BAB 1 PENDAHULUAN. kumuh dan semerawut. Padahal kawasan ini sangat strategis sebagai satu
|
|
- Harjanti Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Pasar Senen sekarang sudah kehilangan image-nya sebagai salah satu pusat perdagangan di Jakarta, kawasan ini terlihat menjadi sangat kumuh dan semerawut. Padahal kawasan ini sangat strategis sebagai satu pusat perdagangan, dan bisa menjadi satu landmark sebagai kawasan perdagangan berkembang di daerah Jakarta Pusat. Penerapan dengan akses umum kota juga bisa diterapkan karena sangat mudah di akses dengan kereta dan bus yang bisa menaikan nilai investasi bangunan ini. Kondisi saat ini sangat berbeda dengan saat di bangun tahun 1735, sejak dulu kawasan Senen memang sudah di rancang sebagai salah satu pusat perdagangan yang ada di Jakarta, maka dari tahun ke tahun esksitensi pasar senen ini terus meningkat, terbukti pada tahun 1766 pasar yang buka setiap hari senin ini menjadi sangat ramai di kunjungi masyarakat sehingga akhirnya di buka pada hari selain senin. Potensi dari pasar senen ini semakin meningkat sekitar tahun 1930 an, kawasan Senen mulai didatangi oleh anak-anak muda dari seantero
2 2 Nusantara. Kebanyakan di antara mereka adalah mahasiswa, aktivis, dan pejuang bawah tanah. Di samping itu terdapat pula para pemain sandiwara, pemain musik, pembuat puisi, dan penulis cerita, yang kemudian hari lebih dikenal dengan sebutan "Seniman Senen" dan pada tahun 1974 di bangunlah Planet Senen sebagai pusat seni. Image yang di timbulkan kawasan senen ini sebagai pusat perdagangan dan pusat hiburan menjadi sangat terasa. Gambar 1.1 Proyek Senen tahun 1974 sumber foto : Wikipedia Titik balik jatuh kawasan ini pada tahun 1998 saat krisis moneter menjajah bangsa Indonesia memberikan dampak yang sangat buruk, kawasan senen menjadi sasaran penjarahan barang barang dan pelecehan terhadap sejumlah wanita keturunan Tionghoa yang sangat meresahkan banyak pedagang dan mencari tempat yang lebih aman. Image kawasan senen ini menjadi hilang dan bahkan menimbulkan trauma tersendiri sehingga orang orang menjadi tidak berminat untuk mampir berbelanja, kawasan ini mulai di tinggalkan, kemegahan dan kemewahannya sudah menghilang, kios kios besar sudah tergantikan oleh pedagang kaki lima yang tidak memiliki izin resmi untuk berdagang dan tidak teratur. Kawasan Senen kini menjadi sangat
3 3 kumuh dan tidak terawat sehingga kualitas daerah ini menjadi sangat menurun. Kondisi fisik bangunan dari pasar senen ini pun sangat mengkhawatirkan, kebersihan yang tidak terjaga, keberadaan tangga yang tak bisa dilewati lantaran besi penyangganya keropos sudah berkarat, kondisi jalan ke bagian atas pasar juga ditutup pedagang karena berlubang, pada bangunan pun sudah mengalami kebocoran saat hujan dan atap yang sudah termakan umur dan rentan roboh. Gambar 1.2 Kondisi pasar senen saat ini sumber : icip2jakarta.wordpress.com Redevelopment kawasan senen ini di perlukan karena kawasan ini telah mengalami degradasi fungsi yang sangat terasa dari segi arsitektural maupun segi ekonomi, sehingga potensi potensi yang ada di kawasan senen ini seharusnya bisa di maksimalkan dan mengembalikan image dari kawasan senen ini sebagai satu pusat perdagangan dan hiburan masayarakat Jakarta Pusat. Sudah ada pusat perbelanjaan baru yang dibangun di sekitar yaitu Atrium Senen sehingga pengembangan Pasar Senen baru nantinya dapat berintegrasi dengan pusat perbelanjaan yang sudah ada di sekitar Pasar Senen saat ini sehingga bisa berdampak pada pengembalian dan peningkatan image
4 4 baru karena memberikan satu wadah pusat perbelanjaan beritengrasi dan terencana di daerah Senen. Pasar Senen dikenal dengan penjualan barang second hand atau inang inangnya yang menjual barang barang fashion bermerk seperti baju kaos, jaket, jas, tas, celana,dll dengan harga yang relatif murah karena merupakan barang bekas (loak). Karakterisktik penjualan barang second hand ini yang menjadi daya tarik utama Pasar Senen dari dulu hingga sekarang dan menjadi ciri khas kuat yang melekat pada image dari Pasar Senen ini. Ciri khas lain yang melekat pada image Pasar Senen adalah penjualan kue subuh yang menjadi salah satu pusat penjualan kue basah yang ada di Jakarta, yang menarik adalah waktu operasi berjualan kue di sini tidak akan di temukan pada siang hari. "Kalau sekarang, sudah mulai buka dari jam 7 malam sampai jam 8 pagi. Ya, masing-masing jam berapa habisnya aja," kata Andi, salah satu pedagang kue basah di Pasar Kue Subuh Senen kepada detiktravel, Jumat (23/11/2012). Pasar Kue Subuh menempati 4 blok bagian luar Pasar Senen. Blok 1 dekat parkiran motor, sedangkan untuk blok 2 sampai 4 ada di bagian samping Pasar Senen (Detik travel, Kamis, 29/11/2012). "Lokasinya strategis karena berdekatan dengan pusat pertumbuhan yakni kawasan bisnis Jakarta lalu kawasan Kelapa Gading dan Senen merupakan salah satu kawasan di Jakarta yang akan diremajakan Pemprov
5 5 DKI Jakarta sehingga menjadi tujuan yang menarik" - Ali Tranghanda, Jakarta, Senin (19/11/2012). Saat ini di segitiga Senen sudah terdapat stasiun kereta api, terminal bus, jalur bus Trans Jakarta, serta masuk dalam koridor MRT maka semua potensi ini akan menjadi tulang punggung pembenahan segitiga Senen Nirwono Yoga ahli tata kota dari Trisakti. akan sangat berpengaruh besar dalam peremajaan pasar senen, potensi dari kota sebagai akses utama menuju kawasan bisa menjadi motor penggerak semua aktifitas yang terjadi di kawasan ini. Dengan akses yang mudah dapat menaikkan nilai investasi dari kawasan pasar senen ini, semua kalangan bisa mengakses kawasan ini dan sebagai kawasan perdagangan akan sangat hidup di lewati masyarakat kota, baik orang yang akan berbelanja maupun orang yang hanya sekedar transit dari stasiun kereta menuju terminal bus atau transjakarta 1.2 Permasalahan Redevelopment adalah pembangunan kembali kawasan kota dengan terlebih dahulu melakukan pembongkaran dari sebagian/seluruh kawasan kota yang tidak dapat dipertahankan lagi kehadirannya, perubahan secara struktural dari peruntukan lahan, profil sosial, ekonomi, serta ketentuanketentuan pembangunan lainnya. (Subhan Ramdlani, ST., MT). Ada beberapa
6 6 permasalahan yang timbul sehingga menjadi pertimbangan mengapa kawasan Senen perlu sebuah redevelopment, kawasan Senen ini sudah mengalami perubahan kualitas yang sudah tidak bisa memfasilitasi sebagai satu pusat perdagangan (faktor bangunan) seperti umur bangunan yang sangat tua sehingga terdapat beberapa titik kebocoran di lantai atas tetapi tidak adanya perbaikan dari pengelola yang membuat bangunan ini tidak terawat. Gambar 1.3 Daerah lantai atas yang mengalami kebocoran sumber : penulis Pada gambar terlihat jejak jejak kebocoran pada dinding yang mengalami perubahan warna, dan terdapat pelastik penutup agar terhindar dari kebocoran, menurut informasi dari petugas keamanan pasar Choirullah, ketika hujan mengguyur Pasar Senen, biasa akan terjadi genangan genangan air di dalam bangunan yang mengurangi minat pembeli untuk datang dan berbelanja di pasar senen ini. Bagian bagian bangunan lain seperti plafon bangunan dan jendela" bangunan banyak yang berlubang, cat tembok yang
7 7 sudah terkelupas sangat menurunkan kualitas dari bangunan pasar senen ini tetapi tetap di biarkan sehingga menambah kekumuhan pasar senen ini, sehingga secara arsitektural kondisi bangunan yang sudah tidak layak untuk menampung kegiatan perdagangan. Gambar 1.4 Bagian bangunan yang sudah rusak sumber : Penulis Penurunan image kawasan Senen sebagai pusat perdagangan (faktor sosial) juga menjadi faktor yang mendukung mengapa pasar ini perlu adanya redevelopment, penurunan image bangunan ini terjadi pada tahun 1998 saat krisis moneter yang melanda Indonesia sangat mempengaruhi eksistensi dari pasar senen ini sendiri, penjarahan dan pelecehan seksual yang terjadi sangat mencoreng dan pasar senen kehilangan image-nya membuat orang takut untuk datang, sudah banyak orang yang lupa atau bahkan tidak mengetahui mengenai keberadaan pasar senen ini karena pasar ini sudah sangat kumuh dan tidak terawat. Faktor hadirnya perbelanjaan modern yang baru di sebelah pasar senen yang lebih bersih, terawat dan menarik pengunjung yaitu
8 8 Atrium Senen sehingga antusiasme masyarakat untuk mengunjungi pasar senen ini menurun. Pada masanya dulu Pasar Senen menjadi pusat perdagangan bergengsi di Jakarta dan menjadi pusat berkumpulnya pemuda seniman seniman Jakarta yang melegenda dan menjadi landmark Jakarta Pusat, kawasan ini dulu sangat hidup dengan masyarakat yang berkeliling, berekreasi, dan berbelanja. Pemanfaatan lahan kawasan senen akan tetap sebagai pusat perdagangan menurut RTRW Jakarta tahun 2030 kawasan Senen ini tetap dipertahankan menjadi area perdagangan. Gambar 1.5 Pemanfaatan lahan Jakarta 2030 sumber : Dinas Tata Kota 2030
9 9 Redevelopment pasar ini akan menghadirkan satu konsep baru yang akan menghidupkan kembali kawasan Pasar Senen yang telah mati, sehingga menjadi satu pusat perdagangan berintegrasi dengan nilai investasi yang menarik dan juga sebagai pusat kesenian (rekreasi) masyarakat Jakarta kemudian bisa mendatangkan turis turis asing dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Konsep akan di terapkan juga dalam lokasi karena melihat potensi yang bisa di timbulkan dengan penaikan nilai lahan di sekitar titik massal kota. Pada kawasan Pasar Senen terdapat 3 mode umum yang berbeda yaitu Stasiun Senen, Halte Transjakarta dan Terminal bus Senen. Stasiun kereta Senen dapat mencakup perjalanan dalam kota yang termasuk kedalam Commuter Line kereta (Jakarta Kota, Manggarai, Kampung Bandan, Tanjung Priok ) sampai perjalanan keluar kota lintas daerah ( Bekasi, Bogor, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur), halte Transjakarta yang terbagi menjadi koridor 2 yang mencakup perjalanan dalam kota Jakarta (Pulo Gadung ke arah Harmoni dan sebaliknya), koridor 5 (Ancol ke arah Kampung Melayu dan sebaliknya), dan Terminal bus Senen yang melayani perjalanan dalam kota. Potensi inilah yang akan menghidupkan kawasan Pasar Senen ini karena tidak hanya dalam kota tetapi sampai ke luar daerah Jawa, tetapi kondisi hubungan pedestrian antar titik ini tidak mendukung untuk pengembangan dengan TOD.
10 10 Halte Busway Terminal bus Stasiun kereta Sirkulasi Halte SirkulasiTerminal bus Sirkulasi Stasiun Kegiatan Gambar 1.5 Sirkulasi pejalan kaki antar kota sumber : Olahan Data Penulis Gambar 1.5 merupakan ilustrasi hubungan sirkulasi yang terjadi antar titik saat ini transit (antar halte Transjakarta) dan transfer (berganti moda ), jarak yang terjadi untuk transfer pengguna umum sangat jauh, pengguna kota harus memutari kawasan untuk sampai pada titik lainnya sehingga timbul permasalahan kurang efektifnya pengguna kota untuk berpindah moda. Kegiatan transit antar halte Transjakarta juga tidak optimal, karena seharusnya kegiatan transit ini bisa mendatangkan potensi keramaian untuk sebuah bangunan perdagangan. Kondisi pedestrian untuk pejalan kaki juga kurang nyaman karena terdapat penjual penjual yang menggelar dagangannya di jalur pejalan kaki. Tidak adanya ruang khusus untuk pejalan kaki yang akan melakukan proses
11 11 transfer antar titik kota, sehingga menyusahkan ruang gerak pejalan kaki seperti pada gambar 1.6. Gambar 1.6 Keadaan pedestrian sumber : flickr.com Kawasan ini juga membutuhkan sebuah titik pemberhentian khusus untuk mode lain seperti taxi maupun kendaraan roda dua (ojek), karena saat ini tempat untuk menunggu taxi masih tidak ada dan menyulitkan pengguna umum untuk mencari taxi, kondisi pedestrian sekitar pasar Senen juga sudah menjadi pangkalan ojek yang menunggu penumpang. Keadaan seperti ini sudah jelas mengganggu sirkulasi pejalan kaki karena memakai ruang gerak pejalan kaki. Gambar 1.7 Trotoar yang dijadikan pangkalan ojek sumber : Indonesiarayanews.com
12 12 Terdapatnya masalah masalah yang ada di kawasan ini maka dengan metode problem seeking dapat terlihat bagaimana sebuah masalah menurut Pena dan Parshall dapat ditinjau terlebih dahulu dari aspek-aspek yang berkaitan dengan perencanaan desainnya sehingga kita bisa meruncingkan permasalahan yang timbul. Tabel 1.1 Problem Seeking Aspek Manusia Aspek Bangunan Aspek Lingkungan Sasaran Konsep Fakta Kebutuhan Masalah Develop ment Bagaimana pengunjung bisa diarahkan menggunakan sarana kota, dan mempertahan kan ciri perdagangan Pasar Senen Bagaimana bangunan dapat mendukung kegiatan perdagangan dan terakses langsung ke kota secara aman (transit) Menciptakan sirkulasi pejalan kaki yang memudahkan proses transit dan transfer dalam lokasi Develop ment Develop ment Masyarakat sudah tidak berminat berbelanja di kawasan senen, sudah banyak pedagan illegal, tidak adanya hubungan antar titik kota Kondisi bangunan yang tidak menarik (rusak) dan sangat kumuh, Kehadiran atrium plaza yang lebih menarik, tidak ada sirkulasi khusus dan memadai menuju sarana kota Kondisi kawasan sekitar pasar yang kumuh, di kelilingi oleh kota yang sangat memadai seperti terminal bus, stasiun kereta, dan Transjakarta tetapi tidak ada akses masuk ke dalam bangunan Memenuhi kebutuhan ruang sebagai pusat perdagangan yang hidup dan ramai, mempertahank an ciri khas pasar yang sudah ada, memfasilitasi pengguna umum. Bangunan yang eye catching dan bisa bersinergi dengan bangunan sekitar, bagaimana jalan yang bisa diakses langsung oleh pengguna kota Menciptakan sirkulasi yang baik untuk menyambungk an fungsi kota dengan kawasan sumber : Problem Seeking. Steven A. Parshall,William M. Pena Ciri khas apa saja yang sudah ada di pasar senen? Bagaimana cara menggabungkan titik kota ke dalam kawasan? Bagaimana cara membuat bangunan bisa bersinergi dengan sekitarnya? Bagaimana cara pengguna kota untuk masuk kedalam bangunan? Bagaimana akses pergantian moda dalam kawasan bisa teratur dengan baik? Bagaimana kegiatan transit dapat menjadi potensi untuk bangunan?
13 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini nantinya akan membahas redevelopment pasar Senen dan penerapan konsep TOD kedalam kawasan : Bagaimana memaksimalkan pedestrian pejalan kaki, yang membuat pengunjung akan sangat tertarik ketika berjalan kaki dari titik yang nyaman, aman dan mendapatkan pengalaman baru ketika berjalan kaki (Penggabungan trotoar stasiun kereta menuju kawasan) Bagaimana sirkulasi titik yang ada di kawasan akan bergabung dengan kawasan pasar senen agar tercipta kemudahan dalam proses transit dan transfer antar titik. (transit sekunder). Bagaimana konsep bisa di terapkan sehingga akan menghadirkan banyak potensi pengunjung dari pengguna umum, baik yang hanya akan transit (antar halte Transjakarta) maupun transfer (berpindah mode angkutan umum) dan juga menjadi sarana yang memudahkan pengunjung untuk datang dan menggunakan umum. (kantong parkir, akses dari jembatan transit dan site terpotong)
14 Ruang Lingkup Ruang lingkup yang akan di bahas adalah secara arsitektural : Tidak menghilangkan ciri khas perdagangan yang sudah ada Mengarahkan pengembangan kawasan dengan akses kota Perkembangan nilai investasi pada kawasan perdagangan dengan adanya sistem pengembangan kota 1.5 State Of The Art Tabel 1.2 State Of The Art No JUDUL Histories of - : Perspectives on the of the TOD concept Calthorpe Associates. - Design Guidelines. Developmen t Strategic Plan Capturing the Value of Economic Analysis and Market Study (2008) PENULIS Ian Carlton Calthorpe Associates Center for - Developmen t (CTOD) with Nelson\Nyga ard Consulting Associates Inc. Center for - (CTOD) Basile Baumann Prost Cole & Associates, Inc. in association with Arland Land Use Economics PEMBAHAS AN Sejarah terbentuknya pengembangan konsep suatu kawasan Petunjuk (guideline) penerapan sebuah kawasan Perihal apa saja hal hal yang perlu di persiapkan Mendorong pengembang an TOD di sekitar area transit dan Evaluasi mengenai faktor faktor yang mempengaru
15 15 PERMASAL AH-AN dengan memanfaatkan kota, mengevaluasi yang telah ada dalam kehidupan kota, membahas mengenai TOD yang telah dilakukan Peter Calthrope selama hidupnya Munculnya beberapa pandangan yang berbeda mengenai dengan konsep TOD yang akan di pakai sebagai pedoman pembahasan lebih lanjut.. Penggabungan berbagai fungsi lahan pada titik kota, sehingga akan menciptakan komunitas pejalan kaki dan pengguna umum, sehingga akan mengurangi dampak dari penggunaan kendaraan pribadi, kualitas polusi udara lingkungan. Berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan, polusi udara, gaya hidup yang tidak sehat membuat konsep TOD menjadi solusi atas permasalahan tersebut, dan ada hal yang harus di pertimbangkan dalam pengembangan dengan konsep TOD dalam sebuah pengembang an kawasan dengan menggunaka n kota. Daerah Portland telah berkembang baik dengan konsep TOD, permasalahn muncul ketika bagaimana mengemban gkan daerah sekitar Portland membuat sistem transit yang memaksimal kan potensi dari pengembang an, memberikan pemahaman yang lebih bermakna dari strategi pengembang an yang fokus pada potensi untuk menangkap peningkatan nilai properti. Bagaimana mengukur peningkatan nilai dari pengembang an dari sistem transit, dan bagaimana menangkap nilai dari pengembang an hi perkembanga n TOD di kota Denver dari segi ekonomi Dengan investasi baru jalur kereta di kota Denver membuka peluang yang sangat besar pengembanga n kota ini dengan sistem TOD
16 16 TEORI Developmen t sumber : Olahan data penulis Dari semua sumber literatur tersebut dan melalui studi lapangan pada kawasan Senen dapat membantu penelitian ini sehingga menghasilkan sebuah rancangan karya desain yang memanfaatkan sistem umum kota.
BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah 422 ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan
Lebih terperinciPEREMAJAAN KAWASAN PERDAGANAN SENEN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA
PEREMAJAAN KAWASAN PERDAGANAN SENEN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM TRANSPORTASI KOTA SUNJAYA ASKARIA, MICHAEL TEDJA, INDARTOYO JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA, Jl. K.H. Syahdan No.9, Kemanggisan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sustainable Transport merupakan suatu sistem yang dapat mengkomodasi aksesibilitas semaksimal mungkin dengan dampak negatif seminimal mungkin. Aksesibilitas dapat diupayakan
Lebih terperinciGambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...
Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 114 Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai... 115 Gambar 5.32 Kondisi Jalur Pedestrian Penghubung Stasiun dan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang
Lebih terperinciKAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN
LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN MAHASISWA: AMELIA LESTARI (NIM: 41211010044) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang namanya transportasi, transportasi sudah lama ada dan cukup memiliki peranannya dalam
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Transportasi Massal di Kota Bandung Salah satu kriteria suatu kota dikatakan kota modern adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb);
Lebih terperinciSTASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN STASIUN MRT BLOK M JAKARTA 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Indonesia sudah seharusnya sejajar dengan kota-kota di dunia. Dengan
Lebih terperinciLAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pada umumnya, manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka selalu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya, manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka selalu membutuhkan interaksi dengan lingkungan sekitar dalam kehidupannya sehari-hari. Biasanya, mereka
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)
BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan
Lebih terperinciTerminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan tempat pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah satu penyebab banyaknya penduduk Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat, maka semakin banyak pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas
Lebih terperinciREDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : NOVAN
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,
Lebih terperinciBAB IV PENGAMATAN PERILAKU
BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota sebagai pusat pertumbuhan menyebabkan timbulnya daya tarik yang tinggi terhadap perekonomian sehingga menjadi daerah tujuan untuk migrasi. Dengan daya tarik suatu
Lebih terperinciL E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan Jakarta sebagai Ibukota negara Indonesia sudah sepantasnya sejajar dengan berbagai kota-kota lain di dunia dengan indeks pertumbuhan penduduk dan ekonomi
Lebih terperinciKetika MRT Urai Kemacetan Jakarta
Ketika MRT Urai Kemacetan Jakarta Macet adalah keadaan yang hampir setiap saat dialami masyarakat Jakarta. Sebelumnya, macet hanya dialami, saat jam berangkat kantor atau jam pulang kantor. Namun kini,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal
BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan
Lebih terperinciTERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya. Dengan adanya terminal sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transit oriented development (TOD) merupakan konsep yang banyak digunakan negara-negara maju dalam kawasan transitnya, seperti stasiun kereta api, halte MRT, halte
Lebih terperinciTERMINAL BIS KOTA BEKASI
LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BIS KOTA BEKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : BUDI NUR ROCHMAN L2B 002 196 Periode
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta dahulu dikenal dengan nama Batavia yang merupakan salah satu kota kolonial di Indonesia, selanjutnya berkembang menjadi kota Metropolitan seperti saat ini.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Palmerah merupakan salah satu pasar tradisional di Jakarta Pusat yang terletak di kawasan ramai dengan fungsi sebagai titik transit moda angkutan umum dari sarana
Lebih terperinciPengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan
G14 Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan Muhamad Agra Adhiprasasta dan Vincent Totok Noerwasito Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciTERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan wisata perekonomian, perdagangan, pariwisata, pendidikan khususnya di Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Hampir semua orang di dunia bergantung pada transportasi untuk melangsungkan hidupnya, seperti
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.
Lebih terperinciJUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME
LRT SEBAGAI SOLUSI EFEKTIF MENGATASI KEMACETAN JABODETABEK DISHUBTRANS DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015 DISAMPAIKAN DALAM DIALOG PUBLIK DENGAN DTKJ 16 SEPTEMBER 2015 JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi, khususnya kemacetan, sudah menjadi permasalahan utama di wilayah Jabodetabek. Kemacetan umumnya terjadi ketika jam puncak, yaitu ketika pagi
Lebih terperinciDukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi industri dan perdagangan merupakan unsur utama perkembangan kota. Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, perekonomian,
Lebih terperinciPandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch
Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: 11 30 November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch Tanggal laporan: Desember 2013 Disusun oleh: Tim dari Nusaresearch
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Angkutan umum memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian, untuk menuju keberlajutan angkutan umum memerlukan penanganan serius. Angkutan merupakan elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia Karakteristik transportasi Indonesia dihadapkan pada kualitas pelayanan yang rendah, dan kuantitas atau cakupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta, selain sebagai pusat pemerintahan Indonesia, adalah pusat ekonomi dan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Perkembangan ekonomi Jakarta menarik
Lebih terperinciTERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA
TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA Oleh : Johansyah, Abdul Malik, Bharoto Jakarta merupakan pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah
Lebih terperinciFOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO
K E M A C E T A N FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO arus dibuat program Meneruskan sistem Otoritas transportasi jangka pendek dan Pola Transportasi jakarta (busway dan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap karakteristik setting fisik dan non fisik (aktivitas) di kawasan penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan
Lebih terperinciREDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN BAB I 4 PENDAHULUAN REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI 1.1 Latar Belakang Stasiun adalah salah satu tempat perpindahan moda, dimana dalam jumlah besar manusia dan kendaraan berkumpul
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK
38 3.1 Gambaran Umum BAB III DESKRIPSI PROYEK Gambar 3. 1 Potongan Koridor Utara-Selatan Jalur Monorel (Sumber : Studi Pra Kelayakan Koridor 1 Dinas Perhubungan Kota Bandung Tahun 2014) Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketergantungan masyarakat Jakarta dengan kendaraan pribadi sudah sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemacetan merupakan isu paling besar di Jakarta. Banyak sekali isu-isu soal kemacetan yang bermunculan di Jakarta, seperti Tahun 2014 Jakarta akan Macet Total, dan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Data Proyek 3.1.1 Data Umum Proyek DATA SITE Lokasi Selatan : Jl. Raya Pasar Jum at, Kel. Lebak Bulus, Kec. Cilandak, Jakarta Luas Lahan : ± 22.000 m² KDB : 60% KLB : 2,0
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek peremajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat
Lebih terperinciPasar Modern BSD City The Concept
Pasar Modern BSD City Tahun Beroperasi : 01 Juli 2004 Lokasi : Jl. Letnan Soetopo Luas Lahan : 2.6 ha Luas bangunan : 1.4 ha Kiosk : 320 unit Lapak : 302 unit Ruko : 100 unit Tingkat hunian : 99% Kementerian
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyediaan fasilitas infrastruktur merupakan tanggungjawab pemerintah dan dananya diambil dari anggaran tahunan pemerintah. Pada satu pihak anggaran pemerintah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DKI Jakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia adalah pusat bisnis dan pusat pemerintahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 mencapai 10,08 juta orang dan kepadatan
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU
BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Bab ini berisi tinjauan terminal Tipe B di kawasan Stasiun Depok Baru yang dibahas melalui tinjauan tapak terminal, data umum angkutan dan
Lebih terperinciSUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN
SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Oleh : Puti Laras Kinanti Hadita, Indriastjario,Agung Dwiyanto Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Sedangkan
Lebih terperinciDukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS
BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS Dukuh Atas adalah nama perkampungan yang terletak di sudut barat daya Kecamatan Menteng. Lokasinya sangat strategis, berada di dekat pusat bisnis Jakarta, di selatan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM TRANSPOR ENGEMBANGAN SISTEM
PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI JAKARTA YANG TERINTEGRASI DAN BERKUALITAS UNTUK MEWUJUDKAN EFISIENSI ENERGI disampaikan oleh: Kepala Dinas Perhubungan Prov. DKI Jakarta DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI DKI
Lebih terperinciDUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019 Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : TINGGA PRADANA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api Terpadu. Tema : Sirkulasi Sebagai Penentu Way Finding Lokasi : Stasiun Pasar Senen Sifat Proyek : Fiktif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang permasalahan yang diangkat, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Transportasi darat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sedang memasuki era globalisasi, dimana pada era ini tidak lagi memandang batas-batas kawasan, dan diharapkan semua sektor pembangunan dapat bersaing dengan
Lebih terperinciWALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR
SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciRuko Pasar Modern Timur BSD Dijual Perdana Rp. 3 Milyaran
Ruko Timur BSD Dijual Perdana Rp. 3 Milyaran Ruko Timur BSD dijual perdana dengan harga mulai daripada Rp. 3 milyaran dengan luas tanah 48 m2 dan bangunan mulai daripada 136 m2 dimana tiap unit adalah
Lebih terperinciLAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR
LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TOD TERPADU MANGGARAI PERANCANG: FAIZAL (NIM: 41210110018) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Lebih terperincidimungkinkan terletak diantara pertemuan perencanaan suatu terminal jalur arteri primer Jl. Bekas
2.1 STUDI KASUS TERMINAL PULO GADUNG Dalam studi kasus Terminal Pulogadung ini, mengacu pada standar perencanaan dan perancangan dari studi literatur dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan
Lebih terperinciS K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta sebagai Ibu Kota negara Republik Indonesia merupakan pusat dari semua kegiatan pekerjaan untuk sekitar kota Jakarta dan bahkan Indonesia. Pendatang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju
Lebih terperinciBAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI
BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI Bab ini memberikan arahan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kawasan studi, dengan membawa visi peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa
Lebih terperinciBAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN
6 BAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN 2.1. Latar Belakang Kemacetan lalu lintas adalah salah satu gambaran kondisi transportasi Jakarta yang hingga kini masih belum bisa dipecahkan secara tuntas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pembangunan saat ini, maka sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan juga semakin tinggi. Transportasi misalnya memegang peranan yang sangat penting,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta Sebagai sentral dari berbagai kepentingan, kota Jakarta memiliki banyak permasalahan. Salah satunya adalah lalu lintasnya
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciSTASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA Tugas Akhir Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana teknik
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA Najid 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara,
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data kedatangan pengguna TransJakarta dilakukan sejak tanggal 12 Maret 2012 hingga 29 Juni 2012. Data waktu kedatangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ruang merupakan kajian ilmu geografi yang meliputi seluruh aspek darat, laut maupun udara. Alasan mengapa ruang menjadi kajian dari geografi, karena ruang merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT
Versi 23 Mei 2017 PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan salah satu masalah terbesar pemerintah pusat dan daerah hingga
Lebih terperinciLOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.
PENGENALAN OBYEK LATAR BELAKANG Stasiun Semut merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kota Surabaya dalam hal penyediaan layanan transportasi massal. Pembangunan
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciOBYEK SURABAYA VIRTUAL GAME CENTER
OBYEK Bangunan atau tempat sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan para pecinta gamer untuk berkumpul, serta pengenalan perkembangan dunia game. LATAR BELAKANG Sampai saat ini sarana yang mewadahi aktifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat
Lebih terperinciBAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development
BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi yang selalu berkembang menuntut perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada teknologi komputerisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka kebutuhan angkutan semakin diperlukan. Oleh karena itu transportasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 LATAR BELAKANG OBJEK Di era sekarang ini semakin meningkatnya kegiatan perekonomian terutama yang berhubungan dengan distribusi, produksi, konsumsi, serta jasa,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT
BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT 3.1. Tinjauan Umum Kota Administrasi Jakarta Pusat 3.1.1. Kondisi Administrasi Potensi Jakarta Pusat secara administratif terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan dalam bidang perekonomian semakin meningkat, di tambah dengan kebutuhan hidup sehari hari yang harus terpenuhi. Suatu lahan kota akan mengalami perkembangan,
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Transportasi kota Jakarta berkembang sangat pesat dikarenakan mobilitas yang tinggi dan masyarakatnya yang membutuhkan kendaraan. Semakin meningkatnya populasi manusia
Lebih terperinciBAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA
BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA Bab ini berisi analisis mengenai karakteristik dan preferensi pengguna mobil pribadi, taksi, maupun bus DAMRI yang menuju
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan.
Lebih terperinci