

Hcy post 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 1 2 3 4 5 C X0 X1 X2 X3 Gambar 10. Box-plot kadar Hcy setelah perlakuan Uji Wilcoxon digunakan untuk menganalisis pengaruh pemberian folat terhadap kadar Hcy sebelum dan setelah perlakuan pada masing-masing, didapatkan perbedaan yang bermakna hanya pada pemberian asam folat 8 ppm (X3) dengan nilai P=0,043. 4.5. MDA plasma Kadar MDA sebelum dan setelah perlakuan dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Kadar MDA plasma sebelum dan setelah perlakuan Kelp MDA pre (µmol/l) MDA post (µmol/l) p Median Mean±SD Median Mean±SD (min-max) (min-max) C 24,32(14-43) 25,65±4,33 26,58(18-35) 27,89±2,74 0,60 X0 30,77(26-33) 30,25±1,17 32,69(24-37) 31,08±2,38 0,89 X1 33,65(26-46) 34,48±2,86 32,05(30-50) 36,0±3,18 0,91 X2 30,13(22-50) 32,31±5,23 40,39(25-50) 39,19±4,13 0,34 X3 29,49(25-41) 31,15±2,91 38,84(24-46) 38,39±4,09 0,08 Sebelum dilakukan uji statistik dilakukan uji normalitas data pada tiap-tiap menggunakan analisis Shapiro-Wilk, data yang didapatkan sebagian besar tidak normal, sehingga digunakan uji nonparametrik. MDA plasma pre 5 0,0 0 4 0,0 0 3 0,0 0 2 0,0 0 1 2 3 4 5 C X0 X1 X2 X3 Gambar 11. Box-plot kadar MDA plasma sebelum perlakuan

MDA plasma post 5 0,0 0 4 0,0 0 3 0,0 0 2 0,0 0 1 2 3 4 5 C X0 X1 X2 X3 Gambar 12. Box-plot kadar MDA plasma setelah perlakuan Analisis uji Wilcoxon digunakan untuk menganalisis pengaruh pemberian folat terhadap kadar MDA plasma sebelum dan setelah perlakuan pada masing-masing, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna seperti yang ditunjukkan pada tabel 6. 4.6. Selisih kadar Hcy serum dan MDA plasma Pengaruh pemberian folat pada kontrol dan perlakuan dilakukan analisis selisih kadar Hcy serum dan MDA plasma (sebelum dan setelah perlakuan) antara X0, X1, X2 dan X3. Distribusi data pada semua perlakuan sebagian besar tidak normal menurut uji Shapiro Wilk, dan jumlah sampel (n) kecil, maka dipilih uji non parametrik

Tabel 7. Tabel selisih kadar Hcy serum dan MDA plasma Kelompok kadar Hcy serum (µmol/l) kadar MDA plasma(µmol/l) Median Mean SD Median Mean SD X0-8,00-0,2 0,82 0,34 0,82 3,6 X1-3,5-1,83 14,48-2,55 1,52 13,72 X2-11,0-10,8 8,25 6,22 6,87 13,43 X3-6,0-10,8 9,03 6,4 7,24 6,23 20,00 10,00 0,00-10,00-20,00 2 3 4 5 X0 X1 X2 X3 Gambar 13. Box-plot selisih kadar Hcy serum

20,00 10,00 0,00-10,00-20,00 2 3 4 5 X0 X1 X2 X3 Gambar 14. Box-plot selisih kadar MDA plasma Pengaruh pemberian folat terhadap kadar Hcy serum dan MDA plasma pada X0, X1, X2 dan X3 dilakukan uji Kruskal-wallis terhadap selisih kadar Hcy serum dan MDA plasma tidak didapatkan perbedaan yang bermakna, seperti terlihat pada tabel 8. Tabel 8. Analisis Kruskal-Wallis pengaruh folat terhadap selisih Hcy serum dan MDA plasma Variabel X 2 Df Nilai p kadar Hcy 2,36 3 0,50 kadar MDA 2,62 3 0,45