VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

dokumen-dokumen yang mirip
VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V ANALISIS DAN SINTESIS

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

PERENCANAAN LANSKAP Rencana Ruang dan Aktivitas Ruang Utama Agrowisata Area Tanaman Hias

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

PERENCANAAN LANSKAP UNIVERSITY FARM IPB SINDANG BARANG KOTA BOGOR SEBAGAI KEBUN AGROWISATA NUR YULYANINGSIH

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

BAB V KONSEP PERANCANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

PERENCANAAN LANSKAP. Tata Ruang Wisata Budaya

PERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

V. KONSEP PENGEMBANGAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

V. ANALISIS DAN SINTESIS

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga

6.1 Peruntukkan Kawasan

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A


Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI KORIDOR SUNGAI CILIWUNG, JAKARTA

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

DI MAWASAN PEMUKIW PERENCANAAN HUTAN REKREASI ALAM PT CALTEX PACIFIC INDONESIA,DURI, RIAU. Oleh NURRAYATI AMIR JURUSAN BUD1 DAYA PERTANLAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

PERANCANGAN LANSKAP AGROWISATA IKAN HIAS AIR TAWAR DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN CIHERANG KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

DESA WISATA DI KAWASAN RAWA PENING DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA

masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TINJAUAN PUSTAKA. Secara spesifik lansekap adalah suatu areal lahan atau daratan yang memiliki kualitas

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

Lampiran 1 Proses Tender

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

L2

Transkripsi:

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi yang menyediakan kegiatan wisata agro sebagai alternatif wisata dengan dilengkapi fasilitas pelayanan wisata yang membuat pengunjung nyaman dan bertambah pengalaman, dihubungkan dengan tata sirkulasi mencakup keseluruhan tapak, dan dihiasi dengan tata hijau yang menarik dan tidak menghalangi adanya fungsi tata hijau sebagai produksi. Agrowisata yang ditawarkan adalah mengembangkan komoditas tanaman pertanian buah, sayur, tanaman hias dengan kombinasi bidang peternakan dan perikanan hasil varietas unggulan IPB. Tanaman budidaya tidak seluruhnya ditampilkan melainkan yang ingin ditonjolkan pada pengunjung khususnya dan masyarakat luas. 6.2. Konsep Pengembangan Melalui konsep dasar kemudian diaplikasikan dalam beberapa jenis konsep teknis pengembangan. Pengembangan konsep dasar adalah dengan pembagian ruang-ruang utama yang membentuk hierarki ruang, jalur sirkulasi berdasarkan fungsi dan akses terhadap ruang dan tata hijau dengan lokasi sesuai kebutuhan ruang dan fungsi pelayanan wisata. Konsep tersebut adalah konsep tata ruang, konsep sirkulasi, konsep fasilitas dan aktivitas, dan konsep tata hijau. 6.2.1. Konsep Ruang Ruang merupakan area yang mengakomodasi aktifitas, fasilitas, dan program ruang yang memberikan manfaat sebesar-besarnya pada tapak itu sendiri tanpa mengesampingkan kelestarian tapak sehingga dan mampu hidup secara berkelajutan. Pembagian ruang didasarkan pada sumberdaya biofisik dan teknik serta kesesuaiannya pada aktifitas yang diinginkan. Oleh karena itu, terdapat dua ruang utama yang dikembangkan yaitu ruang obyek wisata dan pelayanan dan ruang konservasi. Dua ruang utama tersebut dibagi berdasarkan fungsi dan proporsi terhadap kegiatan wisata walaupun keduanya merupakan area wisata dengan kebutuhan wisata yang berbeda.

83 a. Ruang Obyek Wisata dan Pelayanan Ruang obyek wisata dan pelayanan merupakan area yang terbentuk oleh adanya kesesuaian aspek sumberdaya terhadap aktifitas yang diharapkan pada konsep dasar. Luas ruang obyek wisata dan pelayanan sekitar 74.996 m 2 lokasi yang terpilih merupakan area-area yang relatif datar, memiliki pusat-pusat aktifitas pada kondisi awalnya sehingga diharapkan potensi untuk pengembangan berbagai aktifitas rekreasi. Ruang obyek wisata dan pelayanan dibagi menjadi tiga sub ruang yaitu ruang pelayanan (6.804 m²), ruang penerimaan (4.596 m²), dan ruang wisata(50.616 m²). Sub ruang pelayanan dan penerimaan merupakan aplikasi dari adanya fungsi pelayanan pada pengunjung. Aktifitas yang berada pada kedua ruang ini termasuk bersifat komersil dimana terdapat fasilitas-fasilitas pelengkap suatu kawasan wisata yang berorientasi pada pengunjung. Kantor pusat, kantor informasi, souvenir shop, nursery/kios penjualan, toilet, dan area makan merupakan beberapa fasilitas yang akan ditempatkan pada ruang ini. Sub ruang wisata masih dibagi kedalam dua ruang teknis yaitu: 1. Ruang wisata umum, yaitu ruang untuk melakukan wisata baik aktif maupun pasif yang memiliki luasan masing-masing sebesar 5.793 m² dan 5.257 m². 2. Ruang wisata pertanian. Ruang teknis ini merupakan area wisata yang berbasis pada kegiatan pertanian baik bidang agronomi, perikanan, dan peternakan sebesar 39.556 m² Aktifitas yang dapat dilakukan pada ruang obyek wisata dan pelayanan antara lain adalah piknik, pelatihan pertanian, berjalan-jalan, bermain, duduk-duduk, photo hunting, melihat pemandangan, memanen, dan memberi makan ternak dan ikan. Berdasarkan aktifitas tersebut maka fasilitas yang dapat ditempatkan adalah tempat duduk, shelter, area serba guna, pedestrian yang nyaman, kios penjualan pakan, area bermain anak, area piknik, dan masjid.

84 b. Ruang Konservasi Ruang konservasi merupakan area yang terbatas pada aktifitas wisata dan tidak banyak kegiatan yang dapat dilakukan seperti pada ruang wisata. Ruang ini memiliki luas sekitar 11.657 m². Ruang konservasi masih terbagi ke dalam dua sub ruang konservasi air (5.393 m²) dan sub ruang konservasi tanah (3.973 m²). Sub ruang konservasi air merupakan area untuk melindungi area yang menjadi aliran air utama dan menjadi sumber air bagi masyarakat sekitar. Selain itu ruang konservasi berperan sebagai area penyangga kawasan sebagai filter segala produk negatif dari tapak. Gambar 28. berikut ini adalah gambar hierarki ruang yang diterapkan pada kebun agrowisata University Farm Sindang Barang: Kebun Agrowisata R. obyek wisata & pelayanan R. Konservasi R. Penerimaan R. Pelayanan R. obyek Wisata R. Konservasi air R.Konservasi Tanah R. Wisata Pertanian R. Wisata Umum R. Wisata Pertanian (tanaman budidaya) R. Wisata Pertanian (Peternakan dan perikanan) R.Wisata Umum aktif R. Wisata Umum pasif - Tan. pangan - Tan.Prkebunan - Tan. Hias - Tan. obat - Tan. Buah - Sayuran - Kandang - Kolam ikan pancing - kolam ikan budidaya - Outbound - Area kemah - Permainan anak - Plaza - Lapangan rumput -area piknik Gambar 28. Hirarki Ruang Kebun Agrowisata

85 6.2.2. Konsep Rekreasi Konsep rekreasi yang akan dikembangkan pada kebun agrowisata Sindang Barang yaitu rekreasi edukasi pertanian secara luas yang dapat diakses oleh segala kalangan baik masyarakat umum maupun masyarakat akademik. Fasilitas yang disediakan juga mengakomodasi baik oleh pengunjung kelompok ataupun keluarga. Rekreasi yang dikembangkan terbagi menjadi rekreasi umum dan rekreasi pertanian. Rekreasi umum terpisah antara aktifitas aktif dengan pasif. Rekreasi aktif untuk mengakomodasi anak-anak untuk bermain dan kegiatan pelatihan praktis sesuai dengan konsep dasar perencanaan kebun agrowisata University Farm sebagai kawasan yang bermanfaat secara ilmiah dan alamiah. Sedangkan rekreasi pasif dapat digunakan oleh keluarga dan pengunjung yang ingin bersantai dan duduk-duduk. Fasilitas dan jenis aktifitas yang terpisah ini agar tidak mengganggu aktifitas yang berbeda satu sama lain. 6.2.3. Konsep Sirkulasi Konsep sirkulasi pada kebun akan dibuat aman, nyaman, dan menyenangkan dengan membuat jalur singkat, mencapai seluruh kebun, pengadaan fasilitas alat angkut serta memperhatikan kemiringan lahan. Sirkulasi berperan penting menghubungkan antar ruang pada tapak. Hal ini memudahkan aksesibilitas pengunjung mencapai fasilitas dan melakukan kegiatan.. Konsep sirkulasi berkembang menjadi ruang jalur yang berupa jalur-jalur aksesibilitas dalam tapak dan menghubungkan menjadi suatu kesatuan program ruang. Akses menuju kebun dikembangkan satu arah agar saling terintegrasi dan tidak mengganggu pemukiman di sekitar warga. Akses ini juga akan menggunakan sistem sirkulasi loop dalam ruang agar pengunjung dapat mengetahui informasi kebun secara menyeluruh. Jalur masuk dan keluar dibedakan untuk memperlancar sirkulasi dalam dan luar kebun sehingga tidak terjadi penumpukan aktifitas pada satu titik. Jalur untuk alat-alat pertanian direncanakan menyatu dengan jalur pejalan kaki pada tapak (jalur sekunder). Hal ini untuk memanfaatkan luasan kebun agrowisata yang tidak terlalu besar dan agar pengunjung merasa menyatu dengan suasana pertanian.

86 Sistem sirkulasi yang dikembangkan untuk memudahkan aktifitas dan program ruang antara lain: 1. Jalur sirkulasi primer. Jalur sirkulasi ini merupakan jalur utama tapak namun berada pada batas kebun. Jalur ini terintegrasi dengan jalan penduduk dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Akan tetapi jalur ini hanya akan terbatas sampai area parkir. Jalur ini menggunakan jalur yang telah ada sebelumnya dengan penambahan jalur yang dirasa perlu untuk memperlancar sirkulasi di luar tapak. 2. Jalur sirkulasi sekunder Jalur sirkulasi ini hanya akan dilalui oleh pejalan kaki. Jalur ini berupa jalan setapak yang dapat dilalui oleh beberapa orang dalam satu waktu. Bentukan sirkulasi ini akan melalui kebun sehingga pengunjung dapat menikmati suasana kebun. Kendaraan hanya akan sampai pada lapangan parkir sehingga tidak dapat melalui jalur ini kecuali angkutan produksi. 3. Jalur interpretasi Jalur interpretasi ini adalah untuk memfasilitasi pengunjung agar lebih mengetahui lebih banyak informasi tentang kebun. Hal ini dapat memberikan pengalaman secara umum tentang tapak. 4. Jalur farmroad Jalur ini merupakan jalur pengelolaan dan pemeliharaan kebun baik berupa lintasan alat-alat pertanian maupun untuk pengangkutan hasil. 6.2.4. Konsep Tata Hijau Pengembangan tata hijau diarahkan sealami mungkin dan memperhatikan tanaman eksisiting pada tapak sehingga akan mengurangi penggunaan tanaman introduksi yang akan membuat perawatan menjadi lebih sulit. Konsep tata hijau ini dibagi menjadi empat berdasarkan fungsi tanaman, yaitu sebagai berikut: a. Tanaman Produksi Penggunaan tanaman produksi dikembangkan di lahan pertanian dan area yang sebelumnya menjadi semak untuk dimanfaatkan menjadi lahan pertanian. Pemilihan jenis tanaman produksi menyesuaikan dengan kondisi tanah yang ada dan tanaman baru yang disesuaikan lingkungan hidupnya. Tanaman-tanaman

87 yang lebih diutamakan antara lain jenis tanaman yang tidak dipengaruhi musim, tanaman yang cepat produksi, dan tanaman hias dan bunga yang berasal dari dataran rendah. Selain itu juga ditampilkan tanaman-tanaman hasil dari penelitian IPB dari berbagai varietas. Hasil produksi yang dihasilkan akan dijual misalnya sebagai tanaman produksi dan dapat sebagai buah tangan dari kebun. b. Tanaman Arsitektural Tanaman arsitektural dapat menjadi tanaman pengarah, peneduh, dan pembatas. Dengan fungsi-fungsi tersebut maka jenis tanaman ini akan menyebar mengikuti kebutuhan ruang. Umumnya pemilihan tanaman dengan fungsi ini lebih memperhatikan kepada bentuk tanaman, jenis kanopi pohon, dan kerapatan daun tertentu. sebaiknya tanaman ini juga dipilih yang tidak menggugurkan daun pada musim tertentu sehingga fungsinya dapat terpenuhi. c. Tata Hijau Estetik Penggunaan tata hijau estetik difungsikan untuk memperindah dan melembutkan suasana. Tata hijau ini akan ditempatkan pada area pelayanan dan penerimaan. Fasilitas-fasilitas yang perlu untuk diberi tanaman estetik antara lain adalah kantor farm manager, kantor informasi, sekitar bangunan istirahat pengunjung, di sekitar area rekreasi dan pada kolam-kolam hias. d. Tata Hijau Konservasi Tata hijau ini bertujuan untuk melindungi aliran air (pengikat air tanah), erosi tanah dan area habitat satwa pada kebun. Tata hijau ini dikembangkan pada ruang konservasi baik sub ruang konservasi air maupun sub ruang konservasi tanah sekitar aliran anak sungai Cisindang Barang. Tanaman yang ditempatkan adalah jenis yang memiliki perakaran kuat mengikat tanah dan mampu menyimpan air. 6.2.5. Konsep Fasilitas dan Utilitas Konsep fasilitas yang dikembangkan merupakan fasilitas penunjang dan berdasarkan kebutuhan fungsi pada tiap ruang. Kriteria fasilitas yang ditempatkan juga akan memperhatikan penggunaan material yang ramah lingkungan, tahan lama, dan tahan terhadap kendala lingkungan baik kondisi tanah dan cuaca. Untuk mengakomodasi kebutuhan pengunjung maka penempatan tiap-tiap fasilitas sebaiknya pada jarak yang mudah dicapai pengunjung, disesuaikan dengan

88 kondisi kemiringan lahan, dan menyatu dengan tapak sehingga akan menimbulkan kesan unity. Pengembangan konsep fasilitas terbagi dalam tiga kelompok fasilitas berdasarkan fungsi dan keterkaitan dengan program ruang. Tiga kelompok fasilitas tersebut adalah: 1. Fasilitas pelayanan menjadi sarana yang berorientasi pada pengunjung. Penempatan dan penggunaan material dipilih sebaik mungkin agar kepuasan dan kenyamanan pengunjung dapat optimal. Fasilitas pelayananan dalam tapak diantaranya adalah pintu gerbang keluar masuk kebun, pos keamanan, toilet, loket penjualan karcis, tempat ibadah, tempat makan, dan kantor informasi. Semua fasilitas tersebut juga didukung oleh adanya fasilitas kebersihan, sumber penerangan yang cukup, dan fasilitas aksesibilitas. 2. Fasilitas produksi merupakan sarana yang berorientasi pada lingkungan. Hal ini sangat memperhatikan pada kebutuhan tanaman komoditas pertanian beserta kegiatan pertanian dari menanam, proses penelitian hingga distribusi produk. Jenis fasilitas ini antara lain adalah instalasi drainase dan irigasi yang mencakup seluruh kebun, nethouse, mesin pengolahan hasil kebun, kios penjualan produk atau bibit/nursery, gudang peralatan, dan perlengkapan pertanian serta keperluan training. 3. Fasilitas rekreasi meliputi ruang terbuka hijau, saung atau gazebo, bangku taman, lampu penerangan, jembatan, pagar pembatas, kios penjualan cinderamata (souvenir shop), dan kios penjualan pakan ternak dan ikan, outbound serta fasilitas plaza. Fasilitas ini ditempatkan pada ruang rekreasi dan beberapa fasilitas ini disebar pada ruang lain berdasarkan kebutuhan. 4. Utilitas yang dapat ditingkatkan adalah berkaitan dengan jaringan listrikdan jaringan komunikasi. Jaringan listrik dapat berasal dari PLN dan ditempatkan pada titik tertentu untuk kebutuhan keamanan ketika malam. Jaringan komunikasi diperlukan dalam tapak untuk berkomunikasi guna kelancaran penelolaan kebun sehingga jika ada suatu gangguan dapat terkoordinasi dengan cepat.

89 6.2.6. Konsep Pengelolaan Pengelolaan sangat dibutuhkan agar semua yang direncanakan dapat bertahan lama dan lestari sehingga tujuan perencanaan dapat tercapai. Kebun agrowisata ini terbuka untuk umum baik kalangan akademisi ataupun masyarakat umum. Pengunjung yang datang dapat berkelompok, individu ataupun bersama keluarga. Untuk memasuki kebun akan dikenakan biaya yang akan digunakan untuk pengembaangan kebun selanjutnya. Waktu kunjungan dibatasi dan disesuaikan dengan program-program yang ditawarkan oleh pihak pengelola. Kebun dilengkapi dengan jalur farmroad sangat memudahkan dalam pengelolaan dan pemeliharaan dalam proses pertanian selanjutnya. Konsep kebun sebagai kebun produksi yang menampilkan produk unggulan IPB membutuhkan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit. Akan tetapi daya tarik produk IPB inilah yang menjadi faktor utama yang dapat menjamin keberadaan pengunjung pada kebun dan sebagai area utama IPB untuk semakin meningkatkan penelitian tanaman dengan teknologi terkini.

Tabel 12. Program Ruang, Aktifitas dan Fasilitas Pendukung Ruang Sub Ruang Fungsi Aktifitas Fasilitas Obyek wisata dan pelayanan Penerimaan Penerimaan Keluar masuk kebun, membayar tiket, dan memarkir kendaraan Pintu gerbang, loket tiket, area parkir, pos keamanan, jalan aspal dan papan nama. Pelayanan Pelayanan Pengelolaan kebun, memarkir kendaraan, beribadah, makan, mendapat informasi kebun, Kantor informasi, area parkir, masjid, kios penjualan dan penyewaan peralatan, kios berbelanja, menyewa peralatan, dan istirahat pembibitan, souvenir shop, kantor pengelolaan kebun, dan toilet Rekreasi pertanian (tanaman budidaya, perikanan dan peternakan) Wisata Edukasi Melihat pemandangan, melihat atraksi pertanian, berjalan-jalan mengelilingi kebun, memberi pakan ikan dan ternak, memanen, memancing, dan photohunting. Area produksi, shelter, pedestrian, bangku taman, saung memancing, kolam pancing, kolam ikan, kandang ternak, rumah plastik, dan jalur interpretasi Rekreasi umum Rekreasi Melihat pemandangan, duduk-duduk, Menara pandang, bangku taman, area (Pasif) bersantai, melukis, piknik dan berfoto. terbuka, best view spot, gazebo, dan Amphitheatre Rekreasi umum (aktif) Rekreasi Outbound, berkemah (skala kecil), dan bermain. Area permainan, shelter, pedestrian dan fasilitas outbound. Konservasi Konservasi Konservasi Penanaman vegetasi, melihat tanaman, dan bermain air Sign board dan lampu taman. 95

KONSEP PENGEMBANGAN RUANG DAN SIRKULASI Konsep pengembangan ruang dan sirkulasi merupakan konsep gabungan dari konsep yang telah dibuat. Dalam konsep pengembangan ini akan ditentukan satu dari beberapa alternatif terbaik block plan yang dapat diaplikasikan ke dalam bentuk rencana lanskap (landscape plan). Alternatif 1 Sesuai dengan pembagian ruang yang telah ditentukan maka pada alternatif 1, jalur masuk dipindahkan menjadi lebih ke arah selatan untuk memperlancar sirkulasi. Sirkulasi utama dalam tapak adalah sebuah jalur yang mengelilingi seluruh ruang dalam kebun. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung dapat mencari pengetahuan dan pengalaman lebih banyak dengan menjelajah lebih dalam. Bentuk sirkulasi antar ruang juga mengikuti pola batas kebun sehingga tercipta unity dan didominasi oleh pola geometrik yang mencerminkan unsur edukasi. Sirkulasi keseluruhan mampu mengalirkan kegiatan pengunjung karena titik pertemuan dari arus berputarnya pengunjung lebih panjang dan lebih dekat dengan jalur keluar masuk pengunjung. Bentukan sirkulasi dan seluruh ruang sangat mendukung fungsi produksi sehingga pemanfaatan lahan menjadi efektif dilihat dari luasan area yang digunakan sebagai area produksi. akan tetapi sirkulasi menuju gerbang keluar terkesan mengambil lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan produksi. Area kandang sebagai area dengan hasil sampingan yang kurang baik diamankan dengan adanya tanaman konservasi dari jenis tanaman aromatik sehingga bau akan tereduksi. Area outbound memanfaatkan area dekat sungai agar dapat sekaligus menjadi wahana permainan. Area untuk kolam ikan juga menggunakan kolam yang telah ada dengan bentukan yang relatif sama. Dilihat dari area penyebaran konsentrasi pengunjung, hanya terdapat 2 area pusat kegiatan yaitu pada area interpretasi awal dan plaza. Hal ini dapat mnyebabkan penumpukan pengunjung karena tidak tersebar merata pada kebun.

97 Gambar 34.. Alternatif 1 Konsep Pengembangan Paripurna Gambar 35. Alternatif 2 Konsep Pengembangan Paripurna

98 Aternatif 2 Pada alternatif 2, pembagian ruang juga mengikuti konsep pembagian ruang yang telah ada. Sirkulasi menjadi lebih terkesan dinamis dengan pola organic untuk menghhubungkan antar ruang yang ada. Jalurnya pun menjadi lebih menyeluruh karena terdapat pembagianjalan antara jalan masuk dan keluar sehingga akan terus mengalirkan akses dan menghindari penumpukan konsentrasi pengunjung pada satu pintu. Area penempatan konsentrasi massa menjadi tiga area yaitu area interpretasi awal, plaza, dan area lapangan rumput sehingga pengunjung banyak memiliki alternatif untuk berekreasi dalam kebun. Pebedaan dengan alternatif 1 yaitu pada jalur keluar kebun yang masuk dalam satu area dan tidak memutar seperti pada alternatif 1. Hal ini dapat mempersingkat jalur bagi para pengendara dan dapat lebih memanafaatkan ruang sebagai area rekreasi pertanian. Area untuk produksi pun tidak berbentuk kaku dan geometrik namun mengikuti jalur sirkulasi yang organik. Kolam ikan menjadi lebih estetik tanpa sekat yang kaku. Bentukan bulat mengikuti pola konsentrasi pengunjung seperti pada area interpretasi awal, plaza dan lapangan rumput sehingga terdapat unity pada bentukan konsep ruang. Dari kedua alternatif konsep pengembangan tersebut maka dipilih alternatif konsep 2 yang akan dilanjutkan menjadi rencana lanskap (Landscape plan). Alternatif 2 dipilih karena bentuk dan jalur sirkulasi yang panjang, dapat mencakup keseluruhan tapak dan akses menuju masing-masing ruang dapat terhubung dengan baik. Hal ini juga menyebabkan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan bagi pengunjung jika dibanding dengan jalur yang ditempuh oleh alternatif 1 walaupun dengan area pemusatan kegiatan dan bentukan yang lebih pada fungsi produksi. Alternatif 2 juga dapat mengalirkan pengunjung dengan lebih luas sehingga penumpukkan massa pengunjung pada saat padat dapat terhindari. titik jalur kembalinya pengunjung setelah mengelilingi kebun dekat dengan jalur keluar masuk gerbang sehingga tidak ada penumpukkan. Alternatif 2 akan memberikan kesan rekreasi yang lengkap, bukan hanya menikmati obyek dan atraksi rekreasi yang ditawarkan tetapi juga dapat melakukan perjalanan wisata dengan menikmati pemandangan indah dan alami dari kebun.