ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KUALITAS BERAS DI PT B CAUSE OF RICE DECREASE QUALITY ANALYSIS IN PT B

dokumen-dokumen yang mirip
Alumni Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP **) Staf Pengajar Peminatan Entomologi Kesehatan FKM UNDIP ***)

PENGELOLAAN PERSEDIAAN BERAS RASTRA DI PERUM BULOG DIVRE LAMPUNG

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DI GUDANG BERAS

Jurnal Galung Tropika, 3 (2) Mei 2014, hlmn ISSN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

PENGENDALIAN PANEN NANAS DI DEPARTEMEN HARVESTING PT. X LAMPUNG TENGAH

Teknologi Penanganan Beras Berkualitas Melalui Penerapan GMP dan GWP

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

Yang termasuk persyaratan umum adalah hama/penyakit, bau apek atau asing, bahan

Penyimpanan merupakan salah satu tahap penting karena pada periode tersebut bahan (padi) mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

Oleh : Sri Emilia Mudiyanti Kepala Sub Divisi Regional Kedu Magelang, 20 Maret 2018

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

PENGARUH PERLAKUAN OVEN GELOMBANG PADA BERBAGAI TINGKATA DAYA DAN WAKTU TERHADAP MORTALITAS Tribolium castaneum Herbst DAN KANDUNGAN TEPUNG TAPIOKA

PENDAHULUAN. manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh,

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN

STRATEGI DISTRIBUSI PEMASARAN PAKAN AYAM

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan komoditas strategis yang secara. kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia, karena itu program peningkatan

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STUDI PENGENDALIAN MUTU KACANG TANAH SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI KACANG SHANGHAI PADA PERUSAHAAN PUTRI PANDA TULUNGAGUNG

PENCATATAN PERSEDIAAN PAKAN APUNG SPLA12-5 DI PT X UNIT LAMPUNG RECORDING OF STOCK OF FLOATING FEED SPLA12-5 IN THE PT X UNIT LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Permasalahan bila padi tidak segera dikeringkan ialah : 1. Secara teknis apabila gabah tidak segera dikeringkan akan terjadi kerusakan pada butir

POLA KEMITRAAN PT SAYURAN SIAP SAJI DENGAN MITRA BELI BAWANG BOMBAY DI JAWA BARAT

PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) BUAH NANAS PADA PROSES PASCA PANEN DI PT PQR

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TINJAUAN PUSTAKA. imago memproduksi telur selama ± 3-5 bulan dengan jumlah telur butir.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB I PENDAHULUAN. perternakan. Alam menyediakan ketersediaan konsumsi daging dan produk

Pengendalian Gagal Panen Jagung Hibrida Petani Mitra PT Vasham Agro Santosa Unit Metro Kibang

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

harapan akan mutu produk atau jasa yang dihasilkan. kepada pelanggan maupun kebutuhan para pelanggan yang selalu berubahubah.

STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH

BAB I PENDAHULUAN. berusaha membangun dalam segala bidang aspek seperti politik, sosial,

II. TINJAUAN PUSTAKA Terminologi Pasca Panen Padi. A. Kualitas Fisik Gabah

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengendalian Mutu Bibit pada Proses Pembibitan Nanas di PT XYZ. (Quality Control Seeds to The Process Of A Nursery Pineapple in PT XYZ)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEDELAI VARIETAS UNGGUL BARU HASIL PEMULIAAN MUTASI RADIASI

III. METODA KAJIAN. Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi

Berkala Ilmiah AGRIDEVINA : Vol 5 No 2, Desember 2017 PENGADAAN BERAS KUALITAS MEDIUM DI PERUM BULOG SUB DIVISI REGIONAL SURABAYA UTARA

Pendahuluan Latar Belakang Beras adalah bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pemerintah melalui Bulog selalu berusaha

PROSEDUR DAN PENCATATAN PERSEDIAAN CANGKANG KELAPA SAWIT DI PT S LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

Pengawasan Mutu Beras pada Perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Bali

Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari, S.T.P., M.T.A.

Program Studi Entomologi, Pasca Sarjana Universitas Sam Ratulangi, Kampus UNSRAT Manado * korespondensi:

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi ton beras dari petani nasional khususnya petani di wilayah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Arsip merupakan sumber informasi dan sebagai alat-alat pengawasan yang

BAB III METODE PENELITIAN. produk dapat menentukan permintaan produk tersebut di pasaran. Semakin baik

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PT IS TAHUN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

IDENTIFIKASI ARTHROPODA HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA GUDANG BERAS PERUM BULOG DAN GUDANG GABAH MITRA KERJA DI KABUPATEN JEMBER

PEMANTAUAN DAN KAJIAN KEBERADAAN KUMBANG KHAPRA,

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

PENDAHULUAN. Peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 4,2 persen

ANALISIS MARGIN PEMASARAN CABAI RAWIT MERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis beras tidak memberikan pengaruh

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

KAJIAN PENURUNAN KUALITAS GABAH-BERAS DILUAR KUALITAS PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BUTIR KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG AKSES PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB TURUNNYA KUALITAS BERAS DI PT B CAUSE OF RICE DECREASE QUALITY ANALYSIS IN PT B Nuke Gustiyana Putri¹, Bina Unteawati², Fitriani³ ¹Mahasiswa, ²pembimbing 1, ³pembimbing 2 Mahasiswa Program Studi Agribisnis dan Dosen Program Studi Agrbisinis, Politeknik Negeri Lampung jl. Soekarno-Hatta No.10 Rajabasa, Bandar Lampung, Telp. (0721) 703995 Fax: (0721) 787309 ABSTRAK PT B merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang logistik pangan. Selama menjalankan tugas publiknya, PT B membutuhkan gudang sebagai tempat penyimpanan persediaan pangan. Selama masa penyimpanan persediaan beras dalam gudang terdapat kendala yaitu beras sering terserang oleh hama gudang yang dapat menimbulkan turunnya mutu dari beras yang disimpan. Tujuan penyusunan laporan Tugas Akhir adalah menganalisis faktor-faktor penyebab masalah dalam pengelolaan gudang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan pencatatan, dan studi literatur. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif). Berdasarkan hasil dan pembahasan diketahui faktor penyebab masalah dalam pengelolaan dalam gudang yaitu hama gudang. Timbulnya hama gudang disebabkan oleh lingkungan, bahan baku, manusia, dan alat. Kata kunci: pengelolaan, beras, gudang PENDAHULUAN PT B merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mempunyai tugas antara lain mendukung tugas pemerintah dalam rangka pengamanan persediaan pangan nasional, berperan secara strategis dalam pengamanan harga dasar pembelian gabah dan beras yang dapat memberikan insentif bagi petani agar dapat mempertahankan kesinambungan usaha taninya, menjamin ketersediaan persediaan pangan khususnya beras. Salah satu fasilitas yang dimiliki PT B adalah gudang untuk menyimpan persediaan beras sebelum didistribusikan kepada masyarakat. Fungsi gudang-gudang tersebut terdiri dari fungsi pengadaan, fungsi persediaan, dan fungsi penyaluran. Selama masa penyimpanan persediaan beras terdapat kendala, yaitu menurunnya kualitas dari beras yang disimpan. Pengendalian yang dilakukan oleh PT B yaitu melakukan pengelolaan gudang yang meliputi kegiatan misalnya persiapan kondisi bangunan gudang, pengelolaan perlengkapan gudang,

pengelolaan tata letak penumpukan barang, pengelolaan perawatan barang dalam gudang, dan pengelolaan administrasi dokumen beras. Pengelolaan gudang perlu dilakukan untuk menjaga kualitas beras tetap baik sampai ke tangan masyarakat. Tujuan dari penyusunan jurnal adalah menganalisis faktor penyebab turunnya kualitas beras di PT B. METODE PELAKSANAAN 2.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data Laporan Tugas Akhir yang dilakukan adalah metode kerja dengan cara ikut serta kegiatan pekerja di PT B divisi regional Lampung. Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini menggunakan dua data yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, misalnya hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar, 2003). Metode wawancara dipergunakan untuk memperoleh data yang berlangsung secara lisan, bertatap muka dengan narasumber untuk mendengarkan informasi-informasi atau keterangan. Data primer yang diperoleh berasal dari karyawan gudang PT B dan karyawan kantor PT B dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan proses pengelolaan gudang dan pengendalian hama gudang. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oeh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram (Umar, 2003). Data sekunder diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan dengan beberapa buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu penelitian mempergunakan data yang diperoleh dari internet. Data sekunder dalam laporan Tugas Akhir ini yaitu data tentang PT B, tabel jumlah penduduk dan konsumsi beras di Provinsi Lampung, tabel produksi dan produktivitas beras di Provinsi Lampung, data hama gudang, dan data pergudangan. 2.2 Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini adalah menggunakan metode deskriptif (kualitatif). Metode kualitatif adalah metode yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata, yaitu data yang sudah dianalisis dan ditanggapi responden. Metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan gambaran

umum perusahaan dan pengelolaan gudang dari penyusunan Laporan Tugas Akhir tersebut. PEMBAHASAN Faktor penyebab masalah dalam pengelolaan gudang Permasalahan yang sering terjadi dalam proses penyimpanan persediaan pangan (beras) di dalam gudang, yaitu menurunnya kualitas dari beras yang disimpa. Berdasarkan hasil daftar pertanyaan yang dilakukan kepada 5 responden di gudang PT B memperoleh hasil analisis dari permasalahan yang terjadi pada Tabel 1. Tabulasi faktor lingkungan pengelolaan gudang. Responden yang diwawancarai yaitu tenaga kerja buruh harian yang bekerja sebagai kuli panggul beras. Faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya mutu beras adalah: A. Lingkungan Lingkungan merupakan faktor penyebab masalah dalam pengelolaan gudang, terdapat dua jenis lingkungan, yaitu lingkungan luar dan lingkungan dalam gudang. Berikut ini merupakan hasil wawancara dari 5 responden tentang tabulasi faktor lingkungan yang dapat dilihat pada Tabel 1. No Nama Lingkungan luar Lingkungan dalam responden Debu Dekat Sawah Beras tercecer Lembab 1 Yanto - - 2 Helfi Arif - - - 3 Naswardi - - - 4 Rudi - - 5 Wajani - - - Jumlah 1 3 3 0 Tabel 1 menjelaskan bahwa 60% (3 dari 5 responden) menyatakan bahwa pada lingkungan luar gudang. Lingkungan di luar gudang yang berdekatan dengan sawah menjadi salah satu penyebab timbulnya hama tikus yang sering merusak karung beras dan juga terdapat debu jalan raya pada saat proses pengiriman beras ke gudang. Berdasarkan hasil daftar pertanyaan pernyataan 60% (3 dari 5 responden) menyatakan lingkungan dalam gudang terdapat beras tercecer di lantai. Beras yang tercecer di dalam lantai gudang menandakan bahwa pengelolaan lingkungan di dalam gudang kurang baik, karena beras yang tercecer tersebut merupakan sumber makanan dari serangga hama gudang dan burung. B. Bahan baku Bahan baku atau beras yang disimpan di dalam gudang memiliki standar kualitas berdasarkan bau, warna, kekerasan, dan rasa seperti yang telah

terlampir pada pembahasan. Hasil dari wawancara dari 5 responden diperoleh Tabel 2. Tabulasi faktor bahan baku data tabulasi faktor bahan baku dapat dilihat pada Tabel 2. No Nama responden Baik Turun mutu Rusak Keterangan 1 Yanto - - - 2 Helfi Arif - - bau apek dan rapuh 3 Naswardi - - bau apek 4 Rudi - - warna kusam 5 Wajani - - - Jumlah 2 3 0 Tabel 2 menjelaskan sebanyak 40% (2 dari 5 responden) menyatakan kualitas beras yang ada di PT B dalam keadaan baik, sedangkan 60% (3 dari 5 responden) menyatakan kualitas beras turun mutu dikarenakan beras memiliki bau yang apek, rapuh, dan warna yang kusam. Bahan baku atau beras yang disimpan di dalam gudang memiliki kualitas yang kurang baik misal: bau apek, tekstur rapuh, dan warnanya kusam. Kualitas beras yang kurang baik akan menyebabkan timbulnya serangga primer karena bulir beras yang rapuh merupakan makanan utama dari serangga primer. Akibat serangan hama primer beras akan menjadi butiran menir, hal tersebut akan mengundang kedatangan hama sekunder. Selain itu, bahan baku (beras) yang di simpan dalam gudang sebelumnya tidak dilakukan analisis populasi hama. Hal tersebut dapat menyebabkan keberadaan hama primer pada saat pengadaan beras. PT B tidak dapat menjamin beras yang diterima dari petani bersih dari hama. Ketika masa persediaan yang memakan waktu lebih dari 1,5 bulan dapat dimanfaatkan hama gudang khusunya serangga hama gudang untuk berkembang biak. C. Manusia Manusia atau tenaga kerja yang dimaksud adalah karyawan dan buruh harian yang bekerja di gudang PT B. Hasil daftar pertanyaan yang ada pada lampiran mendapat data bahwa 4 dari 5 orang responden mengetahui beberapa tentang Standar Operasional Gudang, tetapi hanya beberapa yang menerapkan Standar Operasional Prosedur tersebut. Hasil tabulasi faktor manusia dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Tabulasi faktor manusia

No Nama responden Kurang memperhatikan kebersihan Penanganan di pihak kedua 1 Yanto 2 Helfi Arif r 3 Naswardi 4 Rudi 5 Wajani Jumlah 5 2 Tabel 3 menjelaskan bahwa 100% (5 dari 5 responden) manusia atau tenaga kerja telah mengetahui beberapa Standar Operasional Prosedur (SOP) pergudangan, tetapi belum semua tenaga kerja menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) tersebut, misalnya: kurang memperhatikan kebersihan gudang. Hal ini diperoleh dari banyaknya beras yang tercecer di lantai dan flonder (alas beras). Penanganan pada saat distribusi kurang baik, karena beras biasanya di letakkan langsung pada lantai atau tanpa alas. Hal tersebut Tabel 4. Tabulasi alat dapat menaikkan kadar air beras menjadi lebih tinggi, kandungan air yang tinggi (di atas 16%) menyebabkan bahan pakan menjadi lembut dan mudah diserang hama (Suparjo, 2010). D. Alat PT B memiliki alat pengendali hama yang terbuat dari bejana yang telah dimodifikasi dengan sinar ultraviolet. Alat tersebut kurang efisien, karena tidak mampu mengurangi populasi hama gudang. Tabulasi faktor alat dapat dilihat pada Tabel 4. No Nama responden Efisien Tidak efisien 1 Yanto - 2 Helfi Arif - 3 Naswardi - 4 Rudi - 5 Wajani - Jumlah 0 5 Tabel 4 menjelaskan bahwa 100% (5 dari 5 responden) menyatakan bahwa Gudang Bulog Campang Raya memiliki alat pengendali hama yang terbuat dari bejana yang telah dimodifikasi menggunakan lampu Ultraviolet di bagian tutup bejana, dan pada bagian bawah bejana telah diberi air yang bertujuan untuk menarik perhatian dan memperangkap serangga hama gudang. Setelah diuji coba alat tersebut tidak berfungsi secara optimal, sehingga

penanganan hama gudang kurang maksimal. Hasil dari kelima tabulasi faktor-faktor penyebab timbulnya hama Tabel 5. Hasil akhir tabulasi gudang diperoleh hasil akhir yang dapat dilihat pada Tabel 5. No Nama Responden Faktor-faktor Lingkungan Bahan Baku Manusia Alat 1 Yanto 2 Helfi Arif 3 Naswardi 4 Rudi 5 Wajani Jumlah 4 3 5 5 Tabel 5 menjelaskan persentase tertinggi menurunnya kualitas disebabkan oleh faktor manusia dengan persentase 100% (5 orang responden) dan faktor mesin dengan persentase 100% (5 orang responden). Penyebab tingginya persentase pada faktor manusia disebabkan tenaga kerja yang kurang memperhatikan kebersihan. Penyebab tingginya persentase pada di Indonesia secara keseluruhan kerusakan yang ditimbulkan oleh hama serangga mencapai 5-10% dari bahan pangan yang disimpan di gudang. Keberadaan Tribolium castaneum pada beras yang terserang Sitophilus oryzae dan Rhyzopertha dominicaakan memperparah kerusakan beras dan mempercepat penurunan kualitas dan kuantitas beras, serta berpengaruh terhadap laju pertumbuhan populasi ketiganya. Keberadaan Sitophilus faktor mesin disebabkan oleh alat pengendali hama yang tersedia di dalam gudang kurang efektif untuk menekan populasi hama gudang. Hama serangga yang sering muncul dalam PT B antara lain; Stitophilus oryzae, Tribolium castaneum, dan Rhyzopertha dominica. Morallo dan Rejesus (1978) dalam Pitaloka, dkk (2012) menyatakan bahwa, oryzae dan Rhyzopertha dominica dapat meningkatkan ketersediaan pakan bagi Tribolium castaneum karena Sitophilus oryzae dan Rhyzopertha dominica adalah hama primer, yang akibat serangannya butir-butir utuh beras hancur menjadi butir patah dan menir yang disukai oleh Tribolium castaneum. KESIMPULAN Faktor penyebab masalah dalam pengelolaan dalam gudang yaitu timbulnya hama gudang, yang

disebabkan oleh lingkungan, bahan baku, manusia, dan alat. SARAN Hama gudang dapat ditekan perkembangan populasinya dengan cara lebih memperhatikan sanitasi lingkungan ( di dalam dan di luar) gudang, meningkatkan pengendalian kualitas beras dari mitra kerja (terutama yang disebabkan oleh serangga hama gudang), meningkatkan pengendalian atau pengawasan dalam meletakkan beras untuk disimpan dalam gudang, dan membuat alat pengendali hama yang lebih efektif. REFERENSI Pitaloka, Adelia Luhjingga, L. Santoso, dan R. Rahadian. 2012. Gambaran Beberapa Faktor Fisik Penyimpanan Beras, Identifikasi Dan Upaya Pengendalian Serangga Hama Gudang (Studi Di Gudang Bulog 103 Demak Sub Dolog Wilayah I Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. (http://download.portalgaruda.org/article.php? article=73826&val=4700) Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Suparjo. 2010. Kerusakan Bahan Pakan Selama Penyimpanan. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. (https://jajo66.files.wordpress.c om/2010/12/penyimpanan2010. pdf)