ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kab. OKU. Abstract

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

PERILAKU PETANI DALAM USAHATANI PADI DI LAHAN RAWA PASANG SURUT KABUPATEN MESUJI, PROVINSI LAMPUNG. Dede Rohayana, Edwin Herdiansyah

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP.

KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari

Jurnal Penyuluhan, September 2017 Vol. 13 No. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

ABTRACT. Keywords : Impact, Farmer Income, PUAP

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

PERAN PROGRAM PUAP TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH PENERIMA DANA PROGRAM DI KECAMATAN KAMPAR TIMUR KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dwijenagro Vol. 5 No. 2 ISSN :

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober8-9 Oktober 2015 ISBN:

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan

KAJIAN PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS DI PERDESAAN KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KEMENTERIAN PERTANIAN PEDOMAN UMUM. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

Murdani. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Lawang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/Permentan/OT.140/1/2014 TENTANG

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

Perkembangan Kelembagaan Petani Melalui Pemanfaatan Dana PUAP (Hasil Studi Lapang Di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara) Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar pijakan pembangunan kedepan akan mengakibatkan pertumbuhan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE KAJIAN

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan. 29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFFECT OF PUAP (RURAL AGRIBUSINESS DEVELOPMENT) PROGRAM ON THE PERFORMANCE AND THE AGRIBUSINESS INCOME OF THE MEMBERS OF FARMERS CLUSTERS (A

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. usaha agribisnis di pedesaan, program pengembangan usaha agribisnis pedesaan

BAB III METODE KAJIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

LAPORAN AKHIR BIDANG KEGIATAN : PKM-PENELITIAN

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

PENGEMBANGAN USAHA AGRIBINIS PEDESAAN (PUAP) DI PROVINSI BENGKULU

Jamhari Hadipurwanta. Kata kunci: perubahan, pengetahuan, bimbingan teknis.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) merupakan satu dari. sekian banyak lembaga keuangan yang terbentuk dari program-program

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014 PENDAPATAN PETANI JAGUNG ANGGOTA DAN NONANGGOTA KOPERASI TANI MAKMUR DESA NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics

PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR

dwijenagro Vol. 4 No. 2 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETIDAKLANCARAN PENGEMBALIAN PINJAMAN DANA PUAP PADA PETANI PADI SAWAH

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM GERAKAN MULTI AKTIVITAS AGRIBISNIS (GEMAR) DI DESA SANDINGTAMAN, KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

Perilaku Petani dalam Usahatani Padi di Lahan Rawa Lebak

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI DALAM PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOK/RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bentuk program bantuan penguatan modal yang diperuntukkan bagi petani

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM BLM PUAP DI GAPOKTAN TRI LESTARI, KAMPUNG TRI TUNGGAL JAYA, KECAMATAN BANJAR AGUNG, KABUPATEN TULANG BAWANG Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) 1) Penyelia Mitra Tani PUAP Kabupaten Tulang Bawang 2) Penyuluh Pertanian BPTP Lampung ABSTRAK Penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap petani terhadap keberhasilan program BLM PUAP dilaksanakan pada Gapoktan Tri Lestari, Kampung Tri Tunggal Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pengetahuan dan sikap petani terhadap keberhasilan program BLM-PUAP di lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah survey kepada petani, pengurus kelompok tani dan pengurus Gabungan Kelompoktani sebanyak 30 orang dengan melakukan wawancara menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Penarikan sampel kepada 30 orang responden menggunakan metode Proporsional Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku petani dilihat dari komponen pengetahuan terahadap keberhasilan program BLM PUAP diperoleh skor ratarata 9,70 (kriteria tinggi). Hal ini berarti bahwa pengetahuan petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP sudah sangat baik yaitu telah mengetahui tentang adanya program BLM PUAP, tujuan program BLM PUAP, indikator keberhasilan Program BLM PUAP dan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis. Sedangkan mengenai sikap petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP diperoleh skor rata-rata 9,37 (kriteria tinggi) artinya petani telah setuju untuk mengisi formulir pendaftaran terlebih dahulu sebelum menjadi anggota, setuju dengan adanya simpanan pokok dan simpanan wajib anggota, setuju dengan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) pada akhir tahun dan setuju dengan pembayaran pinjaman setiap bulannya. Kata kunci : petani, pengetahuan, sikap dan Program BLM PUAP ABSTRACT The research on the relationship between knowledge and attitudes of farmers towards the success of the BLM PUAP program in Gapoktan Tri Lestari Tri Tunggal Jaya village District of Banjar Agung Tulang Bawang district aims to describe the knowledge and attitudes of farmers towards BLM PUAP program success in Gapoktan District of Banjar Agung Tri Lestari Tulang Bawang district. The method used is a survey to farmers, farmer groups and board administrator s farmer groups of 30 people to conduct interviews using questionnaires 30 Sampling Random Sampling method proportional. The results showed that the 623

behavior of farmers viewed the success of the BLM PUAP program components to knowledge obtained an average score of 9.70 (high criterion). This means that the knowledge of farmers on the success of the BLM PUAP program has been very good means have known about the BLM PUAP program, BLM PUAP program objectives, indicators of program success PUAP BLM and the Finance Micro Agribusiness Institute. As for the attitude of farmers towards the success of the BLM PUAP program obtained an average score of 9.37 (high criterion) means the farmer has agreed to fill out a registration form before becoming members, agree with the principal savings, mandatory savings members, agree with the distributions of Enterprises ( SHU ) at the end of the year and agreed to pay the loan each month. Key words: farmers, knowledge, attitudes, BLM PUAP program PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2009 jumlah penduduk miskin tercatat 32,53 juta jiwa (14,15%). Dari jumlah tersebut sekitar 20,65 juta jiwa berada di perdesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Pada umumnya petani di perdesaan berada pada skala usaha mikro yang memiliki luas lahan lebih kecil dari 0,3 hektar. Pada bulan Maret 2010, BPS mencatat jumlah penduduk miskin turun menjadi 31,02 juta jiwa (13,33%), Pemerintah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan sebanyak 1,57 juta jiwa (0,82%), namun kemiskinan di perdesaan akan terus manjadi masalah pokok nasional sehingga penanggulangan kemiskinan tetap menjadi program prioritas untuk tercapainya kesejahteraan sosial bagi masyarakat. Oleh karena itu pembangunan ekonomi nasional berbasis pertanian dan perdesaan secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada pengurangan penduduk miskin (Kementerian Pertanian, 2014). PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Gapoktan Tri Lestari terdapat di Kampung Tri Tunggal Jaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung. Gapoktan Tri 624

Lestari mendapatkan Program BLM PUAP pada tahun 2011, saat ini Gapoktan Tri Lesatari sudah berbadan hukum dan telah menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) dengan total asset per September 2014 sejumlah Rp.224.683.000,-. Jumlah kelompok tani yang tergabung dalam LKM-A sebanyak 9 kelompok tani dengan potensi pertanian berupa tanaman karet. Total luas areal tanaman karet Gapoktan Tri Lestari sebanyak lebih kurang 200 ha. Adapun struktur kepengurusan Gapoktan Tri Lestari yaitu Ketua : Hi. Semin ; Sekretaris : Teguh Jayadi dan Bendahara :Ikhwan Hakim. Pelaksanaan Program BLM PUAP di Gapoktan Tri Lestari sudah mengacu pada indicator keberhasilan yaitu telah terbentuknya Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) sehingga timbul permasalahan yang ingin diteliti penulis yaitu bagaimana pengetahuan dan sikap petani terhadap Keberhasilan Program BLM PUAP di Gapoktan Tri Lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan dan sikap petani terhadap Keberhasilan Program BLM PUAP di Gapoktan Tri Lestari Kampung Tri Tunggal Jaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 di Gapoktan Tri Lestari Kampung Tri Tunggal Jaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey yaitu salah satu metode yang digunakan untuk menyelediki, mengamati masalah yang akan dijadikan objek penelitian. Dalam hal ini yang di survey adalah petani, pengurus kelompok tani dan pengurus gabungan kelompok tani (Gapoktan). Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsonal Random Sampling yaitu peneltian dengan mengelompokkan populasi. Responden terpilih sebanyak 30 orang yang mewakili petani, pengurus kelompok tani dan pengurus Gapoktan. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara yang menggunakan alat bantu berupa kuisioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi, penulusuran dokumentasi yang terkait dengan penelitian serta studi literature. Metode pengolahan data dan analisis data merupakan alat yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang dilakukan. Untuk menjawab 625

tujuan penelitian dilakukan secara deskriftif melalui penghitungan skor dengan dua indikator yaitu sikap dan pengetahuan. Penghitungan skor untuk keseluruhan komponen prilaku dengan menjumlahkan skor pengetahuan dan sikap Menurut Aliyah (2014), bahwa rumus yang digunakan membuat interval kelas adalah : NR = NST NSR PI = NR : JIK Dimana : NR = Nilai Range NST = Nilai Skor Tertinggi NSR = Nilai Skor Terendah JIK = Jumlah Interval Kelas PI = Panjang Interval Diketahui : NST = 24 [ 8 Pertanyaan x bobot pertanyaan (3) untuk semua indicator)] NSR = 8 [ 8 Pertanyaan x bobot pertanyaan (1) untuk semua indicator)] JIK = 3 Perhitungan : NR = NST NSR = 28 8 = 16 PI = NR : JIK = 16 : 3 = 5,33 Perhitungan per indikator NST = 12 [ 4 Pertanyaan x bobot pertanyaan (3) untuk semua indicator)] NSR = 4 [ 4 Pertanyaan x bobot pertanyaan (1) untuk semua indicator)] JIK = 3 Perhitungan : NR = NST NSR = 12 4 = 8 PI = NR : JIK = 8: 3 = 2,67 626

Perhitungan per pertanyaan NST = 3 [ 1 Pertanyaan x bobot pertanyaan (3) untuk semua indicator)] NSR = 1 [ 1 Pertanyaan x bobot pertanyaan (1) untuk semua indicator)] JIK = 3 Perhitungan : NR = NST NSR =3 1 = 2 PI = NR : JIK = 2: 3 = 0,67 Tabel 1. Nilai interval kelas pengetahuan dan sikap No Nilai Interval Nilai Interval Nilai Interval Kriteria Nilai (seluruh indikator) (per indikator) (per pertanyaan) 1 8,00 x 13,33 4,00 x 6,67 1,00 x 1,67 Rendah 2 13,34<x 18,67 6,68<x 9,35 1,68<x 2,35 Sedang 3 18,68<x 24,00 9,36<x 12,00 2,36<x 3,00 Tinggi Sumber : Mar at (1984). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan dan sikap petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP diukur berdasarkan dua indicator yaitu pengetahuan dan sikap. Perhitungan skor untuk keseluruhan komponen prilaku dengan menjumlahkan skor pengetahuan dan sikap. Pengetahuan dan sikap petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Komponen perilaku (pengetahuan dan sikap) terhadap keberhasilan program BLM PUAP di Kabupaten Tulang Bawang No Komponen Pengukuran Skor rata-rata Kriteria 1 Pengetahuan 9,70 Tinggi 2 Sikap 9,37 Sedang Jumlah 19,07 Tinggi Sumber: Data olahan Lampiran 2. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Komponen prilaku ( pengetahuan dan sikap) terhadap keberhasilan program BLM PUAP berada pada kriteria tinggi dengan jumlah skor rata-rata 18,90. Perilaku petani dilihat dari komponen pengetahuan terhadap keberhasilan program BLM PUAP diperoleh skor rata-rata 9,70 (kriteria tinggi). Hal ini berarti bahwa pengetahuan petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP sudah sangat baik artinya telah mengetahui tentang adanya program BLM PUAP, 627

tujuan program BLM PUAP, indicator keberhasilan Program BLM PUAP dan Lembaga Keungan Mikro Agribisnis. Hasil penelitian mengenai sikap petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP diperoleh skor rata-rata 9,37 (kriteria tinggi) artinya petani telah setuju untuk mengisi formulir pendaftaran terlebih dahulu sebelum menjadi anggota, setuju dengan adanya simpanan pokok dan simpanan wajib anggota, setuju dengan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) pada akhir tahun dan setuju dengan pembayaran pinjaman setiap bulannya. Adapun indikator pengetahuan petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP di Kabupaten Tulang Bawang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Indikator Pengetahuan Petani terhadap Keberhasilan Program BLM PUAP di Kabupaten Tulang Bawang No Indikator Pengukuran Skor Rata-rata Kriteria 1 Program BLM PUAP 2,07 Sedang 2 Tujuan Program BLM PUAP 2,20 Sedang 3 Indikator keberhasilan Program BLM PUAP 2,47 Tinggi 4 Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis 2,97 Tinggi Jumlah 9,70 Tinggi Sumber: Data olahan Lampiran 2. Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat bahwa indicator pengetahuan petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP berada pada kriteria tinggi dengan jumlah skor rata-rata 9,70. Pengetahuan petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP ditinjau dari Program BLM PUAP dengan skor rata-rata 2,07 (kriteria sedang) hal ini menunjukkan bahwa petani ragu-ragu dengan adanya program BLM PUAP, petani merasa apakah program BLM PUAP ini dapat berjalan sesuai dengan petunjuk dan arahan dari stakeholder terkait. Secara umum Program BLM PUAP bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran, PUAP difokuskan untuk mempercepat pengembangan usaha ekonomi produktif yang diusahakan para petani di perdesaan (Kementerian Pertanian, 2014). Pengetahuan petani mengenai tujuan Program BLM PUAP dengan skor rata-rata 2,20 (kriteria sedang) yang artinya petani ragu-ragu dengan tujuan dari Program BLM PUAP. Menurut Kementerian Pertanian (2014), PUAP bertujuan untuk: 1) Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah; 628

2) Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani; 3) Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis 4) Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. Pengetahuan petani terhadap indikator keberhasilan Program BLM PUAP dengan skor rata-rata 2,47 (kriteria tinggi), artinya petani telah mengetahui indikator keberhasilan Program BLM PUAP Menurut Kementerian Pertanian (2014), indikator keberhasilan output antara lain: 1) Tersalurkannya dana BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin anggota Gapoktan sebagai modal untuk melakukan usaha produktif pertanian; dan 2) Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. Indikator keberhasilan outcome antara lain: 1) Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani; 2) Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang mendapatkan bantuan modal usaha; 3) Meningkatnya aktivitas kegiatan usaha agribisnis (hulu, budidaya dan hilir) di perdesaan; dan 4) Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah; Sedangkan Indikator benefit dan Impact antara lain: 1) Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di lokasi desa PUAP; 2) Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani di perdesaan yang dimiliki dan dikelola oleh petani; dan 3) Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan Pengetahuan petani terhadap Lembaga Keungan Mikro Agribisnis dengan skor rata-rata 2,97 (kriteria tinggi), artinya petani mengetahui adanya Lembaga 629

keuangan Mikro Agribisnis sangat membantu petani dalam penyiapan modal usaha pertanian. Adapun indikator sikap petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP tersaji pada Tabel 4. Tabel 4. Indikator sikap petani terhadap keberhasilan program BLM PUAP di Kabupaten Tulang Bawang No Indikator Pengukuran Skor Rata-rata Kriteria 1 Pengisian formulir pendaftaran 1,97 Sedang 2 Pembayaran Simpanan Pokok dan Wajib 2,13 Sedang 3 Pembagian SHU di akhir tahun 2,50 Tinggi 4 Pembayaran pinjaman dilakukan bulanan 2,77 Tinggi Jumlah 9,37 Tinggi Sumber: Data olahan Lampiran 2. Berdasarkan data pada Tabel 4 terlihat bahwa indicator sikap petani terhadap keberhasilan Program BLM PUAP berada pada kriteria tinggi dengan jumlah skor rata-rata 9,37. Sikap petani terhadap pengisian formulir pendaftaran dengan skor ratarata 1,97 (kriteria sedang), artinya petani kurang setuju dengan pengisian formulir pendaftaran. Mereka menginginkan formulir pendaftaran diisi oleh pengurus kelompok tani sedang petani hanya tanda tangan saja. Sikap petani terhadap pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota dengan skor rata-rata 2,13 (kriteria sedang), artinya petani kurang setuju dengan pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota, mereka menginginkan adanya uang pendaftaran untuk menjadi anggota. Sikap petani terhadap pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagi pada akhir tahun dengan skor rata-rata 2,50 (kriteria tinggi), artinya petani setuju dengan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dibagi pada akhir tahun. Sikap petani terhadap pembayaran pinjaman dengan system dicicil bulanan dengan skor rata-rata 2,77 (kriteria tinggi), artinya petani setuju pembayaran cicilan pinjaman dengan sistem bulanan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan dan sikap petani terhadap keberrhasilan Program BLM PUAP berada pada kriteria tinggi yaitu dicirikan dengan petani telah mengetahui indicator keberhasilan program BLM PUAP dan mengenal Lembaga Keuangan Mirko Agribisnis (LKM-A). Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang 630

dapat direkomendasikan adalah perlu adanya perbaikan baik dari segi penyaluran, pengawasan maupun hal-hal lain yang mendukung terwujudnya keberhasilan program BLM PUAP di Gapoktan Tri Lestari. DAFTAR PUSTAKA Aliyah. 2014. Hubungan Efektivitas Distribusi Pupuk UREA bersubsidi dengan pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Lebak di Kabupaten Ogan Ilir. Tesis. Fakultas Pertanian. Palembang Mar at. 1984. Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia. Jakarta Pertanian, Kementerian. 2014. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Jakarta 631

Lampiran 1. Kuisioner Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap Keberhasilan Program BLM PUAP di Gapoktan Tri Lestari Kapung Tri Tunggal Jaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang 1. Indikator Pengetahuan A. Apakah bapak/ibu tahu tentang Program BLM PUAP Tidak Tahu (skor 1) Ragu-ragu (skor 2) Tahu (skor 3) B. Apakah bapak/ibu tahu tujuan dari Program BLM PUAP Tidak Tahu (skor 1) Ragu-ragu (skor 2) Tahu (skor 3) C. Apakah bapak/ibu tahu tentang indicator keberhasilan Program BLM PUAP Tidak Tahu (skor 1) Ragu-ragu (skor 2) Tahu (skor 3) D. Apakah bapak/ibu mengetahui Lembaga Keuangan Mikro Agrbisnis (LKM-A) Tidak Tahu (skor 1) Ragu-ragu (skor 2) Tahu (skor 3) 2. Indikator Sikap A. Pengisian formulir pendaftaran Tidak Setuju (1) Kurang setuju (2) Setuju (3) B. Pembayaran simpanan pokok dan simpanan wajib Tidak Setuju (1) Kurang setuju (2) Setuju (3) C. Pembagian SHU dilakukan pada akhir tahun Tidak Setuju (1) Kurang setuju (2) Setuju (3) D. Pembayaran pinjaman dilakuan secara bulanan Tidak Setuju (1) Kurang setuju (2) Setuju (3) 632

Lampiran 2. Indikator Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap Keberhasila Program BLM PUAP di Gapoktan Tri Lestari Kampung Tri Tunggal Jaya Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang No Pengetahuan Indikator Sikap A B C D A B C D Jumlah Kriteria 1 2 2 3 3 10 2 2 3 3 10 20 Tinggi 2 3 3 3 3 12 2 2 2 3 9 21 Tinggi 3 2 2 2 3 9 1 1 3 2 7 16 Sedang 4 2 2 3 3 10 2 2 2 3 9 19 Tinggi 5 2 3 2 3 10 2 2 1 2 7 17 Sedang 6 1 2 3 2 8 2 2 3 3 10 18 Sedang 7 2 2 3 3 10 2 2 2 2 8 18 Sedang 8 3 3 3 3 12 1 2 2 3 8 20 Tinggi 9 3 2 3 3 11 2 3 2 3 10 21 Tinggi 10 2 3 2 3 10 2 2 3 3 10 20 Tinggi 11 2 2 2 3 9 3 3 3 3 12 21 Tinggi 12 3 3 3 3 12 2 2 3 3 10 22 Tinggi 13 2 2 3 3 10 2 2 2 3 9 19 Tinggi 14 1 1 3 3 8 1 2 2 3 8 16 Sedang 15 2 2 3 3 10 2 2 3 3 10 20 Tinggi 16 3 3 2 3 11 3 3 3 3 12 23 Tinggi 17 2 2 2 3 9 2 2 2 3 9 18 Sedang 18 1 1 3 3 8 1 1 3 2 7 15 Sedang 19 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24 Tinggi 20 2 2 3 3 10 2 2 2 3 9 19 Tinggi 21 1 1 2 3 7 2 2 2 3 9 16 Sedang 22 2 2 1 3 8 2 2 2 3 9 17 Sedang 23 2 3 2 3 10 2 2 2 3 9 19 Sedang 24 2 2 2 3 9 2 2 3 3 10 19 Tinggi 25 1 1 1 3 6 1 2 3 2 8 14 Rendah 26 2 2 2 3 9 2 3 3 3 11 20 Tinggi 27 2 2 1 3 8 2 2 2 2 8 16 Sedang 28 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 24 Tinggi 29 2 2 3 3 10 2 2 3 3 10 20 Tinggi 30 2 3 3 3 11 2 2 3 2 9 20 Tinggi Jumlah 62 66 74 89 291 59 64 75 83 281 572 Rerata 2.07 2.20 2.47 2.97 9.70 1.97 2.13 2.50 2.77 9.37 19.07 Tinggi 633