PEREMAJAAN KAWASAN PERDAGANAN SENEN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA SUNJAYA ASKARIA, MICHAEL TEDJA, INDARTOYO JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA, Jl. K.H. Syahdan No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480, telp/fax (62-21) 5345830/5300244, sun.askaria@gmail.com ABSTRACT The research describes the redevelopment Pasar Senen that have decreased function and quality. Discussion starts from the 3 aspects of life, the environmental aspects, human aspects, and the aspects of the building itself. Redevelopment will use the concept of transit oriented development, because there are surrounded by 3 transportation center. Two corridor TransJakarta bus stops, and Pasar Senen station. Transit Oriented system will increase the value of land investment as a trade area and office center, redevelopment of Pasar Senen will remain as a center of trade in the added functions of the office. The planning of Jakarta city in 2030 also sets Pasar Senen as a trade area and office center. Based on the results of the data analysis aspects of life in Pasar Senen and journal, located in the city surrounded by transportation center, and also surrounded by the main road Pasar Senen would be developed as a trade center and office with transit oriented development. Keywords : Redevelopment, Transit Oriented Development, Trade area, Office center. ABSTRAK Penelitian menjelaskan mengenai peremajaan Pasar Senen yang telah mengalami penurunan fungsi dan kualitas. pembahasan dimulai dari 3 aspek kehidupan, secara aspek lingkungan, aspek manusia pengguna, dan aspek bangunan itu sendiri. Peremajaan akan menggunakan konsep pemanfaatan sistem transportasi kota, kerena berada tepat di kelilingi 3 titik pemberhentian tranasportasi kota yaitu 2 halte Transjakarta,dan stasiun kereta Senen. Pemanfaatan sistem transportasi kota akan menaikkan nilai investasi fungsi lahan sebagai daerah perdagangan dan perkantoran, sehingga peremajaan Pasar Senen akan tetap sebagai pusat perdagangan di tambah dengan fungsi kantor, perencanaan secara RTRW Jakarta tahun 2030 juga menetapkan Pasar Senen menjadi kawasan perdagangan dan perkantoran. Berdasarkan hasil analisa data 3 aspek kehidupan di Pasar Senen dan jurnal yang di dapatkan Pasar Senen yang berlokasi di kelilingi dengan titik transportasi kota, mempunyai ciri khas perdagangan tersendiri, dan juga di kelilingi dengan jalan jalan utama akan sangat berkembang menjadi pusat perdagangan dan perkantoran dengan sistem pengembangan transportasi kota. 1
Kata kunci : Peremajaan, Sistem Transportasi Kota, Perdagangan, Perkantoran PENDAHULUAN Latar belakang pemilihan topik penilitian adalah untuk me-redevelopment (mengembalikan) Pasar Senen dulu yang sangat dikenal sebagai pusat perdagangan di Jakarta, tetapi dengan terjadinya krisis moneter tahun 1998 terjadi penjarahan dan kerusuhan yang menyebabkan menurunnya minat masyarakat untuk berbelanja di Pasar Senen. Pada akhirnya kondisi fisik bangunan Pasar Senen ini mulai tidak terawat dan hancur. Gambar 1 Keadaan Pasar Senen saat ini Letak Pasar Senen yang sangat strategis berada di tengah kota dan tersebarnya titik transportasi umum kota yang ada di kawasan Senen yaitu halte Transjakarta, Stasiun kereta Senen, Terminal bus Senen seharusnya bisa menjadi pusat perdagangan besar yang ada di wilayah Jakarta dengan memanfaatkan sistem transportasi umum kota. Halte Busway Terminal bus Stasiun kereta Site Sirkulasi Halte SirkulasiTerminal bus Sirkulasi Stasiun Kegiatan Transit Gambar 2 Hubungan sirkulasi titik transportasi sekitar Titik transportasi umum kota banyak tersebar di kawasan Senen seperti Stasiun Senen, halte Transjakarta, dan Terminal bus Senen tetapi sampai saat ini tidak ada akses yang menghubungkan titik titk transportasi ini kedalam kawasan. Potensi yang tidak termanfaatkan dengan baik tersebut yang menjadi alasan mengapa 2
penelitian ini di buat. Konsep pemanfaatan transportasi kota sudah banyak di lakukan di negara negara luar seperti di kota Denver, Amerika Serikat dan Garden City, New York. Dengan konsep Transit Oriented Development kedua kota ini berhasil berkembang dengan pesat dengan adanya akses pejalan kaki yang masuk ke dalam kawasan. Dalam kasus redevelopment kawasan Senen ini juga mempunyai potensi yang serupa bahkan lebih, karena selain terjadi kegiatan transit (halte Transjakarta koridor 2 dan koridor 5) dapat terjadi juga proses kegiatan transfer (berpindah moda transportasi) antara 3 jenis transportasi yang ada di lingkungan sekitar sehingga dapat memaksimalkan potensi pengunjung sebagai satu pusat perdagangan. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif, dimana dilakukannya pengumpulan data primer dan data sekunder yang kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah yang terbentuk sebelumnya. Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung (melakukan studi lapangan) mengenai keadaan kondisi bangunan Pasar Senen saat ini, hubungan titik transportasi yang ada di kawasan Senen ini, semua potensi pengguna transportasi umum yang ada di kawasan, dan melihat bangunan bangunan yang ada di sekitar kawasan yang bisa berfungsi mendukung proses design. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan (studi literatur) mengenai pengembangan TOD yang telah berhasil berkembang di kota kota lain, hal hal apa saja yang harus di perhatikan dalam pengembangan dengan konsep TOD, keuntungan yang dapat diperoleh dengan konsep ini. Wawancara untuk mendapatkan data mengenai keadaan kondisi Pasar Senen pada masa sebelum krisis moneter dan keadaan sekarang yang sudah sangat kumuh dan tidak terawat. Hasil dari analisis ini akan membantu peneliti dalam menentukan design yang sesuai dengan konsep TOD. HASIL DAN BAHASAN Dari hasil survey yang dilakukan dari titik transportasi didapat angka potensi pengunjung yang dapat diahasilkan dari titik transportasi yang ada di sekitar kawasan sebagai berikut 3
Tabel 1 Potensi Pengunjung dengan Konsep TOD Dengan sistem TOD dapat mendatangkan 18.300 pengunjung perhari ke dalam kawasan. Konsep TOD dapat di manfaatkan dengan maksimal dengan membuka akses masuk (entance) ke dalam bangunan melalui jalur jalur pejalan kaki yang dilewati dalam proses transit maupun transfer. Dengan dibuatnya jalur sirkulasi ke dalam bangunan / kawasan maka secara tidak langsung akan mendatangkan pengunjung baik yang ingin berbelanja maupun hanya melakukan kegiatan transit/ transfer. Gambar 3 Akses yang dibuka melalui jembatan Transjakarta (jalur transit) Gambar 4 Akses yang dibuka masuk kedalam kawasan (jalur transfer) 4
Sehingga proses terbentuknya gubahan massa berdasarkan akses adalah sebagai berikut Site kawasan Halte Transjakarta Stasiun Kereta Senen Gambar 5 Keadaan site terhadap titik transportasi terdekat Bentukan massa perdagangan di sesuaikan mengikuti bentuk tapak, dengan membentuk coakan sebagai penguat entrance masuk ke dalam bangunan. Selanjutnya ditentukan akses penghubung masuk ke dalam bangunan dari titik transportasi yang ada yaitu Stasiun Senen dan jembatan transit Transjakarta. Akses kereta Akses Transjakarta Gambar 6 Terbentuk akses masuk ke dalam bangunan dari sirkulasi titik transportasi Setelah terdapat akses masuk pedestrian dari titik transportasi, kemudian bentukan massa bangunan perdagangan di sesuaikan dengan keadaan bentuk site dan jalur akses baru yang telah di buat. Massa bangunan Gambar 7 Terbentuknya gubahan massa perdagangan Massa bangunan terpisah pisah dikarenakan terdapatnya akses sirkulasi penghubung transit dan transfer yang telah ada, yang kemudian di sambung kembali dengan bangunan. Terakhir di masukan massa bangunan perkantoran yang di sesuaikan dengan keadaan yang sudah terbentuk dari gubahan massa yang telah ada, gubahan massa perkantoran berbentuk persegi panjang agar dapat memaksimalkan area yang dapat di jual. 5
Massa Perdagangan Massa Perkantoran Bangunan penyambung Gambar 8 Peletakan bangunan penyambung dan perkantoran Karakteristik perdagangan Pasar Senen tetap di pertahankan yaitu barang second hand (inang inang) dan kue subuh tetapi dengan pengemasan yang baru dan berbeda. Inang inang dan kue subuh ini diletakkan di jalur sirkulasi transit/transfer pejalan kaki, selain sebagai sumber utama pengunjung juga untuk menghasilkan pengalaman yang menarik saat berjalan kaki. Area openspace atau ruang terbuka seperti plaza juga akan banyak terlihat pada bangunan, karena sebagai penunjang pejalan kaki agar nyaman dalam berjalan. Halte Busway Terminal bus Stasiun kereta Sirkulasi Halte SirkulasiTerminal bus Sirkulasi Stasiun Kegiatan Transit Gambar 9 Jalur sirkulasi pejalan kaki setelah proses design Setelah proses design sirkulasi pejalan kaki antar titik transportasi kota menjadi lebih mudah, aman, dan cepat. Ketika di arahkan masuk ke dalam bangunan maka pejalan kaki mendapatkan pengalaman tersendiri dalam berjalan di kawasan Senen ini. SIMPULAN DAN SARAN Konsep redevelopment kawasan Senen dengan TOD sudah sangat menjawab permasalahan untuk menarik massa pengunjung ke dalam kawasan dan berjalan kaki di dalam kawasan karena dikelilingi oleh 3 titik transportasi kota saat ini yaitu halte Transjakarta koridor 2, koridor 5 lalu Stasiun kereta Senen, Terminal bus tetapi tidak adanya akses yang menghubungkan jalur transit dan transfer ke dalam bangunan terlebih lagi 6
dengan perencanaan masa depan pemerintah yang akan membangun MRT Jakarta di kawasan Senen akan semakin menghidupkan kembali kawasan Senen sebagai pusat perdagangan karena akses menuju Senen menjadi sangat mudah. Tiga titik transportasi yang berada di dalam lokasi akan di hubungkan dengan jalur pedestrian sehingga ketiga titik transportasi umum akan saling berhubungan. Dengan memasukkan sirkulasi pejalan kaki pengguna transportasi umum ke dalam bangunan akan memaksimalkan potensi pengunjung dengan sistem TOD. Disambungnya pedestrian yang mengakses dari Stasiun kereta Senen menuju kedalam bangunan melalui jalur transfer, agar pejalan kaki akan merasa nyaman dan aman serta akan secara tidak langsung menghidupkan kondisi pusat perdagangan. Bangunan akan di redevelopment dengan membangun kembali bangunan Pasar Senen yang sudah tidak bisa memfasilitasi lagi kegiatan perdagangan, bangunan akan bersinergi dengan sekitar dari faktor massa bangunan yang memaksimalkan potensi lahan Disambungnya pedestrian yang mengakses dari Stasiun kereta Senen menuju kedalam bangunan melalui jalur transit dan transfer, agar pejalan kaki akan merasa nyaman dan aman serta akan secara tidak langsung menghidupkan kondisi pusat perdagangan. Saran penulis pengumpulan data bisa dengan mengadakan survey lapangan langsung untuk mengetahui keadaan sekitar, karena untuk sebuah redevelopment keadaan latar belakang dan lingkungan sekitar menjadi sangat penting untuk di bahas.untuk penelitian selanjutnya jika ingin menggunakan konsep TOD bisa dengan memperbarui data pengguna transportasi umum terbaru. REFERENSI Basile Baumann Prost Cole & Associates, Inc. in association with Arland Land Use Economics. (2008). Transit Oriented Development Economic Analysis and Market Study. Calthorpe, Peter. (1995). The Next American Metropolis : Ecology, Community, and the American Dream. America : Princeton Architectural Press. J.M. Nas, Peter. (2011). Cities Full of Symbols. Europa : OAPEN library. Calthorpe Associates. (1992). Transit-Oriented Development Design Guidelines. San Fransisco Redevelopment Agency.(2005). Agency Redevelopment Plan for the Mid-Market Redevelopment Project. Center for Transit-Oriented Development with Nelson\Nygaard Consulting Associates. (2008). Transit- Oriented Development Strategic Plan. Carlton, I. (2007). Histories of Transit-Oriented Development: Perspectives on the Development of the TOD Concept Real Estate and Transit, Urban and Social Movements, Concept Protagonist, Berkeley, Institute of Urban and Regional Developmen, University of California. Wong, Chi-Wai. (1996). Redevelopment of Central Market. Hongkong : The University of Hongkong. Rustanto, Agus. (2008). Kajian potensi pemanfaatan aset (terminal) sebagai pusat niaga yang di kerjasamakan dengan pihak swasta. Universitas Indonesia. 7
RIWAYAT PENULIS Sunjaya Askaria lahir di kota Jakarta pada tanggal 20 Januari tahun 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang arsitektur pada tahun 2013. 8