BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawa.hal ini mengingat tanah di Demak adalah tanah bekas rawa alias tanah lumpur.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

KUESIONER PENELITIAN. kejujuran dalam pengisian sangat saya harapkan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Surabaya, 10 Januari 2014 Perihal: Permohonan untuk Mengisi Kuesioner Kepada Yth. Saudara(i) Responden Di Tempat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang telah disebar kepada wajib pajak orang pribadi yang

LAMPIRAN 1 KUESIONER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing indikator dari variabel independen dan variabel dependen agar suatu

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

KUESIONER PENELITIAN. dilakukan oleh peneliti selaku Mahasiswi Program Studi S1 Manajemen

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Responden yang terhormat, Pernyataan dalam kuesioner ini semata-mata hanya untuk data penelitian dalam

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Jumlah WP, Jumlah Pokok Ketetapan PBB dan Realisasi TABEL 4.1 JUMLAH WAJIB PAJAK DAN KETETAPAN PBB

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

Angkatan/Stambuk : 2007 : Departemen Manajemen, Fakultas ekonomi, Universitas Sumatera Utara

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jenis Kelamin Responden. Jenis Kelamin Jumlah Presentase. Jumlah Sumber : Data Primer yang diolah

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

KUESIONER PRA SURVEY. untuk data pra survey dalam rangka penyusunan skripsi pada Program Sarjana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan. Ampel yang berlokasi di di Jl. A.Yani 117 Surabaya.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dibutuhkan untuk mengetahui latar belakang dari responden. Dalam penelitian ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

: Kesediaan Menjadi Responden Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Surat-Surat Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. per bulan. Dengan demikian diharapkan dapat mengetahui gambaran yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. ANALISIS DATA 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah UMKM di Kecamatan

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Demak Kata Demak berasal dari kata Bahasa Arab, yaitu Dhima yang artinya rawa.hal ini mengingat tanah di Demak adalah tanah bekas rawa alias tanah lumpur. Luas wilayah Kabupaten Demak adalah seluas 89.743 Ha, dengan jumlah Penduduk Kabupaten Demak adalah sebanyak 1.079.861 jiwa.kabupaten Demak terdiri dari 14 kecamatan dan 249 kelurahan. Adapun kecamatan yang berada di Kabupaten Demak adalah sebagai berikut: 1. Kecamatan Wedung. 2. Kecamatan Mijen. 3. Kecamatan Bonang. 4. Kecamatan Karang Anyar. 5. Kecamatan Demak. 6. Kecamatan Gajah. 7. Kecamatan Karang Tengah. 8. Kecamatan Wonosalam. 9. Kecamatan Sayung. 10. Kecamatan Guntur. 11. Kecamatan Dempet. 12. Kecamatan Kebon Agung. 13. Kecamatan Mranggen.

46 14. Kecamatan Karang Awen. 4.2 Gambaran Umum KPP Pratama Demak Pada tahun 2007 pada masa reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Demak berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP 141/PJ/2007 tanggal 3 Oktober 2007 berubah menjadi Kantor Pelayan Pajak (KPP) Pratama Demak. KPP Pratama Demak memiliki wilayah kerja yang mencakup seluruh kecamatan pada Kabupaten Demak.KPP Pratama Demak berlokasi di Jalan Sultan Fatah No. 9 Demak, dengan nomor telepon (0291) 681038. Adapun daftar wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Demak selama Lima tahun terakhir sebagai berikut: Tabel 4.1 Wajib Pajak UMKM yang Terdaftar Tahun Jumlah 2011 4.565 2012 5.449 2013 6.179 2014 7.136 2015 8.341 Sumber: Data yang diperoleh Sementara itu wajib pajak UMKM yang membayar pajak pertahunnya sebagai berikut:

47 Tabel 4.2 Wajib Pajak yang Membayar Tahun Jumlah 2011 847 2012 942 2013 963 2014 937 2015 1.237 Sumber: Data primer yang diperoleh 4.3 Gambaran umum Responden Berikut ini akan dijabarkan identitas responden yang merupakan Wajib Pajak UMKM yang berada di KPP Pratama Demak yang berjumlah 93 orang, dimana data diperoleh dari penyebaran kuesioner. 4.3.1 Identitas Responden Berdasarkan Usia Identitas responden berdasarkan usia yang merupakan wajib pajak UMKM di Kabupaten Demak dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Usia USIA JUMLAH PROSENTASE 22 s.d. 30 tahun 12 13% 31 s.d. 46 tahun 30 32% 47 s.d. 64 tahun 41 44% 65 tahun ke atas 10 11% Total 93 100% Sumber: data primer yang diperoleh

48 Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang merupakan Wajib Pajak UMKM yang berada di KPP Pratama Demak berusia 22 s.d. 30 tahun sebanyak 12responden (13%), yang berusia 31 s.d. 46 tahun sebanyak 30responden (32%), yang berusia 47 s.d. 64 tahun sebanyak 41 responden (44%), yang berusia > 65 tahunkeatas sebanyak 10 responden (11%) 4.3.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Identitas responden berdasarkan jenis kelamin yang merupakan Wajib Pajak UMKM pada KPP Pratama Demak dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin JENIS KELAMIN JUMLAH PROSENTASE LAKI LAKI 78 77% PEREMPUAN 15 23% TOTAL 93 100% Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden merupakan Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Demak berjenis kelamin laki laki sebanyak 78 responden (77%), dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 15 responden (23%). 4.3.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan seorang menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan tolak ukur tingkat kepatuhan seseorang atas kewajiban tertentu yang dimilikinya. Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini

49 Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir PENDIDIKAN TERAKHIR JUMLAH PROSENTASE SD - - SMP 10 11% SMA 50 53% SARJANA (S1) 20 22% LAINNYA 13 14% TOTAL 93 100% Sumber: data primer yang diolah Data tabel 4.5dapat diketahui bahwa responden adalah Wajib Pajak UMKM yang berada di KPP Pratama Demak berpendidikan SD sebanyak 0 responden, yang perpendidikan terakhir SMP sebanyak 10responden (11%), yang berpendidikan terakhir SMA sebanyak 50 responden (53%), yang berpendidikan terakhir Sarjana (S1) sebanyak 20 responden (22%), dan lainnya sebanyak 13 responden (14%). 4.3.4 Identitas Responden Berdasarkan Lama Usaha Pembagian responden berdasarkan lama usaha yang sedang dilakukan terbagi menjadi tiga, yaitu kurang dari 5 tahun, 5 tahun sampai 10, lebih dari 10 tahun.tingkat lama usaha responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Lama Usaha LAMA USAHA JUMLAH PRESENTASE < 5 Tahun 12 13% 5 10 Tahun 63 68% >10 Tahun 18 19% TOTAL 93 100% Sumber: Data primer yang diolah

50 Berdasarkan tabel 4.6 dioperoleh informasi bahwa responden sebanyak 13% atau 12responden yang mempunyai lama usaha < 5 tahun, kemudian 68% atau 63 responden yang mempunyai lama usaha 5 10 tahun dan sisanya 19% atau 18responden yang mempunyai lama usaha kurang dari 10 tahun. 4.3.5 Identitas Responden Berdasarkan Omset / Tahun Identitas responden berdasarkan omset / tahun yang merupakan Wajib Pajak UMKM pada KPP Pratama Demak dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 4.7 Identitas Responden Berdasarkan Omset / Tahun OMSET / TAHUN JUMLAH PRESENTASE <300 juta 55 60% > 300 juta 2,5 miliar 30 31% >2,5 miliar 50 miliar 8 9% TOTAL 93 100% Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh informasi bahwa responden sebanyak 60 % atau 55 responden yang mempunyai omset / tahun Rp < 300.000.000, kemudian 31 % atau 30 responden yang mempunyai omset / tahun > Rp 300.000.000 Rp 2.500.000.000, kemudian 9% atau 8 responden yang mempunyai omset / tahun Rp 2,.500.000.000. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa UMKM pada Kabupaten Demak tergolong dalam USAHA MIKRO yaitu dengan omset / tahunnya < Rp 300.000.000.

51 4.4 Hasil Analisis Data 4.4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini akan mengungkapkan persepsi dari responden mengenai faktor faktor (persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan) yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak dapat dilihat dari nilai rat rata pernyataan responden pada setiap pertanyaan / kuesioner yang diajukan dan untuk penilaiannya dilakukan dengan rentang skala sebagai berikut: Nilai maksimum : 5 Nilai minimum : 1 Rentang skala : 5 1 = 0,8 5 Kateori: 1,0 1,80 = sangat rendah / sangat buruk 1,81 2,60 = rendah / buruk 2,61 3,40 = sedang / cukup 3,41 4,20 = baik / tinggi 4,21 5,00 = sangat baik / sangat tinggi Sumber: data yang diolah Berdasarkan hasil jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada para responden terhadap variabel variabel yang diteliti, dapat diketahui jumlah orang maupun presentasenya adalah sebagai berikut:

52 a. Tanggapan responden terhadap variabel Persepsi Yang Baik Atas N O. 1. 2. 3. 4. 5. Efektifitas Sistem Perpajakan (X 1 ) Tanggapan responden mengenai faktor persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dapat dilihat pada tabel beriut ini: Tabel 4.8 Tanggapan responden mengenai persepsi yang baik atas efektifitas sistem Indikator variabel X1 Pembayaran pajak melalui e banking mudah, aman, dan terpercaya. Pelaporan e SPT dan e filling sangat efektf Penyampaian SPT melalui drop box dapat dilakukan di mana saja dan memudahkan Wajib Pajak Peraturan perpajkan terbaru dapat di update melalui internet dengan mudah dan cepat Pendaftaran NPWP dapat dilakukan melalui e Registration dan website pajak perpajakan (X 1 ) Skor Jawaban 1 (STS) 2 (TS) 3 (N) 4 (S) 5 (SS) Rerat a F S F S F S F S F S 0 0 12 24 24 72 48 192 9 40 3,52 1 1 11 22 37 111 38 152 6 30 3,39 2 2 10 20 25 75 48 192 8 40 3,53 0 0 18 36 13 39 48 192 14 70 3,62 1 1 11 22 30 90 40 160 11 55 3,52 Nilai Rerata Tabel 3,51 Sumber: data yang diolah Tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai rerata tabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan adalah 3,51 dan masuk ke dalam kategori baik / tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan pada responden tergolong baik.

53 Persepsi yang baik pada responden mengenai persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan ditunjukkan dengan indikator mayoritas responden cenderung setuju pembayaran pajak melalui e banking mudah, aman, dan terpercaya; penyampaian SPT melalui drop box dapat dilakukan di mana saja dan memudahkan Wajib Pajak; Peraturan perpajkan terbaru dapat di update melalui internet dengan mudah dan cepat; Pendaftaran NPWP dapat dilakukan melalui e Registration dan website pajak. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa Peraturan perpajakan terbaru dapat di update melalui internet dengan mudah dan cepat (item no.4) memiliki skor rerata paling tinggi yaitu sebesar 3,62 yang berarti bahwa peraturan perpajakan dianggap mudah untuk diakses dan responden dapat mengatahui informasi mengenai peraturan perpajakan karena peraturan perpajakan terbaru dapat di update melalui internet dengan mudah dan cepat; sedangkan Pelaporan e SPT dan e filling sangat efektif (item no.2) memiliki skor yang paling rendah yaitu sebesar 3,39 yang berarti e- SPT dan e-filling masih dianggap kurang efektif. b. Tanggapan responden terhadap variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X 2 ) Tanggapan responden mengenai faktor pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

54 N O. 1. 2. 3. 4. Tabel 4.9 Tanggapan Responden mengenai pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X 2 ) Indikator variabel X1 Jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi pajak. Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan penghasilan bruto per bulan dikalikan dengan tariff 1% Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan diperoleh dari sosialisasi yang diadakan oleh KPP Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajkan diperoleh dari Skor Jawaban 1 (STS) 2 (TS) 3 (KS) 4 (S) 5 (SS) Rerat a F S F S F S F S F S 1 1 20 40 26 78 40 160 6 30 3,32 0 0 13 26 28 84 50 200 2 10 3,44 0 0 17 34 23 69 52 208 1 5 3,39 3 3 23 46 32 96 33 132 2 10 3,08 training Nilai Rerata Tabel 3,30 Sumber : data yang diolah Tabel 4.9 menunjukan bahwa nilai rerata tabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan adalah 3,30 dan masuk ke dalam kategori sedang / cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan pada responden tergolong cukup. Tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan pada responden tergolong cukup ditunjukkan dengan indikator mayoritas responden cenderung setuju jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi pajak; pajak yang dibayar dihitung berdasarkan penghasilan bruto per bulan dikalikan dengan tariff 1%; pengetahuan dan pemahaman tentang

55 peraturan perpajakan diperoleh dari sosialisasi yang diadakan oleh KPP; pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajkan diperoleh dari training. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan penghasilan bruto per bulan dikalikan dengan tariff 1% (item no. 2) memiliki skor paling tinggi yaitu sebebsar 3,44 yang berarti bahwa Wajib Pajak memiliki pengetahuan yang baik mengenai cara menghitung nilai pajak; sedangkan Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajkan diperoleh dari training (item no. 4) memiliki skor yang paling rendah yaitu sebesar 3,08 yang berarti Wajib Pajak ada pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak tidak diperoleh dari training. c. Tanggapan responden terhadap variabel, tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan (X 3 ) Tanggapan responden mengenai factortingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan dapat dilihat pada tabel berikut ini : N O. 1. 2. 3. 4. Tabel 4.10 Tanggapan Responden mengenai tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan (X 3 ) Indikator variabel X1 Sistem pemerintahan yang sudah berjalan dengan baik Sistem hukum yang dijalankan pemerintah sudah baik Keinginan untuk membayar pajak karena politisi dan wakil rakyat sudah menjalankan fungsi dan wewenangnya dengan baik Kepercayaan terhadap pemungutan pajak Skor Jawaban 1 (STS) 2 (TS) 3 (KS) 4 (S) 5 (SS) Rerat a F S F S F S F S F S 0 0 11 22 28 84 48 192 6 30 3,52 0 0 13 26 22 66 50 200 7 35 3,51 1 1 10 20 31 93 43 172 8 40 3,50 7 7 25 50 17 51 37 148 7 35 3,12

56 yang dialokasikan kembali kepada rakyat Nilai Rerata Tabel 3,41 Sumber: data yang diolah Tabel 4.10 menunjukan bahwa nilai rerata tabel tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan adalah 3,41 dan masuk ke dalam kategori sedang / cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan tergolong cukup baik. Tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan pada responden tergolong cukup baik ditunjukkan dengan indikator mayoritas responden cenderung setuju sistem pemerintahan yang sudah berjalan dengan baik; sistem hukum yang dijalankan pemerintah sudah baik; keinginan untuk membayar pajak karena politisi dan wakil rakyat sudah menjalankan fungsi dan wewenangnya dengan baik; kepercayaan terhadap pemungutan pajak yang dialokasikan kembali kepada rakyat. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Sistem pemerintahan yang sudah berjalan dengan baik (item no.1) memiliki skor paling tinggi yaitu sebesar 3,52 yang berarti bahwa menurut Wajib Pajak sistem pemerintahan saat ini sudah berjalan dengan baik ; sedangkan Kepercayaan terhadap pemungutan pajak yang dialokasikan kembali kepada rakyat (item no.4) memiliki skor yang paling rendah yaitu sebesar 3,12 yang bebarti bahwa kurangnya kepercayaan Wajib Pajak terhadap pemungutan pajak yang dialokasikan kembali kepada rakyat. d. Tanggapan Responden Terhadap Variabel kepatuhan Wajib Pajak (Y) Tanggapan responden mengenai faktor kepatuhan wajib pajak dapat dilihat pada tabel berikut ini:

57 N O. 1. 2. 3. 4. 5. Indikator variabel X1 Sebelum melakukan pembayaran pajak, wajib pajak melakukan konsultasi dengan pihak yang memahami tentang peraturan perpajakan. Wajib pajak menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk membayar pajak. Wajib pajak berusaha mencari informasi mengenai tempat dan cara pembayaran pajak. Wajib pajak berusaha mencari informasi mengenai batas waktu pembayaran pajak. Saya mengalokasikan dana untuk membayar pajak Tabel 4.11 Tanggapan Responden mengenai kepatuhan wajib pajak (Y) Skor Jawaban 1 (STS) 2 (TS) 3 (KS) 4 (S) 5 (SS) Rerat a F S F S F S F S F S 0 0 11 22 39 117 40 160 3 15 3,37 0 0 17 34 48 144 25 100 3 15 3,15 0 0 11 22 37 111 42 168 3 15 3,39 0 0 21 42 29 87 37 148 6 30 3,30 0 0 9 18 49 147 33 132 2 10 3,30 Nilai Rerata Tabel 3,30 Sumber: data yang diolah Tabel 4.11 menunjukan bahwa nilai rerata tabel kepatuhan wajib pajak adalah 3,30 dan masuk ke dalam kategori sedang / cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak tergolong cukup baik. Tingkat kepatuhan wajib pajak pada responden tergolong cukup baik ditunjukkan dengan indikator mayoritas responden cenderung setuju adalah sebelum melakukan pembayaran pajak, wajib pajak melakukan konsultasi dengan pihak yang memahami tentang peraturan perpajakan; wajib pajak berusaha mencari informasi mengenai tempat dan cara pembayaran pajak; wajib pajak berusaha mencari informasi mengenai batas waktu pembayaran pajak. Dan adapun indikator lain yang

58 mayoritas responden cenderung netral yaitu wajib pajak menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk membayar pajak; mengalokasikan dana untuk membayar pajak. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Wajib pajak berusaha mencari informasi mengenai tempat dan cara pembayaran pajak. (item no.3) memiliki skor paling tinggi yaitu sebesar 3,39 yang berarti kepatuhan membayar pajak pada Wajib Pajak paling banyak ditunjukkan dengan upaya mencari informasi mengenai tempat dan cara pembayaran pajak; sedangkan Wajib pajak menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk membayar pajak. (item no.2) memiliki skor yang paling rendah yaitu sebesar 3,15 yang berarti kepatuhan membayar pajak cenderung rendah karena untuk membayar pajak perlu menyiapkan banyak dokumen, hal ini dianggap menyulitkan Wajib Pajak. 4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas 4.5.1 Hasil Uji Validitas Uji validitas pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson (Azwar, 2007) yaitu mengkorelasikan skor item dengan skor total. Pedoman untuk menetapkan item valid atau gugur adalah dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Suatu item dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. Sebaliknya, suatu item dinyatakan gugur apabila nilai r hitung < r tabel, dan hasilnya sebagai berikut:

59 Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Variabel Item r Hitung r Tabel (df : n-2) Persepsi yang baik atas efektifitas perpajakan (X1) Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X2) Tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan (X3) Keterangan X1.1 0,590 0,204 VALID X1.2 0,649 0,204 VALID X1.3 0,513 0,204 VALID X1.4 0,647 0,204 VALID X1.5 0,594 0,204 VALID X2.1 0,622 0,204 VALID X2.2 0,668 0,204 VALID X2.3 0,706 0,204 VALID X2.4 0,582 0,204 VALID X3.1 0,737 0,204 VALID X3.2 0,764 0,204 VALID X3.3 0,637 0,204 VALID X3.4 0,647 0,204 VALID Kepatuhan wajib pajak (Y) Y1 0,654 0,204 VALID Y2 0,729 0,204 VALID Y3 0,730 0,204 VALID Y4 0,701 0,204 VALID Y5 0,608 0,204 VALID Keterangan: r tabel (N = 93; α = 0,05; 2-tailed) = 0,204 Sumber : Data Primer yang diolah Dari data tabel 4.12 diatas menunjukan bahwa setiap item dari kuesioner yang didapat memiliki r hitung lebih dari r tabel (r hitung > 0,204), yang artinya bahwa setiap item valid.hal ini menunjukan bahwa setiap item pada kuesioner yang didapat mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. 4.5.2 Hasil Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Pada penelitian ini digunakan teknik perhitungan reliabilitas koefisien Cronbach Alpha, dengan alasan perhitungan dengan teknik ini akan

60 memberikan harga yang lebih kecil atau sama besar dengan reliabilitas yang sebenarnya, dan hasilnya sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Cronbach Alpha StandarAlpha Keterangan Hitung Persepsi yang baik atas 0,810 0,700 RELIABEL Efektifitas perpajakan Pengetahuan dan 0,818 0,700 RELIABEL Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan Tingkat Kepercayaan 0,845 0,700 RELIABEL terhadap Sistem Hukum dan Pemerintahan Kepatuhan Membayar Pajak 0,863 0,700 RELIABEL Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.13 menunjukan bahwa setiap kuesioner penelitian memiliki cronbach alpha hitung lebih dari cronbach alpha standart (cronbach alpha > 0,700), yang artinya bahwa setiap kuesioner reliabel.hal ini menunjukkan kekonsistenan menjawab kuesioner pada responden dari waktu ke waktu. 4.6 Hasil Analisis Regresi 4.6.1 Hasil Asumsi Klasik 4.6.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan hasilnya adalah sebagai berikut:

61 Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 93 Normal Parameters a Mean.0000000 Std. Deviation.42650569 Most Extreme Differences Absolute.062 Positive.042 Negative -.062 Kolmogorov-Smirnov Z.594 Asymp. Sig. (2-tailed).873 a. Test distribution is Normal. Sumber:datayang diolah Tabel 4.14menunjukan bahwa nilai sig = 0,873 atau nilai sig 0,05, yang berarti didtribusi data normal. Hasil ini menunjukkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi, yaitu uji statistic yang dilakukan valid dengan jumlah sample yang digunanakan. 4.6.1.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen.untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas maka dapat dilihat dari nilai Varians Inflation Factor (VIF). Bila angka VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolinieritas.. Hasil uji multikolinieritas yaitu sebagai berikut:

62 Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant).390.341 1.144.256 X1.161.070.172 2.308.023.960 1.042 X2.234.069.258 3.403.001.926 1.080 X3.464.064.558 7.227.000.890 1.124 a. Dependent Variable: Y Sumber: data yang diolah Tabel 4.15 menunjukan bahwa masing masing variabel independen memiliki nilai VIF < 10 dan nilai tolerance >0,1; yang berarti bebas multikolinieritas, sehinggaasumsi multikolinieritas terpenuhi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antar variabel independen. 4.6.1.3Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residu pengamatan ke pengamatan lain berbeda berarti ada gejala heteroskedastisitas dalam model regresi tersebut. Model regresi yang baik tidak terjadi adanya heteroskedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi heteroskesdatisitas adalah menggunakan uji Glejser. Uji Glejser adalah meregresikan antara variabel bebas dengan variabel residual absolute, dimana apabila nilai p>0,05 maka variabel bersangkutan dinyatakan bebas heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas adalah sebagai berikut:

63 Tabel 4.16 Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant).508.205 2.475.015 X1 -.034.042 -.087 -.806.422.960 1.042 X2.011.041.029.265.791.926 1.080 X3 -.026.039 -.074 -.662.509.890 1.124 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: data yang diolah Tabel 4.17 menunjukkan bahwa masing - masing variabel independen memiliki nilai sig > 0.05, yang berarti bebas heterokedastisitas. Hasil ini menunjukkkan bahwa asumsi heterokedastisitasterpenuhi, yaitu variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. 4.7 Uji Regresi Linier Berganda Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas antara lain : Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan,pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, Tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan terhadap variabel terikatnya yaitu kepatuhan wajib pajak (Y) dengan hasil sebagai berikut:

64 Tebel 4.17 Hasil uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant).390.341 1.144.256 X1.161.070.172 2.308.023.960 1.042 X2.234.069.258 3.403.001.926 1.080 X3.464.064.558 7.227.000.890 1.124 a. Dependent Variable: Y Sumber : data yang diolah Dari data tabel 4.17 diatas pada hasil pengujian dengan SPSS, didapatkan persamaan garis linier berganda (yang dilihat dari koefisien tidak standart atau unstandarized coefficient) didapatkan: Y = 0,390 +0,161X 1 + 0,234 X 2 + 0,464 X 3 Keterangan : Y β 0 β 1... β 3 X 1 X 2 X 3 = Kepatuhan membayar pajak = Bilangan konstanta = Koefisien arah regresi = Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan = Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan = Tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan Berdasarkan persamaan diatas dapat diketahui bahwa: a. Nilai konstanta diketahui positif, artinya bahwa apabila semua variabel independen (Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan,

65 Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan,tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan) bernilai nol, maka nilai kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat. b. Koefisien regresi variabel persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan diketahui positif, artinya bahwa apabila nilai persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan naik satu satuan maka tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak juga akan meningkat. c. Koefisien regresi variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan diketahui bernilai positif, artinya bahwa apabila nilai pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan naik satu satuan maka tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak juga ikut meningkat d. Koefisien regresi variabel tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan diketahui positif, artinya bahwa apabila tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan naik satu satuan maka tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak sebesar juga ikut meningkat. 4.8 Hasil Uji Hipotesis 4.8.1 Hasil Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini:

66 Tabel 4.18 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 18.687 3 6.229 33.127.000 a Residual 16.735 89.188 Total 35.423 92 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Sumber: data primer yang diolah Tabel 4.18 mengungkapkan F hitung =33,127 atau nilai sig = 0,000 (nilai Sig < 0,05)maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak secara simultan. 4.8.2 Hasil Uji t Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H 0 ) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol maka (Ghozali, 2013): a. H 0 : bi = 0, artinya sauatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Ha : bi 0, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

67 Hipotesis akan diuji dengna program SPSS dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% atau 0.05, maka kriteria pengujian menerima atau menolak hipotesis dapat ditentukan sebagai: 1 Jika nilai sig > 0,05 maka H a ditolak. 2 Jika nilai sig < 0,05 maka H a diterima. Kriteria pada pengujian pada uji t dilakukan dengan membandingkan nilai statistik t hitung dengan nilai t tabel menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% atau 0,05. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka secara individual variabel independen mempengaruhi variabel dependen (H a diterima dan H 0 ditolak). Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.19 Hasil Uji t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant).390.341 1.144.256 X1.161.070.172 2.308.023.960 1.042 X2.234.069.258 3.403.001.926 1.080 X3.464.064.558 7.227.000.890 1.124 a. Dependent Variable: Y Sumber : data yang diolah Dari tabel 4.19 diatas dapat dijelaskan nilai probabilitas dari masing masing variabel adalah sebagai berikut :

68 a. Uji pengaruh antara persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t-hitung antara X1 terhadap Y sebesar 2,308 dan nilai probabilitas sebesar 0,023 lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau 0,05; berarti terletak pada daerah H 1 diterima, sehingga secara parsial (individu ) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X1) terhadap Kepatuhan wajib pajak (Y) Adanya angka signifikan dan positif ini mengindikasikan bahwa semakin baik dan meningkat persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan (X1), maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak (Y). b. Uji pengaruh antara pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t-hitung antara X2 terhadap Y sebesar 3,407 dan nilai probabilitas sebesar 0,001 lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau 0,05; berarti terletak pada daerah H 2 diterima, sehingga secara parsial (invidu) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X2) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). Adanya angka signifikan ini mengindikasikan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X2), maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak (Y).

69 c. Uji pengaruh antara tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan terhadap kepatuhan wajib pajak Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t-hitung antara X3 terhadap Y sebesar 7,227 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan taraf signifikan 5% atau 0,05; berarti terletak pada daerah H 3 diterima sehingga secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan (X3) terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). Adanya angka signifikan dan positif ini mengindikasikan bahwa semakin meningkat tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan (X3), maka akan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak (Y). 4.9 Hasil Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur sejauh mana kemampuan model pada variabel independen (X) dalam menenrangkan variabel dependen (Y) dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.20 Hasil Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.726 a.528.512.43363 1.523 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Sumber: data yang diolah

70 Dari tabel 4.20 menunjukkan nilai Adjusted R Square 0,512; yang berate besarnyapengaruh dari Persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak sebesar 51,2 % dan sisanya 48,8% disebabkan oleh variabel lain. 4.10 Pembahasan 4.10.1 Pengaruh Persepsi yang Baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kepatuhan membayar pajak.hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik persepsi atas efektifitas sistem perpajakan.maka berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak. Persepsi atas pajak merupakan kesan yang dirasakan oleh masyarakat terhadap sistem pembayaran. Persepsi positif akan membuat orang lebih memiliki kemauan dalam membayar pajak, sedangkan persepsi yang negatif akan berdampak sebaliknya. Dalam kaitannya dengan kepatuhan membayar pajak, maka adanya persepsi yang baik dari wajib pajak sangat penting. Dalam prakteknya, apabila efektifitas sistem perpajakan tidak memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat untuk mempermudah wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, tentu akan menimbulkan keengganan wajib pajak untuk mau membayar pajak. Kondisi seperti ini akan berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak yang rendah dalam membayar pajak. Dengan menerapkan sistem perpajakan yang lebih memudahkan

71 wajib pajak, diharapkan akan dapat mendorong kepatuhan wajib pajak dalam membayar iuran pajaknya kepada Negara. Hasil ini sesuai dengan teori asuransi, teori ini menyatakan bahwa negara bertugas untuk melindungi orang dan segala kepentingannya, meliputi keselamatan dan keamanan jiwa juga harta bendanya. Seperti halnya dalam perjanjian asuransi (pertanggungan), untuk melindungi orang dan kepentingan tersebut diperlukan pembayaran premi (iuran). Dalam hubungan negara dengan rakyat, pihak inilah yang dianggap sebagai premi tersebut yang sewaktu waktu harus dibayar oleh masing masing individu. Pada penelitian ini, pendapat responden mengenai persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan ditunjukkan dengan indikator responden cenderung setuju pembayaran pajak melalui e banking mudah, aman, dan terpercaya; penyampaian SPT melalui drop box dapat dilakukan di mana saja dan memudahkan Wajib Pajak; Peraturan perpajkan terbaru dapat di update melalui internet dengan mudah dan cepat; Pendaftaran NPWP dapat dilakukan melalui e Registration dan website pajak. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa Peraturan perpajakan terbaru dapat di update melalui internet dengan mudah dan cepat memiliki skor rerata paling tinggi yaitu sebesar 3,62 yang berarti bahwa peraturan perpajakan dianggap mudah untuk diakses dan responden dapat mengatahui informasi mengenai peraturan perpajakan karena peraturan perpajakan terbaru dapat di update melalui internet dengan mudah dan cepat; sedangkan Pelaporan e SPT dan e filling sangat efektif memiliki skor yang paling rendah yaitu sebesar 3,39 yang berarti e- SPT dan e-filling masih dianggap kurang efektif. Hasil ini sesuai dengan teori

72 asuransi yaitu bahwa negara bertugas untuk melindungi orang dan segala kepentingannya, meliputi keselamatan dan keamanan jiwa juga harta bendanya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Fahluzy (2014) yang mengungkapkan bahwa persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Semakin baik persepsi atas efektifitas sistem perpajakan maka semakin tinggi pula kepatuhan membayar pajak.sebaliknya, hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Roseline (2012) yang mengungkapkan bahwa persepsi atas efektifitas perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. 4.10.2 Pengaruh Pengetahuan dan Pemahaman tentang Peraturan Perpajakan terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan terhadap kepatuhan membayar pajak.hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan maka berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak. Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak kerena pengetahuan yang dimiliki individu akan menjadi landasan individu dalam bersikap dan bertindak berkaitan dengan pajak. Dalam kaitannya dengan kepatuhan membayar pajak, maka adanya pemahaman wajib pajak, terutama tentang peraturan perpajakan sangat penting. Dalam prakteknya, peraturan perpajakan cukup sulit untuk dimengerti oleh wajib pajak, sehingga menimbulkan keengganan bagi wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakan. Sering terjadi wajib pajak mengeluh sulit dalam mengisi

73 formulis SPT (Surat Pmberitahuan) pajak sehingga harus bertanya kepada petugas pajak. Selain itu, peraturan perpajakan juga sering kali berubah sehingga membingungkan wajib pajak. Kondisi seperti ini akan berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak yang rendah dalam membayar pajak. Hasil ini sesuai dengan teori kewajiban pajak mutlak (teori bakti), teori ini mendasarkan paham organische Staatleer. Paham ini mengajarkan bahwa karena sifat suatu negara, timbullah hak mutlak untuk memungut pajak. Dengan wajib pajak mengetahui dan paham tentang peraturan perpajakan berarti juga setiap wajib pajak menyadari bahwa suatu kewajiban mutlak untuk membuktikan tanda baktinya terhadap negara dalam bentuk pembayaran pajak Pada penelitian ini, tingkat pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan pada responden tergolong cukup ditunjukkan dengan indikator responden cenderung setuju jika tidak melaksanakan kewajiban perpajakan, maka akan dikenakan sanksi pajak; pajak yang dibayar dihitung berdasarkan penghasilan bruto per bulan dikalikan dengan tariff 1%; pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan diperoleh dari sosialisasi yang diadakan oleh KPP; pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajkan diperoleh dari training. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan penghasilan bruto per bulan dikalikan dengan tariff 1% memiliki skor paling tinggi yaitu sebebsar 3,44 yang berarti bahwa Wajib Pajak memiliki pengetahuan yang baik mengenai cara menghitung nilai pajak; sedangkan Pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajkan diperoleh dari training memiliki skor yang paling rendah yaitu sebesar 3,08 yang berarti Wajib Pajak ada pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak tidak diperoleh dari training.hasil ini

74 sesuai dengan teori kewajiban pajak mutlak yaitu bahwa setiap orang menyadari bahwa menjadi suatu kewajiban mutlak untuk membuktikan tanda buktinya terhadap negara dalam bentuk pembayaran pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Susmiatun (2014), Prahestiara (2014), Fahluzy (2014) dan Suhendri (2015) yang mengungkapkan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan membayar pajak. Semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan maka semakin tinggi kepatuhan membayar pajak.sebaliknya, hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Roseline (2012) yang mengungkapkan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. 4.10.3 Pengaruh Tingkat Kepercayaan terhadap Sistem Hukum dan pemerintahan terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan terhadap kepatuhan membayar pajak.hal ini mengindikasikan semakin tinggi tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan, maka berpegaruh secara signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak. Dalam kaitannya tentang kepatuhan membayar pajak, tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan itu sangatlah penting. Pemberitaan kasus mafia pajak dan beberapakasus korupsi menimbulkan konflik kepercayaan responden sebagai Wajib pajak terhadap pegawai pajak dan aparat pemerintahan. Hal ini dikarenakan sejumlah responden menganggap masih banyak oknum oknum dari pegawai pajak yang berlaku sebagai mafia pajak. Kondisi seperti ini akan

75 berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak yang rendah dalam membayar pajak. Dan Wajib Pajak merasa bahwa di negara ini tingkat keadilan dalam pemungutan pajak sudah mulai berkurang. Hasil ini sesuai dengan teori asas gaya beli, teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara memungut pajak, melainkan hanya melihat pada efeknya dan memandang efek baik itu sebagai dasar keadilan. Teori ini mengajarkan bahwa penyelenggaraan kepentingan masyarakat inilah dapat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan. Selain itu hasil ini juga sesuai dengan teori gaya pikul, teori ini menyatakan bahwa dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada jasa jasa yang diberikan oleh negara kepada warganya, yaitu perlindungan atas jiwa dan harta bendanya. Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan terhadap sistem hukum dan pemerintahan pada responden tergolong cukup baik ditunjukkan dengan indikator responden cenderung setuju sistem pemerintahan yang sudah berjalan dengan baik; sistem hukum yang dijalankan pemerintah sudah baik; keinginan untuk membayar pajak karena politisi dan wakil rakyat sudah menjalankan fungsi dan wewenangnya dengan baik; kepercayaan terhadap pemungutan pajak yang dialokasikan kembali kepada rakyat. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Sistem pemerintahan yang sudah berjalan dengan baik memiliki skor paling tinggi yaitu sebesar 3,52 yang berarti bahwa menurut Wajib Pajak sistem pemerintahan saat ini sudah berjalan dengan baik ; sedangkan Kepercayaan terhadap pemungutan pajak yang dialokasikan kembali kepada rakyat memiliki skor yang paling rendah yaitu sebesar

76 3,12 yang bebarti bahwa kurangnya kepercayaan Wajib Pajak terhadap pemungutan pajak yang dialokasikan kembali kepada rakyat. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Prahestiara (2014), jika wajib pajak yakin bahwa negara beserta sistem pemerintahan dan hukum bias dipercaya, maka tingkat kepercayaan wajib pajak juga akan meningkat, begitu pula kepatuhan membayar pajak. Sehingga perlu adanya hubungan baik antara pemerintah dan wajib pajak.sebaliknya, hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian (Fahluzy, 2014) yang mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan pada sistem pemerintahan dan hukum tidak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.