BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai suatu produk tidak hanya ditentukan oleh harga, namun juga ditentukan oleh kualitas produk tersebut. Kotler mengatakan bahwa kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik yang memampukan produk untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan (Simamora, 2002:114). Sebuah produk dapat dinyatakan memenuhi kebutuhan dalam memilih suatu produk didasarkan pada persepsi bukan realita. Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses, dengan mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh (Simamora, 2002:102). Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat mulai menyadari akan pentingnya suatu produk yang berkualitas. Pada jaman dahulu seseorang menjaga kebugaran tubuhnya dengan jamu-jamu tradisional yang proses pembuatannya cukup rumit. Seiring dengan kesibukan dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, maka secara langsung maupun tidak langsung masyarakat juga menginginkan kebutuhannya dapat dipenuhi tanpa harus membuang waktu terlalu banyak. Produk-produk yang instan namun berkualitas, sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Ternyata keadaan tersebut juga telah mempengaruhi kehidupan pemasar dan perusahaan untuk menciptakan produk yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah produk Kratingdaeng sebagai minuman berenergi dan berkualitas. 1
2 Kratingdaeng memiliki kandungan isi minuman berenergi seperti: taurin, coffein, inositol dan lain-lain. Kombinasi ini sangat baik untuk menghilangkan rasa lelah dan kantuk, meningkatkan kewaspadaan, menambah tenaga dan kekuatan tubuh. Sebagai minuman berenergi, Kratingdaeng memposisikan diri sebagai minuman suplemen yang membantu menyegarkan tubuh pada saat kerja keras atau berolahraga. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita jumpai produk minuman berenergi yang sejenis dengan Kratingdaeng seperti: Extrajoss, Lipovitan, M-150 dan Fit-Up. Hal ini menimbulkan persaingan yang cukup ketat baik dari segi harga, kualitas dan biaya untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Oleh sebab itu, agar dapat memenangkan persaingan, maka yang harus menjadi kunci utama adalah persepsi masyarakat dan kualitas produk. Berdasarkan realita ini maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MINUMAN BERENERGI MEREK KRATINGDAENG DI KOTA YOGYAKARTA. 1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap minuman berenergi merek Kratingdaeng di kota Yogyakarta.
3 1.3 Batasan Masalah a. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Yogyakarta yang pernah mengkonsumsi minuman berenergi Kratingdaeng. b. Wilayah penelitian dilakukan di kecamatan Gondokusuman Yogyakarta. c. Produk yang diteliti adalah produk minuman berenergi Kratingdaeng yang kemasannya dalam bentuk botol. d. Atribut-atribut yang diteliti meliputi: harga, kemasan, rasa di lidah, manfaat produk, kesegaran, daya tahan disimpan dan mudah diperoleh. Untuk menentukan atribut-atribut ini telah dilakukan pra-survey (lampiran 5). 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap minuman berenergi merek Kratingdaeng di Kota Yogyakarta. 1.5 Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan tertentu dalam meningkatkan kualitas produk. b. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari kegiatan perkuliahan. c. Bagi Dunia Akademis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan suatu penelitian.
4 1.6 Uji Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Adalah ukuran kecermatan suatu alat ukur (kuesioner) dalam melakukan fungsi ukuran. Untuk pengukuran validitas ini akan digunakan bantuan program komputer dengan menggunakan teknik bedah kolerasi product moment dengan pearson. Rumus Product Moment yang digunakan dalah sebagai berikut (Simamora, 2002:62): rxy = N. xy x. y 2 2 2 [ N. x ( x) ] N. X ( y ) 2 [ ] Dimana : rxy x y n : Koefisien korelasi tiap pertanyaan/item : nilai item bernomor ganjil : nilai-nilai item bernilai genap : Jumlah sampel Jika hasil pemrosesan dengan menggunakan alat bantu komputer pada taraf siginifikan 5% menunjukkan hasil lebih kecil dari/sama dengan taraf siginifikan tersebut, yaitu 0,05 maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Tetapi jika lebih besar dari 0,05 maka item tersebut dinyatakan valid, dan apabila t hitung lebih besar daripada t tabel, maka alat ini valid dan sebaliknya.
5 b. Uji Reliabilitas Adalah analisis tingkat kestabilan dari suatu alat ukur dalam mengukur suatu gejala untuk menguji reliabilitas. Untuk mencari reliabilitas ini digunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut (Simamora, 2002:77): Rumus Cronbach Alpha: 2 k 1 = b r11 2 k 1 t Dimana: r 11 k Σ b 2 t 2 : reliabilitas instrumen : banyaknya butir pertanyaan : jumlah varians butir : variabel total 1.7 Metode Pengumpulan Data a. Kuesioner Kuesioner atau daftar pertanyaan akan diberikan secara acak di Kota Yogyakarta kepada konsumen minuman berenergi merek Kratingdaeng. b. Studi Pustaka Data ini diperoleh dengan membaca dan mempelajari tulisan-tulisan ilmiah, baik dari beberapa buku, majalah, maupun artikel-artikel yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
6 1.8 Sumber Dan Jenis Data a. Data Primer (Primary Data) Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian (Indriantoro dan Supomo, 1999:146). b. Data Sekunder ( Secondary Data) Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dari catatan oleh pihak lain). Data sekunder ada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro, 1999:147). 1.9 Metodologi Penelitian a. Populasi Adalah jumlah atau kumpulan dari unsur yang menjadi obyek penelitian atau sebagai keseluruhan unit yang ciri-cirinya akan diduga. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi minuman berenergi Kratingdaeng di kota Yogyakarta. b. Sampel Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Random Sampling, yaitu pengambilan responden secara acak atau mewakili populasi
7 yang ditetapkan (Sumanto, 2002:52). Dimana responden yang diambil adalah responden yang pernah mengkonsumsi minuman berenergi merek Kratingdaeng dan tinggal di kota Yogyakarta. Karena terbatasnya waktu, tenaga dan biaya maka peneliti tidak dapat meneliti seluruh populasi yang ada. Oleh karena itu digunakan sampel yang merupakan bagian dari populasi yang diteliti sebagai sumber data yang sebenarnya. Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 100 responden (Sumanto, 2002:53). 1.10 Alat Analisis a. Analisis Persentase Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dengan menggunakan suatu dasar probabilitas guna menguji variasi antara nilai-nilai sampel dan nilai yang dicapai dari sebuah model frekuensi. Dalam hal ini untuk mengetahui profil konsumen yang mengkonsumsi produk minuman berenergi merek Kratingdaeng berdasarkan karakteristik sosial dan ekonomi (Supranto, 1992:3) Rumus perhitungan persentase: nx P = N x100% Keterangan: P nx N = Nilai prosentase = Jumlah responden yang akan dianalisis = jumlah total responden
8 b. Importance Performance Analysis Guna mengetahui tingkat kepentingan dan kinerja terhadap minuman berenergi merek Kratingdaeng, digunakan Importance-Performance Analysis atau Analisis Arti Penting dan Kinerja (Kotler, 2001: 621). Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Kotler dalam analisis arti penting dan kinerja, konsumen akan menilai atribut yang ditawarkan dan kinerja yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan alat analisis ini, dapat diketahui bagaimana pentingnya setiap atribut produk bagi konsumen dan bagaimana kinerja minuman berenergi merek Kratingdaeng. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan skala nilai pengukuran dan artinya. Skala yang digunakan adalah skala 1 sampai dengan 5. Intepretasi yang diberikan adalah sebagai berikut: Skala 1 Skala 2 Skala 3 Skala 4 Skala 5 = Jelek Sekali = Jelek = Cukup = Baik = Baik Sekali 2. Selanjutnya, dalam kuesioner responden diminta untuk memberikan penilaian terhadap atribut berdasarkan intepretasi skala.
9 3. Pengumpulan data. Data dikumpulkan dari responden, yaitu konsumen yang mengkonsumsi minuman berenergi merek Kratingdaeng di kota Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. 4. Diagram Cartesius Diagram Cartesius digunakan untuk menganalisis perbandingan Performance (yang menunjukkan kinerja suatu merek produk) dengan importance (yang menunjukkan harapan atau kepentingan responden yang terkait dengan variabel yang diteliti). Diagram Cartesius terbagi atas empat kuadran, yang masing-masing kuadran menggambarkan terjadinya suatu kondisi yang berbeda dengan kuadran lainnya. Hasil observasi jawaban responden yang telah diolah di plot ke dalam diagram Cartesius. Adapun keempat kuadran dalam kuadran Cartesius adalah sebagai berikut: a) Kuadran A menunjukkan unsur atribut yang penting bagi konsumen dan pihak perusahaan tidak melaksanakan pada tingkat yang diharapkan. b) Kuadran B menunjukkan unsur atribut yang penting yang dilaksanakan dengan kinerja yang sangat memuaskan. Perusahaan harus mampu mempertahankan kondisi ini. c) Kuadran C menunjukkan atribut yang kurang penting yang juga dilaksanakan dengan kinerja yang tidak baik.
10 d) Kuadran D menunjukkan atribut yang tidak penting tetapi perusahaan melaksanakannya dengan baik. Gambar 1.1 Diagram Cartesius Kepentingan Sangat Penting A. Pusatkan perhatian disini B. Pertahankan prestasi bagus ini C. Prioritas rendah D. Kemungkinan Pembunuhan besar-besaran Kinerja Tidak penting (Sumber: Philip Kotler-AB.Susanto, Manajemen Pemasaran, 2001:621)