PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG
|
|
- Suhendra Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) DI KOTA PADANG PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan akan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan selalu ada pembangunan. Pembangunan struktur atau infrastruktur tidak akan ada habisnya seiring dengan berkembangnya kebutuhan akan pelayanan tertentu. Pembangunan suatu konstruksi erat kaitannya dengan bidang Teknik Sipil. Dalam ilmu teknik sipil, kita dituntut agar dapat memberikan inovasi dan kemampuan menganalisis untuk menciptakan suatu bangunan yang aman, kuat, serta ekonomis. Di kota Padang yang merupakan kota yang sedang berkembang, pembangunan gedung-gedung bertingkat sudah menjadi prioritas akan kebutuhan fungsi suatu gedung. Pembangunan gedung bertingkat yang menggunakan konstruksi beton bertulang berkembang pesat sekali pada saat sekarang ini, baik perkantoran, rumah sakit, sarana pendidikan pusat perbelanjaan, hotel dan lainnya. Konstruksi beton betulang pada struktur merupakan kombinasi dari elemen struktur yang terdiri dari campuran beton dan baja tulangan sehingga membentuk bagian dari struktur yang merupakan suatu keutuhan meliputi balok, kolom, pelat. Elemen struktur ini harus dapat memikul bebanbeban luar yang bekerja. Oleh karena itu, besaran beban dan gaya-gaya yang bekerja sangat diperhatikan dalam suatu perencanaan struktur. Dengan melatar belakangi uraian tersebut diatas penulis mencoba untuk melakukan perencanaan struktur gedung perhotelan di kota Padang. METODOLOGI PERENCANAAN 1. Dasar Perencanaan Untuk melakukan perencanaan struktur gedung diperlukan acuan dan pedoman dalam syarat-syarat perencanaan, itu akan menjadi dasar dalam perencanaan. Adapun dasar perencanaan yang digunakan adalah sebagai berikut a. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 847:013) b. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIUG 1983) c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung dan Non Gedung (SNI 176:01). Metode Perhitungan Perencanaan dari masing-masing elemen struktur tersebut disesuaikan dengan standar Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 847:013).
2 Beban yang bekerja pada struktur utama merupakan beban mati, beban hidup dan beban gempa. Perhitungan penulangan struktur berdasarkan SNI 847:013 meliputi penulangan pelat, balok dan kolom. Perhitungan penulangan berdasarkan analisa struktur dengan menggunakan program SAP 000. b. Beban hidup yang bekerja pada bangunan (Live Load) Meliputi beban yang tergantung pada fungsi bangunan. Untuk perhotelan diambil beban mati sebesar 50 kg/m. 3. Perhitungan Beban Rencana Beban-beban yang diperhitungkan dalam perencanaan diantaranya : a. Beban berat sendiri bangunan (Dead Load) Beban-beban yang termasuk ke dalamnya meliputi berat elemen struktur bangunan serta berat beban tambahan finishing lainnya. Beban ini ditransfer melalui pelat ke elemen balok yang kemudian akan ditransfer ke kolom dan pondasi. Beban berat sendiri merupakan kumulatif antara berat elemen dan beban tambahan. Gambar Distribusi Pembebanan Beban Hidup c. Beban Gempa (Earthquake Load) Merupakan beban lateral yang bekerja dalam dua arah. Yaitu sumbu x dan sumbu y. Beban tersebut di kombinasikan dan diambil kombinasi yang paling besar untuk perencanaan struktur. Gambar 3 Distribusi Beban Gempa Gambar 1 Distribusi Pembebanan Beban Mati
3 PERENCANAAN STRUKTUR 1. Bagan Alir Perencanaan Gambar 4 Bagan Alir perencanaan. Data Analisis a. Lokasi bangunan : Kota Padang b. Fungsi Bangunan : Perhotelan c. Bentuk Bangunan - Jumlah lantai : 6 Lantai - Tinggi lantai : 3,80 meter - Tinggi total gedung :,80 meter - Panjang gedung : 46,00 meter - Lebar gedung : 19,00 meter d. Mutu Bahan - Kuat tekan karakteristik beton : Pelat fc 30 Mpa Balok fc 30 Mpa Kolom fc 35 Mpa - Kuat tarik karakteristik baja : Tulangan > D10 Mutu fy 400 Mpa 3. Preliminary Design a. Balok Dalam desain/perencanaan awal struktur ini, dimensi dari struktur ditentukan berdasarkan tabel.1, yaitu h min L/16 untuk komponen struktur balok dan pelat satu arah. Dimensi balok arah memanjang dan melintang dibuat sama. - Tinggi Balok Induk h min 1 16 L h rencana 600 mm - Lebar Balok Induk mm 16 b 3 ( h ) 333,3 mm b rencana 400 mm Jadi, dimensi balok induk direncanakan 40/60 cm. Tabel 1 Resume Dimensi Balok Balok Induk Arah Lebar (cm) Tinggi (cm) Memanjang Melintang Anak Memanjang 35 50
4 b. Pelat Dalam mendesain/ merencanakan struktur kita membuat perhitungan yang bisa mewakili untuk keseluruhan struktur tersebut. Untuk pelat atap ukuran bidang perpanel lebih kecil dari pelat lantai. Hal ini dikarenakanan pelat lantai lebih dominan menerima beban dibanding pelat atap. Untuk itu dalam perhitungan diambil data pelat lantai karena perhitungannya dapat mewakili pelat atap. Pelat yang ditinjau adalah pelat yang paling terbesar : 5960 β 1,50 (Ln terpanjang/ln 3960 terpendek) Berdasarkan SNI 847:013 pasal , untuk tebal pelat dengan balok yang membentang antara tumpuan pada semua sisinya, tebal minimumnya, h min, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : Untuk 0, α fm, h tidak boleh kurang dari : dan tidak boleh kurang dari 15 mm. Untuk α fm maka ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari : Gambar 5 Peninjauan Panel Pelat 1. Penentuan jenis pelat Ly ,50 <,0 Lx 4000 Maka pelat didesain pelat dua arah (two way slab). Pemeriksaan tebal pelat Ln Y 6000 ( 40/) ( 40/ )5960 mm Ln X 4000 (40/) (40/) 3960 mm atau tidak boleh kurang dari 90 mm. Dimana : Ln Panjang bentang bersih (mm) dalam arah panjang di ukur muka ke muka balok. β Rasio bentang bersih dalam arah panjang terhadap pendek pelat.
5 f E E α fm Nilai rata-rata α f untuk semua balok pada tepi panel. cb cs. I. I b s 1 I x ( x b x h 3 + b x h x y ) 1 y adalah jarak titik berat ke garis netral. Momen inersia balok : Ix b1 ( 1 1 x 3 x 1 3 ) + (7 x 1 x 1,5 ) Balok Induk arah memanjang α f untuk arah memanjang dengan balok 40/60 cm dengan asumsi tebal pelat 1 cm 44178,5 cm 4 Ix b ( 1 1 x 40 x 48 3 ) + (40 x 48 x 17,75 ) cm 4 I btotal Ix b1 + Ix b ,5 cm 4 Momen inersia pelat arah memanjang : I s 1 1 x b x h 3 Gambar 6 Peninjauan Potongan Balok be 16 hf + bw (16. 1) cm be ln + bw 3 cm Nilai be ambil yang terkecil, be 3 cm ya A1. y1 A. y A A 1 (3x1)54 (40x48)4 (3x1) (40x48) 41,75 cm (dari bawah) yb h ya 60 41,75 18,5 cm (dari atas) α x 596 x cm 4 E E cb cs. I. I b s ,5 16, Balok induk arah melintang Diketahui data penampang sama maka Inersia balok arah melintang sama dengan inersia balok arah memanjang. I b ,5 cm 4 Momen inersia pelat arah melintang : I s 1 1 x b x h 3
6 α 1 1 x 396 x cm 4 E E cb cs. I. I b s ,5 4, Balok anak arah memanjang α f untuk arah memanjang dengan balok 35/50 cm dengan asumsi tebal pelat 1 cm yb h ya 50 35,80 14,0 cm (dari atas) 1 I x ( x b x h 3 + b x h x y ) 1 y adalah jarak titik berat ke garis netral. Momen inersia balok : 1 Ix b1 ( x 7 x 1 3 ) + (7 x 1 x 8, ) ,76 cm 4 1 Ix b ( x 35 x 38 3 ) + (35 x 38 x 16,8 ) 1 I btotal 5354,53 cm 4 Ix b1 + Ix b 7517,9 cm 4 Momen inersia pelat arah memanjang : Gambar 7 Peninjauan Potongan Balok I s 1 1 x b x h 3 be be 16 hf + bw (16. 1) , ,5 cm ln + bw 7 cm α x 596,5 x cm 4 E E cb cs. I. I b s 7517,9 8, Nilai be ambil yang terkecil, be 7 cm ya A1. y1 A. y A A 1 (7x1)44 (35x38)19 (7x1) (35x38) 35,80 cm (dari bawah) Menentukan tebal pelat 16,50 4,83 8,75 fm 16, ,70 >,0 maka tebal pelat minimum disyaratkan 90 mm
7 h fy ln 0, < , (9x1,50) 130,7 mm > 90 mm ~~~ Rencanakan Tebal Pelat 15 cm c. Kolom Dimensi kolom direncanakan dengan asumsi sebagai berikut : 1. Dimensi awal kolom dilakukan dengan pendekatan kekakuan antara kolom dan balok : Rumus yang digunakan : EI L b b Dimana : EI L I b (1/1 x b x h 3 ) k k (1/1 x 35 x 50 3 ) ,33 cm 4 E b 4700 fc ' ,96 N/mm 5749,60 kg/cm L b I k 800 cm Inersia kolom 1/1 x b x h 3 dengan asumsi b h Maka : I k 1/1 x h 4 E k 4700 fc ' ,57 N/mm 78055,75 kg/cm Lk 360 cm 5749,6 x364583, ,75x`h 1x40 4 h 4 > ,36 h > 36,74 cm ~~~ 60 cm Jadi, dimensi awal kolom direncanakan 60/60 cm. 4. Perencanaan Struktur Atas a. Perhitungan akibat beban gravitasi - Pelat Atap Beban mati Beban hidup - Pelat Lantai Beban mati Beban hidup < DL 101 kg/m LL 100 kg/m DL 399 kg/m LL 50 kg/m
8 b. Perhitungan Gaya Gempa - Menentukan Kategori Resiko Bangunan Gedung Berdasarkan tabel 1 SNI 176:01 dengan jenis pemanfaatan bangunan sebagai perhotelan maka bangunan tersebut ditetapan kategori resiko IV. - Menentukan Faktor Keutamaan Bangunan Terhadap Gempa Berdasarkan tabel SNI 176:01 dengan katagori risiko IV maka ditetapkan faktor keutamaan gempa I e sebesar 1,50. - Menentukan Respon Spektral Percepatan Berdasarkan peta zonasi gempa Indonesia seperti yang terlihat di bawah ini maka didapatkan nilai spektral percepatan periode pendek 0,0 detik (Ss) dan spektral percepatan perioda panjang 1,0 detik (S 1 ). - Menentukan Klasifikasi Situs Untuk menentukan jenis tanah atau klasifikasi situs dilakukan melalui pengukuran standar penetration resistance (uji penetrasi standar SPT), seperti ditunjukkan dibawah ini: Dari hasil perhitungan didapat nilai Test Penetrasi Standar rata-rata, yaitu : Titik I, N 13,747 Titik II, N 15,638 N 13, ,638 14,69 Jadi, nilai SPT N 14,69< 15 maka berdasarkan tabel.5 termasuk katagori SE (Tanah lunak). - Menentukan Koefisien Situs Berdasarkan tabel 4 dan tabel 5 SNI 176:01 dengan nilai Ss 1,348, S 1 0,599dan kelas situs SE (tanah lunak) maka didapatkan nilai : - Fa 0,9 - Fv,4 Gambar 7 Respon Spektral Percepatan Kota Padang - Menentukan Percepatan Spektral Desain Parameter spectrum respons percepatan pada perioda pendek (S MS ) dan perioda 1,0 detik (S M1 ) yang di sesuaikan dengan
9 pengaruh klasifikasi situs seperti di bawah ini : S MS Fa Ss 0,9 x 1,348 1,13 S M1 Fv S 1,4 x 0,599 1,438 Parameter percepatan spectral desain untuk perioda pendek (S DS ) dan perioda 1,0 detik (S D1 ) ditentukan seperti di bawah ini : S DS S D1 /3 S MS /3 x 1,13 0,809 /3 S M1 /3 x 1,438 0,959 - Menentukan Kategori Desain Seismik (KDS) Berdasarkan tabel 6 dan tabel 7 SNI 176:01 dengan nilai S DS 0,809 untuk perioda pendek, S D1 0,959 untuk perioda 1,0 detik dan dengan kategori resiko IV maka didapatkan Katagori Desain Seismik D (KDS-D). - Menentukan Sistem dan Parameter Struktur Dengan didapatkan Katagori Desain Seismik- D dan tergolong kedalam tingkat resiko kegempaan tinggi maka dari tabel 9 SNI 176:01 ditetapkan sistem struktur Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dengan parameter struktur : Koefisisen modifikasi respon (R) 8 Parameter kuat lebih sistem (Ω 0 ) 3 Factor pembesaran defleksi (C d ) 5 1 / Batasan tinggi struktur (h n ) Tidak dibatasi (TB) - Menentukan Fleksibilitas Diafragma Menurut SNI 176:01 pasal , kondisi diafragma kaku yaitu dimana diafragma pelat beton atau dak metal yang diberi penutup (topping) beton dengan perbandingan S/De sebesar 3 atau kurang pada struktur tanpa ketidakberaturan horizontal dapat diidealisasikan sebagai diafragma kaku. S/De 46,00/3,00,00 < 3 Diafragma Kaku Ket : S Panjang bangunan De Lebar bangunan
10 - Evaluasi Sistem Struktur Terkait dengan Ketidakberaturan Konfigurasi Berdasarkan tabel 10 ketidakberaturan horizontal pada struktur dan tabel 11 ketidakberaturan vertikal pada struktur dibandingkan dengan gambar perencanaan dan hasil analisa program komputer maka ditetapkan struktur adalah Struktur Beraturan. - Menentukan Faktor Redudansi (ρ) Berdasarkan kondisi dua untuk struktur yang dirancang untuk katagori desain seismik D, menurut SNI 176:01 pasal di tetapkan faktor redudansi (ρ) sama dengan 1,3. - Menentukan Prosedur Analisis Gaya Lateral Berdasarkan tabel 13 SNI 176:01 prosedur analisis yang boleh digunakan dan dengan katagori desain seismik D, karakteristik struktur adalah struktur beraturan dengan T < 3,5 Ts dan semua struktur dari konstruksi rangka ringan. T 0,10 N 0,10 x 6 T 0,60 Ts S D1 /S DS 0,959/0,809 1,185 3,5 Ts 3,5 x 1,185 4,149 0,60 < 4,149.. terpenuhi Dari hasil penjelasan di atas dan tabel 13 prosedur analisis yang digunakan adalah Analisis Gaya Lateral Ekivalen. - Menentukan Perioda Struktur Perioda Fundamental Pendekatan (Ta) Berdasarkan SNI 176:00 pasal dikarenakan struktur memiliki ketinggian tidak melebihi 1 tingkat dimana sistem penahan gempa terdiri dari rangka penahan momen beton atau baja secara keseluruhan dan tinggi tingkat paling sedikit 3m, maka: T a min 0,1. N 0,1. 6 0,6 N : Jumlah tingkat Nilai koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihiutng untuk percepatan respons spectra disain pada 1 detik (SNI tabel 14 hal. 56), S D1 0,4 (S D1 0,951) maka C u 1,4 Ta maksimum C u T a 1,4 x 0,6 0,84 detik
11 - Menentukan Spektrum respons Desain T o 0,0 (S D1 / S DS) 0,0 (0,959/0,809) 0,37 T s 1,185 Karena nilai Perioda (T) lebih besar dari T o dan lebih kecil dari T s (T o T T s ) maka nilai respon spektrum percepatan desain. S a sama dengan S DS 0, Menentukan Berat Total bangunan Tabel 1 Berat Total bangunan Tingkat Lantai Berat Sendiri (kg) Beban Mati Beban Hidup Beban Total Tambahan (kg) Tambahan (kg) (kg) Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Beban total Menentukan Koefisien Respons Seismik (Cs) Cs SDs R / I 0,809 8/1. 5 0,15 Nilai Cs diatas tidak boleh lebih dari : Csmax SD1 Ta ( R / I) 0,959 0,6(8/1.5) 0,300 > 0,15 Nilai Cs diatas harus lebih dari : Csmin 0,044.Sds.Ie 0,044x0,809x1,5 0,05 < 0,15 Maka nilai Cs yang dipakai adalah 0,15 - Menentukan Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekivalen (V) Gaya geser dasar arah sumbu X Vx Cs. W 0, , Vx ,50 kg Gaya geser dasar arah sumbu Y Vy Cs. W 0, , Vy ,50 kg - Perhitungan distribusi vertikal gaya gempa (k) F Cv. V k Cv k k 1,0 untuk T < 0,5 detik k,0 untuk T >,5 detik k interpolasi linear untuk 0,5 > T >,5 T0,60. Maka nilai k adalah interpolasi linear dari nilai T 0,60
12 T 0,60 k 1 + (-1) 1,05 (0,6 0,5) (,5 0,5) - Menghitung distribusi horizontal gaya gempa (F) Vx Fi Hasil hitungan di tabelkan pada tabel di bawah ini : Tabel Gempa arah Y k H y W y k W y h y Fy Fdis-y Lantai Y C vy V (kg) (m) (kg) (kg-m) (kg) (kn) Lantai ,51 Lantai ,06 Lantai ,85 Lantai ,86 Lantai ,59 Lantai ,06 Jumlah ,93 Tabel 3 Gempa arah X k k h x W x W x h x Lantai X C vx V (kg) Fx Fdis-x (m) (kg) (kg-m) (kg) (kn) Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Lantai Jumlah Simpangan Antar Lantai Tabel 4 Simpangan Antar Lantai Lantai δ - x (mm) δ - y (mm) Δδ - x (mm) Δδ - y (mm) Δδ - izin (mm) c. Penulangan - Pelat DL 149 kg/m + berat sendiri pelat 149 kg/m +(0,15 x 400) 509 kg/m LL 50 kg/m W u 1, DL + 1,6 LL (1, x 509) + (1,6 x 50) 1010,8 kg/m Pelat diasumsikan terjepit sejati Ly/Lx 6,0/4,0 1,5 Dari tabel 4..b buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang didapatkan : M lx M ly M tx M ty 0,001 W u. L x. x di mana : x 45,5 0,001 W u. L x. x di mana : x 16,5-0,001 W u. L x. x di mana : x 75-0,001 W u. L x. x di mana : x 54,5 Momen design pelat lantai : M lx 0,001 x 1010,8 x 4,0 x ,86 kg-m M ly 0,001 x 1010,8 x 4,0 x 15 66,851 kg-m M tx -0,001 x 1010,8 x 4,0 x 8-11,96 kg-m M ty -0,001 x 1010,8 x 4,0 x ,418 kg-m
13 Perencanaan tulangan lapangan (M lx ) M u 735,86 kg-m 735,86 x 10 4 N-mm b h p D utama d M n Mu/ϕ 1000 mm 150 mm 0 mm 10 mm h p ½ D utama mm 735,86 x 10 0, ,9 N-mm k Mn/bd β , x 15 0,53 N/mm 4 0,85untuk Fc < 8 Mpa, untuk penambahan 1 Mpa β 1 direduksi 0,007 Fc 30 Mpa, maka nilai β 1 0,836 ρ b 0,85 β 1 x fc ' x fy fy 0,85 x 0,836 x ,03 ρ max 0,75 ρ b ρ min ρ perlu 0,75 x 0,030 0,040 1,4/Fy 1,4/400 0,0035 0,85. fc' 1 fy 0, ,0013 k 1 0,85 fc'.0,53 1 0, x 400 ρ perlu < ρ min ; maka digunakan ρ 0,0035 Luas tulangan tarik (As) As ρ x b x d As 0,0035 x 1000 x 15 S 437,50 mm 0,5 x x D As 0,5 x 3,14 x ,43 mm 437,50 x 1000 x 1000 Di pakai tulangan D mm As 54 mm
14 - Balok Data-data yang diketahui sebagai berikut: Tinggi balok (h) Lebar balok (b) Selimut beton (p) 700 mm 500 mm 40 mm Diameter tulangan utama mm Diameter sengkang Mutu beton (fc ) Mutu baja (fy) 10 mm 30 MPa 400 MPa Faktor reduksi lentur (ø) 0,9 Faktor reduksi geser (ø) 0,75 β1 0,85, ( ) 0,836 tinggi efektif (d) d h p ½Øtul.utama-Øsengkang (0,5) mm Penulangan daerah Tumpuan Mu 1110,3x10 6 N.mm Tulangan tarik dan tulangan tekan pada penampang balok diasumsikan telah leleh. 1. Hitung momen nominal Mn Mu / ø 1110,3x10 6 /0,9 133,69 x10 6 N.mm Mn Mn1 + Mn Asumsi, momen nominal tulangan tarik 50% dan momen tulangan tekan 50% Mn1 Mn 50% x Mn 50% x 133,69 616,84 x10 6 N.mm 50% x Mn 50% x 133,69 616,84 x10 6 N.mm. Perkirakan luas tulangan tarik (asumsikan lengan momen jd) Asumsi : jd 0,9d 0,9 x ,1 mm Mn1 As1. fy. jd As1.,, 681,47 mm
15 Mn As. fy. (d-d ) As. ( ), () 667,99 mm,(,.),.. 38,39 mm M pr1 As (1,5.Fy) (d-a/) 6079,04 (1,5.400) (639-38,39/) 1579,96 knm Jadi luas tulangan tarik (As), As As1 + As 681, ,9 5349,46 mm Banyak tulangan : N tarik,,, 16 D (6079,04 mm ) N tekan,,, 8 D (3039,5 mm ) - Perhitungan penulangan Geser a pr (,.),.., (,.),.. 119,0 mm M pr As (1,5.Fy) (d-a/) 3039,5 (1,5.400) ( ,0/) 880,55 knm Vu +,, + [(,,)(,,)] 863,895 kn Penulangan daerah tumpuan Vu 863,895 kn 1. Hitung Lintang nominal Vn Vu/ ф 863,895 /0, ,86 kn a pr1 (,),..
16 . Kapasitas nominal penampang Vn Vs + Vc Kapasitas badan beton untuk menahan geser (Vc) Vc 0,17 fc bd 0,17 x 30 x 500 x ,50 kn Di mana disyaratkan di dalam SNI 847:013 pada daerah tumpuan jika geser yang ditimbulkan akibat gempa Vc 0, maka kekuatan beton menahan geser diabaikan. Sehingga : Vn Vc + Vs ; Vc ,86 Vs Maka, balok tersebut memerlukan sengkang. 3. Jarak tulangan sengkang (s) Vu Av n x luas tulangan sengkang 4 x (0,5 x 3,14 x 10 ) 314 mm s s Gambar 8 Penulangan Balok - Kolom Data-data : Gaya normal kolom ( Pu ) 449,75 KN Momen arah sumbu X ( Mux ) 40,37 KN-m Momen arah sumbu Y ( Muy ) 18,77 KN-m Tinggi kolom 3800 mm Dimensi kolom : b 800 mm h 800 mm Tebal penutup beton 40 mm Mutu beton ( fc ) 35 MPa Mutu baja ( fy ) 400 MPa Faktor reduksi 0,65 Diameter tulangan utama 3 mm Diameter tulangan sengkang 10 mm d ½ (3) 66 mm Eksentrisitas momen lentur searah sumbu X ( ex ) 70 mm s 70 mm
17 ex, 0,094 m, Eksentrisitas momen lentur searah sumbu Y ( ey ) Kapasitas Kolom ey,, 0,09 m Eksentrisitas resultan momen lentur e ex ey 0,094 0,09 0, 098m.,.,, (), 0,36, 0,15, ( ) x( ) 0,0441., Gambar 9 Diagram Interaksi Kolom - Perhitungan Tulangan Geser Dari grafik 6.1.d Buku grafik dan tabel Perhitungan Beton Bertulang, Maka didapat : r 0,005 < r min, Coba rasio tulangan kolom % Luas tulangan (As) As ρ. A gr 0,0 x 800 x mm 16 D3 (1861,44 mm ) Mn1Mn 1718,9 kn.m Vu 1718,9+1718,9 3,80 904,36 kn
18 Penulangan daerah tumpuan Jarak sengkang : Vu 904,36 KN Vs (Av Fy d)/s Vn Vc + Vs S (Av Fy d)/vs Vu Vn > ф Vn Vu/ф 904,36/0,75 Av n x luas tulangan sengkang 4 x (0,4 x 3,14 x 10 ) ; n 4 Av 314 mm 105,8 kn Vc 0,17 (1 + ) fc bd 14 s ,45 mm pakai 75 mm 0,17 x ( (800800) ) x 35 x 800 x ,70 KN Di mana disyaratkan di dalam SNI 847:013 pada daerah tumpuan jika geser yang ditimbulkan akibat gempa Vc ,8 0 + Vs Vs 105,8 KN Jika Vn < Vc maka tulangan sengkang tidak dibutuhkan namun digunakan sengkang minimum. 105,8 > 0 Sengkang dibutuhkan. Gambar 10 Penulangan Kolom DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, SNI 847:013. Bandung: 01. Badan Standardisasi Nasional. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Bandung: 011.
19 Bowles Joseph E Analisis dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid. Jakarta: Erlangga. Budiono Bambang dan Lucky Supriatna Studi Komparasi Desain Bangunan Tahan Gempa Dengan Menggunakan SNI Dan RSNI X. Bandung: ITB. Hakam Abdul Rekayasa Pondasi Untuk Mahasiswa dan Praktisi. Padang: Bintang Grafika. Imran Iswandi dan Hendrik Fajar Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa Berdasarkan SNI Bandung: ITB. W.C. Vis dan Gideon Kusuma Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T Seri Beton 4. Jakarta: Erlangga. Wang Chu-Kia, G. Salmon Charles dan Hariandja Binsar Desain Beton Bertulang Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Beban Gempa 3.1.1 Klasifikasi Situs Dalam perumusan kriteria desain seismik suatu bangunan di permukaan tanah atau penentuan amplifikasi besaran percepatan gempa
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pembebanan Beban yang ditinjau dan dihitung dalam perancangan gedung ini adalah beban hidup, beban mati dan beban gempa. 3.1.1. Kuat Perlu Beban yang digunakan sesuai dalam
Lebih terperinciBAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Jakarta adalah ibukota negara republik Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km 2 (Anonim, 2011). Semakin banyaknya jumlah penduduk maka
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. xxvii. A cp
A cp Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C C m Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas bruto penampang (mm²) = Luas bersih penampang (mm²) = Luas penampang
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS ZONE C-PARTIAL A DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) Di KOTA PADANG
PERENCANAAN ULANG RUMAH SAKIT UNIVERSITAS ANDALAS ZONE C-PARTIAL A DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) Di KOTA PADANG Alfriade Putra Hura, Taufik, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMBEBANAN
BAB V ANALISIS PEMBEBANAN Analisis pembebanan pada penelitian ini berupa beban mati, beban hidup, beban angin dan beban gempa. 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 3,5 m 4,5 m 3,25 m 4,4 m 4,45 m 4 m Gambar 5.1.
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciBAB V ANALISIS BEBAN GEMPA Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI
BAB V ANALISIS BEBAN GEMPA 5.1. Analisis Beban Gempa Berdasarkan SNI 1726-2012 5.1.1. Kategori Resiko Sesuai SNI 1726-2012, Gedung Kampus di Kota Palembang ini termasuk kedalam kategori resiko IV. 5.1.2.
Lebih terperinciJl. Banyumas Wonosobo
Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong
Lebih terperinciBAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)
BB IV PERENCNN WL (PRELIMINRY DESIGN). Prarencana Pelat Beton Perencanaan awal ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien ketebalan pelat, α yang diambil pada s bentang -B, mengingat pada daerah sudut
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kombinasi Beban Terfaktor Struktur, komponen-elemen struktur dan elemen-elemen fondasi harus dirancang sedemikian hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh bebanbeban
Lebih terperinciMODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA
MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : AULIA MAHARANI PRATIWI 3107100133 Dosen Konsultasi : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS TAVIO, ST, MS, Ph D I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciPERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : GO, DERMAWAN
Lebih terperinciBAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR
BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan
BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur
Lebih terperinciD = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi
DAFTAR NOTASI A cp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm 2 Ag = Luas bruto penampang (mm 2 ) An = Luas bersih penampang (mm 2 ) Atp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) Al = Luas
Lebih terperinciMODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA
MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Oleh : ELVAN GIRIWANA 3107100026 1 Dosen Pembimbing : TAVIO, ST. MT. Ph.D Ir. IMAN WIMBADI, MS 2 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).
DAFTAR NOTASI A cp Ag An Atp Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton (mm²). Luas bruto penampang (mm²). Luas bersih penampang (mm²). Luas penampang tiang pancang (mm²). Al Luas total tulangan
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh: Cinthya Monalisa
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Struktur Akibat Gaya Gempa Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung tersebut atau bagian dari gedung tersebut yang menirukan pengaruh
Lebih terperincixxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y
DAFTAR NOTASI A cp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² Ag = Luas bruto penampang (mm²) An = Luas bersih penampang (mm²) Atp = Luas penampang tiang pancang (mm²) Al = Luas total
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom
A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemilihan Struktur Desain struktur harus memperhatikan beberapa aspek, diantaranya : Aspek Struktural ( kekuatan dan kekakuan struktur) Aspek ini merupakan aspek yang
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)
DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas bruto penampang
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom
A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas
Lebih terperinciAnalisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS
BAB III STUDI KASUS Pada bagian ini dilakukan 2 pemodelan yakni : pemodelan struktur dan juga pemodelan beban lateral sebagai beban gempa yang bekerja. Pada dasarnya struktur yang ditinjau adalah struktur
Lebih terperinciYogyakarta, Juni Penyusun
KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati serta puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala kasih sayang-nya sehingga
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
PEN BAB 3 METODE PENELITIAN SKRIPSI EVALUASI KEKUATAN DAN DETAILING TULANGAN KOLOM BETON BERTULANG SESUAI SNI 2847:2013 DAN SNI 1726:2012 (STUDI KASUS : HOTEL 7 LANTAI DI WILAYAH PEKALONGAN) BAB 3 METODE
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom
DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cd = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas bruto
Lebih terperinciBAB V PENULANGAN STRUKTUR
BAB V PENULANGAN STRUKTUR 5.1. PENULANGAN PELAT 5.1.. Penulangan Pelat Lantai 1-9 Untuk mendesain penulangan pelat, terlebih dahulu perlu diketahui data pembebanan yang bekerja pada pelat. Data Pembebanan
Lebih terperinciReza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN Reza Murby Hermawan 3108100041 Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD
Lebih terperincifc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa
Peraturan dan Standar Perencanaan 1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI - PPTGIUG 2000 2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SKSNI 02-2847-2002 3. Tata Cara Perencanaan Struktur
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRUKTUR
BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan
Lebih terperinciEVALUASI DAN ANALISIS PERKUATAN BANGUNAN YANG BERTAMBAH JUMLAH TINGKATNYA
EVALUASI DAN ANALISIS PERKUATAN BANGUNAN YANG BERTAMBAH JUMLAH TINGKATNYA Cintya Violita Saruni Servie O. Dapas, H. Manalip Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Email: cintya.violita@gmail.com
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450 Eben Tulus NRP: 0221087 Pembimbing: Yosafat Aji Pranata, ST., MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRUKTUR
BAB IV ANALISIS STRUKTUR 4.1 Deskripsi Umum Model Struktur Dalam tugas akhir ini, struktur hotel dimodelkan tiga dimensi (3D) sebagai struktur portal terbuka dengan sistem rangka pemikul momen khusus (SPRMK)
Lebih terperinciBAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL
BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL 5.1 Desain Penulangan Elemen Struktur Pada bab V ini akan membahas tentang perhitungan tulangan yang akan digunakan dalam perencaan struktur yang telah didesain.
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR PADA GEDUNG DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG
ANALISA PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR PADA GEDUNG DENGAN VARIASI BENTUK PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TUGAS AKHIR Oleh: Riskiawan Ertanto NIM: 1104105018 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA
PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : PENTAGON PURBA NPM.
Lebih terperinciPERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )
PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB ) [C]2010 : M. Noer Ilham A. DATA BAHAN STRUKTUR PLAT LENTUR DUA ARAH (TWO WAY SLAB ) Kuat tekan beton, f c ' = 20 MPa Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, f y = 240
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tata Cara Perencanaan Gempa menurut (SNI 1726:2012) 3.1.1 Gempa Rencana, Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko Struktur Bangunan Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG MALL ENAM LANTAI DI KOTA PARIAMAN
PERENCANAAN GEDUNG MALL ENAM LANTAI DI KOTA PARIAMAN Ryan Hanafi, Wardi, Rahmat Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Padang Email : ryanhanafi_ar@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Mulai PENGUMPULAN DATA STUDI LITERATUR Tahap Desain Data: Perhitungan Beban Mati Perhitungan Beban Hidup Perhitungan Beban Angin Perhitungan Beban Gempa Pengolahan
Lebih terperinciPROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA
PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA Shufiyah Rakhmawati, Koespiadi Program Studi Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03
BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peraturan-Peraturan yang Dugunakan 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 2847 2002), 2. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Bangunan
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN ARMADA II DI MAGELANG. Bakhtiar Ali Afandi, Mansyur Arifudin, Himawan Indarto *), Ilham Nurhuda
PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN ARMADA II DI MAGELANG Bakhtiar Ali Afandi, Mansyur Arifudin, Himawan Indarto *), Ilham Nurhuda Jurusan Teknik Sipil, Fakultas teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto,
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir
DAFTAR ISTILAH A0 = Luas bruto yang dibatasi oleh lintasan aliran geser (mm 2 ) A0h = Luas daerah yang dibatasi oleh garis pusat tulangan sengkang torsi terluar (mm 2 ) Ac = Luas inti komponen struktur
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA
ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA Helmi Kusuma NRP : 0321021 Pembimbing : Daud Rachmat Wiyono, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Untuk mengetahui penelitian mengenai pengaruh tingkat redundansi pada sendi plastis perlu dipersiapkan tahapan-tahapan untuk memulai proses perancangan,
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN (1) Maria Elizabeth, (2) Bambang Wuritno, (3) Agus Bambang Siswanto (1) Mahasiswa Teknik Sipil, (2)
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI ps f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan f y
DAFTAR NOTASI BAB I β adalah faktor yang didefinisikan dalam SNI 03-2847-2002 ps. 12.2.7.3 f c adalah kuat tekan beton yang diisyaratkan BAB III A cv A tr b w d d b adalah luas bruto penampang beton yang
Lebih terperinci3.4.5 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) Beban Geser Dasar Akibat Gempa Sepanjang Tinggi Gedung (F i )
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR NOTASI. v vi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Maksud dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Maksud dan Tujuan... 1 Rumusan Masalah... 2 Ruang Lingkup... 2 Sistematika Penulisan...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xv DAFTAR NOTASI... xvi DAFTAR
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.
LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan Bab 6 Penulangan Bab 6 Penulangan Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO Claudia Maria Palit Jorry D. Pangouw, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email:clauuumaria@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN HOTEL 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT YOGYAKARTA (SNI 1726:2012 & SNI 2847:2013)
PERANCANGAN HOTEL 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT YOGYAKARTA (SNI 1726:2012 & SNI 2847:2013) Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK
PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statik Ekivalen
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statik Ekivalen Analisis statik ekivalen adalah salah satu metode menganalisis struktur gedung terhadap pembebanan gempa dengan menggunakan beban gempa nominal statik
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini, Analisis kinerja struktur bangunan bertingkat ketidakberaturan diafragma diawali dengan desain model struktur bangunan sederhanan atau
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA. Huriyan Ahmadus ABSTRAK
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TUNJUNGAN PLAZA V SURABAYA DENGAN METODE SISTEM GANDA Huriyan Ahmadus ABSTRAK Gedung Tunjungan Plaza V ini pada perhitungan strukturnya akan dirancang untuk diaplikasikan
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK
PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSAL MEDICAL CENTER DI PANDAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA (DUAL SISTEM) Alexander Vedy Christianto ABSTRAK Gedung Universal Medical Center ini pada perhitungan strukturnya
Lebih terperinciKata-Kata kunci : Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, balok prategang parsial
1 PERENCANAAN ALTERNATIF GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MENGGUNAKAN BAL PRATEGANG PARSIAL Ahmad Akbar Hasan 1, Devi Nuralinah 2, Ming Narto Wijaya 3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciBAB IV PEMODELAN STRUKTUR
BAB IV PEMODELAN STRUKTUR Pada bagian ini akan dilakukan proses pemodelan struktur bangunan balok kolom dan flat slab dengan menggunakan acuan Peraturan SNI 03-2847-2002 dan dengan menggunakan bantuan
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DI KOTA PADANG
PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DI KOTA PADANG Rivva, Nasfryzal Carlo, dan Indra Farni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang E-mail : rivvariniga@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini, perencanaan struktur gedung bangunan bertingkat dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan perhitungan,
Lebih terperinci5.2 Dasar Teori Perilaku pondasi dapat dilihat dari mekanisme keruntuhan yang terjadi seperti pada gambar :
BAB V PONDASI 5.1 Pendahuluan Pondasi yang akan dibahas adalah pondasi dangkal yang merupakan kelanjutan mata kuliah Pondasi dengan pembahasan khusus adalah penulangan dari plat pondasi. Pondasi dangkal
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kata kunci : Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, dinding geser, tahan gempa, SNI
1 PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN METODE DINDING GESER YANG MENGACU PADA SNI 1726 2012 PADA GEDUNG DEKANAT FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Muhammad Anugerah Ghaffar 1, Agoes
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT Retno Palupi, I Gusti Putu Raka, Heppy Kristijanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kuat perlu dihitung berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Elemen Struktur 3.1.1. Kuat Perlu Kuat perlu dihitung berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI 2847:2013 dan SNI 1726:2012, berikut kombinasi kuat perlu yang digunakan:
Lebih terperinciL p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi
DAFTAR SIMBOL a tinggi balok tegangan persegi ekuivalen pada diagram tegangan suatu penampang beton bertulang A b luas penampang bruto A c luas penampang beton yang menahan penyaluran geser A cp luasan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 362 370 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 362 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971
ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-97 Modul-3 Sistem lantai yang memiliki perbandingan bentang panjang terhadap bentang pendek berkisar antara,0 s.d. 2,0 sering ditemui. Ada
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA
PERANCANGAN ULANG STRUKTUR ATAS GEDUNG PERKULIAHAN FMIPA UNIVERSITAS GADJAH MADA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DI KOTA PADANG
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DI KOTA PADANG Alan Odditra, Bahrul Anif, Eva Rita Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail : alan.odditra@yahoo.com,
Lebih terperinciBAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM
BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM Tahap awal adalah pemodelan struktur berupa desain awal model, yaitu menentukan denah struktur. Kemudian menentukan dimensi-dimensi elemen struktur yaitu balok, kolom dan dinding
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL
Lebih terperinciBAB I. Perencanaan Atap
BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ
Lebih terperinciKata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang
DESAIN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG MY TOWER DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA Angga Wahyudi Fajarianto 1, Mudji Irmawan 2 Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Jl.
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMBEBANAN STRUKTUR. A. Spesifikasi Data Teknis Banguan
58 BAB V ANALISIS PEMBEBANAN STRUKTUR A. Spesifikasi Data Teknis Banguan 1. Denah Bangunan Gambar 5.1 Denah Struktur Bangunan lantai 1.. Lokasi Bangunan Gedung Apartemen Malioboro City Yogyakarta terletak
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG
HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)
PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Sifat utama beton adalah memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kekuatan tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima
Lebih terperinciModifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda
TUGAS AKHIR RC09 1380 Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda Kharisma Riesya Dirgantara 3110 100 149 Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST., MSc.,
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL 11 LANTAI JALAN TEUKU UMAR PONTIANAK
PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL 11 LANTAI JALAN TEUKU UMAR PONTIANAK Eko Honggo 1), M. Yusuf 2), Asep Supriyadi 3) Abstrak Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, maka peraturan-peraturan yang mengatur mengenai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Diagram Alir Perancangan Mulai Pengumpulan Data Perencanaan Awal Pelat Balok Kolom Flat Slab Ramp Perhitungan beban gempa statik ekivalen Analisa Struktur Cek T dengan
Lebih terperinciBAB V DESAIN TULANGAN ELEMEN GEDUNG. Berdasarkan hasil analisis struktur dual system didapat nilai gaya geser setiap
BAB V DESAIN TULANGAN ELEMEN GEDUNG 5.1 Umum Berdasarkan hasil analisis struktur dual system didapat nilai gaya geser setiap tingkat dari analisis gempa dinamik dan analisis gempa statik ekuivalen, Vstatik
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BERSAMA KABUPATEN SIJUNJUNG
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BERSAMA KABUPATEN SIJUNJUNG Robi Candra, Yurisman, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta E-mail : robiubh@yahoo.co.id,
Lebih terperinciGambar 5.1 Struktur Portal Balok dan Kolom
BAB V ANALISIS PEMBEBANAN Analisis pembebanan pada penelitian ini terdapat beban hidup, beban mati, beban angin dan beban gempa. Gambar 5.1 Struktur Portal Balok dan Kolom 45 46 A. Beban Struktur 1. Pelat
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI
TUGAS AKHIR ( IG09 1307 ) STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI 03-1726-2002 Yuwanita Tri Sulistyaningsih 3106100037
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2)
8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Elemen Struktur 3.1.1. Kuat Perlu Kuat yang diperlukan untuk beban-beban terfaktor sesuai pasal 4.2.2. dan pasal 7.4.2 SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2.
Lebih terperinciBab 6 DESAIN PENULANGAN
Bab 6 DESAIN PENULANGAN Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan 6.1 Teori Dasar Perhitungan Kapasitas Lentur
Lebih terperinciDESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM
DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM MOH. YUSUF HASBI AVISSENA NRP. 3110100128 DOSEN PEMBIMBING: Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D Prof. Dr. Ir. I Gusti
Lebih terperinci2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Abstrak Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... vi Daftar Notasi... vii Daftar Lampiran... x Kata Pengantar... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2
Lebih terperinciTINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG TELKOMSEL PEKANBARU
TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG TELKOMSEL PEKANBARU Yanni Hardyanti, Hendri Warman, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang Email :
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR DAN KONTROL KEKUATAN BALOK DAN KOLOM PORTAL AS L1-L4 PADA GEDUNG S POLITEKNIK NEGERI MEDAN
ANALISA STRUKTUR DAN KONTROL KEKUATAN BALOK DAN KOLOM PORTAL AS L1-L4 PADA GEDUNG S POLITEKNIK NEGERI MEDAN LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA
MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA MOH. FAJAR MAHDI 3107100084 DOSEN PEMBIMBING BAMBANG PISCESA, ST., MT. Ir. IMAN WIMBADI,
Lebih terperinci