Lampiran V.1. Hitungan tulangan longitudinal kolom dengan portal SRPMB

dokumen-dokumen yang mirip
Perhitungan Penulangan Kolom Suatu kolom portal beton bertulang, yang juga berfungsi menahan beban lateral, dengan dimensi seperti gambar :

4. e = = = 54,882 mm. Kelompok : IV. Halaman : TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Ganjil

Desain Tulangan Geser bag.2 (Lanjutan)

8/21/2012 Client. Bunawan File : - Time : Ari, W. αs : 40. L : 1.00 m ht : 0.30 m

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN

BAB V PENULANGAN BAB V PENULANGAN. 5.1 Tulangan Pada Pelat. Desain penulangan pelat dihitung berdasarkan beban yang dipikul oleh

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

Gambar 5.1 Struktur Portal Balok dan Kolom

BAB III METODE PENULISAN

p. 1

BAB VIII PERENCANAAN JOINT

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

BAB V PERANCANGAN STRUKTUR. Perhitungan tulangan lentur diambil dari momen 3-3 B15 pada lantai 5. Momen tumpuan positif = 0,5. 266,624 = 133,312 KNm

BAB V DESAIN STRUKTUR ATAS

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

BAB V DESAIN TULANGAN ELEMEN GEDUNG. Berdasarkan hasil analisis struktur dual system didapat nilai gaya geser setiap

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

Lampiran 1 Permodelan Struktur Atas (3D)

BAB V DESAIN TULANGAN STRUKTUR

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN STRUKTUR. A. Spesifikasi Data Teknis Banguan

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

BAB V PERBANDINGAN DEFORMASI DAN PENULANGAN DESAIN. Pada bab V ini akan membahas tentang perbandingan deformasi dan

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

Yogyakarta, Juni Penyusun

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STUKTUR

3.6.4 Perhitungan Sambungan Balok dan Kolom

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

BAB 3 ANALISIS PERHITUNGAN

PROGRAM HITUNGAN KOLOM BETON BERTULANG BERDASARAN SNI DENGAN PYTHON

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PONDASI PIER JEMBATAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

KAJIAN PORTAL BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG 3 DAN 4 LANTAI DI WILAYAH GEMPA I

BAB V DESAIN PENULANGAN. beban gempa statik arah X. Maka kita ambil konfigurasi tersebut untuk dirancang

Q p. r-i. tti 01" < < IX. 4 S --1 ,..J -13. r-i. r-i. r-i C<J. r-j

BAB IV ESTIMASI DIMENSI KOMPONEN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat perlu dihitung berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

BAB I. Perencanaan Atap

PERHITUNGAN BEBAN JALUR DESAIN

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

Perencanaan Struktur Tangga

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN. Adapun data-data yang didapat untuk melakukan perencanaan struktur. a. Gambar arsitektur (gambar potongan dan denah)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN 11 ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

BAB III LANDASAN TEORI

5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR. 1 basement. Denah bangunan hotel seperti terlihat pada gambar 4.1 : Gambar 4.1.

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

HUBUNGAN BALOK KOLOM

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN SEMBILAN LANTAI DI YOGYAKARTA. Oleh : PRISKA HITA ERTIANA NPM. :

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB III LANDASAN TEORI. Tebal minimal pelat (h) (Pasal 11.5.SNI ) : 1) Untuk pelat satu arah (Pasal SNI ), tebal

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

BAB IV PERANCANGAN DETAIL SRPMK

PERANCANGAN HOTEL 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT YOGYAKARTA (SNI 1726:2012 & SNI 2847:2013)

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING )

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

c. Semen, pasta semen, agregat, kerikil

Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1

BAB 5 ANALISIS. Laporan Tugas Akhir Semester II 2006/ UMUM

PERHITUNGAN GEDUNG 10 LANTAI DENGAN PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI JALAN SEPAKAT II KOTA PONTIANAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERHITUNGAN STRUKTUR RENCANA GEDUNG KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI WILAYAH SUKOHARJO

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

Kriswan Carlan Harefa NRP : Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI. dan SNI 1726, berikut kombinasi kuat perlu yang digunakan:

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL FAVE SOLO BARU

Transkripsi:

L-1 Lampiran V.1. Hitungan tulangan longitudinal kolom dengan portal SRPMB Ketentuan : - Kolom berukuran 400 mm x 500 mm - Mutu beton f c = 35 MPa, baja fy = 350 MPa, fyt = 300 MPa - Kolom direncanakan dengan tulangan D25 mm, dan ø10 mm - Beban arah sumbu X : Pux = 1300 kn, Mux = 365 knm, Vux = 275 kn - Beban arah sumbu Y : Puy = 1350 kn, Muy = 370 knm, Vuy = 290 kn Penyelesaian : Hitungan ini dilaksanakan dengan cara analisis menggunakan rumus-rumus yang tertera pada Gambar III.7. 1). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu X, b = 400 mm, h = 500 mm ds = 40 + 10 + 25/2 = 62,5 mm = 63 mm; d = 500 63 = 437 mm f c = 35 MPa, jadi β1 = 0,85 0,05.(f c 28)/7 = 0,8 - ab = 600.β 1.d = 600.0,8.437 = 220,8 mm 600+f y 600+350 - ac = P u = 1300.10 3 = 168,067 mm.0,85.f c.b 0,65.0.85.35.400 ac < ab, maka penampang kolom berada pada kondisi tulangan tarik menentukan. - Ø.Pn,b = ø.0,85.f c.ab.b = 0,65.0,8.35.220,8.400 = 1607424 N - 0,10.f c.b.h = 0,10.35.400.500 = 700000 N Dipilih yang kecil, jadi Puø = 700000 N = 700 kn Beban Pu = 1300 > Puø, maka nilai ø = 0,65 - at1 = 600.β 1.d s = 600.0,8.63 = 120,96 mm < ac 600 f y 600 350 Jadi : at1 < ac < ab, maka kolom berada pada kondisi tulangan tarik menentukan dengan tulangan tekan (kanan) sudah leleh (Kondisi IV) e = Mu / Pu = 365 / 1300 = 0,280769 m = 280,769 mm - A1 = A2 = 0,5.P u.(2e h+a c ).(d d s ).f y = 0,5.1300.103 (2.280,769 500+168,067) 0,65.(437 63).350 Jadi dipakai Ast,u = A1 + A2 = 2. 1754,0489 = 3508,0978 mm 2 Dikontrol: ρt = Ast,u/(b.h) = 3508,0978 /(400.500) = 1,754% > 1 % (OK) = 1754,0489 mm 2 Jumlah tulangan n = 3508,0978 /(1/4.3,14.25 2 ) = 7,1502 dipakai 8 batang Jadi digunakan tulangan total Ast = 8D25 = 3926,990 mm 2 > Ast,u (OK)

L-2 Lampiran V.1. (lanjutan) 2). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu Y, b = 500 mm, h = 400 mm ds = 40 + 10 + 25/2 = 62,5 mm = 63 mm; d = 400 63 = 337 mm f c = 35 MPa, jadi β1 = 0,85 0,05.(f c 28)/7 = 0,8 - ab = 600.β 1.d = 600.0,8.337 = 170,2736 mm 600+f y 600+350 - ac = P u = 1350.10 3 = 139,625mm.0,85.f c.b 0,65.0.85.35.500 ac < ab, maka penampang kolom berada pada kondisi tulangan tarik menentukan. - Ø.Pn,b = ø.0,85.f c.ab.b = 0,65.0,8.35.220,8.500 = 1607424 N - 0,10.f c.b.h = 0,10.35.500.400 = 700000 N Dipilih yang kecil, jadi Puø = 700000 N = 700 kn Beban Pu = 1400 > Puø, maka nilai ø = 0,65 - at1 = 600.β 1.d s = 600.0,8.63 = 120,96 mm < ac 600 f y 600 350 Jadi : at1 < ac < ab, maka kolom berada pada kondisi tulangan tarik menentukan dengan tulangan tekan (kanan) sudah leleh (Kondisi IV) e = Mu / Pu = 370 / 1350 = 0,2740740 m = 274,0740 mm - A1 = A 2 = 0,5.P u.(2e h+a c ).(d d s ).f y = 3116,1751 mm 2 = 0,5.1350.103 (2.274,0740 400+139,625) 0,65.(337 63).350 Jadi dipakai Ast,u = A1 + A2 = 2. 3116,1751 = 6232,3502 mm 2 Dikontrol: ρt = Ast,u/(b.h) = 6232,3502 /(500.400) = 3,1161% > 1 % (OK) Jumlah tulangan n = 6232,3502 /(1/4.3,14.25 2 ) = 12,7028 dipakai 14 batang Jadi digunakan tulangan total Ast = 14D25 = 6868,75 mm 2 > Ast,u (OK) Jumlah tulangan total untuk sumbu X dan Y = (8+14) batang = 22 batang Jadi dipasang tulangan total Ast = 22D25 = 10793,75 mm 2

L-3 Lampiran V.1. (lanjutan) Kontrol jumlah tulangan perbaris : 1). Arah sumbu X, m = b 2.d s1 + 1 = 400 2.63 +1 = 5,2153 maksimum 5 batang D+S n 25+40 2). Arah sumbu Y, m = b 2.d s1 + 1 = 500 2.63 +1 = 6,7538 maksimum 7 batang D+S n 25+40 63 63 400 22D25 500 Gambar tulangan kolom - Tampak pada gambar diatas bahwa tulangan dapat dipasang pada penampang kolom

L-4 Lampiran V.2. Hitungan tulangan geser kolom dengan portal SRPMB Ketentuan : - Kolom pendek, ukuran 400 mm x 500 mm - Mutu beton f c = 35 MPa, baja fy = 350 MPa, fyt = 300 MPa - Kolom direncanakan dengan tulangan D25 mm, dan ø10 mm - Beban arah sumbu X : Pux = 1300 kn, Mux = 365 knm, Vux = 275 kn - Beban arah sumbu Y : Puy = 1350 kn, Muy = 370 knm, Vuy = 290 kn Penyelesaian : Hitungan ini dilaksanakan dengan cara analisis menggunakan rumus-rumus yang tertera pada Gambar III.9. 1). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu X, b = 400 mm, h = 500 m ds = 40 + 10 + 25/2 = 62,5 mm = 63 mm; d = 500 63 = 437 mm - Vc = 0,17 (1 + N u ). λ. f 14.A c. b. d = 0,17.(1+ 1300.103 )1. 35. 400.437 g 14.400.500 - Vc = 257424,6893 N - Vs = V u.v c = 275000 0,75.257424,6893 0,75 = 109241,9774 N - Vs,maks = 0,66. f c. b. d = 0,66. 35. 400. 437 = 682526,2924 N Karena Vs < Vs,maks maka ukuran kolom sudah cukup 2). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu X, b = 500 mm, h = 400 m ds = 40 + 10 + 25/2 = 62,5 mm = 63 mm; d = 400 63 = 337 mm - Vc = 0,17 (1 + N u ). λ. f 14.A c. b. d = 0,17.(1+ 1350.103 )1. 35. 500.337 g 14.500.400 - Vc = 251172,9776 N - Vs = V u.v c = 290000 0,75.251172,9776 0,75 = 135493,689 N - Vs,maks = 0,66. f c. b. d = 0,66. 35. 500. 337 = 657927,2327N Karena Vs < Vs,maks maka ukuran kolom sudah cukup Dari perhitungan arah sumbu X dan Y dipilih Vs yang terbesar. - Vs = 135493,689 N

L-5 Lampiran V.2. (lanjutan) - 0,33. f c. b. d = 0,33. 35. 500. 337 = 328963,6163 N Karena Vs < 0,33. f c. b. d maka syarat jarak begel: s d/2 dan s 600 mm - Av = V s.s 135493,689.1000 = = 1340,1947 mm 2 f yt.d 300.337 - Av = 0,062. f c. b.s = 0,062. 35. 500.1000 = 611,3282 mm 2 f yt 300 - Av = 0,35. b.s = 0,35. 500.1000 = 583,3334 mm 2 f yt 300 Dipilih yang besar, jadi Av,u = 1340,1947 mm 2 Digunakan begel 2 kaki dengan dp = 10 mm, jarak begel sebagai berikut : S = n 4.π.dp2 2.S 4 =.π.102.1000 = 117,1471 mm A v,u 1340,1947 Kontrol jarak begel : s 16. D = 16.25 = 400 mm s 48. dp = 48.10 = 480 mm s d/2 = 337/2 = 168,5 mm s 600 mm Dipakai nilai terkecil dan dibulatkan ke bawah, yaitu s = 110 mm < 117,1471 mm Jadi digunakan begel ø10 110 Kontrol luas begel terpasang : Avt = n 4.π.dp2.S s = Av,u = 1310,2622 mm 2 Jadi Avt > Av,u (Aman) 2 4.π.102.1000 = 1427,2728 mm 2 110

Lampiran V.3. Hitungan tulangan longitudinal kolom dengan portal SRPMM Ketentuan : - Kolom berukuran 450 mm x 450 mm - Mutu beton f c = 20 MPa, baja fy = fyt = 300 MPa - Kolom direncanakan dengan tulangan D22 mm, dan ø10 mm - Beban arah sumbu X : Pux = 1300 kn, Mux = 230 knm, Vux = 275 kn - Beban arah sumbu Y : Puy = 1200 kn, Muy = 212 knm, Vuy = 245 kn Penyelesaian : Hitungan ini dilaksanakan dengan cara analisis menggunakan rumus-rumus yang tertera pada Gambar III.7. 1). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu X, b = 450 mm, h = 450 mm ds = 40 + 10 + 22/2 = 61 mm; d = 450 61 = 389 mm f c = 20 MPa, jadi β1 = 0,85 - ab = 600.β 1.d = 600.0,8.389 = 220,4333 mm 600+f y 600+300 - ac = P u = 1300.10 3 = 261,4379 mm.0,85.f c.b 0,65.0.85.20.450 ac > ab, maka penampang kolom berada pada kondisi beton tekan menentukan L-6 - Ø.Pn,b = ø.0,85.f c.ab.b = 0,65.0,85.20.220,4333.450 = 1096104,584 N - 0,10.f c.b.h = 0,10.20.450.450 = 405000 N Dipilih yang kecil, jadi Puø = 405000 N = 405 kn Beban Pu = 1300 > Puø, maka nilai ø = 0,65 - ab2 = β1.d = 0,85.389 = 330,65 mm > ac Jadi : ab < ac < ab2, maka kolom berada pada kondisi beton tekan menentukan dengan tulangan tarik kiri belum leleh (Kondisi III) e = Mu / Pu = 230 / 1300 = 0,176923 m = 176,923 mm ap2 = 2.f y.d s +1200.d = 2.300.61+1200+389 = 559,3333 mm 600+f y 600+300

Lampiran V.3. (lanjutan) L-7 - R4 = ab + ap2 = 220,4333 + 559,3333 = 779,7666 mm - R5 = 2.ab.d + ac.(2e-h+ap2) = 2.220,4333.389+261,4379(2. 176,923-450+559,3333) = 292589,7309 mm 2 - R6 = ab.ac.(2d+2e-h) = 220,4333.261,4379.(2.389+2. 176,923-450) = 39294525,23 mm 3 Diperoleh persamaan : a 3 R4.a 2 + R5.a - R6 = 0 a 3 779,7666.a 2 + 292589,7309.a 39294525,23 f(a) = 0 Dicoba : a1 = 241 f(a1) = -72502,9777 < 0 (negatif, terlalu kecil) a2 = 242 f(a2) = 18426,4854 > 0 (positif, terlalu besar) dengan interpolasi : a = a1 f(a 1 ).(a 2 a 1 ) f(a 2 ) f(a 1 ) a = 241 72502,9777.(242 241) 18426,4854 +72502,9777 = 241,7973541 Dicoba : a1 = 241,7973541 f(a1) = 8,8819612 > 0 (masih besar, diperkecil lagi) a = 241,7973541 8,8819612.(242 241,7973541 ) 18426,4854 8,8819612 Dicoba : a1 = 241,7972564 f(a1) = -0,00144 0 (OK) Jadi, digunakan a = 241,7972564mm, sehingga diperoleh: - A1 = A2 = = 241,7972564 a( P u 0,85.f c.a.b) = 241,7972564( 1300.10 3 0,85.20.241,7972564.450) 0,65 (600+f y ).a 600.β 1.d (600+300).241,7972564 600.0,85.389 = 1889,4908 mm 2 Jadi dipakai Ast,u = A1 + A2 = 2. 1889,4908 = 3778,9851 mm 2 Dikontrol: ρt = Ast,u/(b.h) = 3778,9851 /(450.450) = 1,8661% > 1 % (OK) Jumlah tulangan n = 3778,9851 /(1/4.3,14.22 2 ) = 9,946 dipakai 10 batang Jadi digunakan tulangan total Ast = 10D22 = 3801,327 mm 2 > Ast,u (OK)

Lampiran V.3. (lanjutan) L-8 2). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu Y, b = 450 mm, h = 450 mm ds = 40 + 10 + 22/2 = 61 mm; d = 450 61 = 389 mm f c = 20 MPa, jadi β1 = 0,85 - ab = 600.β 1.d = 600.0,8.389 = 220,4333 mm 600+f y 600+300 - ac = P u = 1200.10 3 = 241,3237 mm.0,85.f c.b 0,65.0.85.20.450 ac > ab, maka penampang kolom berada pada kondisi beton tekan menentukan - Ø.Pn,b = ø.0,85.f c.ab.b = 0,65.0,85.20.220,4333.450 = 1096104,584 N - 0,10.f c.b.h = 0,10.20.450.450 = 405000 N Dipilih yang kecil, jadi Puø = 405000 N = 405 kn Beban Pu = 1300 > Puø, maka nilai ø = 0,65 - ab2 = β1.d = 0,85.389 = 330,65 mm > ac Jadi : ab < ac < ab2, maka kolom berada pada kondisi beton tekan menentukan dengan tulangan tarik kiri belum leleh (Kondisi III) e = Mu / Pu = 212 / 1200 = 0,176666 m = 176,6667 mm ap2 = 2.f y.d s +1200.d = 2.300.61+1200+389 = 559,3333 mm 600+f y 600+300 - R4 = ab + ap2 = 220,4333 + 559,3333 = 779,7666 mm - R5 = 2.ab.d + ac.(2e-h+ap2) = 2.220,4333.389+241,3273(2. 176,6667-450+559,3333) = 283151,2129 mm 2 - R6 = ab.ac.(2d+2e-h) = 220,4333. 241,3273.(2.389+2. 176,6667-450) = 36244602,03 mm 3 Diperoleh persamaan : a 3 R4.a 2 + R5.a - R6 = 0 a 3 779,7666.a 2 + 283151,2129.a 36244602,03 f(a) = 0 Dicoba : a1 = 232 f(a1) = -36510,1156 < 0 (negatif, terlalu kecil) a2 = 233 f(a2) = 46218,6283 > 0 (positif, terlalu besar)

L-9 Lampiran V.3. (lanjutan) dengan interpolasi : a = a1 f(a 1 ).(a 2 a 1 ) f(a 2 ) f(a 1 ) a = 232 36510,1156.(233 232) 46218,6283+36510,1156 = 232,4413232 Dicoba : a1 = 232,4413232 f(a1) = 20,2978 > 0 (masih besar, diperkecil lagi) a = 232,4413232 20,2978.(233 232,4413232 ) 46218,6283 20,2978 Dicoba : a1 = 232,441077 f(a1) = -0,0127 0 (OK) Jadi, digunakan a = 232,441077mm, sehingga diperoleh: - A1 = A2 = = 232,441077 a( P u 0,85.f c.a.b) = 232,441077( 1200.10 3 0,85.20.232,441077.450) 0,65 (600+f y ).a 600.β 1.d (600+300).232,441077 600.0,85.389 = 1462,1354 mm 2 Jadi dipakai Ast,u = A1 + A2 = 2. 1462,1354 = 2924,2709 mm 2 Dikontrol: ρt = Ast,u/(b.h) = 2924,2709 /(450.450) = 1,444% > 1 % (OK) Jumlah tulangan n = 2924,2709 /(1/4.3,14.22 2 ) = 7,6966 dipakai 8 batang Jadi digunakan tulangan total Ast = 8D22 = 3039,52 mm 2 > Ast,u (OK) Jumlah tulangan total untuk sumbu X dan Y = (10+8) batang = 18 batang Jadi dipasang tulangan total Ast = 18D22 = 6838,92 mm 2

L-10 Lampiran V.3. (lanjutan) Kontrol jumlah tulangan perbaris : 1). Arah sumbu X, m = b 2.d s1 + 1 = 450 2.61 +1 = 6,2903 maksimum 6 batang D+S n 22+40 2). Arah sumbu Y, m = b 2.d s1 + 1 = 450 2.61 +1 = 6,2903 maksimum 6 batang D+S n 22+40 61 61 450 18D22 450 Gambar tulangan kolom - Tampak pada gambar diatas bahwa tulangan dapat dipasang pada penampang kolom

L-11 Lampiran V.4. Hitungan tulangan geser kolom dengan portal SRPMM Ketentuan : - Kolom berukuran 450 mm x 450 mm, tinggi bersih kolom 2,9 m - Mutu beton f c = 20 MPa, baja fy = fyt = 300 MPa - Kolom direncanakan dengan tulangan D22 mm, dan ø10 mm - Beban arah sumbu X : Pux = 1300 kn, Mux = 230 knm, Vux = 275 kn - Beban arah sumbu Y : Puy = 1200 kn, Muy = 212 knm, Vuy = 245 kn Penyelesaian : Hitungan ini dilaksanakan dengan cara analisis menggunakan rumus-rumus yang tertera pada Gambar III.10. Penentuan jarak sendi plastis (Io) dari muka joint : - Io = 1/6 dari tinggi bersih kolom = 1/6.2,90 = 0,483 m = 483 mm - Io = dimensi maksimum penampang kolom = 450 mm - Io = 450 mm Dipilih yang terbesar, jadi Io = 490 mm = 0,49 m (>0,483 m) 1). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu X, b = 450 mm, h = 450 m ds = 40 + 10 + 22/2 = 61 mm; d = 450 61 = 389 mm - Vc = 0,17 (1 + N u ). λ. f 14.A c. b. d = 0,17.(1+ 1300.103 )1. 20. 450.389 g 14.450.450 - Vc = 194110,2572 N - Vs = V u.v c = 275000 0,75.194110,2572 0,75 = 172556,4095 N - Vs,maks = 0,66. f c. b. d = 0,66. 20. 450. 389 = 516679,2833 N Karena Vs < Vs,maks maka ukuran kolom sudah cukup

Lampiran V.4. (lanjutan) L-12 2). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu X, b = 450 mm, h = 450 m ds = 40 + 10 + 22/2 = 61 mm; d = 450 61 = 389 mm - Vc = 0,17 (1 + N u ). λ. f 14.A c. b. d = 0,17.(1+ 1200.103 )1. 20. 450.389 g 14.450.450 - Vc = 189415,9341 N - Vs = V u.v c = 245000 0,75.189415,9341 0,75 = 137250,7326 N - Vs,maks = 0,66. f c. b. d = 0,66. 20. 450. 389 = 516679,2833 N Karena Vs < Vs,maks maka ukuran kolom sudah cukup Dari perhitungan arah sumbu X dan Y dipilih Vs yang terbesar. - Vs = 172556,4095 N Begel sepanjang Io dari muka joint: - Av = V s.s 172556,4095.1000 = = 1478,6325 mm 2 f yt.d 300.389 - Av = 0,062. f c. b.s = 0,062. 20. 450.1000 = 436,033 mm 2 f yt 300 - Av = 0,35. b.s = 0,35. 450.1000 = 525 mm 2 f yt 300 Dipilih yang besar, jadi Av,u = 1478,6325 mm 2 Karena D < 32 mm, digunakan begel 2 kaki dengan dp = 10 mm, jarak begel so : - so = (n/4.л.dp 2.S)Av,u = (2/4.л.10 2.1000)/ 1478,6325 = 106,1791 mm - so (8.D = 8.22 = 176 mm) - so (24.dp = 24.10 = 240 mm) - so (b/2 = 450/2 = 225 mm), dan so 300 mm Dipilih yang terkecil, yaitu so = 105 mm (< 106,815) Jadi dipasang jarak begel ø10 105 Begel pertama dipasang pada jarak = so/2 = 105/2 = 52,5 mm dipakai s = 50 mm

L-13 Lampiran V.4. (lanjutan) Begel di luar Io: - Av = V s.s 172556,4095.1000 = = 1478,6325 mm 2 f yt.d 300.389 - Av = 0,062. f c. b.s = 0,062. 20. 450.1000 = 436,033 mm 2 f yt 300 - Av = 0,35. b.s = 0,35. 450.1000 = 525 mm 2 f yt 300 Dipilih yang besar, jadi Av,u = 1478,6325 mm 2 Karena D < 32 mm, digunakan begel 2 kaki dengan dp = 10 mm, jarak begel so : - so = (n/4.л.dp 2.S)Av,u = (2/4.л.10 2.1000)/ 1478,6325 = 106,1791 mm - so (2.so = 2.105 = 210 mm) - so (16.D = 16.22 = 352 mm) - so (48.dp = 48.10 = 480 mm) Vs,maks/2 = 516679,2833/2 = 258339,6417 N Karena Vs < Vs,maks/2, maka s (d/2 = 389/2 = 194,5 mm), dan s 600 mm Dipilih yang terkecil, yaitu so = 105 mm (< 106,1791 mm) Jadi dipasang jarak begel ø10 105

Lampiran V.5. Hitungan tulangan longitudinal kolom dengan portal SRPMK Ketentuan : - Kolom berukuran 400 mm x 400 mm - Mutu beton f c = 30 MPa, baja fy = 380 MPa, fyt = 320 MPa - Kolom direncanakan dengan tulangan D22 mm, dan ø10 mm - Beban arah sumbu X : Pux = 1000 kn, Mux = 250 knm, Vux = 285 kn - Beban arah sumbu Y : Puy = 960 kn, Muy = 230 knm, Vuy = 260 kn Penyelesaian : Hitungan ini dilaksanakan dengan cara analisis menggunakan rumus-rumus yang tertera pada Gambar III.7. 1). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu X, b = 400 mm, h = 400 mm ds = 40 + 12 + 22/2 = 63 mm; d = 400 63 = 337 mm f c = 30 MPa, jadi β1 = 0,85 0,05.(f c 28)/7 = 0,8357 - ab = 600.β 1.d = 600.0,8357.337 = 172,427 mm 600+f y 600+380 - ac = P u = 1000.10 3 = 150,8295 mm.0,85.f c.b 0,65.0.85.30.400 ac < ab, maka penampang kolom berada pada kondisi tulangan tarik menentukan. - Ø.Pn,b = ø.0,85.f c.ab.b = 0,65.0,85.30.173,4504.400 = 1149976,152 N - 0,10.f c.b.h = 0,10.30.400.400 = 480000 N Dipilih yang kecil, jadi Puø = 480000 N = 480 kn Beban Pu = 1000 > Puø, maka nilai ø = 0,65 - at1 = 600.β 1.d s = 600.0,8357.63 = 143,5884 mm < ac 600 f y 600 380 Jadi : at1 < ac < ab, maka kolom berada pada kondisi tulangan tarik menentukan dengan tulangan tekan (kanan) sudah leleh (Kondisi IV) e = Mu / Pu = 250 / 1000 = 0,250 m = 250 mm - A1 = A2 = 0,5.P u.(2e h+a c ).(d d s ).f y = 0,5.1000.103 (2.250 400+150,8295) 0,65.(337 63).380 Jadi dipakai Ast,u = A1 + A2 = 2. 1853,1096 = 3706,2191 mm 2 Dikontrol: ρt = Ast,u/(b.h) = 3706,2191 /(400.400) = 2,316% > 1 % (OK) = 1853,1096 mm 2 Jumlah tulangan n = 3706,2191 /(1/4.3,14.22 2 ) = 9,7547 dipakai 10 batang Jadi digunakan tulangan total Ast = 10D22 = 3799,4 mm 2 > Ast,u (OK) L-14

L-15 Lampiran V.5. (lanjutan) 2). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu Y, b = 400 mm, h = 400 mm ds = 40 + 12 + 22/2 = 63 mm; d = 400 61 = 337 mm f c = 30 MPa, jadi β1 = 0,85 0,05.(f c 28)/7 = 0,8357 - ab = 600.β 1.d = 600.0,8357.337 = 172,427 mm 600+f y 600+380 - ac = P u = 960.10 3 = 144,796 mm.0,85.f c.b 0,65.0.85.30.400 ac < ab, maka penampang kolom berada pada kondisi tulangan tarik menentukan. - Ø.Pn,b = ø.0,85.f c.ab.b = 0,65.0,85.30.173,4504.400 = 1149976,152 N - 0,10.f c.b.h = 0,10.30.400.400 = 480000 N Dipilih yang kecil, jadi Puø = 480000 N = 480 kn Beban Pu = 960 > Puø, maka nilai ø = 0,65 - at1 = 600.β 1.d s = 600.0,8357.63 = 143,5884 mm < ac 600 f y 600 380 Jadi : at1 < ac < ab, maka kolom berada pada kondisi tulangan tarik menentukan dengan tulangan tekan (kanan) sudah leleh (Kondisi IV) e = Mu / Pu = 230 / 960 = 0,23958 m = 239,58 mm - A1 = A 2 = 0,5.P u.(2e h+a c ).(d d s ).f y = 0,5.960.103 (2.239,58 400+144,7963) 0,65.(337 63).380 Jadi dipakai Ast,u = A1 + A2 = 2. 1588,3894 = 3176,7789 mm 2 Dikontrol: ρt = Ast,u/(b.h) = 3176,7789 /(400.400) = 1,9855 % > 1 % (OK) = 1588,3894 mm 2 Jumlah tulangan n = 3176,7789 /(1/4.3,14.22 2 ) = 8,3613 dipakai 10 batang Jadi digunakan tulangan total Ast = 10D25 = 3799,4 mm 2 > Ast,u (OK) Jumlah tulangan total untuk sumbu X dan Y = (10+10) batang = 20 batang Jadi dipasang tulangan total Ast = 20D22 = 7598,8 mm 2

L-16 Lampiran V.5. (lanjutan) Kontrol jumlah tulangan perbaris : 1). Arah sumbu X, m = b 2.d s1 + 1 = 400 2.61 +1 = 5,4838 maksimum 5 batang D+S n 22+40 2). Arah sumbu Y, m = b 2.d s1 + 1 = 400 2.61 +1 = 5,4838 maksimum 5 batang D+S n 22+40 61 61 400 20D22 400 Gambar tulangan kolom - Tampak pada gambar diatas bahwa tulangan dapat dipasang pada penampang kolom

L-17 Lampiran V.6. Hitungan tulangan geser kolom dengan portal SRPMK Ketentuan : - Kolom berukuran 400 mm x 400 mm, dengan tinggi bersih kolom = 3,4 - Mutu beton f c = 30 MPa, baja fy = 380 MPa, fyt = 330 MPa - Kolom direncanakan dengan tulangan D22 mm, dan ø12 mm - Beban arah sumbu X : Pux = 1000 kn, Mux = 250 knm, Vux = 280 kn - Beban arah sumbu Y : Puy = 960 kn, Muy = 230 knm, Vuy = 260 kn Penyelesaian : Hitungan ini dilaksanakan dengan cara analisis menggunakan rumus-rumus yang tertera pada Gambar III.11. Penentuan jarak sendi plastis (Io) dari muka joint : - Io = 1/6 dari tinggi bersih kolom = 1/6.3,40 = 0,566 m = 566,667 mm - Io = dimensi maksimum penampang kolom = 400 mm - Io = 450 mm Dipilih yang terbesar, jadi Io = 570 mm = 0,57 m (>0,556 m) 1). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu X, b = 400 mm, h = 400 m ds = 40 + 12 + 22/2 = 61 mm; d = 400 63 = 337 mm Begel sepanjang Io dari muka joint : - Vs = V u,k = 280 = 373,3333 kn 0,75 - Vs,maks = 0,66. f c. b. d = 0,66. 30. 400. 337 = 487297,805 N = 487,297 kn Karena Vs,k < Vs,maks maka ukuran kolom sudah cukup Begel di luar Io: - Nu = 1000 kn - Vc = ø.0,17 (1 + N u ). λ. f 14.A c. b. d = 0,75.0,17.(1+ 1000.103 )1. 30. 400.337 g 14.400.400 - Vc = 136162,5563 N = 136,1625 kn - Vs,k = (Vu,k ø Vc)/ø = (280 136, 1625)/0,75 = 191,78333 kn Karena Vs,k < Vs,maks maka ukuran kolom sudah cukup

L-18 Lampiran V.6. (Lanjutan) 2). Hitungan tulangan logitudinal arah sumbu X, b = 400 mm, h = 400 m ds = 40 + 12 + 22/2 = 63 mm; d = 400 63 = 337 mm Begel sepanjang Io dari muka joint : - Vs = V u,k = 260 = 346,6667 kn 0,75 - Vs,maks = 0,66. f c. b. d = 0,66. 30. 400. 337 = 487297,805 N = 487,297 kn Karena Vs,k < Vs,maks maka ukuran kolom sudah cukup Begel di luar Io: - Nu = 960 kn - Vc = ø.0,17 (1 + N u ). λ. f 14.A c. b. d = 0,75.0,17.(1+ 960.103 )1. 30. 400.337 g 14.400.400 - Vc = 134481,5371 N = 134,4815 kn - Vs,k = (Vu,k ø Vc)/ø = (260 134,4815)/0,75 = 167,358 kn Karena Vs,k < Vs,maks maka ukuran kolom sudah cukup Dari perhitungan arah sumbu X dan Y dipilih Vs yang terbesar. - Vs = 373,3333 kn (Begel sepanjang Io dari muka joint) - Vs = 191,78333 kn (Begel di luar Io) Begel sepanjang Io dari muka joint : - Av = V s.s 373333,3.1000 = = 3357,0119 mm 2 f yt.d 330.337 - Av = 0,062. f c. b.s = 0,062. 30. 400.1000 = 444,6218 mm 2 f yt 330 - Av = 0,35. b.s = 0,35. 400.1000 = 424,242 mm 2 f yt 330 Dipilih yang besar, jadi Av,u = 3357,0119 mm 2 Dipakai begel 3 kaki, diameter dp = 12 mm - so = (n/4.л.dp 2.S)Av,u = (3/4.л.12 2.1000)/ 3357,0119 = 101,0184 mm

L-19 Lampiran V.6. (Lanjutan) - so (b/4 = 400/4 = 100 mm) - so (6.Dterkecil = 6.22 = 132 mm) [hx = (400-2.46)/2 = 154 mm] - so (100 + (350-hx)/3 = 100 + (350-154)/3 = 165,3333 mm - s 150 mm, dan s 100 Dipilih yang terkecil, yaitu so = 100 mm Jadi dipasang jarak begel 3ø12 100 Begel di luar Io: - ½. Vs,maks = ½. 490,1897 = 245,0948 kn - Av = V s.s 191783,33.1000 = = 1724,5151 mm 2 f yt.d 330.337 - Av = 0,062. f c. b.s = 0,062. 30. 400.1000 = 444,6218 mm 2 f yt 330 - Av = 0,35. b.s = 0,35. 400.1000 = 424,242 mm 2 f yt 330 Dipilih yang besar, jadi Av,u = 1704,7093 mm 2 Dipilih begel 3 kaki, diameter dp = 12 mm : - so = (n/4.л.dp 2.S)Av,u = (3/4.л.12 2.1000)/ 1724,5151 = 196,6465 mm - so (16.D = 16.35 = 400 mm) - so (48.dp = 48.12 = 576 mm) vs,k < ½ Vs,maks, jadi s (d/2 = 339/2 = 169,5 mm), s 600 mm Dipilih yang terkecil, yaitu so = 196 mm (<196,6465 mm) Jadi dipasang jarak begel 3ø12 196

L-20

L-21