BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI PERNYATAAN PRAKATA ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN INTISARI

1.1 LATAR BELAKANG I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengirimkan pesan, tetapi juga bisa menggunakan layanan yang tersedia di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tanda Tangan Digital Untuk Gambar Menggunakan Kriptografi Visual dan Steganografi

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan koneksi menggunakan saluran yang aman ini cenderung lambat.

Penerapan Metode Adaptif Dalam Penyembunyian Pesan Pada Citra

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam. kehidupan kita. Seperti dengan adanya teknologi internet semua

Pengamanan Data Teks dengan Kriptografi dan Steganografi Wawan Laksito YS 5)

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan bagi sebagian besar manusia. Pertukaran data dan informasi semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Pemanfaatan Steganografi dalam Kriptografi Visual

2017 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserve

PEMBERIAN TANDA AIR PADA CITRA DIGITAL DENGAN SKEMA TANDA AIR BERDASARKAN KUANTITASI WARNA DAN MENGGUNAKAN STANDARD ENKRIPSI TINGKAT LANJUT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

STUDI DAN IMPLEMENTASI WATERMARKING CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI HASH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEAMANAN PESAN MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI MODIFIED ENHANCED LSB DAN FOUR NEIGHBORS DENGAN TEKNIK KRIPTOGRAFI CHAINING HILL CIPHER

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANOGRAFI LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) DAN KOMPRESI UNTUK PENGAMANAN DATA PENGIRIMAN SURAT ELEKTRONIK

PENYEMBUNYIAN DATA RAHASIA DALAM GAMBAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PREDICTIVE CODING. Disusun Oleh : Nama : Dedy Santosa Nrp :

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan penggunaan komputer pada kehidupan setiap hari telah menjadi

STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Key Words Tanda Tangan Digital, , Steganografi, SHA1, RSA

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. 1. aa

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Media digital merupakan media yang sangat berpengaruh di era modern. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sekarang ini semakin maju, sehingga mudah bagi user

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Implementasi Steganografi Pesan Text Ke Dalam File Sound (.Wav) Dengan Modifikasi Jarak Byte Pada Algoritma Least Significant Bit (Lsb)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Perkembangan teknologi informasi, keamanan data adalah hal

IMPLEMENTASI STEGANOGRAFI MENGGUNAKAN TEKNIK ADAPTIVE MINIMUM ERROR LEAST SIGNIFICANT BIT REPLACEMENT (AMELSBR)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STEGANOGRAPHY CHRISTIAN YONATHAN S ELLIEN SISKORY A. 07 JULI 2015

PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI PADA MEDIA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DES DAN REGION-EMBED DATA DENSITY.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

THE IMPACT OF PARTITION METHOD ON REVERSIBLE AUDIO DATA HIDING

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan di dalam media tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal

VERIFIKASI KEPEMILIKAN CITRA MEDIS DENGAN KRIPTOGRAFI RSA DAN LSB WATERMARKING SKRIPSI. Oleh : Satya Sandika Putra J2A

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Steganografi adalah teknik menyisipkan pesan kedalam suatu media,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMBINASI KRIPTOGRAFI DENGAN HILLCIPHER DAN STEGANOGRAFI DENGAN LSB UNTUK KEAMANAN DATA TEKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi

Endang Ratnawati Djuwitaningrum 1, Melisa Apriyani 2. Jl. Raya Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan 1 2

TRIPLE STEGANOGRAPHY

ENKRIPSI AFFINE CIPHER UNTUK STEGANOGRAFI PADA ANIMASI CITRA GIF

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Jenis Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disadap atau dibajak orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, maka harus dijaga agar tidak dibajak orang lain.

Penerapan Metode End Of File Pada Steganografi Citra Gambar dengan Memanfaatkan Algoritma Affine Cipher sebagai Keamanan Pesan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu, pentingnya kerahasiaan suatu informasi telah menjadi suatu perhatian tersendiri. Manusia berusaha mencari cara

Stenografi dan Watermarking. Esther Wibowo Erick Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. mengirim pesan secara tersembunyi agar tidak ada pihak lain yang mengetahui.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang komputer memungkinkan seorang. membutuhkan sebuah perangkat yang terhubung ke internet. Informasi yang kita

Penerapan Reversible Contrast Mapping pada Audio Watermarking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

STEGANOGRAFI GANDA DENGAN MANIPULASI GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN I-1

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luas. Mengirim pesan terenkripsi sering akan menarik perhatian pihak ketiga,

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya internet sangatlah cepat dan telah menjadi salah satu kebutuhan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Modifikasi Least Significant Bit dalam Steganografi Wawan Laksito YS 1)

BAB I PENDAHULUAN. pesan. Kriptografi mengubah informasi asli (plaintext) melalui proses enkripsi

Kombinasi Teknik Steganografi dan Kriptografi dengan Discrete Cosine Transform (DCT), One Time Pad (OTP) dan PN-Sequence pada Citra Digital

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KRIPTOGRAFI VISUAL UNTUK GAMBAR BERWARNA BERBASIS DISTRIBUSI ACAK PADA SHARE DENGAN PENYISIPAN LSB DIGITAL WATERMARKING

BAB I PENDAHULUAN. diakses dengan berbagai media seperti pada handphone, ipad, notebook, dan sebagainya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet memiliki banyak kelebihan namun jaminan keamanan data saat pertukaran informasi menjadi masalah penting sejak munculnya Internet [1]. Kebutuhan keamanan akan semakin meningkat jika informasi tersebut mengandung nilai-nilai bisnis, privasi ataupun kepentingan tertentu. Aksi penyalahgunaan informasi (hacking) dalam dunia Internet yang semakin marak menyebabkan informasi tersebut harus dilindungi dari gangguan pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Pada zaman sekarang ini, pertukaran citra medis melalui Internet sangat populer. Pertukaran ini bertujuan membuat telediagnosis, telesurgeries dan telekonsultasi [2]. Perlindungan terhadap citra medis sangat penting karena didalamnya terdapat informasi yang bersifat rahasia yakni detil mengenai pasien dan pendapat dokter mengenai penyakit yang diderita oleh pasien [3, 4]. Perlindungan keamanan pertukaran data dan citra medis didasarkan pada autentikasi, kerahasiaan dan integritas sehingga jalannya pertukaran data menjadi aman dan terpercaya serta memungkinkan dokter untuk mengakses berkas tersebut dari jarak jauh. Autentikasi memastikan bahwa data tersebut adalah data asli yang tidak mengalami perubahan dalam perjalanannya dari pengirim menuju penerima dan hanya dapat diakses oleh pihak yang berhak atas data tersebut. Kerahasiaan meyakinkan penerima bahwa data yang dikirim tidak dapat dibaca atau dimengerti oleh orang lain. Masalah autentikasi dapat diatasi dengan memberikan algoritma perlindungan data yang memastikan data tersebut tidak dimodifikasi orang lain ditengah pertukaran data seperti algoritma Hash atau algoritma penanda kepemilikan (watermarking) [5]. Kerahasiaan data dapat dijaga dengan memberikan perlindungan data seperti pengacakan data (kriptografi) [6], penyembunyian data (steganografi) [7]. Sistem keamanan pertukaran data dapat dilihat pada Gambar 1.1. Data teks dienkripsi menjadi data acak yang rahasia dan 1

hanya dapat dibaca lalu disembunyikan ke dalam citra dengan steganografi lalu diberikan suatu penanda keaslian misalnya dengan algoritma hash. Hasilnya adalah citra stego dengan kode hash di dalam citra stego. berkode hash ini akan diterima oleh penerima. Penerima harus melakukan beberapa proses terlebih dahulu sebelum mendapatkan data asli dan citra asli yaitu proses pencocokan kode hash, proses ekstraksi steganografi dan dekripsi kriptografi. Sisi Pengirim Steganografi Stego Hash Stego ber-hash Teks Asli (Plain Text) Sisi Penerima Teks Asli (Plain Text) Enkripsi Dekripsi Teks Acak (Cipher Text) Teks Acak (Cipher Text) Steganografi Stego Hash T R A N S M I S I Stego ber-hash Gambar 1.1 Sistem Keamanan Autentikasi, Kerahasiaan dan Integritas Data Penelitian ini hanya memfokuskan pada proses steganografi dari keseluruhan sistem keamanan pada Gambar 1.1. Teknik steganografi cukup banyak mendapatkan perhatian dalam beberapa tahun ini [8]. Steganografi adalah suatu teknik yang secara tidak terlihat dapat menyembunyikan data rahasia ke dalam media pembawa tanpa mengubah komponen yang paling signifikan untuk komunikasi rahasia, sehingga pihak tidak berkepentingan tidak menyadari keberadaan data rahasia [9]. Penyembunyian dengan berkas medis perlu memperhatikan kapasitas pengembalian ke citra (reversibility) dan kualitas [10]. Beberapa dokter perlu mempelajari lebih jauh tentang pasien dalam proses mendiagnosa. Informasi lebih 2

jauh yang dibutuhkan misalnya tentang kepribadian pasien, keluarga pasien, kehidupan sosial dan kondisi keluarga. Informasi tentang pasien bertambah banyak dan perlu disisipkan dalam berkas citra medis. Hasil observasi dari dokter juga perlu untuk disisipkan ke dalamnya. Ada banyak metode penyembunyian data yang telah dilakukan. Metodemetode tersebut dibagi menjadi 2 kategori, yaitu irreversible [11-14] dan reversible [15-18]. Metode irreversible mempunyai kapasitas penyembunyian lebih banyak dan kualitas citranya lebih baik bila dibandingkan metode reversible, namun metode reversible dapat mengembalikan citra pembawa tanpa distorsi dan mempunyai recovery pesan rahasia lebih valid. Interpolasi merupakan proses penting dalam teori sinyal dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi [19], terutama untuk memperbesar ukuran citra dengan pengaturan skala tertentu. Pengaturannya dibuat dengan memanfaatkan nilai-nilai piksel yang diketahui. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk perkiraan terhadap nilai piksel yang tidak diketahui untuk mengisi. Proses ini adalah proses perkiraan, maka kualitas citra pasti akan berkurang [20-22]. Interpolasi citra sering dilakukan pada dunia medis, citra medis, citra digital, citra scan [20, 23]. Penelitian ini membahas mengenai steganografi dan interpolasi citra. yang digunakan merupakan citra medis dengan simulasi data medis. Data medis disembunyikan di balik citra medis dengan teknik interpolasi agar dapat dikembalikan menjadi citra semulanya (reversible). 1.2 Perumusan masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebatas pada steganografi, mengenai bagaimana mengimplementasikan steganografi pada citra untuk menyembunyikan data rahasia. yang digunakan adalah citra medis dengan data adalah informasi mengenai pasien. Hasil steganografi dievaluasi dengan beberapa parameter. Data yang disembunyikan kemudian diekstraksi kembali agar dapat dibaca (recovery). stego kemudian dikembalikan menjadi citra pembawa (reversible). 3

Permasalahan pada penelitian ini terbatas pada penyembunyian informasi ke dalam citra medis, tanpa menghiraukan teknik enkripsi ataupun watermarking ke dalam suatu citra atau data teks. Hasil penelitian ini juga terbatas pada perbandingan kualitas citra hasil penyisipan dan sebelum penyisipan serta melihat pengaruh steganografi terhadap tekstur citra berbasis histogram. 1.3 Keaslian penelitian Metode interpolasi untuk penyembunyian data sudah banyak dilakukan baik untuk citra berwarna dan citra berskala keabuan. Setiap metode interpolasi mengalami penurunan dalam kualitas citranya, namun citra hasil interpolasi dapat mempertahankan kualitas citranya dengan baik. Kualitas citra akan berhubungan terbalik dengan kapasitas penyembunyian. Kapasitas penyembunyian yang besar akan berakibat pada penurunan kualitas citra, berlaku juga sebaliknya kualitas citra yang baik mempunyai kapasitas penyembunyian yang tidak terlalu besar. Metode interpolasi yang digunakan berpengaruh terhadap kapasitas penyembunyian data rahasia. Steganografi dengan berkas medis perlu memperhatikan kapasitas, pengembalian ke citra semula (reversibility), kualitas dan autentifikasi Beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang steganografi telah dilakukan. Chyuan-Huei Thomas Yang, Chun-Hao Hsu [24] melakukan steganografi dengan interpolasi citra diperkecil dan kemudian diperbesar kembali. Interpolasi yang dilakukan merupakan interpolasi yang sudah umum, namun dalam penelitian ini bit data yang hendak disembunyikan diacak terlebih dahulu dengan Pseudo-random Number Generator (PRNG). Ki Hyun Jung dan Kee Young Yoo [15] melakukan penelitian baru tentang teknik interpolasi Near Mean (NMI). hasil interpolasi disisipkan bit-bit rahasia data teks. Sen-Ren Jan, dkk [16] mengembangkan teknik NMI agar memberikan hasil kualitas citra yang lebih baik. Yildiray Yalman, dkk [25] menerapkan NMI ini untuk citra berwarna dan mengkombinasikannya dengan penyembunyian data pada pembobotan kanal warna merah pada citra berwarna (RGB). Chin-Feng Lee dan Yu-Lin Huang [17] memperkenalkan teknik interpolasi baru by Neighbor Pixel (INP). Teknik ini dapat meningkatkan kapasitas penyembunyian daripada 4

interpolasi NMI. Ki-Hyun Jung dan Kee-Young Yoo [26] mengembangkan lebih lanjut mengenai teknik interpolasi yang telah dilakukan sebelumnya. Teknik interpolasi yang diperkenalkan pada penelitian ini memperbanyak kapasitas dari yang sudah ada sebelumnya. Penelitian berikutnya, Ki-Hyun Jung dan Kee-Young Yoo [27] memperkenalkan teknik interpolasi yang berbeda dari sebelumnya dan memperkenalkan teknik penyembunyian dengan membedakan daerah pada citra. Metode steganografi yang diperkenalkan selain dengan interpolasi dapat juga dilakukan dengan teknik modifikasi histogram. Wei-Liang Tai,dkk [28] melakukan penelitian steganografi dengan modifikasi histogram yang dikombinasikan dengan pohon biner. Steganografi ini bersifat reversible berdasar kesesuaian kunci level pohon yang digunakan. Kapasitas dalam satu blok citra sebagai keseluruhan dilihat oleh P. H. Pawar, dkk [29] sebagai peluang untuk menambah kapasitas penyembunyian. P. H. Pawar, dkk membagi citra menjadi beberapa blok bertujuan untuk memperbanyak kapasitas sehingga setiap blok dalam citra tersebut dapat disisipkan bit-bit data. Teknik steganografi seperti ini dimanfaatkan oleh M. Fallahpour, dkk [3] untuk menyembunyikan data dalam bidang medis dengan menambahkan pasangan nilai puncak dan nilai minimum untuk memperbanyak kapasitas. C. Vinoth Kumar, dkk [2]. Mengembangkan lebih lanjut penelitian mengenai steganografi ini dengan memodifikasi bagian pembagian blok dan pembagian daerah gelap/bukan gelap untuk citra medis. Tabel 1.1. memperlihatkan penelitian-penelitian tentang steganografi yang telah dilakukan sebelumnya berdasar pada interpolasi, pixel-value difference expansion dan modifikasi histogram. Tabel 1.1 Review Penelitian Sebelumnya tentang Steganografi No. Penulis Paper Judul Paper Metode Paper 1. Chyuan-Huei Thomas Yang, Chun-Hao Hsu [24] A High Quality Method using Technique pembawa dibagi menjadi blok 5x5 dengan nonoverlappping, diperkecil dan dikembalikan lagi dengan teknik interpolasi. Nilai blok citra asli dan nilai blok citra interpolasi dibandingkan dengan 5

Tabel 1.1 Review Penelitian Sebelumnya tentang Steganografi (Lanjutan) No. Penulis Paper Judul Paper Metode Paper nilai pembatasnya. Hasil perbandingan tersebut menentukan banyaknya bit yang dapat disisipkan ke dalam piksel. Teknik PRNG digunakan untuk mengacak data rahasia sebelum disembunyikan. Hasilnya adalah kualitas citra stego yang baik dan pesan tersembunyi dengan baik. 2. 3. 4. Ki Hyun Jung Kee Young Yoo [15] Chin-Feng Lee Yu-Lin Huang [17] Sen-Ren Jan Steen J. Hsu Chuan-Feng Chiu Shu-lin Chang [16] Data Method Image Hiding using An Efficient Image Increasing Payload in Data Hiding An Improved Using Image Metode yang digunakan adalah Neighbor Mean (NMI). yang digunakan dalam paper ini adalah citra grayscale. asli grayscale diinterpolasi menjadi citra pembawa, cover image. pembawa dibagi menjadi blok 3x3 untuk mengetahui banyaknya bit ASCII yang dapat disisipkan dalam satu piksel. Teks yang hendak disisipkan dijadikan bilangan ASCII. Hasilnya adalah citra stego mempunyai kualitas yang baik. Paper ini pengembangan dari paper di atas [15]. Interpolasi yang digunakan adalah by Neighbor Pixel (INP). Metode ini meningkatkan kapasitas penyembunyian (embedding capacity). grayscale asli diinterpolasi menjadi citra pembawa. pembawa dibagi menjadi blok matriks 3x3 dengan menerapkan overlapping. Hasilnya adalah kapasitas penyembunyian Metode yang dikembangkan pada paper ini berasal dari metode NMI. terinterpolasi dengan NMI kemudian penyembunyian data dilakukan dengan melakukan 2x2 non-overlapping blocks dan perhitungan jarak serta banyaknya bit yang dapat disembunyikan 6

Tabel 1.1 Review Penelitian Sebelumnya tentang Steganografi (Lanjutan) No. Penulis Paper Judul Paper Metode Paper dalam satu piksel. Metode pengembangan ini memberikan kapasitas yang sama dengan metode penyembunyian data NMI namun meningkatkan kualitas citra stego. Metode dalam paper ini memberi kemudahan dalam ekstraksi data dan pengembalian cover image. 5. 6. 7. Yildiray Yalman, Feyzi Akar, Ismail Erturk [25] Ki-Hyun Jung Kee-Young Yoo [26] Ki-Hyun Jung Kee-Young Yoo [27] An Image Based Method using R-Weighted Coding Steganographic Method Based on and LSB Substitution of Digital Image using Edge Detector for Scalable Images Steganografi yang dilakukan mengembangkan metode NMI. Pengembangan yang dilakukan adalah dengan menambahkan R- weighted Coding Method (RCM). yang digunakan merupakan citra berwarna dengan tiga warna utama RGB. Data dengan kode ASCII disimpan ke dalam piksel citra berwarna yang dimodifikasi dengan RCM. Hasilnya adalah kapasitas penyembunyian yang lebih baik dengan cukup mempertahankan kualitas citra. Steganografi dilakukan dalam citra yang telah terinterpolasi kemudian bit rahasia disisipkan dalam LSB piksel citra terinterpolasi. terinterpolasi dengan skala faktor tertentu untuk mendapatkan cover image. Interpolasi dilakukan dengan menerapkan beberapa persamaan untuk memperbesar atau memperkecil citra sehingga kualitas citra tidak terlalu buruk. Cover image yang digunakan sebagai media pembawa data rahasia diperbesar dan dibagi menjadi 2 area yaitu daerah tepi dan bukan daerah tepi. Pembagian ini dilakukan dengan algoritma deteksi tepi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas citra dan kapasitas penyembunyian. Data yang disembunyikan 7

Tabel 1.1 Review Penelitian Sebelumnya tentang Steganografi (Lanjutan) No. Penulis Paper Judul Paper Metode Paper disisipkan ke dalam citra yang telah diperbesar dan disesuaikan apakah termasuk daerah tepi bukan daerah tepi. Perbesaran citra dilakukan dengan interpolasi, persamaan tertentu. 8. 9. 10. Ananthi S., Anjanadevi A. [30] Wei-Liang Tai Chia-Ming Yeh Chin-Chen Chang [28] M. Fallahpour, D. Megias M. Ghanbari [3] Image Data Hiding Using Predictive Coding Technique Based on Steganographic Scheme Based on Histogram Modification of Pixel Differences and High-Capacity in Medical Images Data disembunyikan dalam nilai error dengan Median Edge Detective (MED) predictor. yang digunakan adalah citra dengan kompresi lossless. Pengembalian data rahasia dilakukan dengan memanfaatkan nilai error sedangkan untuk citra pembawanya dapat dikembalikan selama langkah predictive decoding. Data teks disembunyikan dalam citra dengan mengeksploitasi struktur pohon biner, perbedaan antar piksel dan pergeseran histogram. Hasilnya adalah data dapat disembunyikan dalam citra, kualitas citra stego baik dan kapasitas yang besar. Data pasien disembunyikan dalam citra medis dengan mengeksploitasi histogram dari citra medis. medis dibagi menjadi beberapa potong lalu di setiap potongan citra medis dilakukan pergeseran nilai histogram. Dua buah titik puncak histogram dan titik nol histogram dicari selanjutnya, nilai histogram tersebut akan digeser ke kiri atau ke kanan. Data pasien disisipkan pada nilai histogram yang telah digeser sebelumnya. Hasilnya kualitas citra stego baik dan mempunya kapasitas yang cukup besar tergantung dari citra medis yang digunakan. 8

Tabel 1.1 Review Penelitian Sebelumnya tentang Steganografi (Lanjutan) No. Penulis Paper Judul Paper Metode Paper 11 P. H. Pawar K. C. Jondhale [29] 12. 13. C. Vinoth Kumar, V. Natarajan, Deepipka Bhogadi. [2] Chin-Feng Lee Chin-Chen Chang Cheng-You Gao [31] Histogram- Based Using Block Division High Capacity Based on Histogram Shifting for Medical Images A Two-staged Multi-level Exploiting Lagrange Data disembunyikan dalam citra medis. medis dibagi menjadi beberapa blok. Setiap blok dilihat histogramnya kemudian dicari nilai minimum dan maximum frekuensinya. Data disisipkan pada tingkat piksel dengan frekuensi terbesar, untuk memaksimalkan kapasitas penyembunyian. Puncak histogram dari setiap blok direlokasi untuk menyembunyikan data. Hasilnya adalah peningkatan kapasitas penyembunyian dan kualitas citra yang baik. medis dibagi menjadi beberapa blok dengan 4 langkah pembagian blok. Pembagian ini tidak bersifat overlappping. Setiap blok dilihat histogramnya untuk dimodifikasi dan disisipkan data rahasia. Metode ini cocok untuk digunakan pada citra medis yang daerah gelapnya cukup luas. Hasilnya adalah kapasitas penyembunyian yang baik dengan kualitas citra yang baik. Interpolasi Lagrange digunakan pada piksel ganjil dan genap untuk menghasilkan citra prediksi. Modifikasi pergeseran histogram digunakan untuk menyisipkan data rahasia ke dalam perbedaan antara citra asli dan citra prediksi. Hasilnya adalah skema penyembunyian data ini mampu meningkatkan kapasitas penyembunyian dan mampu mempertahankan kualitas citra. Steganografi dengan berkas medis dijumpai pada metode modifikasi pergeseran histogram sedangkan metode interpolasi memanfaatkan citra berwarna dan citra berskala keabuan. Walaupun, metode modifikasi histogram awalnya diterapkan pada citra berskala keabuan, selanjutnya metode ini berkembang untuk 9

citra medis. Metode yang diusulkan pada penelitian ini adalah dengan memodifikasi metode interpolasi untuk citra medis. Metode interpolasi yang dipilih adalah metode interpolasi edge detector for scalable images. Metode ini dipilih karena pada hasil interpolasi dan penyembunyian dikatakan mampu mempertahankan kualitas citra stego serta mempunyai kapasitas penyembunyian yang cukup besar. Di samping itu, metode ini dapat memberikan perbedaan penyisipan pada daerah tepi dan bukan tepi dari suatu objek dari citra. Metode ini diperkenalkan oleh Yung dkk pada tahun 2012. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan steganografi pada citra medis untuk menyembunyikan informasi berupa data teks sehingga pihak yang tidak berkepentingan tidak menyadari adanya informasi tersembunyi di dalam citra tersebut. Dengan tidak menyadari bahwa di dalam citra medis tersimpan informasi maka pihak yang tidak berkepentingan tidak menggali lebih dalam mengenai citra tersebut. Dengan demikian, informasi yang tersembunyi di dalam citra medis dapat tersimpan dan tersembunyi. Informasi medis tersebut disembunyikan karena bersifat rahasia dan pribadi yang tidak perlu diketahui banyak pihak. Informasi yang berupa data teks dan telah disembunyikan tersebut kemudian dikembalikan menjadi data asli dan citra stego dapat dikembalikan menjadi citra semula. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah menyembunyikan informasi berupa data teks ke dalam suatu citra medis agar tidak menyebabkan pihak tidak berkepentingan mencuri perhatian terhadap citra yang terlihat mencurigakan. Penyembunyian data dalam bidang medis ini menjadi sorotan dikarenakan pertukaran data via Internet sudah semakin berkembang serta database data pasien bersifat rahasia dan pribadi. 10